Anda di halaman 1dari 16

Rabu, 25 September 2013

Standar Praktek Keperawatan

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Standar praktek keperawatan adalah acuan untuk praktik keperawatan yang harus dicapai
oleh seorang perawat dan dikembangkan untuk membantu perawat melakukan validasi mutu dan
mengembangkan keperawatan.Dan suatu pernyataan yang menguraikan suatu kualitas yang
diinginkan terhadap pelayanan keperawatan yang diberikan untuk klien.

1.2 Tujuan
1.

Agar mahasiswa mengerti tentang standar praktek keperawatan

2.

Mengetahui jenis standar praktek keperawatan

3.

Dan dapat mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi SPK

4.

Serta Dapat mengetahui ciri-ciri standar praktek keperawatan

5.

Dan dapat mengetahui kegunaan standar praktek keperawatan

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Standar Praktek Keperawatan


Standar adalah suatu pernyataan diskriptif yang menguraikan penampilankerja yang dapat
diukur melalui kualitas struktur, proses dan hasil (Gillies, 1989,h.121).
Standar praktek keperawatan adalah suatu pernyataan yang menguraikan suatu kualitas yang
diinginkan terhadap pelayanan keperawatan yang diberikan untuk klien ( Gillies, 1989, h. 121).
Standar merupakan pernyataan yang mencakup kegiatan-kegiatan asuhan yang mengarah
kepada praktek keperawatan profesional (ANA,1992,h.1)
Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari
pelayanan kesehatan, didasarkan pada ilmu dan kiat, berbentuk pelayanan bio-psiko-sosiospiritual yang komprehensif , ditujukan kepada individu,keluarga, dan masyarakat baik sakit
maupun sehat yang mencakup kehidupanmanusia (lokakarya Nasional 1983).
Fokus utama standar praktek keperawatan adalah klien. Digunakan untuk mengetahui proses
dan hasil pelayanan keperawatan yang diberikan dalam upaya mencapai pelayanan keperawatan.
Melalui standar praktek dapat diketahui apakah intervensi atan tindakan keperawatan itu yang
telah diberi

sesuai dengan yang direncanakan dan apakah klien dapat mencapai tujuan yang

diharapkan.
Standar praktik keperawatan merupakan acuan untuk praktik keperawatan yang harus
dicapai oleh seorang perawat dan dikembangkan untuk membantu perawat melakukan validasi
mutu dan mengembangkan keperawatan.

2.2 Jenis Standar Praktek Keperawatan


a.

Menurut ANA
1.

Standar I : Pengkajian

2.

Standar II : Diagnosa keperawatan

3.

Standar III : Identifikasi hasil

4.

Standar IV : Perencanaan

5.

Standar V : Implementasi

6.

Standar VI : Evaluasi

1.

Standar I : Pengkajian

Perawat mengidentifikasi dan pengumpulan data tentang status kesehatan klien.


Kriteria pengukuran :

Prioritas pengumpulan data ditentukan oleh kondisi atau kebutuhan-kebutuhan klien saat ini.

Data tetap dikumpulkan dengan tehnik-tehnik pengkajian yang sesuai .

Pengumpulan data melibatkan klien, orang-orang terdekat klien dan petugas kesehatan..

Proses pengumpulan data bersifat sistematis dan berkesinambungan.

Data-data yang relevan didokumentasikan dalam bentuk yang mudah didapatkan kembali.

2.

Standar II :Diagnosa
Perawat menganalisa data yang dikaji untuk menentukan diagnosa.
Kriteria pengukuran :

Diagnosa ditetapkan dari data hasil pengkajian.

Diagnosa disahkan dengan klien, orang-orang terdekat klien, tenaga kesehatan bila
memungkinkan.

Diagnosa di dokumentasikan dengan cara yang memudahkan perencanaan perawatan.

3.

Standar III: Identifikasi hasil


Perawat mengidentifikasi hasil yang diharapkan secara individual pada klien.
Kriteria pengukuran :

Hasil diambil dari diagnosa.

Hasil-hasil didokumentasikan sebagai tujuan-tujuan yang dapat diukur.

Hasil-hasil dirumuskan satu sama lain sama klien, orang-orang terdekat klien

dan petugas

kesehatan.

Hasil harus nyata (realistis) sesuai dengan kemampuan/kapasitas klien saat ini dan
kemampuan potensial.

Hasil yang diharapkan dapat dicapai dsesuai dengan sumber-sumber yang tersedia bagi klien.

Hasil yang diharapkan meliputi perkiraan waktu pencapaian.

Hasil yang diharapkan memberi arah bagi keanjutan perawatan.

4.

Standar IV : Perencanaan

Perawat menetapkan suatu rencana keperawatan yang menggambarkan intervensi keperawatan


untuk mencapai hasil yang diharapkan.
Kriteria pengukuran :

Rencana bersifat individuali sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan dan kondisi klien.

Rencana tersebut dikembangkan bersama klien, orang-orang terdekat klien dan petugas
kesehatan.

Rencana tersebut menggambarkan praktek keperawatan sekarang

Rencana tersebut didokumentasikan.

Rencana tersebut harus menunjukkan kelanjutan perawatan

5.

Standar V : Implementasi

Perawat mengimplementasikan intervensi yang diidentifikasi dari rencana keperawatan.


Kriteria pengukuran :

Intervensi bersifat konsisten dengan rencana perawatan yang dibuat.

Intervensi diimplementasikan dengan cara yang aman dan tepat.

Intervensi didokumentasikan

6.

Standar VI : Evaluasi

Perawat mengevaluasi kemajuan klien terhadap hasil yang telah dicapai.


Kriteria pengukuran :

Evaluasi bersifat sistematis dan berkesinambungan.

Respon klien terhadap intervensi didokumentasikan.

Keefektifan intervensi dievaluasi dalam kaitannya dengan hasil.

Pengkajian terhadap data yang bersifat kesinambungan digunakan untuk merevisi diagnosa,
hasil-hasil dan rencana perawatan untuk selanjutnya,

Revisi diagnosa, hasil dan rencana perawatan didokumentasikan.

Klien, orang-orang terdekat klien dan petugas kesehatan dilibatkan dalam proses evaluasi

b.

Menurut DEPKES

Standar 1, pengumpulan data tentang status kesehatan klien atau pasien dilakukan secara
sistematik dan berkesinambungan. Data dapat diperoleh, dikomunikasikan dan dicatat.

Standar 2, diagnosa keperawatan di rumuskan berdasarkan data status kesehatan.


Standar 3, rencana asuhan keperawatan meliputi tujuan yang dibuat berdasarkan diagnosa
keperawatan
Standar 4, rencana asuhan keperawatan meliputi prioritas dan pendekatan tindakan keperawatan
yang ditetapkan untuk mencapai tujuan yang di ususn berdasarkan diagnosa keperawatan
Standar 5, tindakan keperawatan memberikan kesempatan klien atau pasien untuk berpartisifasi
dalam peningkatan, pemeliharaan, dan pemulihan kesehatan.
Standar 6, tindakan keperawatan membantu klien atau pasien untuk mengoptimalkan
kemampuan untuk hidup sehat
Standar 7, ada tidaknya kemajuan dalam pencapaina tujuan ditentukan oleh klien atau pasien dan
perawat.
Standar 8, ada tidaknya kemajuan dalam pencapaian tujuan memberi arah untuk melakukan
pengkajian ulang, pengetaruran kembali urutan priorits, penetapan tujuan baru dan perbaikan
rencana asuhan keperawatan.

c.

Menurut PPNI
Menurut Dewan Pertimbangan Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia (DPP PPNI)

tahun 1999, standar praktik keperawatan merupakan komitmen professi keperawatan dalam
melindungi masyarakat terhadap praktik yang dilakukan oleh anggota profesi.
Di dalamnya terdapat penegasan tentang mutu pekerjaan seorang perawat yang dianggap
baik, tepat, dan benar, yang digunakan sebagai pedoman dalam pemberian pelayanan kepeawatan
diantarannya sebagai berikut.
Meningkatkan mutu asuhan keperawatan dengan memberikan perhatian padaupaya dan
peningkatan kinerja perawat terhadap target pencapaian tujuan.
Meminimalkan tindakan-tindakan yang tidak bermanfaat bagi klien sehinggadapat
menekan biaya perawatan.

Menjaga mutu asuhan keperawatan yang diberikan kepada klien dimasyarakat, komunitas,
kelompok dan keluarga.

2.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi SPK


Proses keperawatan adalah faktor penting dalam survival pasien dan dalam aspek-aspek
pemeliharaan, rehabilitatif dan preventif perawatan kesehatan (Doengoes,2000). Proses
keperawatan terbagi menjadi 5 langkah yaitu pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan,
implementasi, dan evaluasi. Dengan tidak di lakukannya proses keperawatan yang benar maka
pasien tidak mendapat asuhan keperawatan untuk mengatasi masalah kesehatan dan mencegah
masalah kesehatan yang baru bahkan memperlambat proses kesembuhan dari pasien tersebut.
Faktor-faktor yang mempengaruhi standar praktek keperawatan antara lain

Kecakapan intelaktual

Ilmu pengetahuan

Percaya diri perawat

Sarana

Komunikas

Pengalaman kerja perawat

Motivasi pasien untuk sembuh

Kedisiplinan

2.4 Ciri-Ciri Standar Praktek Keperawatan


a.

Otonomi dalam pekerjaan

b.

Bertanggung jawab, dan bertanggung gugat

c.

Pengambilan keputusan yang mandiri

d.

Kolaborasi dengan disiplin lain

e.

Pemberian pembelaan (advocacy), dan

f.

Memfasilitasi kepentingan pasien/klien

2.5 Kegunaan Standar Praktek Keperawatan


Tujuan utama standar memberikan kejelasan dan pedoman untuk mengidentifikasi ukuran
dan penilaian hasil akhir, dengan demikian standar dapat meningkatkan dan memfasilitasi
perbaikan dan pencapaian kualitas asuhan keperawatan.

a.

Pendidikan

Membantu dalan merencanakan isi kurikulum dan mengevaluasi penampilan kerja mahasiswa.

b.

Puskesmas

Dapat digunakan untuk mengetahui batas kewenangan dengan profesi lain sehingga dapat saling
menghormati dan bekerja sama secara baik dalam menjalankan pekerjaan sesuai profesinya dan
meningkatkan pelayanan tentunya.
untuk meningkatkan asuhan atau pelayanan keperawatan dengan cara memfokuskan kegiatan
atau proses pada usaha pelayanan untuk memenuhi layanan kesehatan masyarakat.

c.

Rumah Sakit

Dengan penggunaan standar praktek keperawatan ini tentunya akan meningkatkan efisiensi serta
juga efektifitas pelayanan keperawatan dan ini akan berefek kepada penurunan lama rawat pasien
di rumah sakit.

BAB III
KESIMPULAN

Standar praktek keperawatan adalah suatu pernyataan yang menguraikan suatu kualitas
yang diinginkan terhadap pelayanan keperawatan yang diberikan untuk klien.
Fokus utama standar praktek keperawatan adalah klien. Digunakan untuk mengetahui
proses dan hasil pelayanan keperawatan yang diberikan dalam upaya mencapai pelayanan
keperawatan.
Standar praktik keperawatan merupakan acuan untuk praktik keperawatan yang harus
dicapai oleh seorang perawat dan dikembangkan untuk membantu perawat melakukan validasi
mutu dan mengembangkan keperawatan.
Menurut ANA memiliki 6 poin jenis praktek keperawatan yaitu Pengkajian, Diagnosa
keperawatan,Identifikasi hasil, Perencanaan, Implementasi, Evaluasi
Menurut DEPKES memiliki 8 standar keperawatan dan menurut PPNI standar praktik
keperawatan merupakan komitmen professi keperawatan dalam melindungi masyarakat
terhadap praktik yang dilakukan oleh anggota profesi.
Kegunaan standar praktek keperawatan yaitu bisa digunakan sebagai acuan pencapaian
dibidang pendidikan, puskesmas dan rumah sakit.

DAFTAR PUSTAKA

http://ermatayuni64.wordpress.com/2012/11/17/standar-praktek-keperawatan.html

http://sixxmee.blogspot.com/2012/10/standar-praktik-keperawatan.html
http://azys99.blogspot.com/2013/09/standar-praktek-keperawatan.html diakses pada tanggal 17
oktober 2014 pukul 15.00

Standar Praktek Keperawaan


STANDAR PRAKTEK KEPERAWATAN
Khotimah

PENGERTIAN
Standar adalah suatu pernyataan diskriptif yang menguraikan penampilan kerja yang dapat diukur melalui
kualitas struktur, proses dan hasil (Gillies, 1989,h.121).

Standar merupakan pernyataan yang mencakup kegiatan-kegiatan asuhan yang mengarah kepada praktek
keperawatan profesional (ANA,1992,h.1)

Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan
kesehatan, didasarkan pada ilmu dan kiat, berbentuk pelayanan bio-psiko-sosio-spiritual yang komprehensif ,
ditujukan kepada individu, keluarga, dan masyarakat baik sakit maupun sehat yang mencakup kehidupan
manusia (lokakarya Nasional, 1983)
Jenis standar profesi keperawatan

Standar proses

Standar struktur

Standar hasil

Sumber Standar Keperawatan

1. Organisasi profesional, misalnya PPNI, AIPNI, dll.


2. Badan yang memiliki ijin, misalnya badan hukum.
3. Institusi / lembaga kesehatan, misalnya Rumah Sakit, Pusat Kesehatan.
4. Pemerintah, misalnya departemen kesehatan pusat atau pemerintah daerah.

Berdasarka SK.No.03/DPP/SK/I996 standar profesi keperawatan terdiri dari :


1.

Standar pelayanan keperawatan

2.

Standar praktek keperawatan

3.

Standar pendidikan keperawatan

4.

Standar pendidikan berkelanjutan

STANDAR PRAKTEK KEPERAWATAN


Standar praktek keperawatan adalah suatu pernyataan yang menguraikan suatu kualitas yang diinginkan
terhadap pelayanan keperawatan yang diberikan untuk klien
( Gillies, 1989, h. 121).
Standar praktek keperawatan adalah batas ukuran baku minimal yang harus dilakukan perawat dalam
melaksanakan asuhan keperawatan.

Standar diperlukan untuk


Meningkatkan, menuntun, dan mengarahkan praktek keperawatan profesional.

TUJUAN STANDAR PRAKTEK KEPERAWATAN


Tujuan umum standar praktek keperawatan
meningkatkan asuhan atau pelayanan keperawatan dengan cara memfokuskan kegiatan atau proses pada
usaha pelayanan untuk memenuhi kriteria pelayanan yang diharapkan.??????
Berguna bagi :
1. Perawat
Pedoman membimbing perawat dalam penentuan tindakan keperawatan yang dilakukan teradap kien.
2. Rumah sakit
Meningkatkan efisiensi dan efektifitas pelayanan keperawatan di rumah sakit.
3. 3.Klien
Perawatan yang tidak lama, biaya yang ditanggung keluarga menjadi ringan.
4. Profesi
Alat perencanaan mencapai target dan sebagai ukuran evaluasi.
5. Tenaga kesehatan lain
Mengetahui batas kewenangan dengan profesi lain sehingga dapat saling menghormati dan bekerja sama
secara baik.
Dasar Hukum
1. UU No. 23 tahun 1993 : tentang kesehatan

2. PP No. 32 tahun 1996 pasal 21, 22, 24


3. SK. Menkes No. 647 tahun 2000 : tentang registrasi dan praktek keperawatan
Standar praktek keperawatan dari ANA :
1. Standar I : Pengkajian
2. Standar II : Diagnosa keperawatan
3. Standar III : Identifikasi hasil
4. Standar IV : Perencanaan
5. Standar V : Implementasi
6. Standar VI : Evaluasi

Standar I : Pengkajian
Perawat mengidentifikasi dan pengumpulan data tentang status kesehatan klien.
Kriteria pengukuran :
1. Prioritas pengumpulan data ditentukan oleh kondisi atau kebutuhan-kebutuhan klien saat ini.
2. Data tetap dikumpulkan dengan tehnik-tehnik pengkajian yang sesuai .
3. Pengumpulan data melibatkan klien, orang-orang terdekat klien dan petugas kesehatan..
4. Proses pengumpulan data bersifat sistematis dan berkesinambungan.
5. Data-data yang relevan didokumentasikan dalam bentuk yang mudah didapatkan kembali.

Standar II :Diagnosa
Perawat menganalisa data yang dikaji untuk menentukan diagnosa.

Kriteria pengukuran :
1. Diagnosa ditetapkan dari data hasil pengkajian.
2. Diagnosa disahkan dengan klien, orang-orang terdekat klien, tenaga kesehatan bila memungkinkan.
3. Diagnosa di dokumentasikan dengan cara yang memudahkan perencanaan perawatan.

Standar III: Identifikasi hasil


Perawat mengidentifikasi hasil yang diharapkan secara individual pada klien.

Kriteria pengukuran :
1. Hasil diambil dari diagnosa.
2. Hasil-hasil didokumentasikan sebagai tujuan-tujuan yang dapat diukur.
3. Hasil-hasil dirumuskan satu sama lain sama klien, orang-orang terdekat klien dan petugas kesehatan.
4. Hasil harus nyata (realistis) sesuai dengan kemampuan/kapasitas klien saat ini dan kemampuan potensial.
5. Hasil yang diharapkan dapat dicapai dsesuai dengan sumber-sumber yang tersedia bagi klien.
6. Hasil yang diharapkan meliputi perkiraan waktu pencapaian.
7. Hasil yang diharapkan memberi arah bagi keanjutan perawatan.

Standar IV : Perencanaan

Perawat menetapkan suatu rencana keperawatan yang menggambarkan intervensi keperawatan untuk mencapai
hasil yang diharapkan.
Kriteria pengukuran :

1. Rencana bersifat individuali sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan dan kondisi klien.


2. Rencana tersebut dikembangkan bersama klien, orang-orang terdekat klien dan petugas kesehatan.
3. Rencana tersebut menggambarkan praktek keperawatan sekarang
4. Rencana tersebut didokumentasikan.
5. Rencana tersebut harus menunjukkan kelanjutan perawatan.

Standar V : Implementasi
Perawat mengimplementasikan intervensi yang diidentifikasi dari rencana keperawatan.
Kriteria pengukuran :
1. Intervensi bersifat konsisten dengan rencana perawatan yang dibuat.
2. Intervensi diimplementasikan dengan cara yang aman dan tepat.
3. Intervensi didokumentasikan

Standar VI : Evaluasi
Perawat mengevaluasi kemajuan klien terhadap hasil yang telah dicapai.
Kriteria pengukuran :
1. Evaluasi bersifat sistematis dan berkesinambungan.
2. Respon klien terhadap intervensi didokumentasikan.
3. Keefektifan intervensi dievaluasi dalam kaitannya dengan hasil.
4. Pengkajian terhadap data yang bersifat kesinambungan digunakan untuk merevisi diagnosa, hasil-hasil dan
rencana perawatan untuk selanjutnya,

5. Revisi diagnosa, hasil dan rencana perawatan didokumentasikan.


6. Klien, orang-orang terdekat klien dan petugas kesehatan dilibatkan dalam proses evaluasi
https://sites.google.com/site/stikeshusada/ikd-1/standar-praktek-keperawaan

Anda mungkin juga menyukai