Anda di halaman 1dari 4

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Banjir merupakan musuh tahunan warga di sejumlah daerah di tanah
air. Pembukaan lahan, perataan tanah untuk pembangunan pemukiman dan
prasarana lainnya mengakibatkan pemadatan tanah, berkurangnnya sumber
bahan organik tanah, serta rusaknya lubang-lubang bekas penembusan dan
galian fauna tanah.
Pada saat pembangunan sebagian permukaan lahan dipadatkan untuk
bangunan dan prasarana jalan. Hal ini mengakibatkan sebagian besar air
hujan tidak dapat meresap ke dalam tanah, tetapimengalir ke permukaan
tanah dan dibuang melalui saluran drainase. Buruknya saluran pembuangan
air (drainase) serta menurunnya daya serap tanah akibat pembangunan
mengakibatkan banjir.
Guna menanggulangi masalah banjir tersebut, Ir. Kamir R. Brata,
MSc., dosen Ilmu Tanah dan Sumber Daya Lahan Institut Pertanian Bogor,
menemukan teknologi sederhana yang disebutnya teknologi biopori. Ide
pembuatan biopori muncul pada saat beliau meneliti bongkahan tanah
kawasan hutan konservasi di Sumatra. Pada bongkahan itu terdapat ratusan
lubang mirip terowongan yang berbentuk pori-pori. Lubang-lubang itu dibuat
oleh semut, rayap, cacing, dan akar tanaman.
Satu bongkahan seukuran buah kelapa mengandung ratusan lubang
yang menyerap air dikala hujan. Penelitian lebih lanjut menunjukkan adanya
1

lubang tak kasat mata yang terdapat pada bongkahan, berupa ratusan lubang
biopori. Lubang-lubang ini berfungsi menyerap air, menyaring air bersih,
mengurai sampah organik, serta menjaga unsur hara pada tanah.
Lubang-lubang biopori akan terisi udara, dan akan menjadi tempat
berlalunya air dalam tanah. Bila lubang-lubang seperti ini dibuat dalam
jumlah banyak maka kemampuan sebidang tanah untuk meresapkan air akan
meningkat. Meningkatnya kemampuan tanah dalam meresapkan air akan
memperkecil peluang terjadinya aliran air di permukaan tanah. Hal ini akan
mengurangi bahaya banjir yang mungkin terjadi.
Peningkatan jumlah biopori dapat dilakukan dengan membuat lubang
vertikal di dalam tanah. Lubang-lubang tersebut diisi dengan bahan-bahan
organik seperti daun-daun kering, potongan rumput, atau tanaman, serta
sampah organik rumah tangga. Bahan-bahan organik ini dijadikan sumber
energi bagi organisme hidup di dalam tanah. Peningkatan aktivitas organisme
tersebut akan meningkatkan jumlah biopori yang terbentuk.
Lubang biopori merupakan teknologi sederhana untuk konservasi
lahan dan penyediaan air bersih. Lubang ini dikembangkan atas dasar prinsip
ekohidrologis, yaitu memperbaiki kondisi ekosistem tanah untuk perbaikan
fungsi hidrologis ekosistem tersebut. Teknologi ini bisa diaplikasikan di
kawasan perumahan yang 100% kedap air atau sama sekali tidak ada tanah
terbuka maupun di areal persawahan yang berlokasi di kawasan perbukitan.
Lubang sebaiknya dibuat di bagian tanah yang tidak terendam air atau lebih
tinggi dari saluran air. Jika lubang tersebut terendam air maka fauna tanah

seperti cacing, rayap, dan semut akan kekurangan oksigen. Selain itu,
menyebabkan hilangnya kemampuan meresapnya air karena sudah jenuh.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, muncul permasalahan yang
menarik untuk di teliti. Permasalahan tersebut adalah :
1. Bagaimana sejarah biopori?
2. Apa yang dimaksud dengan biopori?
3. Bagaimana tata cara pembuatan biopori?
4. Dampak yang ditimbulkan dari pembuatan biopori?
5. Bagaimana cara perawatan terhadap biopori?

1.3 Tujuan Penulisan


Penulisan makalah ini memiliki tujuan sebagai berikut :
1. Memberikan penjelasan mengenai biopori;
2. Memberikan informasi betapa pentingnya biopori;
3. Memberikan

informasi

kepada

mahasiswa/masyarakat

agar

bisa

mengaplikasikan biopori dalam kehidupan masyarakat;


4. Menberikan informasi mengenai dampak yang ditimbulkan dari
pembuatan biopori terhadap linkungan;
5. Memberikan tata cara perawatan yang baik terhadap biopori.

1.4 Manfaat Penelitian


Mahasiswa/masyarakat dapat mengetahui apa itu biopori, bagaimana tata
cara pembuatan biopori yang baik dan benar, apa pengaruhnya pada kehidupan
masyarakat serta bagaimana perawatan biopori.
1.5 Metode Penulisan
Metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah metode
kuantitatif dengan cara pengumpulan data. Data yang dikumpulan berasal dari
berbagai sumber, baik sumber fisik (buku-buku) maupun sumber non-fisik (media
elektronik/telekomunikasi).

Anda mungkin juga menyukai