Anda di halaman 1dari 30

AEP

BAB III
DESKRIPSI PROSES
3.1.

Deskripsi Proses
Perlakuan terhadap tandan buah segar (TBS), mulai di lapangan, transportasi

dan proses pengolahan di pabrik sangat menentukan kualitas minyak yang dihasilkan.
Target yang harus dicapai pada proses pengolahan adalah mengolah bahan baku TBS
dengan kriteria matang panen yang baik, sehingga memperoleh hasil produksi CPO
dan inti sawit yang memenuhi persyaratan mutu sesuai keinginan pasar dengan harga
jual yang tinggi dan biaya pengolahan seminimal mungkin serta mengendalikan
limbah sebagai produk samping.
Pengolahan TBS menjadi CPO dan kernel melalui beberapa stasiun
pengolahan (Aliran proses pengolahan TBS menjadi CPO dan kernel terdapat pada
lampiran A), meliputi:
1.

Stasiun Penerimaan Buah (Fruit Reception Station)

2.

Stasiun Penimbunan Sementara (Loading Ramp)

3.

Stasiun Perebusan (Sterilizer Station)

4.

Stasiun Penebahan (Threshing Station)

5.

Stasiun Pengempaan (Press Station)

6.

Stasiun Pemurnian (Clarification Station)

7.

Stasiun Pengolahan Inti (Kernel Plant Station)

8.

Stasiun Penyimpanan (Storage Station)


9.
10.

Stasiun Perlakuan Air (Water Treatment)


Stasiun Pembangkit Listrik (Power Plant)

AEP
Proses pengolahan tandan buah segar menjadi kernel dapat dilihat pada
flowchart di bawah ini
FFB
Weight
Bridge
Tipping
ramp
Loading
ramp
FFB
Conveyor
Sterilizer

Thresser

Empty
TANKO
S

Empty
Bunch
Presser

Berondola

Liquor Tank

Digester
Oil
Screw
Nut and Fiber
Sand Trap
Tank

Cake Breaker
Conveyor

Vibrating Screen

Depericar
per

Kerne
l

DCO

Polishing
Drum

CST

Sludge
Tank

Nut Hopper

Vacuum
Drier

Sand
Cyclone

Ripple Mill

Oil Storage
Tank

Balance
Tank

Clay Bath
Tank

Brush
Strainer

Dryer Silo

Oil Reclaine
Tank

Fiber
Cyclone

Nut Transport
Cyclone
Kern

Clean Oil
Tank

Fiber

Fiber Cyclone
Conveyor

Nut
shell

Boile
r
Shell
Hopper

AEP
Sludge

Bulking

Wast
Centrifuge
3.1.1. Stasiun Penerimaan
Buah (Fruit
Reception Station)
Silo
e

Stasiun penerimaan buah berfungsi sebagai tempat penerimaan TBS dari


kebun.Pada stasiun ini dapat diketahui jumlah produksi TBS setiap harinya.Mutu
TBS harus benar-benar diperhatikan sebelum TBS diolah pada tahapan berikutnya
untuk menghasilkan minyak dengan rendemen dan kualitas yang diinginkan.Sumber
buah sawit PT. Bina Pitri Jaya Mill saat ini berasal dari:
1.

2.

Kebun sendiri

Sampel diambil secara acak dari setiap kebun yang hanya dipilih dari 1

kebun dan untuk 1 kebun minimal 4 truk TBS


Unit samping minimal 250-300 tandan yang diambil acak
TBS tidak perlu disortasi karena telah termasuk kriteria

Kebun luar

TBS harus disortasi dahulu sesuai dengan kriteria pabrik


Sample grading minimal 100 tandan
TBS yang diterima adalah buah segar dan buah masak

Stasiun penerimaan buah meliputi :


A. Jembatan Timbang (Weight Bridge)
Weight bridge (jembatan timbang) berfungsi untuk menimbang berapa banyak
TBS yang masuk ke dalam pabrik. Setiap truk yang membawa TBS terlebih dahulu
harus ditimbang pada jembatan timbang. Setelah itu, truk kosong yang keluar dari
lokasi pabrik harus ditimbang kembali sehingga jumlah TBS yang masuk ke pabrik
dapat diketahui beratnya. Selain itu, jembatan timbang juga berfungsi untuk
menimbang minyak kelapa sawit (CPO), inti sawit, dan cangkang yang dipasarkan.
Hal ini dapat dilihat pada Gambar 3.1.

AEP

Gambar 3.1. Jembatan Timbang PKS PT. Bina Pitri Jaya Mill
B. Sortasi
Sortasi dilakukan untuk mengontrol mutu TBS yang akan diolah dan
mengetahui sejauh mana kualitas buah dari TBS yang dihasilkan oleh pihak kebun.
Adapun kriteria sortasi adalah sebagai berikut:
Tabel 3.1. Spesifikasi Sortasi TBS di PT. Bina Pitri Jaya Mill
Standar Kematangan TBS
Buah mentah
Buah kurang matang
Buah matang
Buah terlalu matang
Tandan kosong
Buah busuk
Buah abnormal
Tangkai panjang
Berondolan lepas

Persentase
Max 0%
Max 5%
Min 85%
Max 5%
Max 1%
Max 0%
Max 4%
Max 0%
Min 8%

3.1.2. Stasiun Penimbunan Sementara (Loading Ramp)


Setelah dilakukan penimbangan dan sortasi, maka TBS dipersiapkan untuk
proses sterlisasi dan agar TBS lagi tersedia untuk sterilizer maka dibutuhkan

AEP
Loading ramp untuk menampung TBS. Sehingga kapasitas sterilizer tidak terhambat.
Loading Ramp merupakan tempat penimbunan TBS sementara sebelum TBS masuk
ke tangki perebusan.

Gambar 3.2. Stasiun Loading Ramp PT. Bina Pitri Jaya Mill

Alat Penunjang Sterilizer vertikal antara lain:

AEP
1. Tipping Ramp berfungsi untuk menuang TBS dari truk bak kayu ke ramp
hopper dengan sistem hidraulik.
2. Ramp hopper berfungsi untuk menampung TBS yang diterima.
3. FFB Conveyer berfungsi sebagai alat transportasi TBS dari Loading ramp ke
sterilizer.
3.1.3.

Stasiun Perebusan (Sterilizer Station)


TBS yang sudah ditimbang kemudian dimasukkan kedalam ramp hopper,

dengan bantuan chain conveyor TBS dimasukkan kedalam sterilizer. Sterilizer


merupakan bejana uap bertekanan antara 2,8 sampai 3,0 kg/cm2 yang dilengkapi
dengan pipa uap masuk (inlet pipe), pipa uap keluar (exhaust pipe), pipa kondensat,
plat pembagi uap (weir plate), dan safety valve. PKS PT Bina Pitri Jaya Mill
memiliki 4 (empat) unit sterilizer. Perebusan dilakukan dengan mengalirkan steam
dari back pressure vessel (BPV) ke inlet pipe.
Proses Sterilisasi meliputi :
1. Conveyor yang berisi TBS dimasukkan ke dalam bejana rebusan dan pintu
ditutup rapat. Satu unit sterilizer dapat memuat 30 ton.
2. Steam dimasukan melalui inlet pipe.
3. Perebusan menggunakan steam selama 90 menit dengan tekanana 3 bar.
A. Tujuan dari sterilisasi buah sawit adalah :
1. Inaktivasi enzim
Di dalam buah yang telah dipanen terdapat enzim lipase dan oksidase yang
dapat mempengaruhi kenaikan asam lemak bebas. Enzim-enzim tersebut tetap
bekerja pada buah sebelum dinonaktifkan aktifitasnya, yaitu dengan pemanasan pada
temperatur 55 oC karena pada temperatur ini enzim tersebut tidak aktif.
2. Menurunkan kadar air
Pemanasan buah dapat menurunkan kadar air buah dan inti dengan cara
penguapan pada saat perebusan. Penurunan kadar air pada buah menyebabkan
penyusutan buah sehingga terbentuk rongga-rongga kosong pada mesocarp yang akan
memudahkan proses pengempaan. Air yang terkandung pada inti akan menguap
sehingga kernel akan susut dan proses pemisahan buah akan mudah.

AEP
3. Melepaskan serat dari biji
Penetrasi uap yang cukup baik akan membantu proses pemisahan serat
mesocarp dan biji yang dipercepat oleh proses hidrolisis.
4. Membantu proses pelepasan inti dari cangkang
Perebusan yang sempurna akan menurunkan kadar air hingga 12%, sehingga
akan menyebabkan inti susut, sedang tempurung tetap, maka terjadilah inti yang lepas
dari cangkang.
5. Melunakkan daging buah
Perebusan akan menyebabkan daging buah melunak sehingga akan
mempermudah dalam proses di digester.
6. Melepaskan buah dari tandan
Dengan adanya pemanasan maka buah akan terlepas dari tandan. Tetapi tidak
semua buah terlepas sehingga harus dilanjutkan dengan proses penebahan (threshing).

Gambar 3.3. Stasiun Perebusan PKS Bina Pitri Jaya Mill


Pada Gambar 3.4, sterilizer yang digunakan berupa sterilizer Vertical dengan
keuntungan sebagai berikut :

AEP
1. Kapasitas rebusan untuk 1 sterilizer adalah 30000 kg (30 Ton).
2. Pengoperasian alat mudah dan praktis.
3. Kapasitas lebih besar di banding sterilizer horizontal yang memiliki ukuran yang
sama
4. Tidak membutuhkan lori.
5. Pengisian uap masuk dan pembuangan kondensat lebih mudah dilakukan, karena
letak atau susunan pipa dan kran relatif lebih sederhana.
Kapasitas penuangan TBS per jam dengan menggunakan bunch conveyor (vertical
sterilizer).
Kapasitas penuangan (set sterilizer/jam) =

kapasitas pabrik (ton/jam)


Kapasitas tabung sterilizer (ton/jam)

Waktu penuangan
Penuangan vertical sterilizer (menit/sterilizer) =

60 menit
Kapasitas penuangan sterilizer

Standar Persentase USB (Unstripped Bunch) setelah sterilizer maksimal 2% dan


persentase oil pada empty bunch maksimal 5%.
B. Alat alat penunjang pada proses sterilizer yaitu:
1. Centilever berfungsi sebagai jembatan rail antara rail dalam sterilizer dengan
rail diluar sterilizer
2. Pintu sterilizer berfungsi sebagai safety untuk saat perebusan.
3. Steam inlet valve berfungsi sebagai kran inlet steam ke dalam tabung
sterilizer.
4. Condensate valve berfungsi sebagai kran pembuangan air dan udara dalam
sterilizer.
5. Steam exshaust valve berfungsi sebagai kran pembuangan steam dari dalam
sterilizer
6. Ventilasi valve berfungsi sebagai kran pembantu pembuangan udara dari
steam
7. Safety vale berfungsi sebagai kran pengaman terhadap kelebihan tekanan
kerja tabung sterilizer yang diizinkan.

AEP
8. Air compressor berfungsi sebagai mesin pengatur dan penyediaan angin untuk
pembukaan dan penutupan kran.
9. Blowdown chamber berfungsi untuk meredam suara dan menangkap air dari
steam yang dikeluarkan dari sterilizer
3.1.4.

Stasiun Penebahan (Threshing Station)


Stasiun threshing adalah stasiun yang memisahkan antara berondolan dengan

janjangan setelah dilakukan perebusan dengan cara diputar dan dibanting melalui alat
drum thresher dimana berondolan diangkut oleh fruit elevator ke stasiun pressing
sedangkan janjangan kosongnya di press kembali untuk memperoleh minyak
Stasiun threshing berfungsi untuk mengirimkan berondolan hasil perebusan ke
stasiun pressing dengan pencapaian keluaran yang maksimal dan membuang Empty
Bunch dengan Oil & Kernel Losses yang minimum.
Unit mesin yang terdapat di stasiun threshing sesuai dengan sterilizer adalah:
a. Sterilizer dengan tipe horizontal
1. Tippler yang berfungsi sebagai alat tuang buah masak dari lori
2. Mechanical bunch conveyor sebagai alat transportasi buah dari Tippler
menuju Threshing.
3. Drum Thresher sebagai alat pemipil tandan agar berondolan terpisah dari
janjangan dengan cara diputar dan dibanting.
4. Empty bunch conveyor sebagai transportasi janjang kosong setelah drum
thresher.
5. Empty bunch press sebagai alat untuk mengekstraksi minyak atau sisa
crude oil pada janjang kosong.
b. Sterilizer dengan tipe vertical
1. Mechanical bunch conveyor sebagai alat transportasi buah dari sterilizer
ke Thresher
2. Drum thresher sebagai alat pemipil tandan agar berondolan terpisah dari
janjangan dengan cara diputar dan dibanting
3. Empy bunch conveyor sebagai transportasi janjang kosong dari drum
thresher ke tempat penampungan akhir.
4. Empty bunch press sebagai alat untuk mengekstraksi sisa minyak di
janjang kosong

AEP
3.1.5.

Stasiun Pengempaan (Pressing Station)


Berondolan yang terpisah dari tandan selanjutnya akan diproses pada stasiun

pengempaan (pressing station). Tujuan utama proses pengempaan adalah untuk


mengeksteaksi minyak dan menghasilkan nut dan fibre dari berondolan sawit yang
sudah direbus secara maksimal melalui pengepresan dengan losses yang minimal dan
menyeimbangkan kapasitas pabrik sesuai dengan desain yang ditetapkan managemen.
Di PT. Bina Pitri Mill memiliki empat unit pressing dengan masing-masing kapasitas
20 ton.
Stasiun Pressing terdiri dari unit-unit mesin pemecah dan pengepresan
berondolan yang sudah disterilisasi. Pada stasiun ini dihasilkan minyak kasar nut dan
fibre dikirim ke stasiun Kernel Recovery untuk proses selanjutnya melalui Cake
Breaker Conveyor.
Mesin-mesin yang terdapat di stasiun pressing antara lain:
1. Fruit Elevator/Conveyor
Fruit Elevator/Conveyor sebagai alat transportasi berondolan dari thresher.
2. Fruit Distributing Conveyor
Fruit Distributing Conveyor sebagai alat transportasi berondolan menuju Digester
3. Fruit Return Conveyor
Fruit Return Conveyor sebagai alat transportasi kelebihan berondolan dari
tabung Digester
4. Digester
Digester merupakan alat berbentuk bejana vertikal yang dilengkapi dengan
pisau-pisau pengaduk yang berputar untuk melumatkan buah sehingga terpisah dari
biji. Di dalam digester buah akan dirajang dan diaduk sehingga lumat, bertujuan
untuk mempermudah proses pengempaan dalam screw press. Untuk mempermudah
pelumatan, diinjeksikan steam agar suhu berkisar 90-95oCdan tidak boleh > 100 oC
untuk menghindari terjadinya emulsi yang dapat menyulitkan pemisahan pada

AEP
klarifikasi. Isi digester minimal volume digester. Fungsi utama adalah sebagai
tempat sementara sebelum diumpankan ke screw press dengan cara pengadukan dan
pencacahan, selain itu manfaat lainnya:
Mempertahankan suhu berondol
Melepaskan sel minyak dari pericarps
Memisahkan nut dan pericarps
Menghomogenasikan massa berondol
5. Screw Press
Screw Press sebagai mesin pres untuk mengekstraksi minyak dan menghasilkan
Nut & Fibre. Screw press berfungsi untuk memisahkan minyak kasar (crude oil) dari
fibre dan nut (biji). Screw press terdiri dari silinder yang berlubang-lubang dan
didalamnya terdapat dua buah ulir (screw) yang bergerak berlawanan arah. Tekanan
pengempaan diatur oleh dua buah cone yang berada di ujung pengempaan yang dapat
digerakkan maju mundur. Untuk mencegah banyaknya nut yang pecah, tekanan
diatur tidak melebihi dari 55 bar, untuk meminimalisir hancurnua nut atau kernel.
. Apabila tekanan tidak cukup akan menyebabkan proses ekstraksi kurang
sempurna sehingga losses pada ampas press tinggi. Untuk membantu proses
ekstraksi, ditambahkan air panas dengan suhu 90-95oC sebanyak 7% (maksimal) dari
banyaknya TBS olah.
Minyak kasar (crude oil) hasil pengempaan akan jatuh melalui lubang-lubang
silinder screw dan ditampung ke dalam crude oil pipe. Dan secara gravitasi minyak
dialirkan kedalam sand trap tank (STT), sedangkan ampas dan biji akan keluar
melalui depan press cake dan jatuh di cake breaker conveyor.
Oil losses di dalam fiber press cake maksimal 8 %O/DM, dan nut pecah
terhadap total nut maksimal 15% dari sampel.
6. Cake Breaker Conveyor
Cake Breaker Conveyor sebagai alat transportasi Nut & Fibre menuju Kernel
Recovery Station. Selain sebagai alat transportasi fibre press cake ke stasiun Nut &
Kernel, fungsi lainnya adalah sebagai alat pencacah agar kadar air dapat menguap
(evaporation) sehingga memudahkan proses pemisahan fibre dan nut di stasiun
Kernel Recovery.

AEP
3.1.6.

Stasiun Klarifikasi (Oil Clarification Station)


Stasiun klarifikasi merupakan stasiun terakhir pengolahan minyak. Di stasiun

ini minyak kasar dipisahkan dari zat-zat pengotornya. Proses pemisahan Untuk
memaksimalkan pengutipan minyak dengan kualitas yang sesuai dengan standart dan
meminimalkan Oil losses. Stasiun klarifikasi minyak merupakan stasiun pemisahan
minyak dari lumpur / sludge dan pemurnian minyak. Sistem pemisahan dengan cara
pengendapan, getaran dan putaran tinggi, sedangkan pemurnian minyak dilakukan
dengan sistem pengendapan dan pengeringan, sentrifugasi dan penguapan. Beberapa
peralatan utama yang dipergunakan pada unit pemurnian adalah:
A. Sand Trap Tank (STT)
Sand trap tank berfungsi untuk menampung minyak yang keluar dari digester
dan screwpress yang bertujuan untuk mengurangi jumlah pasir dalam minyak yang
akan dialirkan ke ayakan getar. Hal ini dilakukan agar ayakan terhindar dari gesekan
pasir kasar yang dapat menyebabkan keausan.
B. Vibrating Screen
Vibrating Screen berfungsi untuk menyaring/ memisahkan material kasar, serat serat dan solid lainnya dari crude oil dengan cara getaran.
C. Crude Oil Tank (COT)
Crude oil tank merupakan tempat pengendapan partikel-partikel yang lebih
halus dan lolos pada ayakan getar.Dalam crude oil tank ditambahkan steam untuk
mempertahankan suhu pada kisaran 85 95 oC.

AEP

Gambar 3.4. Crude Oil Tank PKS PT. Bina Pitri Jaya Mill
D. Continious Settling Tank (CST)
Minyak yang berada di lapisan atas crude oil tank dipompakan ke Continious
Settling Tank. Tangki ini untuk mengendapkan kotoran yang masih terdapat dalam
minyak. Pada Gambar 3.7, dapat dilihat Vertical Continious Tank, yang mana proses
pengendapan diikuti sentrifusi dan pengadukan. Temperatur tangki dipertahankan
pada 90-95oC.
Proses pemisahan dibantu dengan pengadukan 2-3 rpm untuk mempermudah
naiknya emulsi minyak dalam sludge didasar tangki. Kecepatan pengadukan tidak
boleh terlalu tinggi karena akan menyebabkan turbulensi sehingga mempersulit
proses pemisahan.

AEP

Gambar 3.5. CST PKS PT. Bina Pitri Jaya Mill


Pada bagian atas dari Continious Settling Tank terdapat minyak yang jika
overflow melalui skimmer akan mengalir ke oil tank, sedangkan bagian bawahnya
yang merupakan sludge dialirkan menuju sludge separator.

AEP
E. Sludge tank
Sludge tank berfungsi untuk menampung sludge hasil pemisahan di CST.

Gambar 3.6. Sludge Tank PKS PT. Bina Pitri Jaya Mill
F. Pure Oil Tank
Pure Oil tank adalah tempat penampungan minyak yang berasal dari
Continious Settling Tank. Pada tangki ini dilakukan pemanasan dengan dialirkan
steam untuk mempertahankan suhu 90-95 oC.

AEP

Gambar 3.7. Pure Oil Tank PKS PT. Bina Pitri Jaya Mill
G. Sand Cyclone
Sand cyclone berfungsi sebagai alat pemisahan sebagian pasir yang
terkandung di dalam sludge yang akan diolah kembali untuk dilakukan recovery
minyak dengan sistem putaran tinggi melalui gravitasi pompa. Tekanan masuk sand
cyclone 2 bar dan tekanan keluar 1 bar.
H. Brush strainer
Brush strainer berfungsi membantu memisahkan pasir pasir halus dan serat
serat yang masih tersisa setelah proses sand cyclone. Untuk menghindari penurunan
efisiensi alat yang signifikan maka dilakukan pencucian.

AEP

Gambar 3.8. Brush strainer PKS PT. Bina Pitri Jaya Mill
I. Sludge balance tank
Sludge balance tank berfungsi sebagai tempat penampungan sludge sementara
sebelum diumpankan ke sludge centrifuge.
J. Sludge centrifuge
Sludge centrifuge berfungsi merecivery minyak yang masih terkandung di
dalam sludge dengan cara putaran tinggi ( centrifugal )

AEP

Gambar 3.9. Sludge Centrifuge PKS PT. Bina Pitri Jaya Mill
K. Vacuum Dryer
Minyak yang keluar dari CST masih mengandung air, maka perlu dikurangi
hingga batas maksimum yang didasarkan pada mutu standard hingga 0,15%.Alat ini
terdiri dari tabung yang berdiri tegak yang dihubungkan dengan steam injector atau
vacuum pump untuk menurunkan tekanan dalam minyak hingga 600-760 mmHg.
Pengisian minyak kedalam alat ini tidak dapat dilakukan dengan bantuan pompa,
akan tetapi masuknya minyak didasarkan pada kevacuuman alat pengering. Oleh
sebab itu pengaturan pemasukan minyak dan tekanan uap memerlukan perhatian yang
serius dalam pengaturan kapasitas dan mutu minyak produksi.
L. Storage Tank
Storage tank adalah tempat penimbunan sementara sebelum dikirim ke
konsumen. Temperatur storage tank dijaga sekitar 45- 55 oC dengan pemanasan
system coil supaya minyak tidak membeku.

AEP

Gambar 3.10. Storage Tank PKS PT. Bina Pitri Jaya Mill
3.1.7.

Stasiun Pengolahan Inti (Kernel Station)


Unit ini bertujuan untuk memisahkan campuran antara cangkang, fiber dan

inti sawit yang keluar dari screw press. Selain itu tujuan stasiun kernel adalah:
1.

Tujuan utamanya adalah mengekstrasikan inti (kernel)


dari nut.

2.

Sasaran yang harus dicapai adalah sebagai berikut :


a. Kehilangan/losses yang minimum pada semua tingkatan pemisahan.
b. Kualitas kernel yang dapat diterima di pasar.
c. Kapasitas stasiun yang dapat dicapai.
d. Minimum biaya pengolahan.
e. Pengoperasian yang fleksibel dan perawatan, serta kontrol yang mudah
dilakukan.
f. Kebutuhan daya yang lebih rendah.
g. Pemakaian air dan produksi limbah yang minimal.
h. Kebersihan lingkungan kerja.

AEP

Adapun urutan proses pengolahan adalah sebagai berikut :


A.

Depericarper
Depericarper adalah suatu tromol tegak dan panjang yang ujungnya terdapat

blower penghisap dan fibre cyclone.Fungsi dari depericarper adalah untuk


memisahkan fibre dan nut melalui hisapan blower. Fibre akan dihisap blower dan
masuk ke dalam fibrecyclone kemudian melalui fibreshell conveyor dibawa ke boiler
sebagai bahan bakar, sedangkan nut yang lebih berat akan masuk ke nut polishing
drum.

AEP
Gambar 3.11. Depericarper PKS PT. Bina Pitri Jaya Mill
B.

Nut Polishing Drum


Nut polishing drum adalah alat untuk memisahkan serabut yang masih

melekat pada nut. Alat ini berbentuk drum berputar dan berlubang. Nut yang telah
terlepas dari serabutnya akan jatuh melalui lubang yang ada pada nut polishing drum
dan diangkut dengan nut transport fan ke nutsilo.

Gambar 3.12. Nut Polishing Drum PKS PT. Bina Pitri Jaya Mill
C. Nut transport Fan
Nut transport fan berfungis sebagai alat transportasi nut menuju hopper.
Sebelum di proses ripple mill dengan hisapan angin serta membantu membersihkan
sisa sisa fiber, yang masih lengket di nut.
D.

Nut Hopper
Nut hopper adalah tempat menampung nut yang keluar dari nut polishing

drum dan kemudian nut dipecah di ripplemill.

AEP

Gambar 3.13. Nut Hopper PKS PT. Bina Pitri Jaya Mill
E.

Ripple Mill
Ripple mill adalah alat pemecah nut. Ripple mill terdiri dari dua bagian yaitu

rotating rotor dan stationary plate. Pemecahan nut dilakukan dengan cara menggilas
nut dengan rotor pada stationaryplate. Setelah nut pecah, campuran pecahan (shell
dan kernel) tersebut jatuh pada cracked mixture conveyor dan masuk ke cracked
mixture elevator untuk diumpankan ke separating column.

AEP

Gambar 3.14. Ripple Mill PKS PT. Bina Pitri Jaya Mill
F. Winnower
Winnower berfungsi sebagai alat pemisah kernel dan cangkang berdasarkan berat
jenis berdasarkan hisapan angin.
G.
Clay bath
Clay Bath sebagai alat pemisah kernel dan cangkang berdasarkan spesifik
grafiti, dengan sistem pencampuran clay/tanah dan CaCO3.

Gambar 3.15. Clay bath PKS PT. Bina Pitri Jaya Mill
H. Dryer Silo
Dryer Silo berfungsi mengurangi kadar air pada kernel dengan menggunakan
udara panas yang sesuai dengan standar penjualan. Dryer silo adalah silinder tegak

AEP
yang berlobang-lobang tempat menimbun dan pengering kernel sebelum disimpan di
kernel storage. Pengeringan dilakukan pada suhu 50-70oC agar kernel tidak berjamur
dan dapat tahan lebih lama serta mencegah naiknya kadar asam lemak bebas.

Gambar 3.16. Dryer Silo PKS PT. Bina Pitri Jaya Mill
3.1.8.

Stasiun Penyimpanan (Storage Station)


Stasiun ini merupakan tepat akhir produk sebelum dipasarkan. Stasiun ini

terdiri dari:
A.

Storage Tank
Storage tank merupakan tangki penyimpanan minyak sawit sebelum dikirim

ke konsumen. Tangki ini dilengkapi alat pemanas sistem coil yang dipasang pada
dasar tangki. Temperatur minyak dalam tangki dipertahankan pada kisaran 45- 55 oC
untuk menjaga kualitas minyak, karena pada suhu kamar minyak sawit akan berfasa
semi padat dan hal ini akan mempersulit pengiriman dan dapat menyebabkan naiknya
kadar asam lemak bebas.

AEP

Gambar 3.17. Storage Tank PKS PT. Bina Pitri Jaya Mill
B.

Bulking Silo
Kernel yang telah bersih dari fibre dan cangkang dikirim ke Bulking Silo.

Bulking Silo merupakan tempat penyimpanan kernel sebelum dikirim ke konsumen.


Bulking Silo dijaga dalam keadaan kering dan tidak lembab agar kernel tahan lama.

Gambar 3.18. Bulking Silo PKS PT. Bina Pitri Jaya Mill

AEP
3.1.9 Stasiun Perlakuan Air ( Water Treatment)
Water Treatment merupakan unit pengolahan dan pendistribusian air yang
bersumber dari air tanah atau air permukaan untuk diproses menjadi air yang bersih,
jernih dan layak untuk digunakan sebagai air boiler dan domestik, Guna
menghasilkan kualitas dan kuantitas air yang baik untuk menjagapipa-pipa dan drum
Boiler agar tidak terjadi scale/kerak dan deposit serta men-supply kebutuhan air untuk
pengolahan kelapa sawit dan domestik. Adapun tahapan pengolahan air sebagai
berikut :
1. Clarifier Tank
Clarifier tank merupakan tangki yang berbentuk silinder atau kerucut, yang
digunakan sebagai tempat penampungan air yang dipompakan dari waduk. Clarifier
Tank berfungsi untuk mengendapkan kotoran-kotoran yang tidak larut seperti
Lumpur. Alat ini bekerja memisahkan partikel berat dengan aliran berputar. Partikel
dengan berat jenis < 1 akan bergerak menuju permukaan air sedangkan partikel
dengan berat jenis > 1 akan mengendap kedasar clarifier. Sebelum masuk ke clarifier
tank, air terlebih dahulu diinjeksi tawas (Al 2(SO4)318H2O) dan soda ash (Na2CO3)
dengan menggunakan pompa bahan kimia, yang bertujuan untuk menjernihkan dan
menaikkan pH air.
2. Sediment Tank
Sediment tank adalah tempat penampungan air dari clarifier tank. Sediment
tank berfungsi untuk mengendapkan kotoran yang masih terbawa dari clarifier tank.
Pengendapan kotoran terjadi secara gravitasi.

AEP

Gambar 3.19. Sediment Tank PKS PT. Bina Pitri Jaya Mill
3. Sand Filter
Sand filter merupakan saringan yang digunakan untuk memisahkan padatan
yang tersuspensi yang terdapat pada air dengan melewati media penyaring berupa
pasir. Proses penyaringan terjadi karena adanya tekanan pada saringan.
Selama operasi zat-zat yang tersuspensi tertahan didalam medium penyaring.
Lama kelamaan tekanan akan semakin tinggi, sehingga akan menyebabkan
penyumbatan pada penyaring. Oleh karena itu harus dilakukan back wash untuk
membersihkan sand filter. Air hasil saringan yang bebas dari padatan selanjutnya
dialirkan ke water tower dengan bantuan water treated pump.
4. Water Tower
Water tower merupakan tangki persediaan air untuk keperluan boiler,
pengolahan, pendingin mesin dan kebutuhan domestik. Khusus untuk boiler, air harus
mendapatkan pengolahan lebih lanjut.

AEP
3.1.10 Stasiun Pembangkit Listrik (Power Plant)
Stasiun

ini

bertujuan

menghasilkan

steam

yang

digunakan

untuk

membangkitkan panas dan tenaga listrik yang dibutuhkan pada proses pengolahan,
utilitas dan penerangan. Dimana unit penghasil uap dan tenaga listrik ini terdiri dari:
A.

Boiler
Boiler merupakan serangkaian alat yang berfungsi menghasilkan steam.

Steam yang dihasilkan digunakan untuk menggerakkan turbin uap sebagai


pembangkit tenaga listrik di pabrik. Tekanan yang dihasilkan 20 kg/cm 2 dengan suhu
290-295 oC. Bahan bakar boiler adalah cangkang dan fiber berasal dari shellcyclone
dan fibre cyclone.

AEP
Gambar 3.20. Boiler PKS PT. Bina Pitri Jaya Mill
B.

Turbin Uap (Steam Turbine)


Pada Gambar 4.1, dapat dilihat salah satu alat penghasil tenaga listrik yang

utama di pabrik yaitu turbin. Turbin uap adalah suatu alat yang berfungsi merubah
energi uap menjadi energi listrik dan kemudian menjadi energi mekanik (energi
gerak) dimana turbin memanfaatkan uap sebagai fluida kerja. Energi mekanik yang
digunakan menggerakkan generator sehingga menghasilkan energi listrik. Tekanan
dijaga 3,2 kg/cm3

Gambar 3.21. Steam Turbine Generator PKS PT. Bina Pitri Jaya Mill
C.

Diesel Genset
Diesel genset merupakan alat yang digunakan untuk pembangkit tenaga listrik

selain turbin. Alat ini menggunakan solar atau biodiesel sebagai bahan bakar sehingga
diesel hanya digunakan sebagai pembangkit tenaga listrik alternatif jika turbin tidak
beroperasi.
D.

BPV (Back Pressure Vessel)


Alat ini berfungsi pengumpulan uap dari turbin dan juga untuk membagikan

uap pada setiap peralatan proses yang sesuai kebutuhan seperti pada stasiun

AEP
perebusan. Alat ini dilengkapi dengan katup pengaman (safety valve) dan katup
pembagi steam. Tekanan di BPV dijaga 3,2 kg/cm2 dan temperatur 145oC.

Anda mungkin juga menyukai