Oleh :
Abdullah Arief Syahputra
1010313024
0810312077
Hamdini Humaira
1010312115
Rafika Dona
1010311009
Preseptor :
dr. Saptino Miro, SpPD, FINASIM
BAB 1
STATUS PASIEN
IDENTITAS PASIEN
NAMA
: Tn. D
JENIS KELAMIN
: Laki-laki
UMUR
: 75 tahun
PEKERJAAN
: Buruh
ALAMAT
: Pampangan
AGAMA
: Islam
STATUS PERKAWINAN
: Sudah Menikah
SUKU
: Minang
TANGGAL MASUK RS
: 21 - 07 - 2015
RUANGAN
: HCU Bed 13
ANAMNESIS
Dilakukan secara auto dan allo anamnesis pada tanggal 27 - 07 - 2015, jam 17.30 WIB di
ruangan HCU bagian penyakit dalam bed 13. Pasien masuk melalui IGD dengan :
KELUHAN UTAMA
Sesak nafas yang semakin meningkat sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit
PEMERIKSAAN FISIK
STATUS GENERALISATA
Keadaan umum : Tampak Sakit Sedang
Kesadaran
: Composmentis Cooperative
Tanda Vital
TD
: 160/100 mmHg
Nadi
: 110 x/menit
RR
: 32 x/menit
Suhu
: 370C
Tinggi Badan
: 168 cm
Berat Badan
: 56 kg
BMI
Kepala
Bentuk
: Normochepal
Rambut
: uban (+)
Mata
Palpebra
: Edem (-/-)
Konjungtiva
: Anemis (+)
Sklera
: Ikterik (-)
Lensa
: Jernih
Visus
: Tidak diperiksa
Gerakan
: Normal
Pupil
Reflek Cahaya
: (+/+)
Alis Mata
: Rata, simetris
Hidung
Bentuk
: Normal
Deviasi Septum
: (-)
: (-)
Perdarahan
: (-/-)
Mukosa hidung
Telinga
Bentuk
: Normal
Tuli
: (-/-)
Lubang
: Lapang/lapang
Mulut
Bibir
: Karies (-)
Gusi
Tonsil
: T1 - T1
Faring
: Tidak hiperemis
Lidah
Leher
Deformitas
: (-)
Trakhea
: Deviasi (-)
Kelenjar tiroid
KGB
JVP
: 5 + 2 cmH2O
Thorak
Bentuk
Kulit
: Pucat (-), ikterik (-), spider nevi (-), venektasi (-), kolateral (-)
Paru-paru
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Kiri
Palpasi
Perkusi
Kanan : RIC V, linea sternalis kanan
Kiri
Atas
Auskultasi
Suara dasar
Abdomen
Inspeksi
: Tampak perut tidak membuncit, asites (-), warna kulit coklat, spider
nevi (-), venektasi (-), kolateral (-), jaringan parut (-)
Supel, defans muskular (-), nyeri tekan (-), nyeri lepas (-)
Hepar tidak teraba, lien tidak teraba
Ballotement (-)
Undulasi (-)
Perkusi
Ekstremitas
Piting edema
: (-/-)
Sianosis
: (-/-)
Ikterik
: (-/-)
Kekuatan otot
: 5/5 5/5
CRT
PEMERIKSAAN PENUNJANG
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Hb
: 14,1 g/dl
Ht
: 43 %
Leukosit
: 9070/mm3
Trombosit
: 305.000/mm3
GDS
: 66 mg/dl
Ureum
: 18 mg/dl
Creatinin
: 1,0 mg/dl
Natrium
: 139 mmol/L
Kalium
: 3,4 Mmol/L
Clorida
: 102 Mmol/L
PEMERIKSAAN RADIOLOGI
Foto polos Thoraks AP
PEMERIKSAAN EKG
RBBB inkomplit
PEMERIKSAAN MIKROBIOLOGI
Kultur sputum (menunggu hasil kultur)
SARAN PEMERIKSAAN
Spirometri
RESUME
- Sesak nafas yang semakin meningkat sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit.
- Sesak pada awalnya telah dirasakan pasien sejak 3 hari sebelumnya dan bertambah
sesak saat 1 hari sebelum masuk rumah sakit.
- Sesak nafas disertai dengan bunyi menciut saat mengeluarkan nafas,
- Pasien mempunyai riwayat batuk - batuk sejak kurang lebih 2 minggu yang lalu, batuk
berdahak, dahak berwarna putih, tidak disertai adanya darah.
- Demam dirasakan pasien sejak 3 hari sebelumnya, demam tinggi sekitar 38-39 0C, tidak
disertai dengan menggigil dan berkeringat banyak.
- Pasien merasakan nafsu makannya menurun sejak 3 hari sebelumnya, makan nasi
hanya beberapa sendok makan dengan frekuensi 2x sehari.
- Pasien memiliki riwayat Diabetes Melitus tipe 2 sejak 1 tahun yang lalu, kontrol tidak
teratur.
- Pasien merupakan seorang pekerja buruh bangunan.
- Pasien memiliki kebiasaan menghisap rokok sejak kurang lebih 50 tahun yang lalu,
dengan rokok sebanyak 2 bungkus sehari.
Pemeriksaan fisik
Keadaan umum : Sakit Sedang
Kesadaran
Tanda Vital
: Composmentis Cooperative
TD
: 160/100 mmHg
Nadi
: 110 x/menit
RR
: 32 x/menit
Suhu
: 370C
Tinggi Badan
: 168 cm
Berat Badan
: 56 kg
Thorak
Bentuk
: Barrel chest, sela iga melebar, simetris saat statis dan dinamis
Paru-paru
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Kiri
Atas
Pemeriksaan penunjang
Hb
: 14,1 g/dl
Ht
: 43 %
Leukosit
: 9070/mm3
Trombosit
: 305.000/mm3
GDS
: 66 mg/dl
Ureum
: 18 mg/dl
Creatinin
: 1,0 mg/dl
Natrium
Kalium
: 3,4 Mmol/L
Clorida
: 102 Mmol/L
DIAGNOSIS KERJA
- PPOK ekseserbasi akut
- Bronkhopneumoni (CAP)
- Hipertensi stage II e.c esensial
- RBBB inkomplit dengan gangguan elektrolit
TINDAKAN PENGOBATAN
- Makanan lunak/ TKTP
- O2 3L
- Drip 2 ampul Amitropthylin dalam 500 cc NaCl 0,9 %, 8 jam/kolf
- Nebu farbivent / 6 jam
- Nebu fluimucil /8 jam
- Injeksi Ceftriakson 1x 2 gram
FOLLOW UP
22 - 07 - 2015
S/
Sesak nafas (+), Demam (-), Batuk (+)
O/
KU
: Sakit sedang
Kesadaran
: CMC
TD
Nadi
: 108 x/menit
RR
: 35 x/menit
Suhu
: 37,20C
Mata
Thorak
Abdomen
Ekstremitas
: akral hangat
P/ Evaluasi cairan
27 - 07 - 2015
S/
Sesak nafas (+) berkurang , Demam (-), Batuk (+)
O/
KU
: Sakit sedang
Kesadaran
: CMC
TD
: 160/ 90 mmHg
Nadi
: 110 x/menit
RR
: 36 x/menit
Suhu
: 36,30C
Mata
Thorak
Abdomen
Ekstremitas
: akral hangat
Th/ O2 5 L
Drip amitrophtylin
Nebu Farbivent + Fluimucil
Ceftriakson
Azitromisin
Candesartan
Furosemid 1x 40 mg
KSR 2x1
P/ Evaluasi cairan
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.2Patofisiologi PPOK
Hambatan aliran udara merupakan perubahan fisiologi utama pada PPOK
yang diakibatkan oleh adanya perubahan yang khas pada saluran nafas bagian
proksimal, perifer, parenkim dan vaskularisasi paru yang dikarenakan adanya suatu
inflamasi yang kronik dan perubahan struktural pada paru (Wiyono, 2009).
Dalam keadaan normal radikal bebas dan antioksidan berada dalam keadaan
seimbang. Apabila terjadi gangguan keseimbangan maka akan terjadi kerusakan di
paru. Radikal bebas mempunyai peranan besar menimbulkan kerusakan sel dan
menjadi dasar dari berbagai macam penyakit paru.
Pengaruh gas polutan dapat menyebabkan stress oksidan, selanjutnya akan
menyebabkan terjadinya peroksidasi lipid. Peroksidasi lipid selanjutnya akan
menimbulkan kerusakan sel dan inflamasi. Proses inflamasi akan mengaktifkan sel
makrofag alveolar, aktivasi sel tersebut akanmenyebabkan dilepaskannya faktor
kemotataktik neutrofil seperti interleukin- 8 dan leukotriene B4, tumuor necrosis
factor (TNF), monocyte chemotactic peptide (MCP)-1 dan reactive oxygen
species(ROS). Faktor-faktor tersebut akan merangsang neutrofil melepaskan protease
yang akanmerusak jaringan ikat parenkim paru sehingga timbul kerusakan dinding
alveolar danhipersekresi mukus. Rangsangan sel epitel akan menyebabkan
dilepaskannya limfosit CD8, selanjutnya terjadi kerusakan seperti proses inflamasi.
Pada keadaan normal terdapatkeseimbangan antara oksidan dan antioksidan. Enzim
NADPH yang ada dipermukaan makrofagdan neutrofil akan mentransfer satu elektron
ke molekul oksigen menjadi anion superoksidadengan bantuan enzim superoksid
dismutase. Zat hidrogen peroksida (H2O2) yang toksik akandiubah menjadi OH
dengan menerima elektron dari ion feri menjadi ion fero, ion fero denganhalida akan
diubah menjadi anion hipohalida (HOCl) (Mannino dan Brama. 2007)
Pengaruh radikal bebas yang berasal dari polusi udara dapat menginduksi
batuk kronis sehingga percabangan bronkus lebih mudah terinfeksi.Penurunan fungsi
paru terjadi sekunder setelah perubahan struktur saluran napas. Kerusakan struktur
berupa destruksi alveol yangmenuju ke arah emfisema karena produksi radikal bebas
yang berlebihan oleh leukosit dan polusidan asap rokok (Kumar, et al. 2004; Price, et
al. 2003; Spurzen dan Rennard.2005)
Gambar 1. Patogenesis PPOK
Selain gejala klinis, dalam anamnesis pasien juga perlu ditanyakan riwayat
pasien dan keluarga untuk mengetahui apakah ada faktor resiko yang terlibat.
Merokok merupakan faktor resiko utama untuk PPOK. Lebih dari 80% kematian
pada penyakit ini berkaitan dnegan merokok dan orang yang merokok memiliki
resiko yang lebih tinggi (12-13 kali) dari yang tidak merokok. Resiko untuk perokok
aktif sekitar 25% (Jindal, et al. 2004 da Stephen, et al. 2008)
Akan tetapi, faktor resiko lain juga berperan dalam peningkatan kasus PPOK.
Faktor resiko lain dapat antara lain paparan asap rokok pada perokok pasif, paparan
kronis polutan lingkungan atau pekerjaan, penyakit pernapasan ketika masa kanakkanak, riwayat PPOK pada keluarga dan defisiensi 1-antitripsin (Stephen, et al.
2008). Dinyatakan PPOK (secara klinis) apabila sekurang-kurangnya pada anamnesis
ditemukan adanya riwayat pajanan faktor risiko disertai batuk kronik dan berdahak
dengan sesak nafas terutama pada saat melakukan aktivitas pada seseorang yang
berusia pertengahan atau yang lebih tua (Sciurba, et al. 2004).
2.3.2 Pemeriksaan Fisik
Tanda fisik pada PPOK jarang ditemukan hingga terjadi hambatan fungsi paru
yang signifikan (Sciurba, et al. 2004)
ditemukan kelainan yang jelas terutama auskultasi pada PPOK ringan, karena sudah
mulai terdapat hiperinflasi alveoli. Sedangkan pada PPOK derajat sedang dan PPOK
derajad berat seringkali terlihat perubahan cara bernapas atau perubahan bentuk
anatomi toraks.Secara umum pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan hal-hal sebagai
berikut:
Inspeksi
o
Bentuk dada: barrel chest (dada seperti tong)
o
Terdapat purse lips breathing (seperti orang meniup)
o
Terlihat penggunaan dan hipertrofi (pembesaran) otot bantu nafas
Palpasi
o
Fremitus melemah
o
Sela iga melebar
Perkusi
o
Hipersonor
Auskultasi
o
Suara nafas vesikuler melemah atau normal
o
Ekspirasi memanjang
o
Bunyi jantung menjauh
o
Terdapat ronki dan atau mengi pada waktu bernapas biasa atau pada
ekspirasi paksa
seperti
terutama pada derajat sedang dan berat.Bentuk tablet biasa atau puyer untuk
mengatasi sesak (pelega napas),bentuk suntikan bolus atau drip untuk mengatasi
eksaserbasiakut. Penggunaan jangka panjang diperlukan pemeriksaan kadar
aminofilin darah.
DAFTAR PUSTAKA
Wiyono HW. Penyakit Paru Obstruktif Kronik; Tantangan dan Peluang. Pidato Pada Upacara
Pengukuhan Sebagai Guru Besar Tetap Dalam Bidang Pulmonologi dan Ilmu
Kedokteran Respirasi Pada Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta, 28
Februari 2009.
Mannino DM, Braman S. The Epidemiology and Economics of Chronic Obstructive
Pulmonary Disease. Proceedings of the American Thoracic Society [Internet]. October
2007
[cited
5
December
2012].
1;4(7):502-6.
Available
from
:
http://www.atsjournals.org/doi/full/10.1513/pats.200701-001FM
Global Initiative for Chronic Obstructive Lung Disease (GOLD). Global Strategy for The
Diagnosis, Management, and Prevention of Chronic Obstructive Pulmonary Disease.
c2011 [updated February 2013, cited 5 December 2012]. Available from :
www.goldcopd.com
American Thoracic Society. Standard for The Diagnosis and Management of Patients with
COPD. c2004 [updated September 2005, cited 6 December 2012]. Available from :
www.thoracic.org
Viegi G, Pistelli F, Sherrill DL, Maio S, Baldacci S, Carrozzi L.Definition, Epidemiology and
Natural History of COPD.Eur Respir J [Internet]. November 2007 [cited 27 December
2012].
30(5):993-1013.
Available
from
:
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/17978157 44
Kumar V, Cotran RS, Robbins SL. Buku Ajar Patologi Volume 2-Edisi 7. Jakarta. Penerbit
Buku Kedokteran EGC. 2004.
Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI). Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK):
Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanaan di Indonesia. c2010. Available from :
http://www.klikpdpi.com/konsensus/konsensus-ppok/ppok.pdf
Price SA, Wilson LM. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Jakarta. Penerbit
Buku Kedokteran EGC. 2003.
Spurzem JR, Rennard SI. Pathogenesis of COPD. Semin Respir Crit Care Med [Internet].
April 2005 [cited 26 15 January 2013]. (2):142-53. Available from :
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/16088433
Jindal SK, Gupta D, Anggarwal AN. Guidelines for Management of Chronic Obstructive
Pulmonary Disease (COPD) in India. Indian J Chest Dis Allied Sci [Internet]. c2004
[cited
15
January
2013].
Available
from
:
http://medind.nic.in/iae/t04/i2/iaet04i2p137.pdf
COPD Health Center. History and Physical Exam for COPD. May 2010 [cited 15 January
2013]. Available from : http://www.webmd.com
Stephens MB, Yew SK. Diagnosis of Chronic Obstructive Pulmonary Disease. Am Fam
Physician [Internet]. July 2008 [cited 15 January 2013]. 78(1):87-92. Available from :
http://www.aafp.org/afp/2008/0701/p87.html
Sciurba FC. Diagnosing and Assessing COPD in Primary Care: The Elephant in The Room.
Adv Stud Med. [Internet]. 2004 [cited 15 January 2013]. 4(10A):750-755. Available
from : http://utasip.com/files/articlefiles/pdf/XASIM_Issue_4_10Ap750_755.pdf
Badgett RG, Tanaka DJ, Hunt DK, Jelley MJ, Feinberg LE, Steiner JF, et al. Can Moderate
Chronic Obstructive Pulmonary Disease be Diagnosed by Historical and Physical
Findings Alone?. Am J Med [Internet]. 2003 [cited 20 January 2013]. 94:188-196.
Available from : http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/8430714
Ferguson GT, Enright PL, Buist AS, Higgins MW. Office Spirometry for Lung Health