Makalah Budaya Dasar Isi
Makalah Budaya Dasar Isi
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Suku Using merupakan komunitas etnis yang berada di
daerah Banyuwangi dan merupakan bagian dari sub-etnis
jawa sabrang wetan sehingga memiliki kesamaan pada
bagian-bagian tertentu dari rumah jawa. Sebagai komunitas,
masyarakat
Using
juga
memiliki
identitas
yang
yang
adalah
bergelombang
bertani.
dan
Secara
sebagian
administratif
besar
masuk
sebagai
zona
sakral
dan
publik
dengan
adalah
bagian
dari
permukiman
merupakan
dengan
pertumbuhan
dan
perkembangan
kebudayaan suatu masyarakat, suku atau bangsa yang unsurunsur dasarnya tetap bertahan dalam waktu yang lama dan
tetap sesuai dengan perkembangan dan pertumbuhan suatu
masyarakat, suku atau bangsa yang bersangkutan. Hal inilah
sebagai alasan bahwa sisi tradisional merupakan identitas
pendukung kebudayaan.
Arsitektur
pada
rumah
tradisional
juga
sangat
menekankan
pada
proses
terbentuknya
yang
bentukan
membedakan
dalam
dengan
skala
sekunder.
arsitektur
Hal
barat
ini
yang
yang
sasaran
denga
penalaran
fungsi,
konstruksi
dan
estetika
gesekan
jaman.
Menurut
Kartono
(1999),
proses
arsitekturalnya
tetap
mengadopsi
masih
homogen,
kuat
strukutr
sosialnya
dan masih
arsitekturalnya
lama
tetapi
diberi
tetap
makna
mengadopsi
baru
sehingga
bentuk
arsitekturnya
menghadirkan
islam
yang
menggeser
kepercayaan
lama
BAB II
PEMBAHASAN
A. Aspek Sejarah
Using merupakan keturunan raja Blambangan sekitar
abad 18-20, dengan diwarnai sejarah yang kelam.
1. Kerajaan Blambangan didirikan oleh Raja Wiraraja dari
Majapahit.
Setelah
Majapahit
runtuh,
kerajaan
Mataram
Islam,
bahkan
VOC.
Desakan
itu
Osing/Using
yang
berarti
tidak
berpihak.
desa
yang
merupakan
acuan
permukiman
B. Aspek Demografs
Menurut Aliyah dalam Nur (2009) menyatakan bahwa
permukiman terbentuk
besar
penduduk
di
dari
Kemiren
adalah
berprofesi
bidang
bidang
kesenian
juga
dalam
bidang
pertanian.
Masyarakat
yang
memberikan
masih
kesuburan
percaya
padi
pada
yang
Dewi
ditanam
Sri
yang
diwujudkan
natalitas
yang
semakin
meningkat
akan
C. Aspek Arsitektural
Perkembangan
penduduk
yang
timbul
dari
sifat
modernisasi.
menyebabkan
ruang
Kondisi
dalam
yang
gelap
mulai
tertutup
ditambah
tidak
ini
ada
dengan
nilai
kosmologis
bahwa
rumah
pertama
kali
didirikan,
kemudian
mengadakan
Pada bagian lebih dalam yaitu jrumah atau inti rumah, bagian
ini hanya bisa diakses oleh penghuni dan kerabat karena
sifatnya privat atau orang lain dengan seizin pemilik. Ruang
ini gelap tanpa ada pencahayaan alami. Selanjutnya adalah
pawon atau dapur dengan sifat ruang servis/semiprivat,
cahaya bisa masuk pada pintu belakang sehingga cukup
terang. Dapur juga sering dipakai untuk persiapan acara
selamatan penduduk. Jika pemilik cukup kaya, ada ruang
transisi antara jrumah dan pawon yaitu pendopo yang
fungsinya
seperti
ruang
keluarga.
Ruang
dalam
juga
terbuka
exclusion
yang
process.
dalam
Rapoport
pembentukan
(1977)
ruang
menyatakan
disebut
bahwa
kebanyakan
penduduk
memiliki
kesamaan
bale
sebagai
ruang
pertemuan,
dengan
kepercayaan
terdahulu,dimana
rumah
tidak
boleh
Ruang
Rumah
dalam
Kegiatan
Ritual
penyebab
terjadinya
perubahan
ruang,
diantaranya adalah:
1. Karakter individu dalam ruang
2. Karakter masyarakat penghuni ruang
3. Faktor teknologi yang terkait langsung dengan bentukan
arsitektural
Proses perubahan ruang merupakan suatu hirarki yang
mana dimulai dari individu yang kecil sampai pada suatu
kelompok yang besar dalam masyarakat. Proses perubahan
ruang
terjadi
pada
kegiatan
di
masyarakat
khususnya
selamatan
kehamilan,kelahiran,
khitanan/ngoloni,
dan
perkawinan
angkat-angkatan.
Upacara
mengadakan
tahlilan
dan
selamatan
untuk
budaya
yang
terkait
dengan
selamatan
10
Iderbumi
terdiri
dari
tahap,
yaitu
11
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas dapat disimpulkan
bahwa rumah
nilai-nilai
dalam
yang
permukiman
penting,
tradisional
mengandung
memiliki
sisi kosmologis
berpengaruh
dalam kehidupan
sosial.
Hal
inilah
dengan
jrumah
terhadap
dan
pembagian
pawon
penggunaan
prosesi
hierarki
juga memberikan
ritual
kelahiran, sedangkan
menggunakan
ruangnya
daur
hidup
berupa
kontribusi
khususnya
yang awalnya
patut
muda.
dilestarikan
dan
diwariskan
kepada
generasi
muda
Kekurangtertarikan
13
11
14
DAFTAR PUSTAKA
Arystianto, Deny P. (2008). Simbol Arsitektur Bangunan
Tradisional Using dan Bangunan Publik Kawasan Wisata
Bahari Pantai Watudodol Banyuwangi. Skripsi Jurusan
Arsitektur Universitas Brawijaya
Nur, Tri Kurnia H.M. (2009). Pelestarian Pola Permukiman
Masyarakat
Using
di
Desa Kemiren Kabupaten
Banyuwangi. Arsitektur E-Journal, Volume 2 Nomor 3
Suprijanto, Iwan, (2002), Rumah Tradional Using: Konsep
Ruang
Dan
Bentuk, Jurnal Dimensi Teknik Arsitektur
Vol. 30 No 1, Juli 2002, Surabaya
15