KLASIFIKASI TANAH
SIFAT INDEKS & KLASIFIKASI TANAH
1. Pendahuluan
Tanah terdiri atas butiran dengan berbagai ukuran. Perbandingan dari masingmasing ukuran tidak teratur. Sifat kimia butiran juga beraneka ragam, sehingga
jenis tanah beraneka. Oleh karena itu perlu pengklasifikasian guna penyeragaman
jenis-jenis tanah dan membatasi jumlah. Tanah yang mirip diberi namal/symbol
yang sama dengan berbagai kriteria.
Sistem pengklasifikasian : AASHTO, ASTM. British Standard, MIT Standard.
Umumnya memakai Unified System.
Gradasi butir tanah butir kasar
Indeks (pengenal)
Batas-batas konsistensi tanah butir halu
2. Gradasi Butir (Distribusi Ukuran Butir)
Saringan (untuk butir kasar)
Sedimentasi (untuk butir halus)
a. Saringan Standard
Setiap saringan diberi nomor & ukuran (nomor besar, lubang kecil)
nomor saringan = jumlah lubang pada 1 (1 inch)
saringan yang biasa digunakan untuk analisis gradasi butir tanah :
Pasir
: lolos saringan no 40
Lanau
: 0.075 - 0.005 mm
c. Analisis saringan
Untuk tanah berbutir kasar
Digunakan 1 susun saringan standard
Sampel butiran-butiran
butiran
kering, ditaruh diatas
Keterangan:
(1) saringan standard (unified standard)
(2) ukuran lubang
e. Analisis Sedimentasi
Bagian yang berbutir halus (lolos
(lo
saringan no. 200 0,075 mm)
Berdasarkan Hukum Stokes
Butiran tanah di dalam air akan mengendap dengan kecepatan konstan
V = kecepatan (cm/dt)
(cm
D = diameter equivalen butiran (mm) karena biasanya
ya butiran tanah
tidak berbentuk bola
G = berat jenis tanah
= berat jenis air
n = kekentalan air (poise . gr/cm/dt)
gr/cm
tergantung t
g = percepatan gravitasi
Untuk suatu pemeriksaan..G,
pemeriksaan
g,
, n karena kecepatan
konstan
maka hubungan antara ,, lintasan & waktu dapat disederhanakan
menjadi
C bilangan konstan
f.
Cara
ara pipet & cara hidrometer
Hidrometer : silinder gelas 1 literan
a gram tanah = 1000 cm3
dengan
ukuran D1 dimana
Jika diketahui
etahui kurva gradasi tanah :
Jika suatu titik dari
ri suatu kurva tanah, mempunyai absis D mm & Ordi
Ordinat p
maka berarti bahwa tanah ini
in p% dari butir-butirnya berukuran < D mm
Garis kurva makin kekiri
Perpotongan : ukuran butir 0,005 mm; 0,075 mm (no. 200) ; 4,75 (no. 4)
& 75 mm (saringan no. 3)
Jika 40 % butir-butirnya mempunyai ukuran < 2,4 m
D40 = 2,4 mm
D60 = 3,7 mm
Tanah pasir
Tanah butir kasar (kerikil atau pasir) disebut bersih jika mengandung
butir-butir halus 0 5 % dan dikatakan sebagai tanah campuran jika
mengandung butir halus > 12%.
Perlu diketahui:
IP = WL - WP
LL PL
Apabila tanah kohesif basah dengan kadar air yang cukup tinggi dikeringkan secara
berangsur-angsur konsistensinya berubah, volume berubah (kohesif = sifat
kembang susut)
38
28
22
17
39.5
43.4
48.2
52
Setiap pasang data diplotkan pada grafik, kemudian ditarik garis lurus
lurus penghubung
terbaik. Garis inii memotong garis tegak lewat 25 ketukan, pada kadar air 46%.
Maka batas cair tanah inii WL = 46 %.
Sehingga didapat
Persamaan (a)
C = Clay
WL > 50 %
WL < 50 %
= Mo = Silt = lanau
CL
Sehingga misal tanah mempunyai nilai dengan gr A maka harus disebut keduanya
contoh : CH - MH, CL - ML, ML - MH, CL - CH
Diagram Casagrande
LL = WL = 70 %
IP = 40 % CH
PL = WP = 30%
IP = LL - PL
lempung (c)
Kiri Atas
Kanan Bawah OH
Kanan Bawah MH
Huruf II
(sifat tanah)
Gravel
: kerikil
Sand
: pasir
Mo
Clay
: lempung
Organic Soil
: tanah organik
weligraded
Poorlygraded
Low Plasticity
High Plasticity
Berbagai sifat pengenal yang harus diketahui gradasi butir tanah butir kasar
butir- butir konsistensi
tanah butir halus
Contoh:
Tanah A digradasi, butir halus << 50 % - butir kasar
pasir : 38 % G (gravel)
kerikil : 62 %
D10 = 0,5mm
!"#
D60 = 16 mm
D30 = 3 mm
&#
D10 = 0,21 mm
%* + , # -
D60 = 0,34 mm
D30 = 0,3 mm
%'
%)
%'(
% , !
#-
Tanah C
Butir halus = 37% > 12 %
Butir kasar = 63 % > 50 %
jika WL & IP
di atas gr a GC
di bawah gr a GM
sama dengan gr a GC GM
V=k.i
= gradien hydraulic
= selisih tinggi tekanan dibagi lintasan
/
0
Hukum Continueitas Q = A1 . V1 = A2 . V2
- kerikil
: k > 10 cm/dt
- pasir
: k = 10 10-2 cm/dt
- lanau
- lempung
Settlement
Gesekan (longsoran)
Hubungan antara ; ; U
a.
Tekanan hidrostatis
Tekanan efektif
= - U
b. Keadaan khusus
Tidak ada aliran air
Tekanan bekerja pada bidang horizontal
M.a. tanah mendatar tanpa tambahan tekanan
Kesimpulan :
ekanan tanah sangat dipengaruhi tekanan air pori (U)
Tekanan
U sendiri berbeda-beda
Permasalahan
ermasalahan yang perlu diperhatikan :
1) Ada tambahan tekanan di atas tanah tapi tanah
ah belum sempat berkonsolidasi
2) Ada aliran air
3) Tanah basah tidak kenyang air (ada tambahan tekanan)
= - U
= h1 . 1 + h2 . sat
Tekan pori U;
U = h2 . w w = 1
Tekanan efektif ;
= - U
Untuk kondisi air tidak bergerak (keadaan seperti di atas), ternyata tekanan efektif
dapat dihitung
tung sebagai berikut :
Catatan :
keadaan dalam praktek pada umumnya pengaruh air tanah sebagai berikut :
Contoh
ntoh : Pada suatu tempat, kondisi lapaisan tanah sebagai berikut :
M.A.T
.T terdapat pada kedalaman - 2.00 m
dari 0.00 sampai - 4,50 m berupa lapisan pasir yang keadaannya sebagai berikut
Hitung
tung : tekanan total, tekanan pori & tekanan efektif pada kedalaman - 2,00 m; -4,50
m & -9,00 m
%,
4%&
4%&
123
%4*5678'
%4*5678 '
4%&
%*
123
4%,
4%,
%4,5678 '
Lempung :
9
Pada -2.00 m
%4,5678'
123
U1 = 0
-4.50 m
1'
= 3,86 t/m2
-9.00 m
U2 = 7. 1 = 7 t/m2
2'
= 11,31 t/m2
1'
2'
= h1 .
3'
+ h2 .
)=
Aliran vertical
Gradient hidrolik = .
Pada I I
:/
0
Tekanan Total =
=h.
+<.
123
+ (h + < - h) .
. , selisih = i .
. w
( + i . w)
+ h) .
Tekanan efektif
= = - U
=
. - h .w
. -
. ( - i . w)
. w
2 = x . ( + . w)
Pada lapisan II II =
i kritis =
= Boiling
= Quick Condition
CARA MENGATASI :
memperpanjang turap
pori-pori
pori tidak boleh terlalu besar dibanding dengan gradasi butir tanah yang
dilindungi sehingga butir-butir
butir tanah tidak dapat masuk dalam pori-pori
pori
jika air harus menuju pipa/lubang drainasi gradasi bahan filter harus cukup kasar
agar tidak terbawa masuk pipa.
Misal
sal : ada lubang 5 cm = 50 mm check pada grafik
D15 f = 0,001
5 D15 S = 0,005
D85 S = 0,03
4 D85 f = 0,012