Anda di halaman 1dari 7

MENGGALAKKAN PEMANFAATAN SUMBER ENERGI PANGAN BERBASIS 3R

(REUSE, REDUCE dan RECYCLE)

Promote the Use of Renewable Food Energy Sources Based on 3R


(Reuse, Reduce, and Recycle)

Kurroti Ayun
Universitas Negeri Surabaya
Email: ayun_tlits99@yahoo.com

Abstrak

Masyarakat Indonesia umumnya belum memiliki kesadaran dalam menjaga dan memanfaatkan sumber
energi pangan yang ramah lingkungan. Banyak ditemukan sampah organik di pembuangan akhir kota
maupun desa, yang sebagian besarnya berupa sampah sisa makanan. Siswa dan mahasiswa perlu
digerakkan sebagai percontohan masyarakat melek ilmu yang sadar dan ramah lingkungan. Melalui
pembinaan pemanfaatan sumber energi pangan berbasis 3R (reuse, reduce, dan recycle) di kalangan
siswa dan mahasiswa yayasan pendidikan al Urwatul Wutsqo, diperolah hasil bahwa lingkungan yayasan
terjaga kebersihan dan kesehatannya, dicapai pola hidup ekonomis sesuai budget siswa dan mahasiswa
dengan tingkat ekonomi menengah sampai rendah dan kebutuhan gizi pangan tetap terjaga.
Kata Kunci: sumber energi pangan, ramah lingkungan, 3R, percontohan siswa dan mahasiswa, tingkat
ekonomi.

Abstract

Indonesian people in general do not have awareness in maintaining and utilizing the sources of food
energy that are environmentally friendly. Many issues found that is the final disposal of organic waste in
urban and rural areas, most of which in the form of junk food scraps. Pupils and college students need to
be moved as a pilot science literate society-conscious and environmentally friendly. Through fostering the
utilization of energy sources based food 3R (reuse, reduce, and recycle) among students and educational
foundations on al Urwatul Wutsqo , obtained the result that the environment is the foundation maintained
cleanliness and healthier, achievable economically lifestyle appropriate budget pupils and students at the
level of middle class to low and the nutritional needs of food is maintained.

Key words: the sources of food energy , environmentally friendly, 3R, pupils and college students,
economically lifestyle .

A. Pendahuluan
Menurut Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 13 tahun 2012 tentang pedoman
pelaksanaan reuse, reduce, dan recycle melalui bank sampah, bahwa pengelolaan sampah selama ini
belum menerapkan prinsip reduce, reuse, dan recycle sehingga menimbulkan dampak negatif terhadap
kesehatan masyarakat dan lingkungan. Masyarakat belum memiliki kesadaran dan kepedulian terhadap
kesehatan dan kebersihan lingkungan di sekitarnya. Sampah organik dan anorganik bertumpuk di
pembuangan akhir dan nampak seperti hal yang wajar terjadi. Lokasi-lokasi tempat pembuangan
sementara tidak jarang terlihat kumuh dan menimbulkan bau yang amat menyengat, namun tidak ada
yang peduli. Tetap saja dari hari ke hari, minggu ke minggu hingga tahun ke tahun tumpukan sampah
yang berbau busuk dengan penampilan yang teramat kumuh menjadi pemandangan kota maupun desadesa.
Berdasarkan sumbernya, sampah dapat dibagi atas enam macam, yaitu: sampah alam, manusia,
konsumsi, nuklir, industri, dan pertambangan. Berdasarkan sifatnya, sampah terdiri dari sampah organik
(dapat diurai degradable), dan sampah anorganik (tidak dapat diurai, dan sampah anorganik (tidak dapat
diurai atau undegradable). Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) tahun 2010 menyebutkan, volume ratarata sampah di Indonesia mencapai 200 ribu ton per hari. Daerah perkotaan menyumbang sampah
paling banyak, disebabkan banyak faktor, di antaranya pertambahan penduduk dan arus urbanisasi. Jika
persoalan sampah tidak segera ditangani maka pada tahun 2020 volume sampah di Indonesia
meningkat lima kali lipat, yaitu 1 juta ton tumpukan sampah dalam sehari. Volume sampah di Indonesia
akan sangat berkurang bila rumah tangga memanfaatkan sampah organik untuk dibuat pupuk, karena
70% sampah dari rumah tangga adalah organik dan 30% non organik. (Partnership, 2011). Sampah
rumah tangga merupakan sampah yang berasal dari kegiatan sehari-hari dalam rumah tangga yang tidak
termasuk tinja dan sampah spesifik.
Lebih lanjut menurut data KLH, cakupan pelayanan sampah saat ini tidak lebih 20%, dan
berdasarkan hasil studi yang dilakukan di beberapa kota tahun 2012, pola pengelolaan sampah di
Indonesia sebagai berikut: diangkut dan ditimbun di TPA (69%), dikubur (10%), dikompos dan didaur
ulang (7%), dibakar (5%), dan sisanya tidak terkelola (7%) (Mintarsih, 2015). Meskipun sampah organik
merupakan sampah yang dapat diurai dan memiliki tingkat purifikasi lebih tinggi dari sampah anorganik,
namun tidak jarang menimbulkan masalah kesehatan yang serius jika tidak ditangani dengan baik.
Banyaknya sampah organik memicu suburnya perkembangan bibit penyakit yang disebabkan karena
mikroorganisme, oleh karena itu pola aktivitas pengelolaan sampah pola P3 (pengumpulan-

pengangkutan-pembuangan) kini tengah bergeser ke pola P4 (pemilahan-pengolahan-pemanfaatanpembuangan residu), dan disempurnakan lebih lanjut menjadi pola P5, yaitu: pemisahan sampah B3pemilahan-pengolahan-pemanfaatan-pembuangan residu (Trihadiningrum, 2008). Namun sayangnya,
fakta di lapangan masih banyak menunjukkan aktivitas pengelolaan sampah masih menggunakan pola
lama P3. Maka dari itu, kita perlu menggalakkan pemanfaatan sumber energi pangan berbasis 3R (reuse,
reduce, dan recycle) melalui lembaga formal yayassan pendidikan berupa pondok pesantren sebagai
percontohan masyarakat kecil yang padat karya.
Pengertian 3R (reduce, reuse, dan recycle) adalah mengurangi segala sesuatu yang dapat
menimbulkan sampah (reduce), menggunakan kembali sampah yang masih dapat dipakai untuk fungsi
yang sama atau fungsi yang lain (reuse) dan mengolah kembali (daur ulang) sampah menjadi barang
atau produk baru yang bermanfaat (recycle) (Chowdhury et al, 2014). Konsep 3R bertujuan untuk
menekan volume sampah. Program ini digalakkan melalui dukungan pembelajaran andragogi, agar siswa
dan mahasiswa selaku santriwan dan santriwati sebagai subyek penelitian memiliki sense of belonging
tinggi terhadap lingkungannya, dan program ini dapat berkelanjutan hingga santriwan dan santriwati
berkiprah dalam masyarakat pada tempat asalnya masing-masing.
B. Metode Penelitian
Desain Penelitian
Tipe desain penelitian ini menggunakan tipe A-B-A dengan 3 fase penelitian, yaitu A fase baseline
dan B fase intervensi. Fase baseline disini adalah uji kepedulian santriwan dan santriwati terhadap
lingkungan, sedangkan fase intervensi adalah pemberian mixed andragogi dan pedagogi terkait
kepedulian lingkungan berupa penggalakan pemanfaatan sumber energi pangan berbasis 3R (reuse,
reduce, dan recycle).
Adanya pengukuran kondisi baseline (uji kepedulian santriwan dan santriwati terhadap lingkungan)
yang kedua, pada tipe A-B-A ini mengandung arti bahwa peneliti telah melakukan kontrol untuk fase
intervensi. Hal inii memungkinkan untuk ditarik kesimpulan adanya hubungan fungsional antara variabel
bebas (yaitu pemberian mixed andragogi dan pedagogi terkait kepedulian lingkungan berupa penggalakan
pemanfaatan sumber energi pangan berbasis 3R (reuse, reduce, dan recycle) dengan variabel terikat
(yaitu kepedulian santriwan dan santriwati terhadap lingkungan). Berikut gambaran dari desain penelitian
yang dipakai pada penelitian ini:

A
A
B
Kon Treatment
Kond
disi
isi
awa
akhir
Gambar 1. Desain A-B-A (Gambaran Desain Single-Subject Research) (Sumber: Fraenkel dan Wallen,
l
(bas
2009)
(bas
eline
Populasi dan Lokasi Penelitian
elin
) pesantren al Urwatul Wutsqo
Populasi pada penelitian
ini adalah santriwan dan santriwati pondok
Jombang. Lokasi penelitian dilakukan
e) di pondok pesantren al Urwatul Wutsqo Bulurejo, Diwek, Jombang.
Metode Pengumpulan dan Analisis Data
Data dikumpulkan melalui observasi, dokumentasi, dan wawancara pada santriwan dan santriwati
serta masyarakat di sekitar pondok pesantren al Urwatul Wutsqo Bulurejo, Diwek, Jombang. Data
kemudian dianalisis secara deskriptif.
C. Hasil dan Pembahasan
Lingkungan pondok pesantren dengan luas area yang terbatas dengan jumlah penghuni yang
sering kali tidak dibatasi membuat penulis tertarik untuk mengobservasi terutama di bidang persampahan,
khususnya sampah organik. Sampah organik tidak bisa lepas dari konsumsi rumah tangga, khususnya
santriwan dan santriwati wilayah pondok pesantren al Urwatul Wutsqo.

Jika setiap harinya dalam satu keluarga, idealya di Indonesia berpenghuni 4 orang, namun pada
wilayah kekeluargaan pondok pesantren bisa minimal 10x lipatnya. Pondok pesantren al Urwatul Wutsqo
dengan 3 lokasi pondok, berpenghuni tidak kurang dari 800 orang santri dengan buangan sampah yang
tidak sedikit, terutama sampah organik, sebab santri dan santriwati sangat jarang keluar dari wilayah
pondok pesantren, sehingga konsumsi kebutuhan sehari-harinya hampir 100% terpusat di wilayah
pondok. Tidaklah mengherankan apabila volume sampah yang dihasilkan dari penghuni pondok
pesantren hampir menyamai volume sampah satu dusun.
Sampah organik yang dihasilkan setiap harinya sering kali menimbulkan permasaahan, selain bau,
penyakit, dan estetika lingkungan, juga kesehatan lingkungan sekitar pondok pesantren dan ekonomi,
sebab pondok pesantran al Urwatul Wutsqo Jombang ini merupakan lembaga pendidikan non profit.
Kebutuhan santriwan dan santriwati sangat diminimalisir, sebab pengasuh tidak memungut biaya
sepeserpun untuk santriwan dan santriwati yang tidak mampu, dan 95% santriwan dan santriwatinya
adalah dari kalangan fakir miskin. Prinsip keuangan pondok pesantren al Urwatul Wutsqo Jombang
adalah biaya bukan penghalang mencari ilmu. Melalui program menggalakkan pemanfaatan sumber
energi pangan berbasis 3R (reuse, reduce, dan recycle), diperoleh hasil bahwa pengasuh pondok
pesantren tidak lagi bermasalah ekonomi (Chowdhury et al., 2014) sebab harus membayar retribusi
sampah yang tidak sedikit dengan volume sampah yang tidak sedikit.
Santriwan dan santriwati diberi pengarahan menggunakan selipan prinsip pembelajaran andragogi
(pembelajaran untuk orang dewasa) untuk membangkitkan minat dan motivasinya dalam melaksanakan
pola 3R (reuse, reduce, dan recycle) (Peprah et al, 2015). Pembelajaran andragogi diterapkan, sebab
pada umumnya santriwan dan santriwati memiliki motivasi untuk segera mengamalkan ilmu yang
didapatkan pada masyarakat di tempat asalnya maupun di tempat lain. Selain itu, santriwan dan santriwati
memiliki motivasi yang lebih kuat dalam mencari ilmu selama di pesantren dari pada peserta didik yang
bukan santriwan dan santriwati, dibuktikan dari kemauan jauh dari keluarga dan tanpa bantuan layanan
keluarga dalam menjalankan kehidupannya selama di pesantren. Pembelajaran andragogi sinkron dengan
kondisi santriwan dan santriwati, yang mana pembelajaran andragogi memiliki 5 komponen berikut: 1)
Konsep diri (The self-concept), 2) Pengalaman hidup (The role of the learners experience); 3) Kesiapan
belajar (Readiness to learn); 4) Orientasi belajar (Orientasion to learning); 5) Kebutuhan pengetahuan
(The need to know), dan 6) Motivasi (Motivation) (Knowles, 1977).
Program kegiatan menggalakkan pemanfaatan sumber energi pangan berbasis 3R (reuse, reduce,
dan recycle) yang dilakukan di antaranya adalah:
1. Reuse: memanfaatkan kembali sumber pangan pokok yang berupa nasi dan lauk untuk makanan
ternak yang ada di pesantren, yaitu ternak lele dan ayam.
2. Reduce: mengurangi konsumsi sumber pangan apabila tidak terpaksa dibutuhkan, sebab prinsip hidup
yang diajarkan pada santriwan dan santriwati pada pesantren adalah menggunakan dunia
secukupnya, tidak berlebih-lebihan dan tidak berlaku sia-sia.
3. Recycle: mendaur ulang bahan makanan yang sudah tidak dikonsumsi menjadi produk yang
bermanfaat, seperti: nasi dijadikan kue gandos rasa gurih dan rasa pisang (dicampur dengan pisang
hasil kebun pesantren), sisa batang sayur dijadikan kompos untuk tanaman kebun (pisang,
kelengkeng, kacang tanah, padi, dan kangkung) dan makanan ternak kambing dan sapi.
Berikut salah satu contoh kegiatan 3R yang dilakukan para santri:

Gambar 2. Kegiatan menanam di kebun memanfaatkan pupuk kompos produk 3R


Program kegiatan menggalakkan pemanfaatan sumber energi pangan berbasis 3R (reuse, reduce,
dan recycle) ini bersesuaian dengan pendapat Trihadiningrum (2008) dalam pengelolaan sampah yang
dirancang dalam diagram berikut:

Gambar 3. Hierarki pengelolaan sampah kota (Trihadiningrum, 2008)


Mengacu dari diagram hierarki pengelolaan sampah kota, pencegahan penimbunan sampah
hendaknya dilakukan sejalan dengan pelaksanaan 3R, sehingga semakin tinggi nilai ekonomi yang
dihemat. Sehingga, prinsip hidup Islami yang merupakan prinsip hidup dalam kehidupan pesantren
terlaksana dengan baik. Prinsip hidup Islami tersebut ialah menyedikitkan pemakaian dunia: dunia
sebagai sarana menuju akhirat yang selamanya.
D. Penutup
Simpulan
1. Memperbaiki mind set dan pola pembuangan sampah dari hanya sekedar P3 (pengumpulanpengangkutan-pembuangan) menjadi berbasis 3R (reuse, reduce, dan recycle) sesuai Peraturan

Menteri Lingkungan Hidup Nomor 13 tahun 2012 dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 8113 tahun 2012 .
2. Memulai pola lingkungan hidup sehat dari lembaga formal pondok pesantren dengan penghuni yang
cukup banyak dan identik dengan lembaga peendidikan yang menerapkan pola hidup Islami yang
bernilai ekonomi.
3. Meningkatkan motivasi penerapan pola hidup bersih melalui pembelajaran andragogi.
Saran
1 Penelitian ini akan menghasilkan sebuah rekomendasi bagi peneliti dan masyarakat di sekitar pondok
pesantren al Urwatul Wutsqo Jombang dan pondok pesantren lainnya untuk menggalakkan
pemanfaatan sumber energi pangan berbasis 3R (reuse, reduce, dan recycle), sehingga tercapai
prinsip hidup bersih sesuai hadits: kebersihan adalah sebagian dari iman (an nadzofatu minal iman).
2 Sumber energi pangan berbasis 3R diharapkan diterapkan secara berkelanjutan dan
berkesinambungan, tidak hanya di lingkungan pondok pesantren, namun di seluruh lingkungan di
wilayah negara Indonesia.
Ucapan Terimakasih
Puji syukur ke hadirat Allah S.W.T, yang atas bimbingan dan kasih sayangNya, penulis dapat
menyelesaikan prosiding ini tepat waktu. Terima kasih disampaikan kepada suami selaku pengasuh
pondok pesantren al Urwatul Wutsqo Jombang, orang tua, juga teman-teman seangkatan, dan siswamahasiswa di lingkungan pondok pesantren al Urwatul Wutsqo Jombang tercinta yang dengan ridlo dan
doanya, penulis mampu menyelesaikan prosiding ini tanpa hambatan yang berarti.
DAFTAR PUSTAKA
Jurnal:
Chowdhury, H.A.et al., (2014). Developing 3Rs (Reduce, Reuse And Recycle) Strategy for Waste
Management in the Urban Areas of Bangladesh: Socioeconomic and Climate Adoption Mitigation
Option. IOSR Journal of Environmental Science, Toxicology and Food Technology (IOSR-JESTFT)
e-ISSN: 2319-2402,p- ISSN: 2319-2399.Volume 8, Issue 5 Ver. I (May. 2014), PP 0918.www.iosrjournals.org
Peprah, K. et al. (2015). Assessing 3Rs Model in Relation to Municipal Solid Waste Management in Wa,
Ghana. World Environment 2015, 5(3): 112-120. DOI: 10.5923/j.env.20150503.03.
Guide Book:
Abdul-Rahman, F. (2014). Reduce, Reuse, Recycle: Alternatives for Waste Management. Cooperative
Extension Service. College of Agricultural, Consumer and Environmental Sciences. New Mexico
State University. Guide G-314, pp.1- 4.
Buku:
Fraenkel dan Wallen. (2009). How to Design and Evaluate Research in Education. McGraw-Hill
Companies, Inc., 1221 Avenue of the Americas, New York, NY10020.
Tabloid:
Partnership, Sustaining. (2011). Manajemen Pengelolaan Sampah Berbasis Mandiri. Media Informasi
Kerjasama Pemerintah dan Swasta. Edisi Novemver 2011, pp. 4-6.
Internet:

Mintarsih, T.H. (2015). Rangkaian Dialog Penanganan Sampah Plastik. http://www.menlh.go.id/rangkaianhlh-2015-dialog-penanganan-sampah-plastik/).


Trihadiningrum, Yulinah. (2008). Perkembangan Paradigma Pengelolaan Sampah Kota Dalam Rangka
Pencapaian Millenium Development Goals. Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut
Teknologi Sepuluh November, Surabaya. Dilihat pada tanggal 4 Februari 2016.
https://depokbebassampah.wordpress.com/makalah/yulinah-trihadiningrum/.
Peraturan:
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 13 tahun 2012 tentang Pedoman Pelaksanaan
Reuse,Rreduce, dan Recycl Melalui Bank Sampah. Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik
Indonesia.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 8113 tahun 2012 tentang Pengelolaan Sampah Rumah
Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga. Presiden Republik Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai