Anda di halaman 1dari 17

A.

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Salah satu pokok bahasan yang paling penting dari aplikasi ekonomi adalah konsep
elastisitas. Dengan adanya pemahaman elastisitas, apa yang akan terjadi terhadap
permintaan dan penawaran, jika ada perubahan harga? Apa yang terjadi pada
keseimbangan harga bila faktor-faktor yang mempengaruhi kurva berubah? Dan
beberapa besar pengaruhnya?
Elastisitas merupakaan ukuran sejauh mana pembeli dan penjual bereaksi terhadap
perubahan kondisi yang ada.Kondisi yang dimaksud berkaitan dengan perubahan harga.
Dengan kata lain, elastisitas merupakan derajat kepekaan permintaan dan penawaran
terhadap perubahan harga.
1.2 Rumusan Masalah
a. Apa pengertian elastisitas permintaan ?
b. Apa saja Jenis-jenis elastisitas permintaan ?
c. Apa faktor-faktor yang mempengaruhi elastisitas permintaan ?
d. Apa Pengertian elastisitas penawaraan ?
e. Apa saja Jenis jenis elastisitas penawaraan ?
f. Apa faktor-faktor yang mempengaruhi elastisitas penawaran ?
1.3 Tujuan
a. Memahami pengertian elastisitas permintaan dan penawaran
b. Memahami Jenis-jenis elastisitas permintaan dan penawaran
c. Memahami faktor-faktor yang mempengaruhi elastisitas permintaan dan penawaran

B. PEMBAHASAN
2.1 Elastisitas Permintaan
2.1.1 Pengertian Elastisitas
Elastisitas permintaan (Ed) adalah derajat (dalam satuan
angka)

kepekaan

dari

permintaan
1

suatu

barang

terhadap

perubahan harga barang yang dimaksud. Atau ratio antara


presentase

perubahan

permintaan

terhadap

presentase

perubahan harga.1
2.1.2 Elastisitas Harga (Price Elasticity of Demand)
Elastisitas harga (Ep) mengukur berapa persen permintaan
terhadap Suatu barang berubah bila harganya berubah sebesar
satu persen.
Ep = Persentase perubahan jumlah barang yang diminta
Persentase perubahan harga
Angka elastisitas harga bernilai negatif. Ep = 2 mempunyai
arti bila harga barang naik 1%, permintaan terhadap barang itu
turun 2%, ceteris paribus. Begitu juga sebaliknya. Semakin besar
nilai

negatifnya,

semakin

elastis

permintaannya,

sebab

perubahan permintaan jauh lebih besar dibanding perubahan


harga. Angka Ep dapat disebut dalam nilai absolut. Ep = 2,
artinya sama dengan Ep=-2.2
2.1.3 Jenis-jenis Elastisitas Harga Permintaan3
a. Bila nilai P = 0 maka kurva permintaannya bersifat inelastis
sempurna.
Dalam hal ini berapapun harga
yang terjadi, namun jumlah yang

P
D

Q 0
diminta tetap (
). Bentuk
kurva permintaannya tegak lurus
sejajar dengan sumbu harga.

1 Iskandar Putong, Teori Ekonomi Mikro (Jakarta: Mitra Wacana Media, 2005),
Hlm. 112
2 Rahardja Pratama, Pengantar Ilmu Ekonomi (Mikro & Makro Ekonomi), (Jakarta:
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2008), Hlm.55
3 modul.mercubuana.ac.id, Pengantar Ekonomi Mikro, Diakses tanggal 16
September 2015 , Jam 14.00 WIB
2

Gambar 2.1 Kurva Permintaan Yang Inelastis Sempurna


Contoh :
Pada P = 500
Maka

P =

Q = 20, dan pada P = 600

P = 100 dan

Q P Q P
:

x
Q P
P Q

b. Bila nilai P

Q = 20.

Q = 0, sehingga :
0
500
x

100 20

< 1 maka kurva permintaannya bersifat

inelastis.
P
Artinya persentase perubahan harga
lebih besar dari persentase
perubahan jumlah barang yang

P2

Q
Q

P1

diminta (
<
), bentuk kurva
permintaannya lebih curam.

D
0

P
P

Q1 Q

2
Gambar
2.2 Kurva Permintaan Yang Inelastis

Contoh :
Pada P = 500
Maka

P =

Q = 20, dan pada P = 600

P = 100 dan

Q P Q P
:

x
Q P
P Q

Q = 18.

Q = - 2, sehingga :
- 2 500
x

100 20

- 0,5

(Tanda minus di depan koefisien elastisitas bukan berarti


bilangan < 0, melainkan memperlihatkan hubungan negatif
antara P dan Q)
c. Bila nilai P = 1, kurva permintaannya bersifat elastisitas
kesatuan (unitary elasticity).
Artinya persentase perubahan
jumlah barang yang diminta sama
dengan persentase perubahan harga

Q
Q

3
(

P
P
=

). Bentuk kurva

permintaannya membentuk segi tiga

P2
P1

D
0

1
2
Gambar
2.3 Kurva Permintaan Elastisitas Kesatuan

Contoh :
Pada P = 500
Maka

P =

Q = 20, dan pada P = 600

P = 100 dan

Q P Q P
:

x
Q P
P Q

Q = 16.

Q = - 4, sehingga :
- 4 500
x

100 20

-1

d. Bila nilai P > 1, kurva permintaannya bersifat elastis


P

Artinya persentase perubahan jumlah


barang yang diminta lebih besar dari
persentase perubahan harga barang

P2
P1

Q
Q

D
0

tersebut (

Q
Q

P
P
>

).Bentuk kurva

Gambar 2.4 Kurva Permintaan Elastis


Contoh :
Pada P = 500
Maka

P =

Q = 20, dan pada P = 600

P = 100 dan

Q P Q P
:

x
Q P
P Q

Q = - 5, sehingga :
- 5 500
x

100 20

- 1,25

Q = 15.

e. Bila nilai P =

kurva permintaannya bersifat elastis

sempurna.
P

Artinya pada tingkat harga


tertentu dengan perubahan
harga yang sangat kecil sekali

P1

dan mendekati nol (

P 0

).

Bentuk kurva permintaannya


adalah horizontal sejajar dengan
sumbu kuantitas.

Gambar 2.5 Kurva Permintaan Elastis Sempurna


Contoh :
Pada P = 500

Q = 20, dan pada P = 500,00000001

= 17.
Maka

P =
2.1.4

P = 0,00000001 dan

Q P Q P
:

x
Q P
P Q

Q = - 3, sehingga :

-5
500
x

0,00000001 20
=

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Elastisitas Harga


Ada beberapa faktor yang menentukan tingkat elastisitas harga:4
a. Tingkat substitusi. Makin sulit mencari substitusi suatu barang, permintaan
makin inelastis.
b. Jumlah pemakai. Makin banyak jumlah pemakai, permintaan akan suatu
barang makin inelastis.
c. Proporsi kenaikan harga terhadap pendapatan konsumen. Bila proporsi
tersebut besar, maka permintaan cenderung lebih e1astis.

4 Rahardja Pratama, op. cit. Hlm 59


5

d. Jangka waktu. Jangka waktu permintaan atas suatu barang juga mempunyai
pengaruh terhadap elastisitas harga. Namun hal ini tergantung pada apakah
barangnya durabel atau nondurabel.

2.1.5 Perhitungan

Elastisitas

Harga

Permintaan:

Metode

Nilai Tengah
Apabila mencoba menghitung elastisitas harga permintaan
antara dua titik pada sebuah kurva permintaan, maka kita akan
secara cepat mengetahui sebuah masalah yang mengganggu:
Elastisitas dari titik A ke titik B terlihat berbeda dengan elastisitas
dari titik B ke titik A. Sebagai contoh:

Gambar 2.6 Elastisitas Permintaan


Titik A: Harga = Rp 40.000,00
Titik B: Harga = Rp 60.000,00

Jumlah = 12
Jumlah = 8

Berangkat dari titik A ke titik B, harga meningkat sebesar


50%, dan jumlah menurun hingga 33%, mengindikasikan bahwa
elastisitas harga permintaan adalah 33/50, atau 0,66. Sebaliknya,
apabila berangkat dari titik B ke titik A, harga menurun sebesar
33 persen dan jumlah meningkat 50%, mengindikasikan bahwa
elastisitas harga permintaan adalah 50/33 atau 1,5.
Satu cara untuk menghindari masalah ini adalah dengan
menggunakan metode nilai tengah untuk menghitung elastisitas.
Cara standar untuk menghitung perubahan persentase adalah
dengan membagi perubahan dengan tingkat awalnya. Sebaliknya,
6

metode nilai tengah menghitung perubahan persentase dengan


membagi perubahan dengan nilai tengah (atau nilai rata-rata)
tingkat awal dan akhir. Sebagai contoh, Rp 50.000,00 adalah nilai
tengah dari Rp 40.000,00 dan Rp 60.000,00, maka berdasarkan
metode nilai tengah, perubahan dari Rp 40.000,00 ke 60.000,00
dianggap mengalami peningkatan sebesar 40 persen, karena
(60.000 40.000)/50.000 x 100 = 40%. Sama halnya perubahan
dari Rp 60.000,00 ke 40.000,00 dianggap penurunan sebesar
40%.
Karena metode nilai tengah memberikan jawaban yang sama
tanpa memperhatikan arah perubahan, maka metode ini sering
digunakan ketika menghitung elastisitas harga permintaan Antara
dua titik. Pada contoh di atas, nilai tengah Antara titik A dan titik
B adalah:
Nilai tengah: Harga = Rp 50.000,00

Jumlah = 10

Berdasarkan metode nilai tengah, apabila kita berangkat dari


titik A ke titik B, harga meningkat sebesar 40%, dan jumlah
menurun 40%. Sama halnya apabila kita berangkat dari titik B ke
titik A, harga menurun 40 persen dan jumlah meningkat sebesar
40%. Dalam kedua arah, elastisitas harga permintaan sama
dengan 1.
Kita dapat menyatakan metode nilai tengah dengan rumus
untuk

elastisitas

harga

permintaan

dinotasikan (Q1, P1) dan (Q2, P2):


Q2+Q 1
]
2
Elastisitas Harga Permintaan=
P2+ P 1
(P 2P 1)/ [
]
2
(Q 2Q 1)/ [

Keterangan:
Q = Quest (permintaan)
P = Price (Harga)

antara

dua

titik,

yang

8+ 12
]
2
0,4
Elastisitas Harga Permintaan=
=
=1
60000+ 40000
0,4
(6000040000)/[
]
2
(812)/[

Perlu diingat bahwa harga negatif menyatakan hubungan


negatif

atau

pembilangnya
dihitung

timbal
adalah

dengan

balik

antara

perubahan

menggunakan

permintaan
persentase

metode

nilai

dan

jumlah

harga
yang

tengah,

dan

penyebutnya adalah perubahan persentase harga yang dihitung


dengan menggunakan metode nilai tengah. Untuk mencapai
sebagian besar dari tujuan-tujuan kita, apa yang ditunjukkan
oleh elastisitas lebih penting daripada elastisitas tersebut harus
dihitung.
2.2 Elastisitas Pendapatan (Income Elasticity).
Menjelaskan proporsi perubahan jumlah barang yang diminta
sebagai akibat adanya proporsi perubahan pendapatan konsumen.

Y =

% Perubahan Q X
% Perubahan Y

Q X Y Q X Y
:

x
QX
Y
Y Q X
=

Nilai elastisitas pendapatan adalah :


Y < 0

Artinya sifat barang X dimata konsumen adalah barang


tuna nilai atau murahan (inferior). Barang inferior adalah
barang yang apabila pendapatan konsumen semakin
meningkat, maka proporsi pengeluaran terhadap barang
tersebut semakin menurun.5

0< Y <1

Artinya sifat barang X dimata konsumen adalah barang


normal

atau

kebutuhan

pokok.

Barang

normal

ini

mempunyai sifat sebagai berikut : Apabila pendapatan


konsumen meningkat maka permintaan terhadaap barang
normal juga meningkat tetapi dengan persentase yang
lebih rendah, atau sebaliknya.
5 Sadono Sukirno, Mikro Ekonomi Teori Pengantar,(Jakarta: PT Raja Grafindo,
2005), Hlm. 42
8

Y > 1

Artinya sifat barang X dimata konsumen adalah barang


superior (barang mewah). Barang superior adalah barang
yang apabila pendapatan konsumen meningkat, maka
permintaan terhadap barang tersebut juga meningkat
dengan persentase yang lebih tinggi.

Contoh :
Y
QA
1Jt
250
1,25 Jt
200

Y = 0,25
QA = -50

QB
300
325

QB = 25

Jt

QC
1.000
1.300

QC

300
Tentukan elastisitas pendapatan dari masing-masing barang

tersebut, serta sifat barang tersebut di mata konsumen.


Jawab :

Elastisitas Pendapatan untuk barang A :

YA =

Q A Y Q A Y
:

x
QA
Y
Y Q A

Karena

YA

- 50
1
x

0,25 250
=

- 0,8

< 0 maka barang A di mata konsumen bersifat Inferior

Elastisitas Pendapatan untuk barang B :

YB =

Q B Y Q B Y
:

x
QB
Y
Y Q B

Karena 0<

YB

QB = 25,

Y = 0,25 juta

25
1
x

0,25 300
=

0,333

< 1 maka barang B di mata konsumen bersifat

Normal.

Elastisitas Pendapatan untuk barang C :

YC =

Q C Y Q C Y
:

x
QC
Y
Y Q C

Karena

YC

300
1
x

0,25 1000
=

1,2

> 1 maka barang C di mata konsumen bersifat Barang

Mewah (Luxury goods)/ Superior.

2.3 Elastisitas Silang


Memperlihatkan proporsi perubahan jumlah barang tertentu yang
diminta sebagai akibat proporsi perubahan harga barang lainnya.

XA=

%Perubahan Q X
%Perubahan PA

Q X PA Q X PA
:

x
QX
PA
PA Q X

QX = Jumlah permintaan terhadap barang X


PA = Harga Barang A
Nilai elastisitas silang ini adalah :
XA < 0

Artinya hubungan antara barang X dan barang A bersifat


komplementer.

XA > 0

Artinya hubungan antara barang X dan barang A


bersifat subsitusi.

Contoh :
PA

QB

QC

500

300

1.000

550

350

900

Tentukan :
BA dan CA serta bagaimana

hubungan antara barang B dan C terhadap barang A .


Jawab :

BA =

Q B PA Q B PA
:

x
QB
PA
PA Q B

50 50
50 500
:

x
1,67
300 500 50 300

Karena BA > 0, hubungan antara barang A dan B adalah Subsitusi


(Positif)6

CA =

QC PA QC PA
100 50
- 100 500
:

x
1
QC
PA
PA QC 1.000 500
50 1.000

Karena CA < 0, hubungan antara barang A dan C adalah


Komplementer (Negatif)
QX = Jumlah permintaan terhadap barang X
PA = Harga Barang A
6 Drs. Lukman, Pengantar Teori Mikro Ekonomi, (Jakarta: UIN Jakarta Press,
2007), Hlm 41
10

2.4 Elastisitas penawaran (Es)


Elastisitas penawaran mencoba menjelaskan proporsi perubahan
jumlah barang yang ditawarkan sebagai akibat proporsi perubahan
harga barang tersebut.

Es=

Q P Q P
:

x
Q P
P Q

di mana 0

Es

1, dengan uraian sebagai berikut :

a. Bila nilai Es = 0 maka kurva penawarannya bersifat inelastis


P

sempurna.
S

Dalam hal ini berapapun harga


yang terjadi, namun jumlah yang

Q 0
ditawarkan tetap (
). Bentuk
kurva penawarannya tegak lurus
sejajar dengan sumbu harga.
0

Q
1

Gambar 2.7 Kurva Penawaran Yang Inelastis


Contoh :
Pada P = 500
P = 100 dan

Es =

Q = 20, dan pada P = 600

Q = 20. Maka

Q = 0, sehingga :

Q P Q P
:

x
Q P
P Q

0
500
x

100 20

b. Bila nilai Es < 1 maka kurva penawarannya bersifat inelastis.


P
Artinya persentase perubahan harga
lebih besar dari persentase
perubahan jumlah barang yang

S
P2

Q
Q

P1
ditawarkan (
0

QQ
1
2

Q
11

<

P
P

), bentuk

Gambar 2.8 Kurva Penawaran Yang Inelastis


Contoh :
Pada P = 500
Maka

Es =

Q = 20, dan pada P = 600

P = 100 dan

Q P Q P
:

x
Q P
P Q

Q = 22.

Q = 2, sehingga :
2 500
x

100 20

0,5 < 1 (inelastis)

c. Bila nilai Es = 1, kurva penawarannya bersifat elastisitas


kesatuan
(unitary elasticity)

Artinya persentase perubahan


jumlah barang yang ditawarkan
sama dengan persentase perubahan

Q
Q

P2

P
P

harga (
=
). Bentuk kurva
penawarannya membentuk sudut 45o

P1
0

Gambar 2.9 Kurva Penawaran Elastisitas Kesatuan


Contoh :
Pada P = 500
Maka

Es =

Q = 20, dan pada P = 600

P = 100 dan

Q P Q P
:

x
Q P
P Q

Q = 4, sehingga :
4 500
x

100 20
12

Q = 24.

f. Bila nilai Es > 1, kurva penawarannya bersifat elastis

Artinya persentase perubahan jumlah

barang yang ditawarkan lebih besar dari


persentase perubahan harga barang

Q
Q

P2
tersebut (

P1

P
P
>

).Bentuk kurva

Gambar 2.10 Kurva Penawaran Elastis


Contoh :
Pada P = 500
Maka

Es =

Q = 20, dan pada P = 600

P = 100 dan

Q P Q P
:

x
Q P
P Q

g. Bila nilai Es

Q = 25.

Q = 5, sehingga :
5 500
x

100 20

1,25 > 1 (Elastis)

, kurva penawarannya bersifat elastis

sempurna.
P
Artinya pada tingkat harga
tertentu dengan perubahan
harga yang sangat kecil sekali
dan mendekati nol (

P 0

).

13 Bentuk kurva penawarannya


adalah horizontal sejajar dengan

P1

Gambar 2.11 Kurva Penawaran Elastis Sempurna


Contoh :
Pada P = 500
Maka

Es =
2.4.1

Q = 20, dan pada P = 500,00000001

P = 0,00000001 dan

Q P Q P
:

x
Q P
P Q

Faktor-faktor

Q = 23.

Q = 3, sehingga :

3
500
x

0,00000001 20

yang

mempengaruhi

elastisitas

penawaran antara lain:7


a. Jenis produk
Kurva penawaran produk pertanian umumnya inelastis, sebab
produsen tidak mampu memberikan respons yang cepat
terhadap perubahan harga. Jika harga beras naik 10%, petani
harus menanam dahulu dan baru 3-4 bulan kemudian dapat
memanen hasil. Sementara kurva penawaran produk industri
umumnya elastis, sebab mampu berespons cepat terhadap
perubahan harga. Bila harga tekstil meningkat, pabrik tekstil
akan memperpanjang jam kerja mesin, menambah pekerja
harian atau memberikan kesempatan lembur.
b. Sifat perubahan biaya produksi
Selain tergantung pada jenis produknya,elastisitas penawaran
dipengaruhi

juga

oleh

sifat

perubahan

biaya

produksi.Penawaran akan bersifat inelastis bila kenaikan


penawaran hanya dapat dilakukandengan mengeluarkan biaya
yang sangat tinggi. Bila penawaran dapat ditambahdengan
pengeluaran

biaya

tambahan

7 Rahardja Pratama, op. cit. Hlm 63-64


14

yang

tidak

terlalu

besar,

penawaran akan bersifat elastis. Apakah biaya produksi akan


meningkat

dengan

cepat

atau

lambatapabila

produksi

ditambah, tergantung pada beberapa faktor, antara lain:


1) Tingkat penggunaan kapasitas perusahaan. Apabila
kapasitasnya telahmencapai tingkat yang tinggi, investasi
baru harus dilakukan untuk menambah produksi. Dalam
keadaan mi kurva penawaran akan menjadi inelastis.
2) Kemudahan
memperoleh
faktor-.faktor
produksi.
Penawaran

akan

menjadiinelastis

apabila

faktor-faktor

produksi yang diperlukan untuk menaikkan produksi sulit


diperoleh.
c. Jangka waktu
Jangka waktu juga dapat mempengaruhi besarnya elastisitas
penawaran.
2.5 Aplikasi Konsep Elastisitas:
a. Dalam permintaan dan penawaran
Penerapan konsep dari elasisitas adalah untuk meramalakan
apa

yang

mengenai

akan

barang

seberapa

atau

dampak

jasa

dinaikkan

perubaahan

pengetahuan

harga

terhadap

permintaan sangatlah penting.8 Bagi produsen, perubahan ini


digunakan sebagai pedoman seberapa bessar ia harus mengubah
harga produknya. Hal inin sngat berkaitan dengan seberapa besar
penerimaan penjualan yang akan diperoleh.
b. Penggunaan kurva permintaan untuk mengukur surplus
konsumen
Surplus konsumen adalah

nilai kerelaan pembeli untuk

membayar suatu barang dikurangi harga barang tersebut yang


sebenarnya. Surplus konsumen dapat dihitung dengan meencari
luas daerah dibawah kurva permintaan dan diatas harga.
c. Penggunaan kurva permintaan untuk mengukur surplus
produsen
Surplus

produsen

adalah

nilai

kerelaan

penjual

untuk

member suatu barang dikurangi harga barang tersebut yang


sebenarnya.
8 https://id.wikipedia.org/wiki/Elastisitas_ekonomi Diakses Tanggal 16 September
2015 Jam 14.30
15

C. PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Elastisitas permintaan (Ed) adalah derajat (dalam satuan angka)
kepekaan dari permintaan suatu barang terhadap perubahan harga
barang yang dimaksud. Atau ratio antara presentase perubahan
permintaan terhadap presentase perubahan harga
Ada beberapa faktor yang menentukan tingkat elastisitas harga:
a. Tingkat substitusi.
b. Jumlah pemakai.
c. Proporsi kenaikan harga terhadap pendapatan konsumen.
d. Jangka waktu.
Faktor-faktor yang mempengaruhi elastisitas penawaran
a. Jenis produk
b. Sifat perubahan biaya produksi
c. Jangka waktu
3.2 Kritik dan Saran
Demikian makalah yang kami buat, semoga dapat bermanfaat bagi pembaca.
Apabila ada saran dan kritik yang ingin di sampaikan, silahkan sampaikan kepada kami.
Apabila ada terdapat kesalahan mohon dapat mema'afkan dan memakluminya,
karena kami adalah hamba Allah yang tak luput dari salah khilaf, Alfa dan lupa.

16

17

Anda mungkin juga menyukai