Anda di halaman 1dari 23

II.

KLASIFIKASI TANAH
SIFAT INDEKS & KLASIFIKASI TANAH
1. Pendahuluan
Tanah terdiri atas butiran dengan berbagai ukuran. Perbandingan dari masingmasing ukuran tidak teratur. Sifat kimia butiran juga beraneka ragam, sehingga
jenis tanah beraneka. Oleh karena itu perlu pengklasifikasian guna penyeragaman
jenis-jenis tanah dan membatasi jumlah. Tanah yang mirip diberi namal/symbol
yang sama dengan berbagai kriteria.
Sistem pengklasifikasian : AASHTO, ASTM. British Standard, MIT Standard.
Umumnya memakai Unified System.
Gradasi butir tanah butir kasar
Indeks (pengenal)
Batas-batas konsistensi tanah butir halu
2. Gradasi Butir (Distribusi Ukuran Butir)
Saringan (untuk butir kasar)
Sedimentasi (untuk butir halus)
a. Saringan Standard
Setiap saringan diberi nomor & ukuran (nomor besar, lubang kecil)
nomor saringan = jumlah lubang pada 1 (1 inch)
saringan yang biasa digunakan untuk analisis gradasi butir tanah :

saringan kasar dengan ukuran: 3 , 2, 1,5, 3/4 & 3/8

saringan halus dengan nomor : no 4 (4,75 mm); no 10 (2,00 mm); no 20


(0,85 mm); no 40 (0,43 mm); no 60 (0,25 mm); no 140 (0,106 mm); no
200 (0,075 mm).

b. Batas batas ukuran butir tanah


Standard ASTM : American Society of Testing & Materials
Pada standard ASTM, ukuran butir jenis tanah dibatasi dengan no. saringan
Kerikil

: lolos saringan 3 tertahan saringan no. 4 (4,75 mm)

Pasir

: lolos saringan no 40

Lanau

: 0.075 - 0.005 mm

Lempung < 0.005 mm

Universitas Gadjah Mada

c. Analisis saringan
Untuk tanah berbutir kasar
Digunakan 1 susun saringan standard

Datanya untuk menggambarkan


mengga
kurva gradasi

Sampel butiran-butiran
butiran
kering, ditaruh diatas

Digetarkan, maka butiran-butiran


butiran
akan lolos sesuai
dengan ukurannya

Data presentasi masing-masing


masing
bagian terhadap berat total

d. Contoh analisis saringan


saringa

diperiksa sampel tanah kering seberat 2000 gram

Keterangan:
(1) saringan standard (unified standard)
(2) ukuran lubang

Universitas Gadjah Mada

(3) berat tertahan


Grafik hubungan (2) & (6)
(Diagram gradasi butiran)

e. Analisis Sedimentasi
Bagian yang berbutir halus (lolos
(lo
saringan no. 200 0,075 mm)
Berdasarkan Hukum Stokes
Butiran tanah di dalam air akan mengendap dengan kecepatan konstan

V = kecepatan (cm/dt)
(cm
D = diameter equivalen butiran (mm) karena biasanya
ya butiran tanah
tidak berbentuk bola
G = berat jenis tanah
= berat jenis air
n = kekentalan air (poise . gr/cm/dt)
gr/cm
tergantung t
g = percepatan gravitasi
Untuk suatu pemeriksaan..G,
pemeriksaan
g,

, n karena kecepatan

konstan
maka hubungan antara ,, lintasan & waktu dapat disederhanakan
menjadi
C bilangan konstan

f.

Cara
ara pipet & cara hidrometer
Hidrometer : silinder gelas 1 literan
a gram tanah = 1000 cm3

Universitas Gadjah Mada

Berat jenis larutan :


Larutan air dengan tanah inii digodok sehingga merata, kemudian silinder
didirikan di atas meja pada saat ini
in dianggap sebagai saat t = 0
Pada saat t = t1

= berat jenis kedalaman L1 oleh butiran


butiran-butiran

dengan
ukuran D1 dimana

Apabila berat jenis air (

) dan temyata berat jenis larutan ( ) maka butiran

tanah dengan G, yang ada dalam 1000 cm3 larutan, sebanyak/sebesar


/sebesar W1

Grafik Gradasi butir (= grafik distribusi ukuran butir tanah)


Absis ukuran butir D (mm) dengan skala logaritma
Ordinat % lebih kecil, dengan skala biasa

Jika diketahui
etahui kurva gradasi tanah :
Jika suatu titik dari
ri suatu kurva tanah, mempunyai absis D mm & Ordi
Ordinat p
maka berarti bahwa tanah ini
in p% dari butir-butirnya berukuran < D mm
Garis kurva makin kekiri

butimya makin besar

Garis kurva makin ke kanan

butirnya makin halus

Garis kurva makin tegak

variasi butir makin sedikit (uniform)

Garis kurva makin miring

variasi butir makin besar (heterogen)

Universitas Gadjah Mada

Perpotongan : ukuran butir 0,005 mm; 0,075 mm (no. 200) ; 4,75 (no. 4)
& 75 mm (saringan no. 3)
Jika 40 % butir-butirnya mempunyai ukuran < 2,4 m
D40 = 2,4 mm

60 % dari seluruh butimya < 3,7 mm

D60 = 3,7 mm

garis vertikal lewat absis 3,7 mm, akan memotong titik


pada suatu kurva yang ordinatnya 60 %

D10 efektif, sebagai contoh tanah A pada suatu grafik mempunyai


efektif 0,45 mm.
Koefisien Uniformitas (Cu) yaitu koefisien lengkung
Menunjukkan kemiringan dari garis & makin besar jika
tanahnya makin tidak uniform
Koefisien kurva (Cc) yaitu koefisien lengkung
Bentuk dari kurva gradasi
Koefisien Uniformitas bersama-sama dengan koefisien kurva
Dikatakan bergradasi baik (wellgraded) bila kurva teratur & garisnya
cukup miring
Dikatakan bergradasi jelek (poorly graded) bila kurva tidak teratur & ada
bagian kurva yang terlalu tegak.
Untuk kerikil

gradasi baik Cu >4


Cv min = 1 (tegak)
1 < C0 < 3
gradasi jelek jika salah satu atau keduanya tidak
terpenuhi

Tanah pasir

gradasi baik Cu > 6


1 < Cc < 3

Tanah butir kasar (kerikil atau pasir) disebut bersih jika mengandung
butir-butir halus 0 5 % dan dikatakan sebagai tanah campuran jika
mengandung butir halus > 12%.
Perlu diketahui:

KONSISTENSI DAN PLASTISITAS TANAH KOHESIF


Plastisitas kemampuan tanah dalam menyesuaikan perubahan bentuk pada volume
yang konstan tanpa retak-retak atau remuk

Universitas Gadjah Mada

disebabkan adanya mineral lempung dalam tanah


Kondisi basah dengan tingkat kadar air tertinggi, sifat konsistensinya berubah
berubah-ubah
4 kondisi konsistensi tanah : cair, plastis, semi solid, dan solid.
Cair tanah dapat mengalir pada bidangnya oleh gerakannya sendiri (miring)
Plastis jika dapat diubah
diubah-ubah bentuknya tanpa mengalami retak-retak
retak
Semi solid jika dapat diubah-ubah
diubah
bentuknya mengalami retak-retak
retak
Solid tanah getas & keras, tidak dapat dibentuk
Kadar air transisi dari masing--masing konsistensi
Batas-batas
batas konsistensi = Atterberg limit
1. Batas Cair (Liquid Limit) = WL = LL kadar air pada transisi cair plastis
2. Batas Plastis (Plastic Limit) = WP = PL = UP = kadar air pada transisi plastis
semisolid
kadar air pada transisi semisolid
3. Batas Susut (Shrinkage Limit) = WS = US = kadar
solid
Panjang
ang daerah kadar air tanah pada kondisi plastis disebut index plastis = IP =
Plasticity Index
Selisih antara batas cair & plastis

IP = WL - WP
LL PL

Apabila tanah kohesif basah dengan kadar air yang cukup tinggi dikeringkan secara
berangsur-angsur konsistensinya berubah, volume berubah (kohesif = sifat
kembang susut)

Universitas Gadjah Mada

a. Penentuan batas cair tanah Liquid Limit (LL)


Batas cair : kadar air transisi antara cair & plastis
Di Laboratorium alat Casagrande
Tanah tepat pada kondisi batas cair akan bertaut pada 25 ketukan

Handle diputar, mangkok naik 1 cm akan jatuh berulang-ulang


berulang ulang pada landasan
karet, Sampel tanah dicampur dengan air sampai homogen dimasukkan dalam
mangkok tanah dipisahkan 2 bagian yang dibatasi alur dengan colet (alur
berbentuk U jarak 2 mm). Jika cair sekali maka alur akan menutup, jika kurang cair
maka alur tidak menutup (harus
(ha
dipukul-pukul).
Makin kurang cair maka makin banyak pukulan-pukulan
pukulan pukulan yang diperlukan. Tanah
persis pada batas cair jika diperlukan 25 pukulan.
Contoh soal:
Pada penentuan batas cair suatu sampel tanah kohesif didapat data sebagai
berikut:
Jumlahketukan

38

28

22

17

Kadar air (%)

39.5

43.4

48.2

52

Setiap pasang data diplotkan pada grafik, kemudian ditarik garis lurus
lurus penghubung
terbaik. Garis inii memotong garis tegak lewat 25 ketukan, pada kadar air 46%.
Maka batas cair tanah inii WL = 46 %.

Universitas Gadjah Mada

b. Penentuan Batas Plastis (Plastis Limit)


Batas Plastis adalah batas antara plastis - semi solid. Pada kondisi plastis bila
tanah dapat digiling menjadi silinder kecil 3 mm tanpa retak-retak.
retak. Bila timbul
retak-retak semi solid
Disepakati bahwa tanah tepat pada kondisi batas
batas plastis jika digiling pada 3 mm
mulai timbul retak-retak.

c. Penentuan Batas Susut (Shrinkage Limit)


Kadar air minimum jika tanah dikeringkan tidak mengalami susut lagi.
Sampel tanah + air cukup dimasukkan
dalam cawan
Cawan + tanah oven 100 - 105 C
Volume menyusut ditimbang beratnya
Wo, volume Vo (volume tanah kering)

Universitas Gadjah Mada

Berat volume tanah kering

Angka pori tanah kering dicari dari

Sehingga didapat

Dicari kadar air yang menjadikan tanah kering dengan

volume V0 tadi menjadi kenyang air; dari persamaan :


G.w=e.S
S=1

Persamaan (a)

Batas susut yang dicari

Batas-batas Konsistensi dan Sifat Tanah


Setelah diketahui batas cair WL dan batas plastis WP dapat dihitung IP tanah :
IP = WL WP
IP = LL - PL
Tiap tanah mempunyai WL, WS, WP yang berbeda-beda yang dipengaruhi sifat-sifat
tanah.
Klasifikasi tanah:
Plastisitas rendah, jika WL < 50 %
Plastisitas tinggi, jika WL > 50 %
Diagram Casagrande

absis : batas cair (WL)


Ordinat: IP

C = Clay

CH : Clay High Plasticity

WL > 50 %

CL : Clay Low Plasticity

WL < 50 %

gram A = gr dengan Pers. IP = 0,73 (WL 20)


M

= Mo = Silt = lanau

= Tanah Organis = Organic Soil

CL

= ML = Lempung/lanau dengan plastisitas rendah

Sehingga misal tanah mempunyai nilai dengan gr A maka harus disebut keduanya
contoh : CH - MH, CL - ML, ML - MH, CL - CH

Catatan : Di atas gr. A : IP > 0,73 (WL - 20)

Universitas Gadjah Mada

Diagram Casagrande

LL = WL = 70 %

IP = 40 % CH

PL = WP = 30%

IP = LL - PL

GarisB :WL = 50%


Tanah di atas garis A

lempung (c)

Tanah di bawah garis A tanah organic


Lempung
Di kanan garis WL 50 % High Plasticity (H)
Di kiri garis WL 50 % Low Plasticity (L)
Kanan Atas

CH : HP Clay IP > 0,73 (WL - 20)


Dan WL > 50%

Kiri Atas

CL = LP clay IP > 0,73 (WL - 20)


Dan WL < 50%

Kanan Bawah OH

HP organic clay IP < 0,73 (WL 20)


Dan WL > 50%

Kanan Bawah MH

HP Silt IP < 0,73 (WL - 20)


Dan WL < 50%

Universitas Gadjah Mada

KLASIFIKASI TANAH SISTEM UNIFIED


1. Tiap tanah bersimbol 2 huruf
Huruf I (jenis)

Huruf II

(sifat tanah)

Gravel

: kerikil

Sand

: pasir

Mo

: lanau (silt lumpur)

Clay

: lempung

Organic Soil

: tanah organik

weligraded

Poorlygraded

Mengandung lanau (silty)

Mengandung lempung (clayer)

Low Plasticity

High Plasticity

Berbagai sifat pengenal yang harus diketahui gradasi butir tanah butir kasar
butir- butir konsistensi
tanah butir halus

Contoh:
Tanah A digradasi, butir halus << 50 % - butir kasar
pasir : 38 % G (gravel)
kerikil : 62 %
D10 = 0,5mm

!"#

D60 = 16 mm
D30 = 3 mm

GW = kerikil bergradasi baik


$

&#

Tanah B Pasir: S (sand)


%'(
)

D10 = 0,21 mm

%* + , # -

D60 = 0,34 mm
D30 = 0,3 mm

SP = pasir bergradasi jelek


$

%'
%)

%'(

% , !

#-

Tanah C
Butir halus = 37% > 12 %
Butir kasar = 63 % > 50 %

Universitas Gadjah Mada

Pasir = 63% - 37% = 26%


G
Kerikil =100% - 63% = 37%
Tanah fraksi halus > 12 %
perlu diselidiki batas-batas konsistensinya WL, IP

jika WL & IP

di atas gr a GC
di bawah gr a GM
sama dengan gr a GC GM

Universitas Gadjah Mada

BEBERAPA SIFAT MEKANIK /FISIK TANAH


PERMEABILITAS :

Sifat suatu bahan berpori, sehingga air dapat merembes (perkolasi)

Sifat ini ditentukan oleh besarnya pori


Pasir : bersifat permeable (pervious)
Lempung : bersifat impermeable (impervious) = rapat air
Lanau : bersifat antara permeable & impermeable

Ukuran : konsistensi permeabilitas = k menentukan tingkat permeabilitas satuan


= cm/dt

Aliran dalam pori - pori tanah selalu aliran laminar


Hukum Darcy

V=k.i

V = Velocity = kecepatan = cm/dt


k = koefisien permeabilitas = cm/dt
i

= gradien hydraulic
= selisih tinggi tekanan dibagi lintasan

k = kecepatan aliran jika i = 1


Q = A. V

/
0

Hukum Continueitas Q = A1 . V1 = A2 . V2

Q = debit/air yang mengalir dalam satuan waktu (cm3/dt)


A = luas tampang tanah yang dilewati air
Nilai k;

- kerikil

: k > 10 cm/dt

- pasir

: k = 10 10-2 cm/dt

- lanau

: k = 10-2 10-5 cm/dt

- lempung

: k < 10-5 cm/dt

Universitas Gadjah Mada

TEKANAN TOTAL, TEKANAN EFEKTIF & TEKANAN PORI


PO

1. Tekanan tanah: ada 3 pengertian yaitu :


a. Tekanan Normal Total (Tekanan Normal)
Jumlah gaya tiap satuan yang bekerja pada suatu bidang tanah
b. Tekanan air pori (U)
Tekanan hidrostatis air yang ada pada pori-pori
pori pori tanah, yang mempunyai arah
dan ke segala arah.

c. Tekanan Normal efektif (Tekanan efektif)


Tekanan antara butir-butir
butir tanah
untuk menghitung :

Settlement
Gesekan (longsoran)

Hubungan antara ; ; U
a.

Universitas Gadjah Mada

Dipandang potongan yang berupa prisma massif.

Tekanan hidrostatis
Tekanan efektif

(arahnya melawan total

= - U

b. Keadaan khusus
Tidak ada aliran air
Tekanan bekerja pada bidang horizontal
M.a. tanah mendatar tanpa tambahan tekanan

Universitas Gadjah Mada

Kesimpulan :
ekanan tanah sangat dipengaruhi tekanan air pori (U)
Tekanan
U sendiri berbeda-beda
Permasalahan
ermasalahan yang perlu diperhatikan :
1) Ada tambahan tekanan di atas tanah tapi tanah
ah belum sempat berkonsolidasi
2) Ada aliran air
3) Tanah basah tidak kenyang air (ada tambahan tekanan)
= - U

2. TEKANAN HOMOGEN & TAK ADA AIR TANAH


Dipandang bidang datar seluas A m2 pada kedalaman h meter dari muka tanah
Berat tanah yang ada diatas A = W = (A x h x ) ton
Tekanan = berat persatuan luas

= berat prisma yang tingginya h meter dengan luas penampang 1 m2


catatan:
1. satuan yang digunakan : t, m, (t/m3), (t/m2)
2. kondisi tanah = k atau saturated
3. tanah berlapis dan ada beban

3. KEADAAN ADA AIR TANAH


tekanan total, tekanan pori, tekanan efektif

dianggap 2 lapis tanah:

1. yang diatas M.A.T


2. yang dibawah M.A.T

tekanan air ke atas ; tekanan pori h2 . w

Ada tiga macam tekanan :


Tekanan total ;

= h1 . 1 + h2 . sat

Tekan pori U;

U = h2 . w w = 1

Tekanan efektif ;

= - U

Universitas Gadjah Mada

Untuk kondisi air tidak bergerak (keadaan seperti di atas), ternyata tekanan efektif
dapat dihitung
tung sebagai berikut :

Catatan :
keadaan dalam praktek pada umumnya pengaruh air tanah sebagai berikut :

Contoh
ntoh : Pada suatu tempat, kondisi lapaisan tanah sebagai berikut :
M.A.T
.T terdapat pada kedalaman - 2.00 m
dari 0.00 sampai - 4,50 m berupa lapisan pasir yang keadaannya sebagai berikut

G = 2,6; c = 0,5 dan bagian yang diatas M.A.T dengan S 60 %


dibawah - 4,50 m berupa lempung dengan G = 2,7 & c = 0,6

Hitung
tung : tekanan total, tekanan pori & tekanan efektif pada kedalaman - 2,00 m; -4,50
m & -9,00 m

Pasir di atas M.A.T :

Universitas Gadjah Mada

%,

4%&
4%&

123

%4*5678'

Pasir dibawah M.A.T :


%,

%4*5678 '

4%&
%*
123

4%,
4%,

%4,5678 '

Lempung :
9

Pada -2.00 m

%4,5678'

123

= 2.1,93 = 3,86 t/m2

U1 = 0
-4.50 m

1'

= 3,86 t/m2

= 2 . 1,93 + 2,5 . 2,07 = 9,04 t/m2

U2 = 2,5 . 1 = 2,5 t/m2


2'

= 9,04 2,5 = 6,54 t/m2

: 2 = 2 . 1,93 + 2,5 . 2,07 + 4,5 . 2,06 = 18,31 t/m2

-9.00 m

U2 = 7. 1 = 7 t/m2
2'

= 11,31 t/m2

CARA LANGSUNG MENGHITUNG '


= 2 . 1,93 = 3,86 t/m2

1'

2'

= h1 .

3'

+ h2 .

)=

2 . 1,93 + 2,5 . 1,07 = 6,54 t/m2

= 2 . 1,93 + 2,5 . 1,07 + 4,5 . 1,06 = 11,31 t/m2

4. ADA ALIRAN AIR

Aliran vertical
Gradient hidrolik = .
Pada I I

:/
0

Tekanan Total =

=h.

Tekanan Pori = U' = h' .

+<.

123

+ (h + < - h) .

Universitas Gadjah Mada

Keadaan tanpa aliran = =

. , selisih = i .

. w

atau berat volume : tak ada aliran ada aliran

( + i . w)

Aliran dari bawah ke atas


Gradient Hidrolik =
Pada lapisan I I
Tekanan Total = = h . w + +

Tekanan Pori = Tekanan air ke atas


= U = (h +

+ h) .

Universitas Gadjah Mada

Tekanan efektif

= = - U
=

. - h .w

. -

. ( - i . w)

. w

2 = x . ( + . w)

Pada lapisan II II =

Leadaan kritis = Bila i terlalu besar, sehingga = 0


0 = x . ( + . w)
i . w =

Pada tanah non kohesif w = 1


Tanah mengapung

i kritis =

= Boiling
= Quick Condition

Contoh dalam praktek :

Jika i > Quick Conditions longsor


Sehingga dalam penggalian diusahakan
tidak terjadi, pada tanah berbutir kasar

Universitas Gadjah Mada

CARA MENGATASI :

penggalian tidak terlalu dalam

memperpanjang turap

ditimbun pasir & kerikil

pompa sebelum penggalian

TANAH BAHAN FILTER

Pada bendungan air dapat membawa butir-butir


butir
tanah sehingga menimbulkan bahaya
piping bendungan dapat runtuh
Pada dinding penahan tanah, seandainya tidak ada drainasi bahaya piping
Pencegahan :

perlu drainasi dengan filter


air diarahkan menuju drainasi dan disitu terdapat bahan yang dapat berfungsi

sebagai saringan agar butir-butir


butir
tanah tidak ikut mengalir.

Universitas Gadjah Mada

Syarat bahan filter :

harus lebih permeabel dari


ri tanah yang dilindungi

pori-pori
pori tidak boleh terlalu besar dibanding dengan gradasi butir tanah yang
dilindungi sehingga butir-butir
butir tanah tidak dapat masuk dalam pori-pori
pori

jika air harus menuju pipa/lubang drainasi gradasi bahan filter harus cukup kasar
agar tidak terbawa masuk pipa.

Tanah yang memenuhi syarat ini:


Yang perlu diketahui : gradasi tanah yang dilindungi
1. D15 f (filter) > 4 @ 5 x D15 S (tanah yang dilindungi)
2. D15 f < 4 @ 5 D85 S
4D85 S > D15 f > 5D15 S
Jika tanah yang dilindungi terlalu halus, maka dipakai filter berlapis tanah
1. filter tanah
2. filter I
3. filter II
4. filter Ill

Jika ada lubang & ada pipa :

jika lubang bulat

: D85 f > 1 x lubang

jika lubang persegi

: D85 f > 1,2 lebar lubang

Misal
sal : ada lubang 5 cm = 50 mm check pada grafik

Universitas Gadjah Mada

D15 f = 0,001

5 D15 S = 0,005

D85 S = 0,03

4 D85 f = 0,012

D15 f > 5 D15 S = 0,005


D15 f < 4 D85 f = 0,12

Universitas Gadjah Mada

Anda mungkin juga menyukai