tugas laporan
bimbingan, arahan,
pengetahuan, dan semangat, untuk itu penulis sampaikan terima kasih kepada:
sadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna. Kritik dan saran yang membangun dari semua pihak
sangat penulis harapkan demi kesempurnaannya. Demikian yang dapat penulis sampaikan, In Syaa Allah laporan
ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis yang sedang menempuh pendidikan dan dapat dijadikan pelajaran
bagi teman-teman semua.
Waalaikumsalam Wr. Wb.
Jakarta, 23 Februari 2016
Tim Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .... 1
DAFTAR ISI ... 2
BAB I
: PENDAHULUAN
1.1
1.2
1.3
1.4
BAB II
2.1
2.2
2.3
2.4
2.5
2.6
2.7
DD .. 24
2.8
2.9
BAB III
3.1
: PENUTUP
Kesimpulan . 36
Daftar Pustaka.. 37
BAB I
PENDAHULUAN
Sistem Pendek Urogenital Modul 2
2
konsep
dasar
penyakit-penyakit
sistem
urogenital,
Penyebab
serta
kencing menurun sehingga dapat dilakukannya penganan yang adekuat dan melakukan
pencegahan dini agar tidak mengalami penyakit-penyakit yang dapat menyebabkan produksi
kencing menurun.
1.2 Tujuan Pembelajaran
a. Tujuan Intruksional Umum ( TIU )
Setelah mempelajari modul ini, mahasiswa diharapkan dapat menjelaskan tentang
penyakit-penyakit yang dapat menyebabkan produksi urin menurun, penyebab dan
patomekanisme, gambaran klinik, cara diagnosis, penanganan dan pencegahan penyakitpenyakit yang menyebabkan produksi kencing menurun.
b. Tujuan Intruksional Khusus ( TIK )
Setelah mempelajari modul ini, mahasiswa diharapkan dapat :
1. Mampu menguraikan struktur anatomi, histology dan histofisiologi dari system
uropoietik
2. Mampu menyebutkan fungsi masing-masing bagian dari nefron, fungsi sel-sel JGA
dalam renin-angiotensin sitem
3. Mampu menjelaskan factor-faktor yang mempengaruhi GFR, pinsip hokum starling
pada filtrasi ginjal serta proses reabsorbsi dan sekresi di ginjal
4. Mampu menjelaskan perubahan biokimia urin dan kompensasi ginjal dalam
keseimbangan asam-basa
5. Mampu menjelaskan penyakit-penyakit yang dapat memberikan gejala produksi
kencing menurunbaik pada penderita anak-anak maupun dewasa
6. Mampu menjelaskan patomekanisme timbulnya gejala produksi kencing menurun
Kata/Kalimat Kunci
1. Pria, 68 tahun
2. Produksi kencing berkurang
3. Muntah, lemas dan malaise
4. minggu lalu pasien sangat lemas dan tubuhnya sangat nyeri terutama bagian lengan dan
kaki
pasien!
6. Jelaskan alur diagnosa pada skenario!
7. Jelaskan DD pada skenario!
8. Jelaskan Pemeriksaan penunjang pada kasus diskenario!
9. Jelaskan tatalaksana, preventif, serta prognosis pada skenario!
LANGKAH 3 ( Brainstorme Possible)
Pada saat diskusi kami telah melakukan brain storming dengan cara menjawab pertanyanpertanyaan yang diajukan sebelumnya. Dalam langkah ke-3 ini beberapa pertanyaan yang
telah didapat dari langkah ke-2 telah ditemukan inti jawabannya.
LANGKAH 4 (Hypotesis)
LANGKAH 7 ( Pembahasan )
Kelompok kami telah melakukan diskusi kembali, dan kami telah menyelesaikan langkah
yang belum tercapai pada pertemuan sebelumnya. Semua anggota kelompok kami
memaparkan semua hasil yang telah didapatkan pada saat belajar mandiri. Pemaparan dari
langkah teakhir ini akan kami bahas pada Bab II.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
pelepasan
vasopresin
dan
edothelin-1
(ET-1)
Renal
Post-renal
Obstruksi intra-renal dan ekstra renal resistensi aliran pada tubulus dan nefron
karena obstruksi di daerah distal GFR menurun penurunan produksi kencing
2.2
Apa saja penyakit dan etiologi dengan keluhan produksi kencing menurun pada
sistem urogenital?
Jawab :
1
Definisi
Gagal ginjal akut (GGA) adalah suatu sindrom klinis yang ditandai dengan penurunan
mendadak (dalam beberapa jam sampai beberapa hari) kecepatan penyaringan ginjal, disertai
dengan penumpukan sisa metabolisme ginjal (ureum dan kreatinin). GGA biasanya tidak
menimbulkan gejala dan dapat dilihat dengan pemeriksaan laboratorium darah, yaitu adanya
peningkatan kadar ureum dan kreatinin dalam darah. GGA biasanya dapat sembuh seperti
sediakala, hal ini dikarenakan keunikan organ ginjal yang dapat sembuh sendiri bila terjadi
gangguan fungsi.
Etiologi
Gagal ginjal akut bisa merupakan akibat dari berbagai keadaan yang menyebabkan:
1
Reaksi alergi (misalnya alergi terhadap zat radioopak yg digunakan pada pemeriksaan
rontgen)
Zat-zat racun
Keadaan yg mempengaruhi unit penyaringan ginjal (nefron)
Penyumbatan arteri atau vena di ginjal
Kristal, protein atau bahan lainnya dalam ginjal
Gejala
Gejala-gejala yang dtemukan pada gagal ginjal akut:
Berkurangnya
produksi
air
kemih
(oliguria=volume
air
kemih
berkurang
Definisi
Penyakit ginjal kronik adalah suatu proses patofisiologis dengan etiologi yang beragam,
mengakibatkan penurunan berakhir dengan gagal ginjal. Selanjutnya, gagal ginjal adalah
suatu keadaan klinisyang ditandai dengan penurunan fungsi ginjal yang ireversibel, pada
suatu derajatyang memerlukan terapi pengganti ginjal yang tetap, berupa dialisis atau
transplantasiginjal. Dan ditandai dengan adanya uremia ( retensi urea dan sampah nitrogen
lainnyadalam darah).fungsi ginjal yang progresif, dan umumnya.
Etiologi
Dua penyebab utama penyakit gagal ginjal kronis adalah diabetes mellitus tipe 1 dan
tipe 2 (44%) dan hipertensi (27%). Diabetes melitus adalah suatu keadaan dimana terjadi
peningkatan kadar glukosa dalam darah sehingga menyebabkan kerusakan pada organorgan vital tubuh seperti ginjal dan jantung serta pembuluh darah, saraf dan mata.
Sistem Pendek Urogenital Modul 2
9
Sedangkan hipertensi merupakan keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan darah yang
jika tidak terkontrol akan menyebabkan serangan jantung, stroke, dan penyakit ginjal
kronik. Kondisi lain yang dapat menyebabkan gangguan pada ginjal antara lain:
Gejala Klinis
Pada gagal ginjal kronik, gejala gejalanya berkembang secara perlahan. Pada awalnya
tidak ada gejala sama sekali, kelainan fungsi ginjal hanya dapat diketahui dari pemeriksaan
laboratorium. Sejalan dengan berkembangnya penyakit, maka lama kelamaan akan terjadi
peningkatan kadar ureum darah semakin tinggi (uremia). Pada stadium ini, penderita
menunjukkan gejala gejala fisik yang melibatkan kelainan berbagai organ seperti :
Kelainan saluran cerna : nafsu makan menurun, mual, muntah dan fetor uremik
Kelainan kulit : urea frost dan gatal di kulit
Kelainan neuromuskular : tungkai lemah, parastesi, kram otot, daya
Kelainan kardiovaskular : hipertensi, sesak nafas, nyeri dada, edema
Gangguan kelamin : libido menurun, nokturia, oligouria
GLOMERULONEFRITIS AKUT
Definisi
Glomerulonefritis akut adalah suatu reaksi imunologis pada ginjal terjadap bakteri atau
virus tertentu yang sering terjadi akibat infeksi Streptococcus.
Sistem Pendek Urogenital Modul 2
10
Glomerulonefritis adalah suatu sindrom yang ditandai oleh peradangan dari glomerulus
diikuti pembentukan beberapa antigen yang mungkin endogenus (seperti sirkulasi
tiroglobulin) atau eksogenus (agen infeksius atau proses penyakit sistemik yang menyertai).
Hospes (ginjal) mengenal antigen sebagai suatu benda asing dan mulai membentuk antibody
untuk menyerangnya. Respon peradangan ini menimbulkan penyebaran perubahan
patofisiologi, termasuk menurunnya perubahan laju filtrasi glomerulus (LFG), peningkatan
permiabilitas dari dinding kapiler glomerulus terhadap protein plasma (terutama albumin)
dan SDM, dan retensi abnormal Na dan H2O yang menekan produksi rennin dan aldosterone.
Etiologi
Sebagian besar (75%) glomerulonefritis akut paska streptokokus timbul setelah infeksi
saluran pernapasan bagian atas, yang disebabkan oleh kuman Streptokokus beta hemolitikus
grup A tipe 1, 3, 4, 12, 18, 25, 49. Sedang tipe 2, 49, 55, 56, 57 dan 60 menyebabkan infeksi
kulit 8-14 hari setelah infeksi streptokokus, timbul gejala-gejala klinis.Infeksi kuman
streptokokus beta hemolitikus ini mempunyai resiko terjadinya glomerulonefritis akut paska
streptokokus berkisar 10-15%.Streptococcus ini dikemukakan pertama kali oleh Lohlein pada
tahun 1907 dengan alasan bahwa :
1
Bakteri
Gonococcus,
b
Mycoplasma
Pneumoniae,
Staphylococcus
albus,
Parasit
Gejala Klinis
BATU UREMIA
Definisi
Merupakan batu di dalam saluran kemih (kalkulus uriner) adalah massa keras seperti batu
yang terbentuk di sepanjang saluran kemih dan bisa menyebabkan nyeri, perdarahan,
penyumbatan aliran kemih atau infeksi. Batu ini bisa terbentuk di dalam ginjal (Nefrolitiasis),
ureter (ureterolitiasis), kantung kemih (Vesikolitiasis) dan uretra (Uretrolitiasis).
Batu saluran kemih sering dikaitkan dengan retensi urine. Pasien yang mengalami BSK
sebagian besar akan mengalami resistensi urine hal ini disebabkan apabila batu pada saluran
kemih tersebut sudah menyebabkan obtruksi pada saluran kemih sehingga terjadi
penimbunan urine didalam vesika urinaria. Hal inilah yang menyebabkan rasa ingin
berkemih tapi tidak dapat terlaksana ( resistensi urine).
Etiologi
Sampai saat sekarang penyebab terbentuknya batu belum diketahui secara pasti.
Beberapa faktor predisposisi terjadinya batu :
a. Ginjal
Tubular rusak pada nefron, mayoritas terbentuknya batu.
b. Infeksi : infeksi saluran kemih dapat menyebabkan nekrosis jaringan ginjal dan
menjadi inti pembentukan batu.
c. Kurang minum : sangat potensial terjadi timbulnya pembentukan batu.
d. Iklim : tempat yang bersuhu dingin (ruang AC) menyebabkan kulit kering dan
pemasukan cairan kurang. Tempat yang bersuhu panas misalnya di daerah tropis, di
ruang mesin menyebabkan banyak keluar keringat, akan mengurangi produksi urin.
e. Diuretik : potensial mengurangi volume cairan dengan meningkatkan kondisi
terbentuknya batu saluran kemih.
Tanda dan Gejala
Manifestasi klinis adanya batu dalam traktus urinarius bergantung pada adanya obstruksi,
infeksi dan edema.
Definisi
Hemolytic uremic syndrome adalah salah satu bentuk anemia hemolitik mikro
angiopatik. Sindrom ini pertama kali digunakan Gasser
mendeksripsikan hubungan antara anemia hemolitik intravascular akut dan gagal ginjal pada
bayi dan anak-anak. Sindrom ini merupakan mikroangiopati renal yang melibatkan arteriole
kecil dan kapiler glomerulus, dan destruksi trombosit yang menyebabkan trombositopenia
dalam berbagai derajat.
Etiologi
Sindrom ini terjadi secara predominan terjadi pada bayi-bayi yang sehat dan didahului
oleh diare berdarah yang disebabkan oleh berbagai serotype Escherichia coli atau
Shigelladysenteri aesero type I. Organisme-organisme tersebut menyediakan kapasitas untuk
menghasilkan bentuk yang serupa dengan exotoxin, prototype dari toxin Shiga yang
dihasilkan olehS. Dysenteriae dan disandikan pada DNA tersebut. Shigalike toxins 1 (SLT-1)
dan 2 (SLT-2) berhubungan erat dengan
bakteriofag pada beberapa serotype E.coli, yang paling banyak yaitu serotype 0157:H7. SLT1 bereaksi dengan toksin Shiga secara antigen dan dibedakan dengan satu asam amino pada
subunit A. SLT-2 secara antigen tidak bereaksi dengan SLT- 1 dan toksin Shiga, dan
memperlihatkan sedikit homologi struktur dengan toksin terakhir. Entero hemorrhagic E. coli
(EHEC) dapat menghasilkan SLT-1, SLT-2, atau keduanya. EHEC terdapat pada sapi dan bias
anya ditularkan melalui daging mentah, susu yang tidak terpasteurisasi, atau makanan dan air
yang
Tanda dan Gejala
a. Diare berdarah
b. Muntah
c. Sakit perut
d. Kelelahan dan lekas marah
e. Demam, biasanya tidak tinggi
Sistem Pendek Urogenital Modul 2
14
Kelainan glomeroulus
Reaksi imun
Hipertensi maligna
Kelainan tubulus
Kelainan interstisial
Kelainan vaskuler
Gangguan pada intrinsic ginjal berhubungan dengan kerusakan pada struktur ginjal.
Gangguan ini menyertai pada akut tubular nekrosis (dikarenakan iskemia yang
berkepanjangan, obat-obatan, dan toksin), penyakit glomerulus primer, dan penyakit
vascular. Pada akut tubular nekrosis yang menyebabkan oliguria diawali dengan iskemia,
yang mengubah tempat metabolisme sel tubular dan kemudian sel mati dan menghasilkan
deskuasi sel, sehingga terjadi obstruksi pada intra tubular, terjadi kebocoran pada saluran
caiaran di tubular, sehingga terjadi oliguria.
3. Post-renal
1. Obstruksi intra renal :
a. Instrinsik : asam urat, bekuan darah, kristal asam jengkol.
b. Pelvis renalis : struktur, batu, neoplasma.
2. Obstruksi ekstra renal :
a. Intra ureter : batu, bekuan darah.
b. Dinding ureter : neoplasma, infeksi (TBC).
c. Ekstra ureter : tumor cavum pelvis.
d. Vesika urinaria : neoplasma, hipertrofi prostat.
e. Uretra : striktur uretra, batu, blader diabetik, paraparesis.
Terjadi obstruksi pada aliran fungsional urin. Ini mengakibatkan oliguria dan kekurangan
fungsi ginjal dalam melepaskan respon pada obstruksi.
Penyebab post renal oliguria bisa disebabkan beberapa keadaan yakni obstruksi saluran
urin (pelvis renal, ureter, vesica urinaria, urethra). Post renal oliguria biasanya bermanifestasi
menjadi anuria. Onset dari anuria terjadi secara tiba-tiba pada saat pengamatan, atau melalui
kateter urinaria untuk dilakukan pengamatannya.
Ketika oliguria pre renal telah berat, atau telah terkombinasi dengan kerusakan lain dari
nephrotoxic, dan intra renal bisa mengakibatkan kemungkinan gangguan ginjal akut. Renal
tubulus menjadi rusak yang mengakibatkan iskemia yang injury dan kehilangan
keseimbangan yang mempertahankan sodium dan air.
Sistem Pendek Urogenital Modul 2
16
2.3
1
2
terbuka
3 Penutupan glottis untuk mencegah masuknya muntah ke dalam paru
4 Pengangkatan palatum molle untuk menutupi nares posterior
Zona Pencetus Kemoresptor untuk muntah
Pemakaian obat-obatan apomorfin, morfin dan derifat digitalis merangsang zona
2.4
Jelaskan mengapa rasa sangat lemas dirasakan terutama pada bagian lengan dan
tungkai!
Jawab :
Beberapa jaringan seperti otak dan eritrosit selalu membutuhkan pemasukan glukosa.
Pengaturan aliran darah balik ginjal
Aliran darah ginjal harus ttetap adekuat agar ginjal dapat bertahan
serta untuk
mengontrol volume plasma dan elektrolit. Perubahan tekanan darah ginjal dapat
menyebabkan
memengaruhi GFR.
Terdapat 2 mekanisme aliran darah ginjal :
1.
2.
Ekstrarenal : efek langsung penurunan dan peningkatan arteri dan efek susunan
saraf.
Sistem Pendek Urogenital Modul 2
18
Saat terjadi penurunan tekanan darah, maka sel JG melepaskan rennin, yang pada
gilirannya menyebabkan peningkatan AII. AII menyebabkan konstriksi arteriol di seluruh
tubuh , termasuk arteriol aferen dan eferen. Konstriksi yang ditimbulkan oleh AII
menigkatkan resitensi perifer total dan pemulihan tekanan darah ke tingkat normal.
Naliran darah ginjal berkurang menyebabkan produksi urin berkurang
Pada gagal ginjal kronis . saat fungsi ginjal sangat meurun terdapat pembentukan
anion dari asam lemah dalam cairan tubuh yang tidak di eksresikan oleh ginjal. Selain itu
penurunan laju filtrasi glomerulus mengurangi eksresi fosfat dan NH4+ yang mengurangi
jumlah bikarbonat yang ditambahkan kembali ke dalam cairan tubuh, jadi gagal ginjal
kronis dpaat dihubungkan dengan asidosis metabolic berat
JIKA, memuntahkan isi lambung dapat menyebabkan alkalosis metabolic.
Sintesis baru glukosa berlangsung terutama di dalam hati , SEL TUBULUS
GINJAL juga mempunyai aktivitas glukoneogenesis yang tinggi, karena massa dari selsel nya lebih kecil maka pembentukan baru glukosa di dalam ginjal hanya kurang lebih
10 % dari keseluruhan sintesis. Prekusor yang penting dalam proses glukoneogenesis
( Asam amino dari jaringan otot dan Laktat yang terbentuk dalam eritrosit dan dalam
keadaan kekurangan O2 di otot. ( Melalui Glukoneogenesis, Manusia dapat membentuk
beberapa ratus glukosa setiap harinya )
Homeostasis darah menjaga persediaan air didalam sistem pembuluh darah, selsel (ruang intraselular) dan daerah ekstraselular agar selalu berada dalam seimbang.
Keseimbangan asam basa diatur juga oleh darah. , bekerja sama dengan paru, hati dan
ginjal.
Ginjal juga menghasilkan hormone polipeptida yaitu eritropoetin . disamping juga
oleh hati. Hormon ini bekerja sama dengan faktor lain. Yang terkenal sebagai faktor
yang menstimulasi koloni (colony stimulating factor/CSF). Mengatur differensiasi sel-sel
induk sumsum tulang. Sekresi eritropoetin distimulasi melalui hipoksi (pO2 menurun).
Dalam waktu beberapa jam, eritropoetin kemudian mengurus suatu perubaha di dalam
sumsum tulang dari sel awal eritrosit menjadi eritrosit. Sehingga konsentrasi eritrosit
2.5
2.6
Untuk menegakkan diagnosis pada kelainan urologi harus dilakukan pemeriksaan dasar
urologi secara sistematik yaitu
1
Keluhan miksi
melembung,
pancaran
kencing
terputus
Gejala pasca miksi
Akhir kencing menetes, kencing tidak puas,
terasa ada sisa kencing
Inkontinensia, enuresis
Perubahan
warna
urine
warna coklat
Keluhan berhubungan
Organ reproduksi
buah
zakar
membengkak,
penis
II
PEMERIKSAAN FISIS
1 Pemeriksaan Ginjal
Adanya pembesaran pada daerah pinggang atau abdomean sebelah atas harus
diperhatikan saat melakukan inspeksi pada daerah ini. Pembesaran ini dapat disebabkan
oleh hidronefrosis atau tumor pada daerah retroperitonial. Palpasi dilakukan secara
bimanual (dengan dua tangan). Tangan kiri diletakkan di sudut kosto-vertebra untuk
mengangkat ginjal ke atas, sedangkan tangan kanan meraba ginjal dari depan. Perkusi,
yaitu dengan pemeriksaan ketok ginjal dilakukan dengan memberikan ketokan pada sudut
kostovertebra.
2 Pemeriksaan neurologi
Pemeriksaan neurologi ditujukan mencari kemungkinan adanya kelainan neurologik yang
berakibat kelainan pada sistem urogenitalia, seperti lesi motor neuron atau lesi saraf
perifer yang merupakan penyebab dari buli buli neurogen.
2.7
Etiologi
Pre renal
Penurunan volum intravaskular
Penurunan volum intravaskular efektif
Penyakit ginjal intrinsik
Idiopatik
Infeksi
Obstruksi saluran urin.
Obstruksi ureteral
Gambaran klinis
Penurunan
jumlah
Edema,
esp.ekstremitas bawah
gagal jantung
urin (70%)
Mual, muntah
Anemia
Takipnea
Pucat
Epidemiologi
Insidensi dari GGA sekitar 209/1.000.000 populasi, dan penyebab utama dari
GGA yaitu pre-renal sekitar 21% dari pasien dan nekrosis tubular akut sekitar
45%.
2. Glomerulonefritis
Definis
Penyakit inflamasi atau non inflamasi pada glomerulus yang menyebabkan perubahan
Etiologi
Kebanyakan kasus pasca infeksi streptokokus beta hemolitikus group A
(0-28%)
Faringitis ( tipe 1,4,6,12 dan 25 )
Pioderma ( tipe 49 )
Gambaran klinis
Proteinuria
Oliguria
Edema(pada wajah terutama periorbital di bagian bawah)
Hipertensi
Gejala umum:Lelah,anoreksia,kadang-kadang demam,sakit kepala,mual
muntah
Epidemiologi
Terbanyak menyerang anak pada usia antara 6-8 tahun (40,6%)
Perbandingan antara anak laki-laki dan perempuan adalah 2:1
Pembesaran prostat jinak adalah suatu kondisi yang menyebabkan kelenjar prostat
mengalami pembengkakan.
Etiologi
Hingga sekarang penyebab hiperplasi prostat belum jelas diketahu, tetapi ada
3. Interaksi stroma-epitel
Berdasarken penelitian bahwa diferensiasi dan pertumbuhan sel epitel prostat
secara tidak langsung dikontrol oleh sel-sel stroma melalui suatu mediator (growth
factor). Setelah sel stroma mendapatkan stimulasi dari DHT dan estradiol, sel stroma
mensintesis suatu growth hormon yang selanjutnya mempengarui sel stroma itu sendiri
secara intraaktin dan atukrin, serta mempengaruhi sel epitel secara parakrin. Stimulasinya
menyebabkan terjadinya proliferasi sel-sel epitel.
mekanisme
fisiologik
untuk
Gambaran klinis
1. Keluhan pada saluran kemih bagian bawah
mengeluarkan urin. Pada suatu saat, otot buli-buli akan kepayahan(fatique) sehingga jatuh
kedalam fase dekompensasi yang diwujudkan dalam bentuk retensi urin akut.
2. Gejala pada saluran kemih bagian atas
Keluhan akibat penyulit hyperplasia prostat pada saluran kemih bagian atas adalah nyeri
Tanda
Dalam melakukan pemeriksaan fisis colok dubur yang didapatkan adalah
terabanya pembesaran di buli-buli. Gambaran keadaan prostat dalam colok dubur halus, tidak
terfiksir dan pembesaran elastis.
Epidemiologi
Hampir semua penduduk untuk factor risiko terjadinya BPH sangat kurang.
Prevalensi kasus BPH yang terjadi 20% usia 41-51 tahun; 50% usia 51-61 tahun dan >90%
usia >80 tahun. Sekitar 25% pria mengalami gejala gangguna berkemih dan ketika usia 75,
50% pria mendapatkan komplikasi penurunan laju urin.
Suatu kondisi dimana satu atau lebih bagian traktus urinarius terinfeksi oleh bakteri yang
Etiologi
Kuman gram negatif terutama Escherichia coli, Enterococcus, Pseudomonas
aeruginosa,dan Klebsiella.
Gambaran klinis
Demam, menggigil, nyeri pinggang, mual dengan atau tanpa muntah, penurunan berat
badan.
Epidemiologi
ISK dapat menyerang pasien dari segala usia mulai dari bayi baru lahir hingga
orangtua. Masalah ISK ini sering dialami oleh kaum wanita karena uretra wanita lebih
pendek daripada pria.16 Uretra yang pendek memudahkan bakteri dari anus atauarea genital
mencapai vesica urinaria. Tetapi padamasa neonatus ISK lebih banyak terdapat pada bayi
laki-laki yang tidak menjalani sirkumsisi daripada bayi perempuan.
2.8
Jawab :
Hasil pemeriksaan penunjang Gagal Ginjal Akut
Hasil
Normal
Gagal Ginjal
Akut
Kadar Ureum
Kadar
20-40 mg/dL
0,5 1.5
Kreatinin
40 mg/dl
1.5 mg/dl
mg/dl
Kreatinin darah
Osmolaritas Urin
70 160 U/L(L)
300 mOsm/kg
60 150 U/L(P)
>150
>160
500 mOsm/kg
prerenal
Elektrolit
Natrium
Klorida
Kalium
Volume urin
135-145
mmol/L
94- 111
mmol/L
jam
300-750
ml/24 jam
(oliguria)
(Anuria)
cairan diisi calyces , karena tidak akan ada transmisi meningkat dari suara luar .
pelvis ginjal diisi dengan urin dan gema gratis dengan tambahan posterior belakang
pelvis ginjal ( ginjal yang normal berikutnya ) .
Hidronefrosis dan akut kegagalan pasca - ginjal pada pasien kami karena obstruksi
ureter terminal perubahan edematous dari persimpangan ureterovesical setelah timbulnya
adenovirus - diinduksi sistitis hemoragik .
2.9
menjaga keseimbangan fisiologis tubuh (cairan, elektrolit, asam basa darah, dan nutrisi)
serta mencegah dan mengobati komplikasi.
1. Pengobatan penyakit dasar
Defisit volume sirkulasi oleh sebab apapun harus segera diatasi. Sebagai
parameter dapat digunakan pengukuran tekanan vena sentralis jika fasilitas ada, dengan
demikian over hidrasi bisa dicegah.
diganti.
Terapi Nutrisi
Kebutuhan nutrisi pasien GGA bervariasi tergantung dari penyakit dasarnya dan
kondisi komorbid yang dijumpai. Sebuah sistem klasifikasi pemberian nutrisi
3. Mencegah dan mengobati komplikasi
Preventif
Pencegahan GGA terbaik adalah dengan memperhatikan status hemodinamik
Prognosis
3.1
BAB III
PENUTUPAN
Kesimpulan
Menurut kelompok kami berdasarkan gejala yang dikeluhkan pasien yaitu
produksi kencing berkurang, gejala disertai muntah, sangat lemas dan malaise ,maka kelompok
kami menyimpulkan pasien menderita Gagal Ginjal Akut, namun untuk memperjelas
diagnosis,kami membutuhkan adanya pemeriksaan penunjang untuk memastikannya.
DAFTAR PUSTAKA
Sudoyo, Aru W. dkk. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II edisi V. Jakarta: Interna
Publishing Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam