Anda di halaman 1dari 9

TUGAS KEBUTUHAN DASAR MANUSIA II

Dosen Pengampu : Mardiyono Ph.D

Disusun oleh :
RANITASARI
(P17420213024)
IA

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG


PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN PURWOKERTO
2014
1. Menentukan kebutuhan nutrisi pasien.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan nutrisi yaitu:
1) Faktor fisiologis (kebutuhan metabolisme basal)
2) Faktor patofisiologis (penyakit tertentu)
3) Faktor sosio-ekonomi
Keseimbangan energi
Energi adalah kekuatan untuk bekerja. Manusia membutuhkan energi
untuk terus menerus berhubungan dengan lingkungan.
Keseimbangan energi:
pemasukan energi = pengeluran energy atau
pemasukan energi = total pengeluaran energi
( panas + kerja + energi yang disimpan)
Pemasukan energi
Merupakan energi yang dihasilkan selama proses oksidasi makanan.
Makanan dipecah secara kimiawi menjadi protein, lemak dan KH. Satuan
untuk besarnya energi yang dihasilkan disebut kalori. 1 kkal = 1 kalori

besar (K)= 1.000 kal. 1 kkal adalah jumlah panas yang dibutuhkan untuk
menaikan suhu 1 kg air sebesar 1 derajat celcius. Ketika makanan tidak
tersedia maka glikogen (cadangan KH dalam hati dan jaringan otot) akan
dipecah.
Pengeluaran energi
Adalah energi yang digunakan oleh tubuh untuk mensuport jaringan dan
fungsi organ tubuh. Cadangan energi tubuh berbentuk senyawa fosfat,
misalnya: adenosin triphosfat (ATP). Kebutuhan energi seseorang
ditentukan oleh Basal Metabolism Rate (BMR) dan aktifitas fisik.
Basal Metabolism Rate (BMR)
Adalah energi yang digunakan tubuh pada saat isirahat yaitu untuk
kegiatan fungsi tubuh seperti pergerakan jantung, pernafasan, peristaltik
usus, kegiatan kelenjar-kelenjar tubuh. Kebutuhan energi basal
dipengaruhi oleh:
1.

Usia

Usia 0-10 tahun kebutuhan BMR bertambah dengan sepat, setelah 20


tahun lebih konstan.
2.

Jenis kelamin

Kebutuhan BMR laki-laki lebih besar daripada wanita (laki-laki


1,0kkal/Kg BB/jam, wanita 0,9 kkal/Kg BB/jam)
3. Tinggi badan dan berat badan
Berpengaruh terhadap luas permukaan tubuh, semakin luas pengeluaran
panas akan meningkat sehingga kebutuhan basal juga meningkat.

4.

Kelainan endokrin

Hormon tiroksin berpengaruh terhadap metabolisme.


5.

Suhu lingkungan

Suhu tubuh lebih dingin akan meningkatkan metabolisme dengan banyak


memproduksi panas.
6.

Sakit

Pada orang sakit suhu tubuh akan meningkat sehingga akan mempercepat
reaksi kimia. Peningkatan 1oC akan meningkatkan BMR sebanyak 14%.
7.

Hamil

Untuk memenuhi kebutuhan dan pertumbuhan janin maka metabolisme


juga akan meningkat.
8.

Stress dan ketegangan

Merangsang produksi katekolanin yang mempunyai efek peningkatan


metabolisme.
Karakteristik status nutrisi ditentukan dengan adanya:
1.

Body Mass Index (BMI)

Merupakan ukuran dari gambaran BB orang drngan TB. BMI


dihubungkan dengan total lemak dalam tubuh dan untuk mengkaji over
weight dan obesitas.
Rumus:

BB (Kg)
TB (M)

2.

Ideal Body Weight (IBW)

Merupakan perhitungan BB optimal dalam fungsi tubuh yang sehat. BB


ideal adalah jumlah TB dalam cm dikurangi dengan 100 dan dikurangi
10% dari jumlah itu.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan energi:
1.

Peningkatan Basal metabolism Rate

2. Aktifitas tubuh
3.

Faktor usia

4.

Suhu lingkungan

5.

Penyakit atau status kesehatan

Elemet nutrien/zat gizi terdiri atas:


1.

Karbohidrat

merupakan sumber energi utama (80% energi), 1 gr KH = 4 kkal. Sumber:


makanan pokok (beras, jagung, kacang, sagu, singkong).
Fungsinya:
- Sumber energi utama bagi otak dan saraf
- Membuat cadangan tenaga tubuh
- Pengaturan metabolisme lemak
- Efisiensi penggunaan protein
2.

Protein

Bersumber dari protein hewani dan protein nabati, 1 gr = 4 kkal


Fungsinya:
- Keseimbangan cairan (keseimbangan asam)
- Pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan
- Pengaturan metabolisme (enzim dan hormon)
- Sumber energi
- Tempat menyimpan dan meneruskan sifat-sifat keturunan (dalam bentuk
kromosom)
3.

Lipid

Disamping sebagai sumber energi juga untuk melarutkan vitamin (ADEK).


Antara konsumsi dengan penyakit saling berhubungan terutama lemak
jenuh, 1 gr = 9 kkal. Sumber: daging hewan pemamah biak, produk olahan
susu dan margarin juga kuning telor (kolesterol)
Fungsi:
- Memberi kalori
- Melarutkan vitamin sehingga dapat diserap oleh dinding usus
- Memberi asam-asam lemak esensial
4. Asam Lemak Esensial
Prekursor leukotrin, prostaglandin dan tromboxon, semuanya berfungsi
sebagai hormon lokal. Diet 12% dari total energi mencegah defisiensi
klinik.

5.

Mineral

Fungsi:
- Membangun jaringan tulang
- Mengatur tekanan osmotik dalam tubuh
- Memberi elektrolit untuk keperluan otot dan saraf
- Membangun berbagai enzim
6. Vitamin
Senyawa organik esensial yang dibutuhkan oleh tubuh untuk berlangsungnya
metabolisme dalam tubuh. Kebutuhan tergantung dari jenis dan dipengaruhi
oleh usia, jenis kelamin dan keadaan fisiologis. Dengan makan-makanan yang
sehat kita sudah cukup akan kebutuhan vitamin. Kekurangan terjadi bila salah
makan, gangguan penyerapan, penggunaan obat yang menyebabkan flora usus
mati. Tidak disimpan didalam tubuh kecuali; A,D,E dan B12. Kekurangan
vitamin dapat diberikan melalui suplemen yang mengandung vitamin.
2. Menentukan kebutuhan cairan tubuh
Perhitungan Intake & Output
Total TBW = 60% / BB (45%-75% / BB)
Cairan Tubuh dibagi :

Cairan Intraselular
= 2/3 TBW (40%)

Cairan Ekstraseluler =
a)
Cairan Intravasculer (plasma) = 5%
b)
Cairan Interstitial
= 15%
c)
Cairan Transceluler
= 1-3 %
Perbandingan CIS dengan CES
Dewasa
= 2:1
Anak-Anak = 3:2
Bayi
= 1:1
Jumlah Cairan Tubuh :
1.
Dewasa = 45%-75% / BB

Pria
= 60 %
Wanita
= 55%
2. Anak & Bayi = 75%
Konsentrasi cairan elektrolit dihitung dengan
Rumus : M.Eq/L = Mg % x 10 x 1
3. Jenis jenis cairan
Cairan hipotonik: osmolaritasnya lebih rendah dibandingkan serum
(konsentrasi ion Na+ lebih rendah dibandingkan serum), sehingga larut
dalam serum, dan menurunkan osmolaritas serum. Maka cairan ditarik
dari dalam pembuluh darah keluar ke jaringan sekitarnya (prinsip cairan
berpindah dari osmolaritas rendah ke osmolaritas tinggi), sampai akhirnya
mengisi sel-sel yang dituju. Digunakan pada keadaan sel mengalami
dehidrasi, misalnya pada pasien cuci darah (dialisis) dalam terapi diuretik,
juga pada pasien hiperglikemia (kadar gula darah tinggi) dengan
ketoasidosis diabetik. Komplikasi yang membahayakan adalah
perpindahan tiba-tiba cairan dari dalam pembuluh darah ke sel,
menyebabkan kolaps kardiovaskular dan peningkatan tekanan intrakranial
(dalam otak) pada beberapa orang. Contohnya adalah NaCl 45% dan
Dekstrosa 2,5%.
Cairan Isotonik: osmolaritas (tingkat kepekatan) cairannya mendekati
serum (bagian cair dari komponen darah), sehingga terus berada di dalam
pembuluh darah. Bermanfaat pada pasien yang mengalami hipovolemi
(kekurangan cairan tubuh, sehingga tekanan darah terus menurun).
Memiliki risiko terjadinya overload (kelebihan cairan), khususnya pada
penyakit gagal jantung kongestif dan hipertensi. Contohnya adalah cairan
Ringer-Laktat (RL), dan normal saline/larutan garam fisiologis (NaCl
0,9%).
Cairan hipertonik: osmolaritasnya lebih tinggi dibandingkan serum,
sehingga menarik cairan dan elektrolit dari jaringan dan sel ke dalam

pembuluh darah. Mampu menstabilkan tekanan darah, meningkatkan


produksi urin, dan mengurangi edema (bengkak). Penggunaannya
kontradiktif dengan cairan hipotonik. Misalnya Dextrose 5%, NaCl 45%
hipertonik, Dextrose 5%+Ringer-Lactate, Dextrose 5%+NaCl 0,9%,
produk darah (darah), dan albumin.
Pembagian cairan lain adalah berdasarkan kelompoknya:
1. Kristaloid: bersifat isotonik, maka efektif dalam mengisi sejumlah
volume cairan (volume expanders) ke dalam pembuluh darah dalam
waktu yang singkat, dan berguna pada pasien yang memerlukan cairan
segera. Misalnya Ringer-Laktat dan garam fisiologis.
2. Koloid: ukuran molekulnya (biasanya protein) cukup besar sehingga
tidak akan keluar dari membran kapiler, dan tetap berada dalam
pembuluh darah, maka sifatnya hipertonik, dan dapat menarik cairan
dari luar pembuluh darah. Contohnya adalah albumin dan steroid.

Anda mungkin juga menyukai