Anda di halaman 1dari 4

19. Uraikan kaitan Undang-Undang R.I No.

23 tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan


Hidup, kasus import limbah B-3 !
Jawab :
BAB VI
PERSYARATAN PENAATAN LINGKUNGAN HIDUP
Bagian Pertama Perizinan
Pasal 18
(1)

Setiap usaha dan/atau kegiatan yang menimbulkan dampak besar dan penting

terhadap lingkungan hidup wajib memiliki analisis mengenai dampak lingkungan hidup
untuk memperoleh izin melakukan usaha dan/atau kegiatan.
(2)

Izin melakukan usaha dan/atau kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

diberikan pejabat yang berwenang sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang


berlaku.
(3)

Dalam izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dicantumkan persyaratan dan

kewajiban untuk melakukan upaya pengendalian dampak lingkungan hidup.


Pasal 21
Setiap orang dilarang melakukan impor limbah bahan berbahaya dan beracun.
BAB IX
KETENTUAN PIDANA
Pasal 43
(1)

Barang siapa yang dengan melanggar ketentuan perundang-undangan yang berlaku,

sengaja melepas kan atau membuang zat, energi, dan/atau komponen lain yang berbahaya
atau beracun masuk di atas atau ke dalam tanah, ke dalam udara atau ke dalam air
permukaan, melakukan impor, ekspor, memperdagangkan, mengangkut, menyimpan bahan
tersebut, menjalankan instalasi yang berbahaya, padahal mengetahui atau sangat beralasan
untuk menduga bahwa perbuatan tersebut dapat menimbulkan pencemaran dan/atau
perusakan lingkungan hidup atau membahayakan kesehatan umum atau nyawa orang lain,
diancam dengan pidana penjara paling lama enam tahun dan denda paling banyak
Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah).
Pasal 44
(1)

Barang siapa yang dengan melanggar ketentuan perundang-undangan yang berlaku,

karena kealpaannya melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 43, diancam

dengan pidana penjara paling lama tiga tahun dan denda paling banyak Rp.100.000.000,00
(seratus juta rupiah).
(2)

Jika tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengakibatkan orang mati

atau luka berat, pelaku tindak pidana diancam dengan pidana penjara paling lama lima tahun
dan denda paling banyak Rp.150.000.000,00 (seratus lima puluh juta rupiah).
20. Mengapa impor limbah kimia B-3 di Indonesia masih terus berjalan?
Komitmen Indonesia dalam memberlakukan pelarangan impor limbah B3 mengalami
pasang surut. Sebelum meratifikasi Konvensi Basel pada tahun 1993 melalui Keppres No. 61,
secara hukum Indonesia memperbolehkan impor limbah B3. Dengan meratifikasi hasil
konvensi ini, Indonesia secara otomatis melarang aktivitas perpindahan lintas batas limbah
B3. Namun dengan alasan keterbatasan teknologi pengolahan di dalam negeri, Indonesia
masih memperbolehkan ekspor limbah B3 untuk tujuan pengolahan.
Diterbitkannya PP No. 19/1994 tentang Pengelolaan Limbah B3 menegaskan
pelarangan impor limbah B3 dengan alasan apa pun. Atas desakan kepentingan industri,
melalui PP No. 12/1995 tentang Perubahan PP No. 19/1994 Indonesia kemudian menerapkan
pelarangan Impor dengan pengecualian jika dibutuhkan untuk penambahan bahan baku bagi
kegiatan industri. Tindakan ini dianggap memberikan peluang berdirinya industri-industri
baru yang menggunakan limbah B3 sebagai bahan baku yang disinyalir sebagai modus baru
aliran masuk limbah B3 ke Indonesia. Dengan diundangkannya UU No. 23/1997 tentang
Pengelolaan Lingkungan Hidup, PP No. 12/1995 dinilai bertentangan dengan ketentuan yang
lebih tinggi.
Dengan diterbitkannya PP No. 18/1999 yang kemudian diubah menjadi PP No.
85/1999, Indonesia akhirnya kembali menetapkan pelarangan impor limbah B3 secara total
dengan alasan apapun. Hingga saat ini, PP tersebut masih berlaku dan menjadi acuan bagi
pengelolaan limbah B3 di Indonesia. Dalam perkembangan selanjutnya, lahir pula UU baru
yang menguatkan komitmen Indonesia, yaitu UU No. 18/2008 tentang Persampahan dan UU
No. 32/2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (PPLH). Landasan
hukum tersebut sangat cukup untuk menegaskan bahwa Indonesia adalah negara yang
melarang impor limbah B3 atau tindakan memasukkan limbah B3 ke dalam batas wilayah
NKRI adalah tindakan yang ilegal.
21. Berlakukah Keputusan Gubernur tentang Pengolahan Limbah melarang impor limbah
kimia B-3 di pelabuhan Tanjung Priok?

22. Uraikan perbedaan bencana banjir di Jakarta pada bulan Februari 2007 dengan bencana
lumpur panas di Sidoarjo-Jawa Timur !
23. Apa yang dimaksud dengan eko-sistem (eco-system)?
Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik tak
terpisahkan antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Ekosistem bisa dikatakan juga
suatu tatanan kesatuan secara utuh dan menyeluruh antara segenap unsur lingkungan hidup
yang saling memengaruhi.
Ekosistem merupakan penggabungan dari setiap unit biosistem yang melibatkan
interaksi timbal balik antara organisme dan lingkungan fisik sehingga aliran energi menuju
kepada suatu struktur biotik tertentu dan terjadi suatu siklus materi antara organisme dan
anorganisme. Matahari sebagai sumber dari semua energi yang ada.
Dalam ekosistem, organisme dalam komunitas berkembang bersama-sama dengan
lingkungan fisik sebagai suatu sistem. Organisme akan beradaptasi dengan lingkungan fisik,
sebaliknya organisme juga memengaruhi lingkungan fisik untuk keperluan hidup. Pengertian
ini didasarkan pada Hipotesis Gaia, yaitu: "organisme, khususnya mikroorganisme, bersamasama dengan lingkungan fisik menghasilkan suatu sistem kontrol yang menjaga keadaan di
bumi cocok untuk kehidupan". Hal ini mengarah pada kenyataan bahwa kandungan kimia
atmosfer dan bumi sangat terkendali dan sangat berbeda dengan planet lain dalam tata surya.
24. Apa yang dimaksud dengan pembangunan berkelanjutan?
Pembangunan berkelanjutan adalah pembangunan yang memenuhi kebutuhan masa
kini tanpa harus mengurangi kemampuannya untuk memenuhi kebutuhan dari generasi yang
akan datang. Pembangunan berkelanjutan harus memerhatikan pemanfaatan lingkungan
hidup dan kelestarian lingkungannya agar kualitas lingkungan tetap terjaga. Kelestarian
lingkungan yang tidak dijaga, akan menyebabkan daya dukung lingkungan berkurang, atau
bahkan akan hilang.
Pembangunan berkelanjutan mengandung arti sudah tercapainya keadilan sosial dari
generas ke generasi. Dilihat dari pengertian lainnya, pembangunan berkelanjutan sebagai
pembangunan nasional yang melestarikan fungsi dan kemampuan ekosistem.
Pembangunan yang berkelanjutan harus mencerminkan tindakan yang mampu
melestarikan lingkungan alamnya. Pembangunan berkelanjutan mempunyai ciri-ciri sebagai
berikut.

a. Memberi kemungkinan pada kelangsungan hidup dengan jalan melestarikan fungsi


dan kemampuan ekosistem yang mendukungnya, baik secara langsung maupun tidak
langsung.
b. Memanfaatkan sumber daya alam dengan memanfaatkan teknologi yang tidak
merusak lingkungan.
c. Memberikan kesempatan kepada sektor dan kegiatan lainnya untuk berkembang
bersama-sama di setiap daerah, baik dalam kurun waktu yang sama maupun kurun
waktu yang berbeda secara berkesinambungan.
d. Meningkatkan dan melestarikan kemampuan dan fungsi ekosistem untuk memasok,

melindungi, serta mendukung sumber alam bagi kehidupan secara berkesinambungan.


e. Menggunakan prosedur dan tata cara yang memerhatikan kelestarian fungsi dan
kemampuan ekosistem untuk mendukung kehidupan, baik masa kini maupun masa
yang akan datang.

Anda mungkin juga menyukai