Tugas KDM Ranita
Tugas KDM Ranita
Disusun oleh :
RANITASARI
(P17420213024)
IA
besar (K)= 1.000 kal. 1 kkal adalah jumlah panas yang dibutuhkan untuk
menaikan suhu 1 kg air sebesar 1 derajat celcius. Ketika makanan tidak
tersedia maka glikogen (cadangan KH dalam hati dan jaringan otot) akan
dipecah.
Pengeluaran energi
Adalah energi yang digunakan oleh tubuh untuk mensuport jaringan dan
fungsi organ tubuh. Cadangan energi tubuh berbentuk senyawa fosfat,
misalnya: adenosin triphosfat (ATP). Kebutuhan energi seseorang
ditentukan oleh Basal Metabolism Rate (BMR) dan aktifitas fisik.
Basal Metabolism Rate (BMR)
Adalah energi yang digunakan tubuh pada saat isirahat yaitu untuk
kegiatan fungsi tubuh seperti pergerakan jantung, pernafasan, peristaltik
usus, kegiatan kelenjar-kelenjar tubuh. Kebutuhan energi basal
dipengaruhi oleh:
1.
Usia
Jenis kelamin
4.
Kelainan endokrin
Suhu lingkungan
Sakit
Pada orang sakit suhu tubuh akan meningkat sehingga akan mempercepat
reaksi kimia. Peningkatan 1oC akan meningkatkan BMR sebanyak 14%.
7.
Hamil
BB (Kg)
TB (M)
2.
2. Aktifitas tubuh
3.
Faktor usia
4.
Suhu lingkungan
5.
Karbohidrat
Protein
Lipid
5.
Mineral
Fungsi:
- Membangun jaringan tulang
- Mengatur tekanan osmotik dalam tubuh
- Memberi elektrolit untuk keperluan otot dan saraf
- Membangun berbagai enzim
6. Vitamin
Senyawa organik esensial yang dibutuhkan oleh tubuh untuk berlangsungnya
metabolisme dalam tubuh. Kebutuhan tergantung dari jenis dan dipengaruhi
oleh usia, jenis kelamin dan keadaan fisiologis. Dengan makan-makanan yang
sehat kita sudah cukup akan kebutuhan vitamin. Kekurangan terjadi bila salah
makan, gangguan penyerapan, penggunaan obat yang menyebabkan flora usus
mati. Tidak disimpan didalam tubuh kecuali; A,D,E dan B12. Kekurangan
vitamin dapat diberikan melalui suplemen yang mengandung vitamin.
2. Menentukan kebutuhan cairan tubuh
Perhitungan Intake & Output
Total TBW = 60% / BB (45%-75% / BB)
Cairan Tubuh dibagi :
Cairan Intraselular
= 2/3 TBW (40%)
Cairan Ekstraseluler =
a)
Cairan Intravasculer (plasma) = 5%
b)
Cairan Interstitial
= 15%
c)
Cairan Transceluler
= 1-3 %
Perbandingan CIS dengan CES
Dewasa
= 2:1
Anak-Anak = 3:2
Bayi
= 1:1
Jumlah Cairan Tubuh :
1.
Dewasa = 45%-75% / BB
Pria
= 60 %
Wanita
= 55%
2. Anak & Bayi = 75%
Konsentrasi cairan elektrolit dihitung dengan
Rumus : M.Eq/L = Mg % x 10 x 1
3. Jenis jenis cairan
Cairan hipotonik: osmolaritasnya lebih rendah dibandingkan serum
(konsentrasi ion Na+ lebih rendah dibandingkan serum), sehingga larut
dalam serum, dan menurunkan osmolaritas serum. Maka cairan ditarik
dari dalam pembuluh darah keluar ke jaringan sekitarnya (prinsip cairan
berpindah dari osmolaritas rendah ke osmolaritas tinggi), sampai akhirnya
mengisi sel-sel yang dituju. Digunakan pada keadaan sel mengalami
dehidrasi, misalnya pada pasien cuci darah (dialisis) dalam terapi diuretik,
juga pada pasien hiperglikemia (kadar gula darah tinggi) dengan
ketoasidosis diabetik. Komplikasi yang membahayakan adalah
perpindahan tiba-tiba cairan dari dalam pembuluh darah ke sel,
menyebabkan kolaps kardiovaskular dan peningkatan tekanan intrakranial
(dalam otak) pada beberapa orang. Contohnya adalah NaCl 45% dan
Dekstrosa 2,5%.
Cairan Isotonik: osmolaritas (tingkat kepekatan) cairannya mendekati
serum (bagian cair dari komponen darah), sehingga terus berada di dalam
pembuluh darah. Bermanfaat pada pasien yang mengalami hipovolemi
(kekurangan cairan tubuh, sehingga tekanan darah terus menurun).
Memiliki risiko terjadinya overload (kelebihan cairan), khususnya pada
penyakit gagal jantung kongestif dan hipertensi. Contohnya adalah cairan
Ringer-Laktat (RL), dan normal saline/larutan garam fisiologis (NaCl
0,9%).
Cairan hipertonik: osmolaritasnya lebih tinggi dibandingkan serum,
sehingga menarik cairan dan elektrolit dari jaringan dan sel ke dalam