BAB IIffhfhfhfhfhfhfhfh
BAB IIffhfhfhfhfhfhfhfh
PERCOBAAN VII
UJI AKTIVITAS ANTIMIKROBA DARI BAHAN ALAM
OLEH :
NAMA
NIM
: F1F1 13 018
KELAS
: A
KELOMPOK
: 1
ASISTEN
: AYU ERNISA
LABORATORIUM FARMASI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2015
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Antibiotik maupun jenis-jenis antimikroba lainnya telah umum dikenal
dikalangan masyarakat kita. Penggunaan dari antibiotik dan antimikroba
inipun telah meningkat, seiring dengan bermunculannya berbagai jenis
infeksi yang kemungkinan ditimbulkan oleh jenis bakteri baru ataupun
virus baru. pemakaian antibiotik dengan dosis dan lama terapi atau
penggunaan yang tidak tepat, karena kurangnya pemahaman mengenai
antibiotik ini sendiri. Hal ini pulalah yang kemudian hari merupakan
penyebab utama dari timbulnya resistensi dari obat-obat antibiotik
maupun antimikroba terhadap jenis bakteri tertentu.
Antibiotika adalah senyawa kimia khas yang
dihasilkan
atau
B. Tujuan Percobaan
AYU ERNISA
Tujuan pada percobaan ini adalah untuk melakukan uji skrining dan
uji difusi agar dari bahan alam dengan menggunakan bakteri SA
(Staphylococcus aureus).
C. Manfaat Percobaan
Manfaat dari percobaan ini adalah agar dapat mengetahui uji
skrining dan uji difusi agar dari bahan alam dengan menggunakan SA
(Staphylococcus aureus).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. TEORI UMUM
AYU ERNISA
Di
dalam
semua
ruangan
akan
selalu
didapatkan
AYU ERNISA
AYU ERNISA
B. URAIAN BAHAN
1. Agar (Farmakope Indonesia, edisi III, Hal : 74)
Nama resmi
: AGAR
Nama lain
: Agar-agar
Pemerian
sampai
kuning
pucat
atau
tidak
AYU ERNISA
Kegunaan
Penyimpanan
: AQUA DESTILLATA
Sinonim
RM / BM
: H2O / 18,02
Pemerian
Penyimpanan
Kegunaan
: Sebagai pelarut
: BEEF EXTRACT
Nama lain
Pemerian
AYU ERNISA
pasta.
Massa
berbentuk
pasta,
Kegunaan
Penyimpanan
: EKSTRAK RAGI
Sinonim
: Sari ragi
Pemerian
Kelarutan
Penyimpanan
: AETHANOLUM
Nama Lain
: Etanol
AYU ERNISA
RM / BM
: C2H5OH / 47,06
Pemerian
Kelarutan
Penyimpanan
Kegunaan
: Sebagai pelarut
tidak busuk.
: Larut dalam air, memberikan larutan berwarna
Penyimpanan
Kegunaan
AYU ERNISA
10
C. URAIAN TANAMAN
1. Klasifikasi
Brotowali ( Tinospora Crispa L)
Regnum
: Plantae
Divisi
: Spermatophyta
Class
: Ordo
Famili
: Menisoermaceae
Genus
: Tinospora
Species
: Tinospora Crispa L
Daun Kaki kuda ( Centellae Herba )
Regnum
: Plantae
Divisi
: Angiospermae
Class
: Dicotiledoneae
Ordo
: Umbelliferae
Famili
: Apiaceae
Genus
: Centella
Spesies
: Centella asiatica
Kencur (Kaempferia galanga L.)
Regnum
: Plantae
Divisi
: Magnoliophyta
Class
: Liliopsida
Ordo
: Zingiberales
Famili
Genus
Spesies
Tapak Liman
Regnum
Divisi
Class
Ordo
Famili
Genus
Spesies
: Zingiberaceae
: Kaempferia
: Kaempferia galanga L.
AYU ERNISA
11
: Magnoliophyta
Class
: Magnoliopsida
Ordo
: Laurales
Famili
: Lauraceae
Genus
: Persea
Spesies
: Plantae
Divisi
: Magnoliophyta
Class
: Commelinidae
Ordo
: Zingiberales
Famili
: Zingiberaceae
Genus
: Alpini
Spesies
: Langualis Rizoma
AYU ERNISA
12
: Plantae
Divisi
: Magnoliophyta
Class
: Liliopsida
Ordo
: Zingiberales
Famili
: Zingiberaceae
Genus
: Zingiber
Spesies
2. Deskripsi
Brotowali (Tinospora Crispa L)
Perdu memanjat, tinggi batang sampai 2,5 cm, berkutil kutil yang
rapat, pepagannya mudah tergelupas. Daun bertangkai, panjang 16
cm, bentuknya seperti jantung atau agak membundar terlur tetapi
berujung runcing. Lebar 6 cm sampai 13 cm. Perbungaan berbentuk
tandan semu dengan 1 sampai 3 bunga bersama sama, menggantung
panjang 7 cm samapi 25 cm. Bunga (jantan) bergagang pendek 3 mm
sampai 4 mm, kelopak 6, hijau, panjang lebih kurang 3,5 mm, daun
mahkota 3, panjang lebih kurang 8 mm(Ditjen POM, 1989).
Daun Kaki Kuda (Centellae Herba)
Pegagan berdaun tunggal, berbentuk ginjal, panjang tangkai daun
antara 5 cm 15 cm. Tepi daun bergerigi atau beringgit, penampang
HASFIA HISA RAHIM
F1F1 13 018
AYU ERNISA
13
AYU ERNISA
14
berwarna hijau.
kecil.
Karenanya,
dikenal
kultivar
yang
dibedakan
AYU ERNISA
15
beberapa
batang
berkoloni,
hijau,
rimpang;
merayap,
AYU ERNISA
16
D. URAIAN MIKROBA
a.
1. Pseudomonas aeruginosa
Klasifikasi
Kingdom
: Bacteria
Filum
: Proteobacteria
Kelas
: Gamma Proteobacteria
Ordo
: Pseudomonadales
Famili
: Pseudomonadaceae
Genus
: Pseudomonas
Spesies
: Pseudomonas aeruginosa
b. Morfologi
Pseudomonas
aeruginosa
merupakan
bakteri
gram
AYU ERNISA
17
2. Staphylococcus aureus
a. Klasifikasi
Kingdom : Monera
Divisio
: Firmicutes
Class
: Bacilli
Order
: Bacillales
Family
: Staphylococcaceae
Genus
: Staphilococcus
Species
: Staphilococcus aureus
b. Morfologi
Staphylococcus aureus merupakan bakteri Gram Positif, tidak
bergerak, tidak berspora dan mampu membentuk kapsul. Berbentuk
kokus dan tersusun seperti buah anggur . Ukuran Staphylococcus
berbeda-beda tergantung pada media pertumbuhannya. Apabila
ditumbuhkan pada media agar, Staphylococcus memiliki diameter
0,5-1,0
mm
dengan
koloni
berwarna
kuning.
Dinding
selnya
AYU ERNISA
18
BAB III
METODE PRAKTIKUM
A. ALAT DAN BAHAN
1. Alat
Alat yang digunakan pada percobaan ini adalah:
a. Autoklaf
b. Batang pengaduk
c. Botol vial
d. Bunsen
e. Cawan petri
f. Elektromantel
g. Erlenmeyer
h. Gelas ukur
i. Inkubator
j. Ose bulat
k. Oven
l. Pipet tetes
m. Pinset
n. Rak tabung
o. Spidol
p. Tabung reaksi
q. Timbangan analatik
2. Bahan
Bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah:
a. Aquades
b. ekstrak (brotowali, lengkuas, kencur,tapak liman, tapak kuda,
lempunyang wangi, dan daun alpukat)
c. NA (Nutrient Agar )
d. Kapas
e. Kertas bekas
f. Kertas saring
g. Tisu
B. CARA KERJA
1. Uji Skrinning
a. Disiapkan alat dan bahan.
b. Ditimbang ekstrak jahe sebanyak 0,1 g
HASFIA HISA RAHIM
F1F1 13 018
AYU ERNISA
19
media
AYU ERNISA
20
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. HASIL PENGAMATAN
1. Gambar Pengamatan
Kelompok 3 dan 4
Kelompok 1 dan 2
Kelompok 5 dan 6
Kelompok 7
Medium
: Nutrient Agar
Medium
:
Nutrient
Agar
Suspensi bakteri : Staphylococcus
Suspensi bakteri : Staphylococcus
aureus Agar
Medium : Nutrient
Medium : Nutrient Agar
aureus
Ekstrak
: Lempuyang wangi
Suspensi bakteri
:
Suspensi bakteri :
Ekstrak
:
Tapak
liman
Staphylococcus aureus
Staphylococcus aureus
Ekstrak : Daun advokat
Ekstrak : Tapak kuda
2. Data Pengamatan
AYU ERNISA
21
Diamater Hambat
No.
Kelompok
Ekstrak
1.
I dan II
Tapak Liman
2.
III dan IV
Lempuyang Wangi
0,4
0,6
3.
V dan VI
Daun advokat
0,56
0,76
4.
VII
Tapak Kuda
0,86
0,7
0,66
Antibiotik (cm)
A
B
C
Keterangan:
A = Konsentrasi 0,1%
B = Konsentrasi 0,2%
C = Konsentrasi 0,3%
B. PEMBAHASAN
Antibiotik adalah bahan yang dihasilkan oleh mikroorganisme atau
sintetis yang dalam jumlah kecil mampu menekan menghambat atau
membunuh mikroorganisme lainnya. Antibiotik memiliki spektrum aktivitas
antibiosis yang beragam. mikroba berfungsi untuk mematikan, merusak,
menghambat pertumbuhan dari mikroba. Antimikroba bekerja dengan
cara merusak dinding sel atau merusak protein dari mikroba sehingga
AYU ERNISA
22
diujikan
aktivitas
antibakterinya
terhadap
AYU ERNISA
23
diinfeksi olehnya dan menyebabkan timbulnya penyakit dengan tandatanda yang khas, yaitu peradangan, nekrosis, dan pembentukan abses.
Uji aktivitas antibakteri dapat dilakukan dengan beberapa metode
yaitu metode difusi dan metode pengenceran. Metode difusi sendiri
dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu metode silinder, metode sumuran
dan metode cakram kertas. Metode yang digunakan pada praktikum ini
adalah metode difusi agar dengan menggunakan metode silinder.
Metode difusi agar prinsip kerjanya adalah bahan uji dijenuhkan
ke dalam paper disk. Paper disk yang mengandung bahan tertentu ditanam
pada media perbenihan agar padat yang telah dicampur dengan mikroba
yang diuji, kemudian diinkubasikan 370C selama 24 jam. Area (zona)
jernih disekitar cakram kertas diamati untuk menunjukkan ada tidaknya
pertumbuhan mikroba. Sensitivitas suatu bakteri terhadap antibiotik
ditentukan oleh diameter zona hambat yang terbentuk. Semakin besar
diameternya maka semakin terhambat pertumbuhannya, Diameter zona
sebanding dengan jumlah bahan uji yang ditambahkan ke kertas cakram .
Hasil pengamatan yang diperoleh yaitu untuk ekstrak lempuyang
wangi yang diujikan pada bakteri Staphylococcus aureus memiliki
diameter zona hambat, untuk konsentrasi 0,1% tidak memiliki zona
hambat, pada konsentrasi 0,2% memiliki zona hambat 0,4 dan pada
konsentrasi 0,3% memiliki zona hambat 0,6. Untuk ekstrak tapak liman
yang diujikan pada bakteri Staphylococcus aureus tidak memiliki zona
hambat pada konsentrasi 0,1% , 0,2%, maupun 0,3%. Hal ini menunjukan
bahwa ekstrak tersebut bersifat resisten terhadap bakteri yang
diujikan. Untuk ekstrak daun advokat yang diujikan pada bakteri
AYU ERNISA
24
maka akan semakin tinggi juga zona hambat yang terbentuk. Semakin
pekat konsentrasi suatu sampel, maka senyawa metabolit sekunder yang
terkandung di dalamnya akan semakin banyak sehingga akan memberikan
pengaruh terhadap diameter zona hambat yang terbentuk. ri ini
dipengaruhi oleh 4 faktor yaitu konsentrasi ekstrak, kandungan senyawa
antibakteri, daya difusi ekstrak, dan jenis bakteri yang dihambat.
Tidak terbentuknya daerah zona hambat pada media kemungkinan
dapat disebabkan karena beberapa hal, antara lain yaitu Konsentrasi
mikroba uji pada media agar terlalu banyak sehingga bakteri menjadi
resisten terhadap antimikroba yang terdapat pada ekstrak dan daerah
zona hambat tidak dapat terbentuk, Konsentrasi antimikroba ekstrak
yang terdapat dalam paper disk rendah sehingga antimikroba tidak cukup
poten dan diameter zona hambat tidak terbentuk, dan Jenis antimikroba
yang terdapat dalam ekstrak tidak cukup poten untuk bakteri tersebut.
AYU ERNISA
25
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil percobaan dapat disimpulkan bahwa
ekstrak lempuyang wangi, daun advokat, serta tapak kuda bersifat
sensitive terhadap bakteri sthaphylococcus aureus.
B. Saran
Saran yang ingin disampaikan melalui laporan ini yaitu :
1. Sebaiknya dalam melakukan praktikum, praktikan penggunaan alat-alat
didalam praktikum mikrobiologi harus tepat agar dapat meminimalisir
kesalahan yang dapat terjadi.
AYU ERNISA
26
DAFTAR PUSTAKA
AYU ERNISA
27
AYU ERNISA