Anda di halaman 1dari 5

10 Hari Pertama Dzulhijjah: Saat Hari-hari Lebih Bernilai

Ketimbang Jihad Fi Sabilillah


3 Jan 2006 14:44 WIB
Tanggal 1 Januari 2006, kita sudah memasuki bulan Dzulhijjah.
Sepanjang 10 hari pertama di bulan ini adalah hari-hari yang sangat
berharga nilainya menurut Allah swt dibanding hari-hari lain dalam
satu tahun. Beribadah dan beramal shalih pada hari-hari ini, bahkan
disebutkan dalam hadits shahih, lebih baik dan lebih dicintai oleh
Allah ketimbang jihad fi sabilillah.
: "
:
:

"
Diriwayatkan oleh Al-Bukhari, Rahimahullah, dari Ibnu 'Abbas
Radhiyallahu 'Anhuma bahwa Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam
bersabda, "Tidak ada hari dimana amal shalih pada saat itu lebih
dicintai oleh Allah daripada hari-hari ini, yaitu: Sepuluh hari dari
bulan DzulHijjah." Mereka bertanya, "Ya Rasulullah, tidak juga jihad
fi sabilillah?" Beliau menjawab, "Tidak juga jihad fi sabilillah, kecuali
orang yang keluar (berjihad) dengan jiwa dan hartanya, kemudian
tidak kembali dengan sesuatu apapun."
Imam Ibnu Rajab Al-Hambali mengatakan, amal-amal ibadah di harihari itu lebih dicintai oleh Allah dari amal-amal ibadah di hari-hari

lain, tanpa terkecuali. Jika disebut suatu amal lebih dicintai oleh
Allah, berarti amal itulah yang paling utama menurut Allah.
Dalam riwayat lain disebutkan pula hadits berbunyi: Tidaklah ada
hari-hari di mana beramal di dalamnya lebih utama daripada
beramal di hari-hari sepuluh bulan Dzulhijjah.
Berikut beberapa penjelasan tentang keutamaan sepuluh hari
pertama di bulan Dzulhijjah.
Amal-amal yang disyariatkan:
A.Shalat
Disunnahkan

bersegera

mengerjakan

shalat

fardhu

dan

memperbanyak shalat sunnah, karena semua itu merupakan ibadah


yang paling utama. Dari Tsauban radiallahuanhu dia berkata: Saya
mendengar Rasulullah bersabda, "Hendaklah kalian memperbanyak
sujud kepada Allah, karena setiap kali kamu bersujud, maka Allah
mengangkat derajat kamu, dan menghapus kesalahan kamu. Hal
tersebut berlaku umum di setiap waktu.


:
Qiyamul lail sepuluh hari pertama Dzulhijjah mustahabb. Adalah
Said bin Jubair meriwayatkan hadits dari Ibnu Abbas ra, jika masuk
sepuluh hari Dzulhijjah, ia sangat bersungguh-sungguh (melakukan
amal ibadah) hingga ia hampir tidak mampu melakukannya. Dia
mengatakan, Jangan matikan lampu kalian di malam-malam
sepuluh hari bulan Dzulhijjah.
B.Shoum(Puasa)
Karena dia termasuk perbuatan amal shaleh. Dari Hunaidah bin
Kholid dari istrinya dari sebagian istri-istri Rasulullah Shalallahu

alaihi wassalam, dia berkata: Adalah Rasulullah Shalallahu alaihi


wassalam berpuasa pada tanggal sembilan Dzulhijjah, sepuluh
Muharram dan tiga hari setiap bulan. (Riwayat Imam Ahmad, Abu
Daud dan Nasai). Imam Nawawi berkata tentang puasa sepuluh
hari bulan Dzul Hijjah, Sangat di sunnahkan.
C. Takbir, Tahlil dan Tahmid.
:
"
Dari Ibnu Umar, bahwasannya Rasulullah saw bersabda, Tak ada
hari yang lebih mulia dan lebih disukai beramal di dalamnya
menurut Allah dari hari-hari pada sepuluh hari pertama Dzulhijjah.
Maka perbanyaklah di dalamnya tahlil, takbir dan tahmid.
Imam Bukhori berkata: Adalah Ibnu Umar dan Abu Hurairah
radiallahuanhuma keluar ke pasar pada hari sepuluh bulan
Dzulhijjah, mereka berdua bertakbir dan orang-orangpun ikut
bertakbir karenanya. Dia juga berkata: Adalah Umar bin Khottob
bertakbir di kemahnya di Mina dan didengar mereka yang ada
dalam masjid, lalu mereka bertakbir dan bertakbir pula orang-orang
yang di pasar hingga Mina bergetar oleh takbir. Dan Ibnu Umar
bertakbir di Mina pada hari-hari tersebut, setelah shalat dan di atas
pembaringannya, di atas kudanya, di majlisnya dan saat berjalan
pada semua hari-hari tersebut.
Disunnahkan mengeraskan takbir karena perbuatan Umar tersebut
dan anaknya dan Abu Hurairah radiallahuanhuma. Maka hendaknya
kita kaum muslimin menghidupkan sunnah yang telah ditinggalkan
pada masa ini, bahkan hampir saja terlupakan hingga oleh mereka
orang-orang shalih, berbeda dengan apa yang dilakukan oleh
salafussalih terdahulu.

D.

Puasa

hari

Arafah

(9

Dzulhijjah).

Puasa Arafah sangat dianjurkan bagi mereka yang tidak pergi haji,
sebagaimana riwayat dari Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam
bahwa dia berkata tentang puasa Arafah, "Saya berharap kepada
Allah agar dihapuskan (dosa) setahun sebelumnya dan setahun
sesudahnya." (Riwayat Muslim)
E. Berkurban Pada Hari Raya Qurban dan Hari-Hari Tasyriq.
Hal ini adalah sunnah Nabi Ibrahim 'Alaihissalam, yakni ketika Allah
Ta'ala

menebus

putranya

dengan

sembelihan

yang

agung.

Diriwayatkan bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, "Berkurban


dengan menyembelih dua ekor domba jantan berwarna putih dan
bertanduk. Beliau sendiri yang menyembelihnya dengan menyebut
nama Allah dan bertakbir, serta meletakkan kaki beliau di sisi tubuh
domba itu." (Muttafaq 'Alaihi)
F. Dianjurkan Tidak Mencabut atau Memotong Rambut dan
Kuku

bagi

Orang

yang

Hendak

Berkurban.

Diriwayatkan oleh Muslim dan lainnya, dari Ummu Salamah


Radhiyallhu 'Anha bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam
bersabda. "Jika kamu melihat hilal bulan Dzulhijjah dan salah
seorang di antara kamu ingin berkurban, maka hendaklah ia
menahan diri dari (memotong) rambut dan kukunya." Dalam riwayat
lain: "Maka janganlah ia mengambil sesuatu dari rambut atau
kukunya

sehingga

ia

berkurban."

Hal

ini,

mungkin,

untuk

menyerupai orang yang menunaikan ibadah haji yang menuntun


hewan kurbannya. Firman Allah swt yang artinya: ..... dan jangan
kamu mencukur (rambut) kepalamu, sebelum kurban sampai di
tempat penyembelihan..." (Al-Baqarah: 196).

Larangan ini, menurut zhahirnya, hanya dikhususkan bagi orang


yang berkurban saja, tidak termasuk istri dan anak-anaknya, kecuali
jika masing-masing dari mereka berkurban. Dan diperbolehkan
membasahi rambut serta menggosoknya, meskipun terdapat
beberapa rambutnya yang rontok.
G. Keutamaan Hari Raya Qurban (Tanggal 10 Dzul Hijjah).
Banyak orang yang melalaikan hari yang besar ini, padahal para
ulama berpendapat bahwa hari ini lebih utama dari hari-hari dalam
setahun secara mutlak, bahkan termasuk pada hari Arafah. Ibnu
Qoyyim rahimahullah- berkata: Sebaik-baik hari di sisi Allah
adalah hari Nahr (Hari Raya Qurban), dia adalah hari haji Akbar ,
sebagaimana

terdapat

dalam

sunan

Abu

Daud,

Rasulullah

Shalallahu alaihi wassalam bersabda: Sesungguh-nya hari-hari


yang paling mulia di sisi Allah adalah hari Nahr, kemudian hari qar.
Hari qar adalah hari menetap di Mina, yaitu tanggal 11 Dzulhijjah.
Ada juga yang mengatakan bahwa hari Arafah lebih mulia dari hari
Nahr, karena puasa pada hari itu menghapus dosa dua tahun, dan
tidak ada hari yang lebih banyak Allah bebaskan orang dari neraka
kecuali hari Arafah, dan karena pada hari tersebut Allah mendekat
kepada

hamba-Nya,

kemudian

Dia

membanggakan

kepada

malaikat-Nya terhadap orang-orang yang sedang wukuf. (na-str/dari


berbagai sumber)

Anda mungkin juga menyukai