puluhan saksi, seabrek bukti, keterangan saksi ahli, dan tentu saja
mengedepankan keyakinan hati nurani.
Di persidangan, rakyat menjadi saksi betapa sejumlah saksi yang diajukan kubu
pemohon memberikan keterangan tidak jelas, mengada-ada, dan tak selaras
dengan bukti. Sebagian lainnya malah menjadikan peradilan sebagai arena
curhat.
Tak berlebihan jika kemudian KPU dibalut optimisme bahwa MK akan menolak
gugatan Prabowo-Hatta. Mereka merasa mampu mementahkan semua dalil
pemohon bahwa telah terjadi kecurangan secara terstruktur, sistematis, dan
masif sehingga pilpres harus diulang.
Apa pun, putusan sepenuhnya di tangan Majelis Hakim Mahkamah Konstitusi.
Yang paling penting bagi kita ialah apa pun putusan itu wajib dihormati dan
dipatuhi. Sebagai satu-satunya lembaga yang oleh konstitusi diberi wewenang
memutus sengketa pemilu, putusan MK bersifat final dan mengikat.
Final berarti tidak ada lagi upaya hukum yang bisa ditempuh. Mengikat berarti
siapa pun wajib mematuhi putusan itu. Kita berharap putusan MK nanti benarbenar menjadi akhir dari proses pilpres sekaligus awal terbentuknya
pemerintahan baru yang sah dan legitimate.
Ketika Prabowo-Hatta mengajukan gugatan hasil pilpres ke MK, kita
menghormatinya karena langkah itu konstitusional. Kini, wajar jika rakyat
menuntut Prabowo-Hatta juga menghormati putusan MK sekalipun putusan itu
tak berpihak kepada mereka. Kalau toh mereka tetap tak mau legawa, putusan
MK tak lantas terdelegitimasi oleh sikap seperti itu.