LAPORAN RESMI
PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI TEKNIK
PERCOBAAN
PEMBUATAN WINE
Hari
: Kamis
Kelompok
: D-2
Praktikan
(2310.100.117)
3. Salman Faris
(2310.100.141)
Tanggal Percobaan
: 26 April 2012
: 3 Mei 2012
Asisten
: Silvia Rahmatika
SURABAYA
2012
LAPORAN RESMI
PEMBUATAN WINE
I.
Tujuan Percobaan
Hasil Percobaan
=3
=4
T (suhu)
= 320C
Warna
= putih keruh
II.2 Fermentor
Tabel II.1 Data pengamatan pembuatan wine
t = 0 jam
t = 18,5 jam
t = 24 jam
Massa fermentor
496,3 gram
pH
Suhu
290C
Warna
Putih keruh
Bau
Massa fermentor
Masam
496,3 gram
pH
Suhu
240C
Warna
Putih keruh
Bau
Massa fermentor
Masam
491,3 gram
pH
Suhu
260C
t = 89 jam
t = 96 jam
Warna
Putih keruh
Bau
Massa fermentor
Masam
491,3 gram
pH
Suhu
230C
Warna
Putih keruh
Bau
Massa fermentor
Asam
476,3 gram
pH
Suhu
250C
Warna
Putih keruh
Bau
Asam
Kadar ethanol yang diperoleh adalah 4,383 % (Lampiran 1).
II.3 Counting Chamber
a.
t= 0 jam
Tabel II.2 Pengenceran 100.000x
RUN
1
2
3
=
KOT
AK
A
2
2
1
B
1
2
2
C
2
1
1
D
2
1
2
TOTAL
JUMLAH SEL
KOTAK
8
6
7
1,6
1,2
1,4
E
1
0
1
4,2
Jumlah sel ragi rata-rata =
4,2
3
1,4 sel
kotak
1 kotak
0.04 mm2
1
=
0.1 m
350 sel
mm3
350 sel
x 1000 mm3 =
350.000 sel
mm3
1 ml
ml sampel
KOT
AK
A
1
1
1
B
1
1
1
C
1
0
1
D
3
2
3
TOTAL
JUMLAH SEL
KOTAK
6
5
6
1,2
1
1,2
E
0
1
0
3,4
Jumlah sel ragi rata-rata =
3,4
3
b.
1 kotak
0.04 mm2
1
=
0.1 m
283,3 sel
mm3
283,3 sel
x 1000 mm3 =
283.300 sel
mm3
1 ml
ml sampel
t = 18,5 jam
Tabel II.4 Pengenceran 100.000x
RUN
1
2
3
=
KOT
AK
A
7
6
4
B
4
3
5
C
2
2
4
D
0
2
1
TOTAL
JUMLAH SEL
KOTAK
18
16
19
3,6
3,2
3,8
E
2
3
5
10,8
Jumlah sel ragi rata-rata =
3,6 sel
kotak
900 sel
1 kotak
0.04 mm2
1
=
0.1 m
x 1000 mm3 =
900 sel
mm3
900.000 sel
pengenceran 105x =
mm3
1 ml
ml sampel
KOT
AK
A
2
2
0
B
3
1
1
C
0
1
2
D
2
2
2
TOTAL
JUMLAH SEL
KOTAK
8
8
6
1,6
1,6
1,2
E
1
2
1
4,4
Jumlah sel ragi rata-rata =
4,4
3
1 kotak
0.04 mm2
1
=
0.1 m
366,7 sel
mm3
366,7 sel
x 1000 mm3 =
366.700 sel
mm3
1 ml
ml sampel
t = 24 jam
Tabel II.6 Pengenceran 100.000x
RUN
1
2
3
=
KOT
AK
A
7
6
4
B
3
2
4
C
2
6
7
D
4
2
0
TOTAL
JUMLAH SEL
KOTAK
21
17
18
4,2
3,4
3,6
E
5
1
4
11,2
Jumlah sel ragi rata-rata =
1 kotak
0.04 mm2
1
=
0.1 m
933,3 sel
mm3
933,3 sel
x 1000 mm3 =
933.300 sel
mm3
1 ml
ml sampel
KOT
AK
A
3
2
3
1
2
3
=
B
2
2
1
C
0
0
1
D
1
2
1
TOTAL
JUMLAH SEL
KOTAK
8
8
7
1,6
1,6
1,4
E
2
2
1
4,6
Jumlah sel ragi rata-rata =
4,6
3
1 kotak
0.04 mm2
1
=
0.1 m
383,3 sel
mm3
283,3 sel
x 1000 mm3 =
383.300 sel
mm3
1 ml
ml sampel
t= 89 jam
Tabel II.8 Pengenceran 100.000x
RUN
1
2
3
=
KOT
AK
A
6
5
6
B
4
5
7
C
6
5
5
D
5
5
4
TOTAL
JUMLAH SEL
KOTAK
24
24
32
5,2
4,8
4,6
E
3
4
5
14,6
Jumlah sel ragi rata-rata =
1 kotak
1333,3 sel
0.04 mm2
kotak
Jumlah sel ragi pada
pengenceran 105x =
1333,3 sel
mm3
0.1 m
x 1000 mm3
1.333.300 sel
mm3
1 ml
ml sampel
Tabel II.9 Pengenceran 1.000.000x
RUN
KOT
AK
A
2
1
1
1
2
3
=5
B
2
2
1
C
2
1
2
5
3
D
3
2
1
TOTAL
JUMLAH SEL
KOTAK
11
7
7
2,2
1,4
1,4
E
2
1
2
1 kotak
0.04 mm2
1
=
0.1 m
416 sel
mm3
416 sel
x 1000 mm3 =
416.000 sel
mm3
1 ml
ml sampel
t= 96 jam
Tabel II.10 Pengenceran 100.000x
RUN
1
2
3
=
KOT
AK
A
6
6
5
B
5
5
4
C
5
4
6
D
6
5
3
TOTAL
JUMLAH SEL
KOTAK
26
24
23
5,2
4,8
4,6
E
4
4
5
14,6
Jumlah sel ragi rata-rata =
4,8 sel
kotak
1 kotak
0.04 mm2
1
=
0.1 m
1216,6 sel
mm3
1216,6 sel
mm3
1 ml
ml sampel
Tabel II.11 Pengenceran 1.000.000x
KOT
RUN
AK
A
1
2
1
1
2
3
=
B
2
1
0
C
1
0
2
D
0
2
0
TOTAL
JUMLAH SEL
KOTAK
6
6
5
1,2
1,2
1
E
2
1
2
3,4
Jumlah sel ragi rata-rata =
3,4
3
III.
1 kotak
0.04 mm2
1
=
0.1 m
283,3 sel
mm3
283,3 sel
x 1000 mm3 =
283.300 sel
mm3
1 ml
ml sampel
Pembahasan
Peruraian
dari
kompleks
menjadi
sederhana
dengan
bantuan
1.
2.
3.
4.
Suhu
yang
rendah
praktisnya
aktivitas
enzim
tetapi
tidak
gula dalam buah anggur sehingga diperoleh minuman beralkohol seperti wine atau
bir (Fang Fang, 2008).
Langkah pertama dari percobaan ini adalah membuat starter dari sari buah
anggur merah yang mengandung glukosa. Pembuatan sari ini bertujuan untuk
mengurangi jumlah serat buah anggur merah yang dapat mengganggu proses
fermentasi. Untuk mendapatkan sari anggur, langkahnya adalah menghaluskan
buah anggur merah, kemudian menyaringnya agar ampas dari anggur tidak ikut
bersama sari anggur.
Langkah selanjutnya adalah mengambil 100 ml sari buah anggur merah,
kemudian menambahkan dengan aquadest hingga volumenya 500 ml. Kemudian
memanaskan sari buah 500 ml tersebut pada suhu 80oC lalu didinginkan sampai
suhunya menjadi 300C, prosedur ini dilakukan sebanyak dua kali. Proses ini yang
dinamakan pasteurisasi (untuk menghancurkan atau mematikan bakteri yang
bersifat patogen). Suhu yang digunakan untuk proses ini adalah 70oC 80oC
karena pada suhu ini bakteri bakteri patogen akan mati dan apabila lebih dari
80oC molekul glukosa akan pecah sehingga mempengaruhi proses fermentasi
(Pelczar, 1986). Kemudian mengambil sari buah anggur merah yang telah
dipanaskan tadi sebanyak 50 ml yang akan digunakan untuk starter, sedangkan
450 ml sisanya disimpan. Starter adalah media dimana mikroorganisme
ditempatkan untuk beradaptasi terhadap media tersebut sebelum ditempatkan pada
media yang berisi nutrisi yang digunakan sebagai fermentasi. Starter ini kemudian
ditambahkan dengan 2,5 gram fermipan. Pemberian fermipan ini dilakukan di
dalam incase. Hal ini bertujuan untuk meminimalisis bakteri patogen yang masuk
yang
nantinya
dapat
mengakibatkan
kompetisi
dalam
media
sehingga
mengganggu proses fermentasi. Tujuan pembuatan starter ini agar terjadi proses
pengadaptasian oleh Saccharomyces cerevisiae. Dengan danya proses adaptasi ini
dimaksudkan agar fase sebagai tahap awal fermentasi dapat terlewati. Apabila
tidak memakai starter, kemungkinan yang terjadi adalah Saccharomyces
cerevisiae dapat mati sehingga proses fermentasi kurang optimal karena sebelum
munculnya fase logaritmik, yeast (Saccharomyces cerevisiae) mengalami
kematian . Kemudian starter tersebut diinkubasikan pada suhu 37 oC 38oC
selama 4 jam. Hal ini bertujuan untuk mendapatkan yeast Saccharomyces
cerevisiae dalam jumlah eksponensial, karena pada selang waktu 4 jam tersebut
yeast ini sangat efektif dalam pertumbuhannya dan disebut sebagai fase logaritmik
(Pelczar, 1986).
Setelah proses inkubasi selama 4 jam, starter tersebut dicampurkan dengan
sisa 450 ml sari buah anggur merah dan dimasukkan kedalam botol kaca gelap.
Botol kaca gelap tersebut di beri proof dan proof tersebut di lubangi untuk selang
yang nantinya akan dihubungkan dengan botol plastik yang telah berisi air kapur.
Berdasarkan hasil pengamatan (t = 0 jam), untuk starter setelah dicampurkan
dengan sisa 450 ml tadi mendapatkan pH = 3, warnanya merah muda keruh,
baunya masam, dan rasanya manis agak asam. Hal ini menunjukkan bahwa yeast
Saccharomyces cerevisiae sudah mulai berkembang didalam media starter.
Kondisi ini yang diinginkan dalam fermentasi. Dari hasil pengamatan fisik dengan
menggunakan mikroskop dengan perbesaran 100 kali di dapatkan bentuk jamur
Saccharomyces cerevisiae bulat dan agak oval. Jumlah mikroorganisme yang
terlihat sangat padat. Rasa dari wine tersebut hambar agak masam. Hal ini
disebabkan karena perbandingan aquades dan sari buah anggur sebesar 1 : 4.
Pengamatan media dan starter didapat jumlah sebesar 1.037.500 sel / ml sampel.
Pada pengamatan 18,5 jam, sudah timbul gelembung pada air kapur. Hal ini
menunjukkan bahwa telah terjadi proses fermentasi. Skema reaksinya adalah :
C6H12O6 + H2O 2C2H5OH + 2CO2
Disamping itu juga terbentuk endapan kapur dari air kapur itu. Air kapur
digunakan untuk mendeteksi produksi CO2 selama proses fermentasi. Jika
terbentuk CO2, maka dalam botol plastik yang berisikan air kapur akan timbul
gelembung gas. Jika air kapur bereaksi dengan CO2 maka terbentuk endapan
CaCO3 dan warna air kapur menjadi keruh. CaO (kapur tohot) jika berada dalam
air akan menjadi Ca(OH)2. Skema reaksinya adalah sebagai berikut :
Ca(OH)2 + CO2
CaCO3 + H2O
Pengukuran pH wine pada saat ini menunjukkan hasil yang sama dengan
pada saat t=0 jam yaitu 3. Namun, dari segi rasa dan bau, wine yang masih
berwarna merah pucat memiliki rasa dan bau yang semakin asam. Pada
pengamatan pada counting chamber dengan menggunakan mikroskop, tampak
bahwa jumlah sel meningkat menjadi 900.000 sel/mL sampel untuk pengenceran
100.000x dan 366.700 sel/mL sampel untuk pengenceran 1.000.000x. Hal ini
menunjukkan bahwa Saccharomyces cerevisiae sudah mampu berkembang
dengan baik pada sari anggur merah.
Pada pengamatan 24 jam, didapat pH sebesar 3. Jumlah sel pada t = 24 jam
ini menunjukkan kenaikan jumlah sel menjadi 933.000 sel/mL sampel untuk
pengenceran 100.000x dan 383.300 sel/mL sampel untuk pengenceran 1000.000x.
Adanya kenaikan jumlah sel ini menunjukan bahwa Saccharomyces cerevisiae
masih mengalami pertumbuhan. Jika meninjau dari segi rasa, fermentor sudah
menjadi
asam,
menunjukkan
berlangsungnya
proses
fermentasi
yang
menghasilkan asam sebagai hasil samping sehingga pH juga ikut turun. Bau dari
wine pada t=24 jam ini, mirip dengan bau tapai.
Untuk pengamatan 89 jam,
fermentasi wine hanya dilakukan selama 96 jam (4 hari) pada suhu 28-32 0C.
Selain itu, terdapat kemungkinan terjadinya stuck fermentasi. Stuck fermentasi
merupakan suatu masalah yang sering terjadi dalam fermentasi yang disebabkan
karena rendahnya kadar nitrogen yang terdapat pada buah anggur, yang dapat
menyebabkan tidak
Jawaban Pertanyaan
GlukoseAMP,ADP
ADP
Glukose-6-fosfat
Fosfoglukoisomerase
Fruktose-6-fosfat
ATP
Fosfofruktokinase
ADP
Fruktose-1,6-difosfat
Aldolase
Laboratorium Mikrobiologi Teknik
Jurusan Teknik Kimia FTI-ITS
Isomerase
Dihidroksiaseton
Fosfat
Gliseraldehide-3-fosfat
2NAD
Triosafosfat
dehidrogenase
2NADH2
(2) Asam 1,3 - difosfogliserat
Fosfogliserokinase
2ADP
2ATP
Enolase
H20
2ADP
AMP
2ATP
Piruvat kinase
1.
A
sam piruvat
Surabaya
2.
Heksokinase
glukosa memasuki
sel
dan
disfosforilasi oleh enzim ini, yang mentransfer gugus fosfat dari ATP ke
gula.
b.
Mengkatalisis
perubahan
Fosfogliserokinase
Fosfogliseromutase
yang tersisa.
i.
Enolase
enzim
yang
mengubah
Maltase
adalah
media
dimana
mikroorganisme
ditempatkan
untuk
starter,
sedangkan
proses
fermentasi
sendiri,
yaitu
mencampurkan antara sisa yang diambil dengan yang dibuat starter tersebut,
kemudian dalam keadaan tertutup didiamkan selama beberapa hari. Jika
tidak diberi starter, proses fermentasi akan berlangsung lebih lama karena
mikroba masih belum beradaptasi dengan lingkungan pada media sehingga
membutuhkan waktu yang lebih lama untuk menjalankan reaksi.
5.
dicapai
pada
suatu
pH
tertentu,
dan
penyimpangan-
Ada
Setiap
proses
yang
melibatkan
adalah
suhu
dan
pH
yang
tentunya
pada
sertiap
fermentor sebagai cara untuk menentukan kadar ethanol? Mengapa hal itu
tidak dilakukan?
Jawab :
Mungkin, tetapi tingkat akurasinya rendah dan waktu serta prosesnya cukup
lama.
8.
Kesimpulan
Saccharomyces cerevisiae.
2. Fermentasi berlangsung optimal pada suhu 20oC 30oC, dengan pH = 3.
3. Fermentasi dengan fermipan yang mengandung mikroba menghasilkan
4.
Daftar Pustaka
Ahmad, Riza Zainuddin. 2005. Pemanfaatan Saccharomyces cerevisiae. Bogor :
Wartazoa Journal.
Ciani, Maurizio. 2006. Fermentation Behaviour and Metabolic Interaction of
Multistarter Wine Yeast Fermentation. Italy : Internatioanl Journal of Food
Microbiology.
Fang Fang. 2008. Effect of Grape Variety, Fermentation Vessel and Wine Ageing
on Flavonoid Fermentation in Red Wines. Beijing : Food Research
International.
Hendrianie, Nuniek, Tjondronegoro dan Musfil AS. 2001. Mikrobiologi Industri.
Surabaya : ITS.
Lampiran 1
Cara Menghitung Kadar Ethanol dalam Sari Buah Anggur Merah :
Kadar ethanol dihitung berdasarkan pengurangan massa CO2
C6H12O6 + H2O 2CO2 + 2C2H5OH
0,249
0,249
0,498
0,498
= 0,454 mol
44 g.gmol-1
n CO2 = n C2H5OH
m C2H5OH = n C2H5OH x BM C2H5OH
= 0,454 gmol x 46 g.gmol-1
= 20,90 g
Kadar C2H5OH = m C2H5OH x 100%
m total
= 20,90 g
x 100%
476,3 g
= 4,389 %