Disusun Oleh :
Nama : Achmad Zainuddin
Kelas / Semester : 4 A
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan yang Maha Esa atas
berkat dan rahmatNya penulis dapat menyelesaikan pembuatan makalah dengan
judul Konsep Keperawatan Anak Sehat dengan baik dan tepat waktu.
Adapun pembuatan makalah ini dilakukan sebagai pemenuhan nilai tugas
dari mata kuliah Keperawatan Anak. Selain itu, pembuatan makalah ini juga
bertujuan untuk memberikan manfaat yang berguna bagi ilmu pengetahuan.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah terlibat
dan membantu dalam pembuatan makalah sehingga semua dapat terselesaikan
dengan baik dan lancar. Selain itu, penulis juga mengharapkan saran dan kritik
yang bersifat membangun terhadap kekurangan dalam makalah agar selanjutnya
penulis dapat memberikan karya yang lebih baik dan sempurna. Semoga makalah
ini dpat berguna dan bermanfaat bagi pengetahuan para pembaca
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Perspektif Keperawatan Anak
Mortalitas dan Morbiditas pada Bayi dan Anak-Anak
1. MORTALITAS
Mortalitas adalah ukuran jumlah kematian (umumnya, atau karena akibat
yang spesifik) pada suatu populasi, skala besar suatu populasi, per dikali
satuan. Mortalitas khusus mengekspresikan pada jumlah satuan kematian
per 1000 individu per tahun, hingga, rata-rata mortalitas sebesar 9.5 berarti
pada populasi 100.000 terdapat 950 kematian per tahun
.
Mortalitas Bayi
Angka mortalitas bayi merupakan jumlah kematian per 1000 kelahiran
hidup selama tahun pertama kehidupan, yang kemudian dibagi menjadi
mortalitan neonatal (usia <28 hari) dan mortalitas pascanatal (usia 28 hari11 bulan)
Proporsi Penyakit penyebab kematian bayi (Depkes, 2004):
Penyakit system pernafasan 29,5 %
Gangguan perinatal 29,3 %
Diare 13,9 %
Penyakit sistem syaraf 5,5 %
Tetanus 3,68%
Infeksi dan parasit lain 3,5 %
Mortalitas anak-anak
Yang dimaksud dengan anak (1-4 tahun) disini adalah penduduk yang
berusia satu sampai menjelang 5 tahun atau tepatnya 1 sampai dengan 4
tahun 11 bulan 29 hari. Angka Kematian Anak mencerminkan kondisi
kesehatan lingkungan yang langsung mempengaruhi tingkat kesehatan
anak. Angka Kematian Anak akan tinggi bila terjadi keadaan salah gizi
atau gizi buruk, kebersihan diri dan kebersihan yang buruk, tingginya
prevalensi penyakit menular pada anak, atau kecelakaan yang terjadi di
dalam atau di sekitar rumah (Budi Utomo, 1985).
2. MORBIDITAS
Morbiditas dapat merujuk kepada:
meningkat
pada
mereka
yang
mengalami
kesulitan
Frekuensi
penurunan
berat
badan,
menggigil,
kemampuian
umum
4) Lingkar dada
5) Lingkar lengan
C. Tanda-tanda Vital
Sebaiknya tanda-tandavital diukur saat kedaan anak tengan untuk
memperoleh hasil yang akura. Libatkan anak dan keluarga selama
pemeriksaan.
1. Suhu
a. Suhu oral: Letakkan dibawah lidah didalam kantong sublingual
posterior kanan tau kiri, bukan didepan lidah, minta anak untuk
tetap mengatupkan mulutnya tanpa mengigit termometer.
b. Suhu aksila: tempatkan termometer dibawah lengan dengan
ujungnya dibagian tengan aksila dan dekatkan dengan kulit,
tahan tangan anak untuk mejepitnya
c. Suhu rektal: Masukkan ujung termometer yang telah diberi
pelumas tidak lebih dari 2,5 cm kedalam rektum, pegang
termometer dengan hati-hati didekat anus
2. Nadi
a. Ukur nadi apikal pada anak dibawah 2-3 tahun
b. Titik intensitas maksimum terletak di bagian lateral sampai
puting susu pada ruang intercosta keempatsampai kelima pada
garis midklavikula
c. Ukur nadi radialis pada anakusia lebih dari 2-3 tahun
d. Hitung nadi selam satu enit penuh
e. Tingkatan nadi:
3. Pernapasan
Observasi frekuensi pernapasan selama satu menit penuh.
Observasi adanya gerakan abdomen pada bayi, dan obeservasi
adanya gerakan thoraks pada anak yang lebih besar
4. Tekanan darah
Gunakan ukuran manset dan stetoskop yang tepat. Ukuran manset
mengacu pada kantong bagian dalam yang dapat dikembungkan.
Daerah yang dapat digunakan untuk mengukur tekanan darah pada
anak yaitu Lengan atas (arteri brakhialis, lengan bawah atau lengan
depan ( arteri radialis), paha (arteri poplitea), tungkai atau dorsalis
pedis (arteri dorsalis pedis).
D. Kulit
Observasi kulit pada cahaya matahari atau sinar buatan yang netral
1) Warna: sklera, konjungtiva, pungung kuku, lidah mukosa mulut,
telapak tangan, telapak kaki. Tentukan kulit terang (putih sampai
kemerahan) dan kulit gelap.
2) Tekstur: kelembaban, kehalusan, integritas kulit, dan suhu.
3) Suhu: bandingkan di semua permukaan kulit (normalnya sama
diseluruh permukaan tubuh, pada bagian yang terpapar teraba lebih
dingin).
4) Turgor: genggam kulit pada abdomen antara ibu jari dan jari
telunjuk, tarik, da lepaskan. Tentukan bentuk dengan segera tanpa
lengkungan, keriput, atau depresi berkepanjangan.
E. Struktur aksesori
tengkorak
akan
adanya
fontanel,
nodus,
atau
2) Trakhea: palpasi adanya deviasi, letakkan ibu jari dan jari telunjuk
pada setiap sisi dan gerakkan jari kedepan dan kebelakang
3) Tiroid: palpasi ukuran, bentuk, kesimetrisan, nyeri tekan.
Tempatkan bantalan jari telunjuk dan jari tengah dibawah kartilago
krikoid, rasakan ismus (jaringan penyambung lobus) naik ketika
menelan.
4) Arteri karotis: palpasi di kedua sisi.
I. Mata
1) Inspeksi penempatan dan kesejajaran antar kedua mata
2) Bila abnormalitas dicurigasi, ukur jarak kedua kantus bagian dalam
(+ 3 cm)
3) Observasi adanya kelebihan lipatan epikantus dari atap hidung
sampai terminasi dalam alis mata (sering pada anak asia)
4) Observasi penempatan, gerakan dan warna kelopak mata
5) Inspeksi konjungtiva palpebra.
J. Telinga
1) Pinna : inspeksi penempatan dan kesejajaran
2) Ukur tinggi pinna dengn menarik garis imajiner dari orbit luar mata
ke oksipital tengkorak
3) Ukur sudut pinna dengan menarik garis horisontal imajiner dan
sejajarkan pinna setelah tanda ini ( berada dalam sudut 100 dari
garis vertikal.
4) Perhatikan adanya lubang abnormal, penebalan kulit, atau sinus.
5) Inspeksi higiene telinga (bau, rabas, warna)
K. Hidung
N. Paru
1) Kaji gerakan pernapasan: frekuesi, irama, kedalaman, kulaitas, dan
karakter
2) Dengan anak pada posisi duduk, tempatkan kedua tang datar apd
punggung dan dada engan ibu jari digaris tengah sepanjang tepi
kostal bawah
3) Taktil fremitus: palpasi pada rongga torak dan minta anak untuk
emngatakan 777 atau eee.
4) Perkusi kedua sisi dada pada ruang intercosta
a. Pekak pada garis midklavikular kanan intercosta kelima (hepar)
b. Pekak dari intercosta kedua-kelima diatas batas strernum kiri
sampai garis midklavikular (jantung)
c. Timpani pada intercosta kelia kiri bawah (lambung)
5) Auskultasi pernapasan dan bunyi suara: intensitas, nada, kualitas,
durasi relatis dari inspirasi dan ekspirasi. Anjurkan anak untuk
napas dalam dengan meminta anak meniup bola kapas yang berada
di telapak tangan
a. Bunyi napas vesikuler: dengarkan seluruh permukaan paru
kecuali area intraskapular atas dan manubrium bawah, inspirasi
lebih keras, lebih panjang, dan bernada lebih tinggi dari
ekspirasi
b. Bunyi
napas
Bronkovesikuler:
twerdengar
pada
area
Timpani pada lambung pada sisi kiri dan seluruh abdomen, kecuali
untuk pekak atau datar tepat dibawah marjin kostal kanan (hepar)
12) Palpasi organ abdomen
a. Hepar: 1-2 jari dibawah marjin kostal kanan pada bayi dan
anak kesil
b. Limpa : 1-2 cm dibawah maerjin kostal kiri pada bayi dan anak
kecil
13) Palpasi nadi femoralis: tempatkan ujung 2-3 jari ditengah antara
puncak iliaka dan simpisis pubis
14) Timbulkan reflek abdomen: regangkan kulit dari samping ke garis
tengah pada setiap kuadran. Umbilikus bergerak kearah kuadran
yang ditekan.
Q. Genitalia
1) Pemriksaan genitalia sama seperti pemeriksaan organ sebelumnya,
jelaskan prosedur dan maknanya
2) Hargai privasi klien.
3) Bila ada kontak dengan substansi tubuh, gunakan sarung tangan.
4) Penis: inspeksi ukuran
a. Glans dan batang: inspeksi adanya tanda-tanda pembengkakan,
lesi, inflamasi
b. Prepsium: inspeksi lokasi dan perhatikan adanya rabas
c. Meatus uretra: inspeksi lokasi dan perhatikan adanya rabas
d. Skrotum: inspeksi ukuran, lokasi, kulit, dan distribusi rambut.
Mungkin tampak besar pada bayi, tergantung bebas dari
peinium dibelakang penis, satu kantung tergantung lebih
rendah dari yang lain, kulit kendur keriput, biasanya merah dan
kasar pada remaja.
e. Testis: palpasi kantung skrotum dengan menggunakan ibu jari
dan ajri telunjuk. Badan ovoid kecil panjangnya kira2 1,5-2 cm,
berukuran ganda selama pubertas.
anal:
munculkan
dengan
mengerutkan
atau
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Setiap perawat perlu memahami tentang perkembangan keperawatan anak,
filososi keperawatan anak, dan peran perawat anak sehingga mereka dapat
memberikan asuhan keperawatan kepada anak dengan benar.
3.2 Saran
Sebaiknya para perawat harus memahami tentang persfektif keperawatan anak
agar dapat memberikan asuhan keperawatan yang benar terhadap anak.
DAFTAR PUSTAKA
Bates, Barbara. Buku Saku Pemeriksaan Fisik dan Riwayat Kesehatan. Edisi 2.
Jakarta: EGC. 2007
Hidayat. Aziz Alimul A. Pengantar ilmu Keperawatan Anak 1. Jakarta: Salemba
Medika. 2008
Wong Donna L. Hockenberry Marilyn. Wilson David. Winkelstein L Morilyn.
Schwartz Patricia. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik. Edisi 6. Jakarta:
EGC. 2008
Engel, Joyce. Pengkajian Pediatrik. Edisi 2. Jakarta: EGC. 2008