Anda di halaman 1dari 18

PENJAMINAN MUTU DI

PUSKESMAS

Anggota

PUSKESMAS
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 75 tahun 2014: Pusat Kesehatan
Masyarakat/Puskesmas adalah fasilitas pelayanan
kesehatan yang menyelenggarakan upaya
kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan
perseorangan tingkat pertama, dengan lebih
mengutamakan upaya promotif dan preventif,
untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat
yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya.

Sumber
Daya
Manusia

Sumber
Daya
Manusia

Pengelola
an

Keuanga
n

Pelayan
an

Pengelolaan
Bertujuan untuk menjamin kelangsungan
ketersediaan dan keterjangkauan Obat dan
Bahan Medis Habis Pakai yang efisien,
efektif dan rasional, meningkatkan
kemampuan tenaga kefarmasian,
mewujudkan sistem informasi manajemen,
dan melaksanakan pengendalian mutu
pelayanan.

Kegiatan pengelolaan Obat dan Bahan


Medis Habis Pakai meliputi:
Perencanaan kebutuhan Obat
Permintaan Obat
Penerimaan Obat
Penyimpanan Obat
Pendistribusian Obat
Pengendalian Obat
Pencatatan, pelaporan dan pengarsipan

Pelayanan
Pelayanan farmasi klinik bertujuan untuk:
Meningkatkan mutu dan memperluas cakupan
Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas.
Memberikan Pelayanan Kefarmasian yang dapat
menjamin efektivitas, keamanan dan efisiensi Obat
dan Bahan Medis Habis Pakai.
Meningkatkan kerjasama dengan profesi kesehatan
lain dan kepatuhan pasien yang terkait dalam
Pelayanan Kefarmasian.
Melaksanakan kebijakan Obat di Puskesmas dalam
rangka meningkatkan penggunaan Obat secara
rasional.

Pelayanan Farmasi klinis meliputi


Pengkajian Resep, Penyerahan Obat, dan
Pemberian Informasi Obat
Kegiatan pengkajian resep dimulai dari seleksi
persyaratan administrasi, persyaratan farmasetik
dan persyaratan klinis baik untuk pasien rawat inap
maupun rawat jalan. Kegiatan Penyerahan
(Dispensing) dan Pemberian Informasi Obat
merupakan kegiatan pelayanan yang dimulai dari
tahap menyiapkan/meracik Obat, memberikan
label/etiket, menyerahan sediaan farmasi dengan
informasi yang memadai disertai
pendokumentasian.

Pelayanan Informasi Obat (PIO)


Kegiatan:
Memberikan dan menyebarkan informasi kepada
konsumen secara pro aktif dan pasif.
Menjawab pertanyaan dari pasien maupun
tenaga kesehatan melalui telepon, surat atau
tatap muka.
Membuat buletin, leaflet, label Obat, poster,
majalah dinding dan lain-lain.

Konseling
Tujuan dilakukannya konseling adalah
memberikan pemahaman yang benar mengenai
Obat kepada pasien/keluarga pasien antara lain
tujuan pengobatan, jadwal pengobatan, cara dan
lama penggunaan Obat, efek samping, tanda-tanda
toksisitas, cara penyimpanan dan penggunaan
Obat.

Ronde/Visite Pasien (khusus Puskesmas rawat


inap)
Merupakan kegiatan kunjungan ke pasien rawat
inap yang dilakukan secara mandiri atau bersama
tim profesi kesehatan lainnya terdiri dari dokter,
perawat, ahli gizi, dan lain-lain. Tujuan:
Memeriksa Obat pasien.
Memberikan rekomendasi kepada dokter dalam
pemilihan Obat dengan mempertimbangkan
diagnosis dan kondisi klinis pasien.
Memantau perkembangan klinis pasien yang
terkait dengan penggunaan Obat.
Berperan aktif dalam pengambilan keputusan tim
profesi kesehatan dalam terapi pasien.

Pemantauan dan Pelaporan Efek Samping Obat (ESO)


Merupakan kegiatan pemantauan setiap respon
terhadap Obat yang merugikan atau tidak diharapkan yang
terjadi pada dosis normal yang digunakan pada manusia
untuk tujuan profilaksis, diagnosis dan terapi atau
memodifikasi fungsi fisiologis. Tujuan:
a. Menemukan efek samping Obat sedini mungkin
terutama yang berat, tidak dikenal dan frekuensinya
jarang.
b. Menentukan frekuensi dan insidensi efek samping
Obat yang sudah sangat dikenal atau yang baru saja
ditemukan.

Pemantauan Terapi Obat (PTO)


Merupakan proses yang memastikan bahwa
seorang pasien mendapatkan terapi Obat yang
efektif, terjangkau dengan memaksimalkan efikasi
dan meminimalkan efek samping. Tujuan:
a. Mendeteksi masalah yang terkait dengan Obat.
b. Memberikan rekomendasi penyelesaian
masalah yang terkait dengan Obat.

Evaluasi Penggunaan Obat


Merupakan kegiatan untuk mengevaluasi
penggunaan Obat secara terstruktur dan
berkesinambungan untuk menjamin Obat yang
digunakan sesuai indikasi, efektif, aman dan
terjangkau (rasional). Tujuan:
a. Mendapatkan gambaran pola penggunaan
Obat pada kasus tertentu.
b. Melakukan evaluasi secara berkala untuk
penggunaan Obat tertentu.

Sumber Daya Manusia


Sumber daya manusia disini merupakan seorang
Apoteker yang harus memiliki kompetensi sebagai
penanggung jawab dan sebagai tenaga fungsional.
Selain itu Semua tenaga kefarmasian harus
melaksanakan Pelayanan Kefarmasian berdasarkan
Standar Prosedur Operasional (SPO).
Rasio untuk menentukan jumlah Apoteker di
Puskesmas adalah 1 (satu) Apoteker untuk 50 (lima
puluh) pasien perhari. Semua tenaga kefarmasian
harus memiliki surat tanda registrasi dan surat izin
praktik untuk melaksanakan Pelayanan Kefarmasian
di fasilitas pelayanan kesehatan

Keuangan
Dalam pelaksanaan kegiatan, pemerintah
daerah harus menyediakan pembiayaan yang
bersumber dari daerah untuk dana pendamping
sebesar 10% sesuai dengan Undang-undang No
33 Tahun 2004 dan Peraturan Pemerintah No.
55 Tahun 2005, biaya operasional, biaya
pemeliharaan/ perawatan sarana dan peralatan
kesehatan, ketersediaan tenaga pelaksana,
serta aspek lainnya sebagai akibat pelaksanaan
kegiatan DAK (Dana Alokasi Khusus) Bidang
Kesehatan.

Pelayanan Kefarmasian, menggunakan DAK meliputi


kegiatan:

Penyediaan obat terutama Obat Generik dan Perbekalan


Kesehatan

Pembangunan baru/rehabilitasi dan penyediaan sarana


pendukung Instalasi Farmasi di Kabupaten/Kota dan

Pembangunan baru Instalasi Farmasi gugus pulau/satelit dan


penyediaan sarana pendukungnya.Penyediaan sarana
pendukung Instalasi Farmasi meliputi sarana penyimpanan,
distribusi, pengamanan, pengolah data dan telekomunikasi

TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai