Anda di halaman 1dari 50

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.

LATAR BELAKANG
Saat ini hasil pembangunan kesehatan telah mengalami peningkatan. Namun, hasil
pembangunan tersebut masih belum dapat dinikmati secara merata oleh seluruh penduduk.
Pemerintah Republik Indonesia telah menyusun strategi kebijakan pembangunan kesehatan
baru. Kebijakan ini didasarkan pada Gerakan Pembangunan Berwawasan Kesehatan sebagai
Strategi Nasional menuju Indonesia Sehat 2010.
Dengan strategi ini, perencanaan pembangunan dan pelaksanaannya di semua sektor
harus mampu mempertimbangkan dampak negatif dan positifnya terhadap kesehatan baik
individu, keluarga dan masyarakat. Selain itu, di sektor kesehatan sendiri upaya kesehatan
yang dilakukan akan lebih mengutamakan upaya prepentif dan promotif, tanpa meninggalkan
upaya kuratif dan rehabilitatif. Dasar pandangan baru dalam pembangunan tersebut dikenal
sebagai Paradigma Sehat.
Puskesmas sebagai pusat pembangunan kesehatan memiliki beberapa fungsi penting
sebagai pusat penggerak pembangunan kesehatan, pusat pemberdayaan masyarakat dan
keluarga dalam pembangunan kesehatan serta sebagai pelayanan kesehatan tingkat pertama
yang bermutu. Dalam usaha pencapaian tujuan ini puskesmas memiliki kegiatan pokok
manajemen yang harus dilakukan yaitu Perencanaan (P1), Penggerakkan dan Pelaksanaan
(P2) dan Pengawasan, Pengendalian dan Penilaian (P3). Melalui manajemen yang baik,
diharapkan akan tercapai cakupan dan mutu pelayanan yang baik dan komprehensif.
Pelayanan upaya kesehatan di Puskesmas dilaksanakan melalui 6 kegiatan pokok
secara terpadu dan menyeluruh. Enam kegiatan pokok itu meliputi : KIA/ KB, Upaya
Peningkatan Gizi, Kesehatan Lingkungan, Pemberantasan Penyakit Menular (P2M), Promosi
Kesehatan, Pengobatan serta ditambah lagi dengan program pengembangan yaitu : Usaha
Kesehatan Sekolah (UKS), Kesehatan Olah Raga, Perkesmas, Kesehatan Kerja, Kesehatan
Gigi dan Mulut, Kesehatan Jiwa, Kesehatan Mata, Laboratorium Sederhana, Kesehatan Usia
Lanjut, Pembinaan Pengobatan Tradisional dan Pencatatan dan Pelaporan.

Puskesmas Salaman II memiliki visi

Pelayanan prima bagi masyarakat di

Puskesmas Salaman II. Adapun misinya adalah memberikan pelayanan yang profesional,
meningkatkan fungsi manajemen secara efektif dan efisien, serta meningkatkan mutu
pelayanan. Filosofi yang dianut Puskesmas Salaman II adalah Kepercayaan pelanggan pada
kami adalah yang utama.
1.2.

BATASAN JUDUL
Laporan Hasil Penilaian Manajemen Program dan Mutu Pelayanan Puskesmas
Salaman II di Kecamatan Salaman Kabupaten Magelang periode Januari - Mei 2012.

1.3.

BATASAN MASALAH
Masalah adalah kesenjangan anatara harapan dengan kenyataan yang ada di
Puskesmas Salaman II dan menimbulkan rasa tidak puas sehingga diharapkan untuk ditangani.
Masalah berdasarkan Standar Pelayanan Minimal (SPM) Dinas Kesehatan Kabupaten
Magelang 2012 dan ditetapkan setelah dilakukan pengambilan data serta analisis masalah.

1.4.

TUJUAN
1.4.1. TUJUAN UMUM
Mengetahui, menganalisa dan mendeskripsikan pelaksanaan manajemen
program dan mutu pelayanan di Puskesmas Salaman II periode Januari Mei 2012
serta memberikan alternatif pemecahan masalah dalam rangka upaya perbaikan kinerja
puskesmas.
1.4.2. TUJUAN KHUSUS
Mengevaluasi program dan mutu pelayanan di Puskesmas Salaman II
1.4.2.1.

Mengidentifikasi dan menentukan prioritas masalah dalam manajemen


puskesmas dan mutu pelayanan di Puskesmas Salaman II.

1.4.2.2.

Menganalisis penyebab masalah dari prioritas masalah yang terpilih di


Puskesmas Salaman II.

1.4.2.3.

Mencari alternatif pemecahan masalah dari prioritas penyebab masalah yang


terpilih di Puskesmas Salaman II.

1.4.2.4.

Menentukan pemecahan masalah yang diperoleh dan membuat rencana


kegiatan dari pemecahan

masalah (POA) yang terpilih dari beberapa

masalah yang diperoleh di Puskesmas Salaman II.

1.5.

METODOLOGI
Laporan ini disusun berdasarkan data primer dan data sekunder yang diperoleh

selama 5 hari pada tanggal 1 7 Juni 2012 di puskesmas Salaman II. Data primer berupa
pelaksanaan proses manajemen (P1, P2, P3) di peroleh dari wawancara (wawancara dengan
kepala puskesmas, dokter dan staf puskesmas), pengamatan, dan kuesioner di Puskesmas
Salaman II. Data sekunder diperoleh dari informasi program pelayanan di Puskesmas serta
catatan data tertulis yang ada di puskesmas.
Penilaian manajemen puskesmas dilakukan dengan membandingkan antara
tingkat hasil pencapaian pada bulan berjalan dengan target pemerintah pada tahun 2012. Data
yang digunakan adalah data hasil kegiatan sampai bulan berjalan (Januari April 2012).
Masalah didapatkan jika pencapaian kurang dari 80 %. Kemudian ditentukan prioritas
masalah dengan metode Hanlon kuantitatif. Dari prioritas masalah tersebut, dilakukan analisis
penyebab masalah dengan metode pendekatan sistem. Kemudian analisis faktor penyebab
masalah tersebut dimasukkan dalam Fish bone diagram.

BAB II
ANALISIS SITUASI
2.1. Lingkungan
2.1.1. Data Wilayah

Gambar 1. Peta Wilayah Kerja Puskesmas Salaman II


2.1.1.1.

Batas Wilayah
Batas wilayah Puskesmas Salaman II adalah :
Utara

: Kecamatan Kajoran

Selatan : Wilayah kerja Puskesmas Salaman I, Kecamatan Tempuran


Barat

: Kecamatan Beneran, Kabupaten Purworejo

Timur : Kecamatan Tempuran


2.1.1.2.

Luas wilayah kerja


Luas Wilayah Kerja Puskesmas Salaman II seluas 2987, 315 Ha.

2.1.1.3.

Pembagian wilayah
Pembagian wilayah Puskesmas Salaman II terdiri dari 10 desa dan 71
dusun, meliputi:
a. Sriwedari
b. Jebengsari
c. Tanjunganom
d. Purwosari
e. Ngampeldento
f. Sidosari
g. Sawangargo
h. Krasak
i. Margoyoso
j. Kaliabu

2.1.1.4.

Keadaan Geografis
Wilayah kerja Puskesmas Salaman II terdiri dari :
1. Daerah dataran

: 25 %

2. Daerah pegunungan : 50 %
3. Daerah bergelombang
2.1.1.5.

: 25%

Transportasi
Jarak puskesmas - kota Magelang

: 20 km

Jarak puskesmas - kantor Dinas kabupaten : 25 km


Jarak puskesmas - RSU kabupaten

: 30 km

Tidak semua daerah dapat terjangkau dengan dengan mobil (roda 4)


Angkutan umum : ojek, andong, angkudes, pick-up, bis umum
2.1.1.6.

Sarana komunikasi
Sarana komunikasi dari puskesmas ke luar : telepon.

2.1.2. Demografi Penduduk ( tahun 2009 )


Jumlah Penduduk

: 26.682 Jiwa

Laki-laki

: 13.311 Jiwa

Perempuan

: 13.371 Jiwa

Jumlah KK

: 7.697 KK

Kepadatan Penduduk

: 882,30 jiwa/km2

Jumlah Pasangan Usia Subur

: 4953 pasangan

Balita

: 2206 jiwa (8,36 %)

Tabel 1. Komposisi penduduk berdasarkan golongan umur di wilayah kerja Puskesmas


Salaman II tahun 2009
No.

Umur (th)

Jumlah

(%)

1.

0-1 th

639

2,3

2.

1-5 th

1767

6,62

3.

5-6 th

710

2,66

4.

7-15 th

4581

17,16

5.

16-21 th

2341

8,77

6.

22-59 th

14432

54,08

7.

>60 th

2212

8,29

Total

26.682

100

Sumber data : Data Statistik Kecamatan Salaman tahun 2009


Tabel 2. Komposisi penduduk per desa di wilayah kerja Puskesmas tahun 2009

No.

Nama Desa

Lakilaki

Perempuan

Total

1.

Krasak

1941

1847

3788

2.

Margoyoso

1861

1956

3817

3.

Kaliabu

1935

1830

3765

4.

Sawangargo

1163

1135

2298

5.

Sidosari

1306

1339

2645

6.

Ngampeldento

955

952

1907

7.

Tanjunganom

795

830

1625

8.

Jebengsari

726

810

1536

9.

Purwosari

924

939

1863

10.

Sriwedari

1705

1733

3438

Penduduk

13311

13371

26.682

Sumber data : Data Statistik Kecamatan Salaman tahun 2009


2.1.3.

Sosial Budaya
a.

b.

Sarana peribadatan (2009)


Masjid

: 55 buah

Gereja

: -

Pura

: -

Wihara

: -

Agama dan kepercayaan penduduk


Tabel 3. Data Pemeluk Agama di Wilayah Kerja Puskesmas Salaman II
Agama

Jumlah

Islam

26.321

99,86

Kristen Protestan

0,02

Katolik

21

0,08

Budha

0,01

Hindu

0,02

Total

26.357

100

Sumber data : Data Statistik Kecamatan Salaman tahun 2009

c.

Tingkat pendidikan
Tabel 4. Data Tingkat Pendidikan di wilayah kerja Puskesmas Salaman II
Tingkat Pendidikan
Jumlah
%
Tidak tamat SD
1.777
23,96
Tamat SD SLTP
4.568
61,59
Tamat SLTA
857
11,55
Tamat PT
215
2,90
JUMLAH
7.417
100
Sumber data : Data Statistik Kecamatan Salaman tahun 2009

d.

Sarana pendidikan
TK

: 25 buah

SD/MI

: 23 buah

2,1,4,

SLTP/Mts

: 6 buah

SLTA/MA

: 2 buah

Pesantren

: 7 buah

Sosial Ekonomi
a.

Mata pencaharian
Tabel 5. Data Mata Pencaharian Penduduk

di wilayah kerja Puskesmas

Salaman II
Mata Pencaharian
Jumlah
%
Petani
4335
16,45
Buruh tani
3880
14,72
Pengusaha
527
2,00
Buruh Industri
1465
5,56
Buruh Bangunan
1057
4,01
Pedagang
1273
4,83
Angkutan
529
2,01
PNS/ABRI
531
2,01
Pensiunan
230
0,87
Lain-lain
6918
26,25
TOTAL
20745
100
Sumber data : Data Statistik Kecamatan Salaman tahun 2009
b.

Sarana perekonomian
-

KUD

: -

Bank

: 1 buah

Pasar Umum

: 4 buah

Home Industry

: 7 buah

Warung makan

: 6 buah

Terminal

: -

Penggilingan padi

: 1 buah

Penggilingan tepung

: 1 buah

2.1.5. Kesehatan Lingkungan


a.

Sarana penyediaan air bersih

Tabel 6. Jenis dan Jumlah Pemakai Sarana Air Bersih di Wilayah Kerja
Puskesmas Salaman II Tahun 2009
Sarana Air Bersih

Jumlah Sasaran

Jumlah Pemakai

% Pemakai

1088

5139

19,40

52

7674

29

PDAM

864

4025

15,19

Total

2004

16838

63,58

Sumur gali
Sumur artesis
Perlindungan mata air
Perpipaan

Sumber data : Puskesmas Salaman II tahun 2009

b.

Sarana jamban
Tabel 7. Sarana dan Cakupan Pelayanan Jamban Keluarga di Wilayah Kerja
Puskesmas Salaman II Tahun 2009
Jenis Jamban

Jumlah Sarana

Cemplung leher angsa

835

Cemplung non- leher angsa

3847

Septictank leher angsa

Total

4689

Sumber data : Puskesmas Salaman II Tahun 2009

2.2. Input
2.2.1.

Visi, Misi,

Filosofi,

Dimensi Mutu,

Definisi Mutu Puskesmas Salaman II

2.2.1.1. Visi Puskesmas Salaman II


Pelayanan prima bagi masyarakat di Puskesmas Salaman II
2.2.2.

Misi Puskesmas Salaman II


1) Memberikan pelayanan yang profesional
2) Meningkatkan fungsi manajemen secara efektif dan efisien

3) Meningkatkan mutu pelayanan


2.2.3.

Dimensi Mutu Puskesmas Salaman II


Ramah, tepat, cepat, disiplin, profesional, jujur, kerjasama yang baik, kesetiaan dan
nyaman.

2.2.4.

Filosofi Puskesmas Salaman II


Kepercayaan pelanggan pada kami adalah yang utama.

2.3. Sarana Fisik


Puskesmas Salaman II merupakan puskesmas rawat jalan. Puskesmas ini pertama kali
berdiri tahun 1986. Luas tanah 897 m2, luas gedung 350 m2.
Ruang pelayanan :
1)

Ruang loket / pendaftaran

: 1 ruang

2)

Ruang UGD / tindakan

: tidak ada

3)

BP Umun

: 1 ruang

4)

Apotik

: 1 ruang

5)

BP Gigi

: 1 ruang

6)

Ruang KIA, KB, dan imunisasi

: 1 ruang

7)

Ruang gizi dan perkantoran

: 1 ruang

8)

Laboratorium

: 1 ruang

9)

Gudang obat

: 1 ruang

10) Aula

: 1 ruang

11) Ruang komputer

: 1 ruang

12) Gudang barang

: 1 ruang

Sarana kesehatan lain yang ada berupa :


1.

Puskesmas induk

: 1 buah ( Desa Krasak)

2.

Puskesmas pembantu

: 1 buah ( Desa Ngampeldento)

3.

PKD

buah

Margoyoso,

Kaliabu,

Sawangargo,

Tanjunganom, Jebengsari, Purwosari)


4.

Polindes

: 2 buah (Sidosari, Sriwedari)

5.

Posyandu

: 61 buah dengan strata :

a. Posyandu Purnama

: 58 buah

b. Poyandu Mandiri

: 3 buah

6.

UKS

: 23 SD / MI

2.4. Dana, Sarana, dan Ketenagaan


a. Sumber dana
Sumber pendanaan Puskesmas Salaman II berasal dari :
1) Pendapatan puskesmas :
a) Retribusi
b) Askes
c) Lain-lain
2) Penerimaan
a) Dana dari APBD Kabupaten untuk operasional meliputi gaji, sarana dan prasarana
aparatur serta sarana dan prasarana publik.
b) Dana dari APBD Kabupaten melalui dinas kesehatan untuk pemeliharaan kendaraan
roda dua dan roda empat
c) Dana dari JPKMM / Jamkesmas

2.5. Kebijakan Pemerintah Daerah dan Pusat


Peraturan yang mengatur Puskesmas :
1) UU No. 23 tahun 1992 Tentang Kesehatan
2) UU No. 22 tahun 1999 Tentang Otonomi Daerah

3) UU No. 25 tahun 1999 Tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah


4) PERDA No 14 tahun 2006 Tentang Restribusi Pelayanan Kesehatan pada Puskesmas di
Kabupaten Magelang
5) Keputusan Bupati Kepala Daerah TK II Magelang No 1884/492/Kep/13.2002 Tentang
Organisasi Puskesmas.

2.6. Sumber daya manusia, jumlah, dan spesifikasinya


Tabel 8. Rincian Jumlah Tenaga Kerja yang Ada di Puskesmas Salaman II
Tempat
Puskesmas Induk

Puskesmas
Pembantu
Bidan di Desa

Tenaga Kerja

Jumlah

Dokter umum

Dokter gigi

Bidan

Perawat

Perawat gigi

Sanitarian (SPPH)

Gizi

Tenaga laborat

Pengelola obat

Tenaga administrasi

Petugas loket

Pengemudi

Penjaga malam

Kasir

1 (Honda)

Wiyata Bakti

Perawat kesehatan

Bidan

JUMLAH TOTAL

35

Sumber Data: Puskesmas Salaman II Tahun 2009

Sruktur Organisasi Puskesmas Salaman II Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang


Kepala
KepalaPuskesmas
Puskesmas
Darsiwan
DarsiwanSKM,
SKM,M.Kes
M.Kes

Kasubag
KasubagTU:
TU:

Siswo
SiswoRustanto
Rustanto
Arsiparis:
Arsiparis:Supriyono
Supriyono
Keuangan:
Keuangan:Titin
TitinW
W
RT:
Supartani
RT: Supartani
Kepegawaian:
Kepegawaian:Supriyono
Supriyono

Unit
UnitYankes:
Yankes:

Poli
PoliUmum
Umum: :dr.
dr.Yenny
Yenny
Poli
PoliGigi
Gigi : :drg.
drg.Rina
Rina
KIA
: :Suhartinah
KIA
Suhartinah
KB
: :Nur
KB
NurAzizah
Azizah
Gizi
: :Dewi
Gizi
DewiN.
N.
Apotek
Apotek: :Sukriyani
Sukriyani
Laborat
Laborat: :Yuniarti
Yuniarti
Loket
: :Munawaroh
Loket
Munawaroh
Simpus
Simpus: :Suproyono
Suproyono

Unit
UnitPPK:
PPK:
Kesling
: :Tulfitriyah
Kesling
Tulfitriyah
P2
P2Malaria
Malaria : :Wahyu
Wahyu
P2
: :M.
P2TB
TB
M.Wachidi
Wachidi
P2
Ispa,Diare
:
P2 Ispa,Diare :Sofiatun
Sofiatun
UKS
: :Siti
UKS
SitiM
M
Perkesmas
Perkesmas : :Arif
Arif

Unit
UnitPMN:
PMN:
Promkess
Promkess : :Arif
Arif
Pngkt
PngktGizi
Gizi : :Dewi
DewiNN
Kesga
Kesga : :
Wachidah
Wachidah
Suhartinah
Suhartinah
Siti
SitiUmaroh
Umaroh
Bidan
BidanDesa
Desa
Jamkesmas
Jamkesmas : :
Anas
Anas
Abdul
Abdul

Unit
UnitPustu
PustuPKD
PKD
Pustu:
Pustu:M.
M.Wachidi
Wachidi
PKD
PKD02:
02:Yohana
YohanaLukas
Lukas
PKD
03:
Nunuk
PKD 03: NunukSS
PKD
PKD04:
04:Siti
SitiAA
PKD
PKD07:
07:Retno
RetnoSS
PKD
08:
Sutimah
PKD 08: Sutimah

PKD
PKD09:
09:Nok
Noksakinah
sakinah

Gambar 2. Gambar Struktur Organisasi Puskesmas Salaman II


2.7. Proses Manajemen
2.7.1. Perencanaan (P1)
Tim perencana terdiri dari Kepala puskesmas dan para pemegang program, dimana
sumber data didapat dari laporan bulanan Puskesmas, yang direkapitulasi pada akhir tahun.
Laporan memuat hasil kegiatan, dalam melakukan perencanaan kepala puskesmas dibantu
oleh para pemegang

program, dimana sumber data didapat dari laporan bulanan

Puskesmas. Laporan

memuat hasil kegiatan dari 6 upaya kesehatan pokok yang

dilaksanakan di Puskesmas Salaman II. Laporan akhir tahun di Puskesmas Salaman II

disajikan dalam bentuk tabel yang didokumentasi secara rapi dan grafik untuk dapat lebih
menilai naik turunnya perjalanan kegiatan dalam 12 bulan. Kemudian data dianalisa
dibandingkan dengan target. Masalah timbul jika pencapaian kegiatan tidak memenuhi
target yang ditetapkan. Jadwal pelaksanaan dilakukan akhir bulan desember, dan cara
mendapatkannya dengan lokmin.
2.7.2. Penggerakkan dan Pelaksanaan (P2)
Dalam manajemen penggerakan dan pelaksanaan terdapat komponen-komponen
yang merupakan bagian terpenting dari manajemen tersebut. Komponen tersebut
meliputi:
2.7.2.1. Pengorganisasian
Penentuan para penanggung jawab dan

para pelaksana untuk setiap

kegiatan dengan pertemuan penggalangan tim pada awal tahun kegiatan (mini
lokakarya) yaitu pesertanya meliputi, kepala puskesmas, dan seluruh staf
puskesmas. Penggalangan kerjasama lintas sektoral, antara dua sektor maupun
antara berbagai sektor yang terkait, antara lain :
1)

Pendidikan nasional (UKS)

2)

Kantor Urusan Agama (TT calon pengantin)

3)

Pertanian (Upaya Perbaikan Gizi Keluarga)

4)

Kependudukan dan catatan sipil (KB)

5)

Perekonomian dan kesra (ASKESKIN)

6)

Pembangunan desa (pemugaran perumahan)

2.7.2.2. Penyelenggaraan
Penyelenggaraan kegiatan dari upaya 6 kesehatan wajib dilakukan
dengan jadwal kegiatan yang disusun oleh masing-masing penanggung jawab
dengan koordinasi dengan kepala Puskesmas agar penyelenggaraan kegiatan di
Puskesmas Salaman II tetap memperhatikan azas penyelenggaraan puskesmas,
berbagai standar dan pedoman pelayanan puskesmas, kendali mutu dan biaya.
Penyelenggaraan kegiatan dilaksanakan dengan kerjasama lintas program
maupun lintas sektoral. Terbangun baik kerjasama lintas program yaitu dalam
bentuk sinkronisasi program. Dan evaluasi hasil lokmin dengan pengambilan
program tertentu, diurutkan dan di evaluasi kegiatan apa yang ada masalah.

2.7.2.3. Pemantauan
1) Pengkajian internal lintas program dilakukan dalam bentuk pertemuan
rutin bulanan yang membahas mengenai kinerja Puskesmas Salaman II,
bagaimana kendali mutu dan kendali biaya. Pengkajian eksternal secara
Triwulanan (lokakarya mini triwulanan) bersama lintas sektoral tentang
penyelenggaraan kegiatan dan hasil yang telah dicapai.
2) Menyusun saran peningkatan penyelenggaraan kegiatan sesuai dengan
pencapaian kinerja Puskesmas serta masalah dan hambatan yang
ditemukan dalam telaah bulanan dan triwulanan.
2.7.3. Pengawasan, Pengendalian dan Penilaian (P3)
Adalah

proses

memperoleh

kepastian,

kesesuaian

penyelenggaraan

dan

pencapaian tujuan Puskesmas terhadap rencana dan undang-undang yang berlaku.


Pengawasan terdiri atas pengawasan internal dari atasan langsung (Kepala Puskesmas)
terhadap seluruh staf dan pengawasan eksternal yang dilakukan sebagian masyarakat
dan dinas kesehatan terhadap kegiatan yang dilaksanakan puskesmas, dengan ruang
lingkup administratif, keuangan, teknis pelayanan yang dilakukan di Puskesmas
Salaman II.
Penilaian dilakukan pada akhir tahun menggunakan Standar Pelayanan Minimal
(SPM) meliputi penilaian terhadap penyelenggaraan kegiatan dan hasil yang dicapai,
dibandingkan dengan rencana tahunan dan standar pelayanan. Untuk program KIA dan
Imunisasi, penilaian hasil kegiatan adalah dengan Sistem Kewaspadaan Dini (SKD)
yaitu pemantauan adanya kenaikan kasus.
Pertanggungjawaban dilakukan melalui laporan pertanggungjawaban tahunan
yang berisi tentang pelaksanaan kegiatan, perolehan sumber dana (keuangan) dan
penggunaan sumberdaya. Laporan pertanggungjawaban dibuat oleh kepala Puskesmas
pada setiap lokakarya mini yang mencakup di dalamnya pelaksanaan kegiatan serta
perolehan dan penggunaan berbagai sumber daya termasuk keuangan, disampaikan
kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota serta pihakpihak terkait lainnya, termasuk
masyarakat.
2.7.4. Keluaran

Cakupan kegiatan yang meliputi 6 upaya program standar pelayanan minimal


bulan Januari April 2012. Lembar SPM (Standar Pelayanan Minimal) terlampir.

2.7.5. Dampak
1) Data kematian
Jumlah kematian penduduk dalam 12 bulan (Jan-Desember ) : 93 jiwa.
2) Data kelahiran
Jumlah kelahiran hidup dalam 12 bulan (Jan-Desember ) : 163 jiwa
Jumlah kelahiran mati dalam 12 bulan (Jan-Desember)

: 1 jiwa

3) Data kesakitan
Jumlah kesakitan dalam 12 bulan (Jan-Desember) : 9303 jiwa.
4) Data penyakit
Tabel 9.

Pola 10 besar penyakit rawat jalan puskesmas Salaman II, semua

kelompok Umur Januari April 2012 berdasarkan ICD X


No.
Nama Penyakit
Jumlah Penderita
1.
Infeksi Akut lain pada Sal. Nafas bagian
1.644
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9
10.

Atas
Hipertensi Primer
Diare dan Gastroenteritis non spesifik
Penyakit Pulpa dan Periapikal
Faringitis
Konjungtivitis

768
267
181
159
150

Penyakit Kulit karena Jamur


122
Penyakit Gout
108
Varicella
76
Thypoid
69
TOTAL
3544
Sumber data : Puskesmas Salaman II 1 Januari 2012 April 2012

%
46,38%
21,67%
7,53%
5,1%
4,49%
4,23%
2,44%
3,05%
2,14%
1,95%
100

BAB III
IDENTIFIKASI MASALAH DAN PEMECAHAN MASALAH
3.1. Analisis Hasil
Dari hasil kegiatan Januari April 2012 di Puskesmas Salaman II, Berdasarkan SPM
(Standart Pelayanan Minimal) ditemukan masalah sbb :
Tabel 10. Identifikasi Masalah dan Besarnya Masalah
Masalah
Bumil K-1
Pelayanan Usila dan Pra Usila
Balita yang naik berat badannya
Rumah sehat
Rumah yang memiliki SPAL
Jumlah penderita malaria yang diperiksa
Cakupan balita pneumonia yang diperiksa
Imunisasi bumil TT-1
Imunisasi TT-2
Penyuluhan bayi yang dapat Asi ekslusif
Penyuluhan NAPZA dan HIV/AIDS
Kesehatan Jiwa

Tingkat Pencapaian
(%)
68
33,8
75,2
78
64
40,6
17
26,9
30
17,26
39,06
13

Besar Masalah
(%)
32
66,2
24,8
22
36
59,4
83
73,1
70
82,74
60,94
87

3.2. Prioritas Masalah


Dari permasalahan yang ada di Puskesmas Salaman II, ditentukan prioritas masalah
berdasarkan metode Hanlon kuantitatif yaitu dengan 4 kelompok kriteria.
Berdasarkan metode hanlon kuantitatif prioritas masalah sebagai berikut:
3.2.1.

Besarnya Masalah (Kriteria A)


Besarnya masalah dilihat dari besarnya masalah terhadap prosentase pencapaian
( 100% - skor pencapaian ).
Menghitung Kelas dan Interval
K = 1+3,3 log 12 = 4,56 pembulatan menjadi 5 kelas
Interval = Maksimum Besar Masalah Minimum Besar Masalah
Jumlah Masalah
= (87-22) / 5
= 13 interval 13
Tabel 11. Besarnya masalah

3.2.2.

MASALAH

22-35
(2)

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12

3649
(4)

50-63
(6)

64-77
(8)

>78
(10)

NILAI

X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X

2
8
2
2
4
6
10
8
8
10
6
10

Kegawatan masalah (Kriteria B) dengan bobot 1-5

Kegawatan
1. Tidak gawat

Urgency
1. Tidak mendesak

Biaya yang dikeluarkan


1. Sangat mahal

2. Kurang gawat

2. Kurang mendesak

2. Mahal

3. Cukup gawat

3. Cukup mendesak

3. Cukup mahal

4. Gawat

4. Mendesak

4. Murah

5. Sangat gawat

5. Sangat mendesak

5. Tidak memerlukan biaya

Tabel 12. Kegawatan Masalah

3.2.3.

MASALAH

KEGANASAN

URGENCY

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12

3
2
3
2
2
3
4
3
3
2
2
2

3
2
3
2
2
3
4
3
3
2
2
2

BIAYA YANG
DIKELUARKAN
4
4
2
2
2
2
4
2
2
5
5
4

Kemudahan Dalam Penanggulangan (Kriteria C) dengan bobot 1-5


Keterangan :
1. Sangat sulit
2. Cukup sulit
3. Sulit
4. Mudah
5. Sangat mudah

Tabel 13. Kemudahan dalam Penanggulangan

NILAI
10
8
8
6
6
8
12
8
8
9
9
8

MASALAH
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12

3.2.4.

1
4
4
3
2
2
4
5
4
4
5
4
3

2
5
4
4
3
2
3
4
4
4
5
5
4

3
4
4
3
3
3
4
5
4
4
5
5
4

4
4
4
3
2
3
4
5
3
3
4
5
3

5
4
4
3
2
3
3
4
3
4
5
4
3

6
5
4
4
2
3
3
4
4
4
5
5
3

7
4
3
3
2
2
3
4
4
4
5
4
3

8
5
4
3
3
3
4
4
3
4
4
4
3

9
4
4
4
3
2
3
3
3
3
4
5
4

10
5
4
4
3
2
3
4
4
3
5
5
4

TOTAL
4,4
3,9
3,4
2,5
2,5
3,4
4,2
3,6
3,7
4,7
4,6
3,4

PEARL faktor (Kriteria D)


Penilaian PEARL meliputi propriety, economy, acceptability, dan legality.
Faktor-faktor tersebut adalah :
A.

kesesuaian dengan program pemerintah (propriety / P)

B.

murah secara ekonomi (economy / E)

C.

dapat diterima oleh masyarakat (acceptibility / A)

D.

sumber daya yang mendukung kesehatan (resources / R)

E.

legalitas terjamin (legality / L)

Skor yang digunakan :


1

: ya

: tidak

Tabel 14. PEARL factor

MASALAH
3.2.5.

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Prioritas Masalah

1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1

1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1

1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1

1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1

1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1

HASIL
KALI
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1

Penil
aian

Dari kriteria-kriteria yang telah dilakukan diatas, ditentukan prioritas dengan menghitung
Nilai Prioritas Dasar (NPD) : (A+B) x C
Nilai Prioritas Total (NPT)

: NPD x D
: ( A + B) x C x D

Tabel 15. Penilaian Prioritas Masalah


MASALAH
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12

NPD
52,8
62,4
34
20
25
47,6
92,4
57,6
59,2
89,3
69
61,2

PEARL
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1

NPT
52,8
62,4
34
20
25
47,6
92,4
57,6
59,2
89,3
69
61,2

PRIORITAS
VIII
IV
X
XII
XI
IX
I
VII
VI
II
III
V

Berdasarkan hasil perhitungan secara Hanlon kuantitatif, didapatkan urutan prioritas


masalah sebagai berikut:
3.2.6. Urutan Prioritas masalah

1.

Cakupan balita dengan pneumonia yang ditemukan / ditangani

2.

Penyuluhan bayi tentang asi eksklusif

3.

Penyuluhan NAPZA dan HIV/AIDS oleh petugas kesehatan

4.

Cakupan pelayanan Pra-Usila dan Usila

5.

Kesehatan jiwa

6.

Imunisasi bumil TT-2

7.

Imunisasi bumil TT-1

8.

Cakupan kunjungan bumil K-1

9.

Jumlah penderita malaria yang dioperiksa sediaan darah slide ACD

10. Balita yang naik berat badannya


11. Rumah dengan SPAL
12. Rumah Sehat
Berdasarkan daftar prioritas masalah kemudian dilakukan konfirmasi dengan kepala
Puskesmas, masalah yang diangkat oleh kelompok adalah Cakupan balita dengan pneumonia
yang ditemukan atau yang ditangani.

3.3. Analisis Penyebab

Untuk menganalisa penyebab masalah manajemen secara menyeluruh, digunakan


pendekatan sistem yang meliputi input, proses, lingkungan, serta QA yang meliputi simpel
problem dan kompleks problem.
Lingkungan

Input

Proses

5M

P1 P2 P3

Output

Outcome

Impact

Complex Problem

Simple Problem

Gambar 3. Sistem manajemen mutu


3.4. Menentukan Penyebab
Untuk menganalisa penyebab masalah menejemen secara menyeluruh, digunakan
pendekatan system yang meliputi : Input, Proses, Output, Lingkungan, serta QA yang meliputi
Simple Problem dan Compleks Problem.
1.

Pendekatan Sistem
Berdasarkan Hanlon Kuantitatif tersebut diatas kami mengajukan asumsi penyebab
masalah kepada pihak puskesmas Salaman II untuk dikonfirmasi dengan menggunakan
analisis pendekatan system :
a. Input (Man, Money, Material, Methode, Mechine)
b. Proses (P1,P2,P3)
c. Factor lingkungan
Berdasarkan masalah yang ada, pada output dipengaruhi oleh input, proses dan factor
lingkungan sehingga menyebabkan kondisi impact (dampak).

Tabel 16. kemungkinan penyebab rendahnya cakupan balita dengan pneumonia yang
ditemukan atau ditangani.

INPUT

Komponen

Kelemahan

Man

Beban tenaga kinerja bertambah


(rangkap program)
Latar belakang SDM tenaga kinerja
tidak sesuai dengan kompetensi
bidang P2M
Jarangnya

atau

tidak

adanya

pelatihan khusus P2M


Tenaga pekerja tidak sesuai dengan
tupoksinya
Tidak

ada

tenaga

khusus

administrasi
Money

Tidak ada pendanaan khusus untuk


program P2M terutama pneumonia
hanya

mengandalkan

perkesmas

dana dari

sebesar Rp 10.000,-

untuk transportasi

Dana

bantuan

dari

pemerintah

ketika ada wabah selalu terlambat


Methode

turun
tidak ada kelemahan dalam hal
metode karena SOP sudah disusun
dengan baik dan terdapat di ruang
poli gabung antara P2M dengan
pengobatan.

Material

Tidak adanya ruang untuk P2M


Alat yang sudah tersedia tidak tepat
guna

PROSES

Machine
P1

Dalam

perencanaan

sudah

baik,

terdapat lokakarya mini bulanan yang


selalu diadakan untuk membahas
P2

kegiatan lintas program


pelaporan hasil program terlambat
Lokakarya mini tribulanan dilakukan

P3

setahun sekali.
Pengawasan
hanya
laporan

dari

berdasarkan

penanggung

jawab

program tetapi tidak ada pengawasan


langsung

dalam

proses

kegiatan

program
Pelaporan kegiatan P2M terutama

cakupan bayi dengan pneumonia


kepada kepala puskesmas dan Dinkes
LIGKUNGAN
NON FISIK

dilakukan seminggu sekali


Birokrasi pengajuan dana

yang

berbelit
Tidak adanya feedback pemerintah
tentang usulan penggantian peralatan
yang rusak dan yang dibutuhkan

3.5.

Mutu Pelayanan

Dalam menilai mutu pelayanan puskesmas dilakukan simple problem dan kompleks
problem. Pada simple problem kami menggunakan Standar Operating Prosedur (SOP). Pada
kompleks problem kami menggunakan observasi dan wawancara kepada pasien terhadap 9
dimensi mutu.
3.5.1. Simple Problem
Tabel 17. Daftar tilik kepatuhan petugas kesehatan terhadap prosedur pemeriksaan di
BP umum (Simple Problem pemeriksaan simple problem dilakukan melalui observasi)
N
o
1
2
3
4
5
6
7
8
9
1
0
1
1
1
2
1

2
3
4
5

INPUT

Ya

Tidak

TIdak
Berlaku

Apakah tersedia ruang BP yang


representative dan bersih?
Apakah tersedia meja periksa ?
Apakah tersedia kursi pasien?
Apakah tersedia bed periksa?
Apakah tersedia tensimeter?
Apakah tersedia thermometer suhu?
Apakah tersedia stetoskop?
Apakah tersedia alat pengukur nadi atau
RR?
Apakah tersedia lampu senter?
Apakah tersedia timbangan injak dengan
mistar?
Apakah tersedia buku registrasi rawat
jalan?
Apakah dokter dan perawat sebagai tugas
pemeriksa?
PROSES
Apakah petugas mempersiapkan sarana
dan prasarana sebelum pelayanan BP
dimulai?
Apakah pelayanan di BP dimulai jam 8?
Apakah petugas memanggil pasien sesuai
urutan daftar?
Apakah petugas mempersilahkan duduk
di kursi pasien?
Apakah petugas membaringkan pasien di
bed pasien apabila kondisi pasien tidak
memungkinkan?
Apakah petugas menanyakan keluhan

Pencapa
ian %
100%

5
5
5
5
5
5
5

100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%

5
5

100%
100%

100%

100%

100%

5
5

100%
100%

100%

100%

100%

7
8
9
1
0
1
1
1
2
1
3
1
4
1
5
1
6
1
7
1
8
1
9
2
0
2
1
2
2
2
3
2
4
2
5
2
6
1

utama pasien?
Apakah petugas pasien menanyakan sejak
kapan pasien sakit?
Apakah petugas menanyakan lamanya
sakit yang diderita pasien?
Apakah petugas menanyakan kualitas
sakit pasien?
Apakah petugas menanyakan frekuensi
atau kuantitas penyakit pasien?
Apakah petugas menanyakan factor yang
memperberat dan memperingan?
Apakah petugas menanyakan gejala lain
yang menyertai sakit pasien?
Apakah petugas mengukur tensi setiap
pasien dewasa?
Apakah petugas mengukur nadi pasien?

100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

Apakah petugas mengukur RR pasien?

100%

Apakah petugas mengukur suhu badan


pasien?
Apakah petugas melakukan pemeriksaan
fisik lengkap untuk semua pasien?
Apakah petugas menulis diagnosis atau
kode diagnosis?
Apakah petugas menulis resep obat sesuai
dengan jenis penyakit pasien?
Apakah petugas memberikan penjelasan
tentang sakit ytang diderita pasien?
Apakah petugas member penjelasan
tentang pemakaian, khasiat dan ESO pada
pasien?
Apakah petugas mencatat data kasus baru,
lama dan kunjungan kasus pasien?
Apakah petugas mencatat hasil
pemeriksaan dan pengobatan pada status?
Apakah petugas merujuk pasien ke
laboratorium / RS apabila perlu?
Apakah petugas mencatat kunjungan pada
register rawat jalan / BP umum
Apakah petugas menutup pelayanan BP
umu jam 11?
OUTPUT
Apakah semua pasien terlayani sesuai
kebutuhan?

100%

100%

100%

100%

100%

60%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

2
3
4

Apakah pasien dan pengantar puas dengan


pelayanan yang diberikan?
Apakah pasien atau pengantar faham
dengan penjelasan petugas?
Apakah tersedia jumlah pasien yang
dilayani di BP umum?
CR = Jumlah jawaban ya x 100%
Jumlah ya + tidak

100%

100%

100%

CR = 202 x 100%
210
= 96,19%

Dari data simpel problem diatas didapati presentasenya 96,19% atau

>80%

sehingga secara keseluruhan kepatuhan petugas terhadap SOP sudah memenuhi standar,
akan tetapi per variabel masih didapati 1 pencapaian kurang dari 80%.
3.5.2. Complex Problem
Penilaian mutu pelayanan Puskesmas salah satunya dilakukan lewat pendekatan
complex problem, yaitu dengan menggunakan 9 dimensi mutu. Kuesioner ditanyakan
pada 5 pasien yang berkunjung di puskesmas.
Berikut ini adalah daftar inventarisasi pendapat yang merupakan masalah
berdasarkan instrumen jaminan mutu.
Tabel 18. Daftar pertanyaan dimensi mutu
No
1

Dimensi
Technical
Competence

Pertanyaan
a) Apakah petugas menanyakan identitas dan keluhan
anda (kelengkapan anamnesis) ?
b) Apakah petugas mencatat identitas dan keluhan anda
(Rekam Medis) ?
c) Aapakah petugas menjelaskan tentang penyakit dan
efek samping obat secara jelas ?
d) Apakah petugas sudah melakukan konseling atau
edukasi dengan baik ?

Access to Service

a) Apakah letak puskesmas mudah dijangkau?

b) Apaka bahasa yang digunakan petugas kesehatan


mudah dimengerti?
c) Apakah puskesmas melayani program jamkesmas,
jamkesda dan askes?
d) Apakah biaya puskesmas terjangkau oleh masyarakat?
3

Effectiveness

a) Apakah penjelasan yang diberikan petugas dapat


dipahami masyarakat dengan baik?
b) Apakah keluhan pasien berkurang setelah mendapatkan
pengobatan?
c) Apakah masyarakat merasakan manfaat dari adanya
puskesmas?
d) Apakah setiap pasien diberi kartu berobat?

Efficience

a) Apakah pasien mendapatkan pelayanan dengan cepat


dan mudah?
b) Apakah ruang pemeriksaan hanya digunakan untuk
memeriksa satu pasien?
c) Apakah petugas selalu menerangkan kepada pasien
tentang keunggulan atau kelemahan obat berdasarkan
harga obat tersebut?
d) Apakah alur pendaftaran dari awal sampai selesei sudah
baik?

Interpersonal
Relation

a) Apakah petugas selalu ramah terhadap pasien?


b) Apakah pasien merasa nyaman saat diperiksa petugas?
c) Apakah pasien memahami informasi pasien yang
disampaikan petugas?
d) Apakah pasien umum dan pasien askes diperlakukan
sama?

Continuity

a) Apakah petugas selalu hadir tepat waktu berdasarkan


jadwalkkerja?

b) Apakah petugas sering mengadakan penyuluhan secara


rutin (1 bulan sekali) ?
c) Apakah puskesmas selalu tersedia obat saat pasien
menebus obat?
d) Apakah pasien diminta kontrol teratur berdasarkan
diagnosis?
7

Safety

a) Apakah petugas selalu cuci tangan sebelum dan


sesudah memeriksa?
b) Apakahpetugas selalu menanyakan riwayat alergi pada
pasien?
c) Apakah bangunan puiskesmas layak untuk sarana
pengobatan?
d) Apakah petugas selalu memberikan disinfektan, alcohol
atau bnetadine sebelum melakukan penyuntikan?

Amenitis

a) Apakah ruang tunggu bersih dan nyaman?


b) Apakah tersedia toilet khusus untuk pasien?
c) Apakah terdapat kantin atau koperasi di puskesmas?
d) Apakah ruang periksa bersih dan nyaman?

Informasi

a) Apakah sudah terdapat keterangan tentang pembagian


ruang secara jelas?
b) Apakah tersedia papan pengumuman untuk
memberikan program (jadwal dokter, kegiatan luar
gedung) puskesmas pada masyarakat?
c) Apakah ada gambar atau pesan singkat tentang masalah
atau penyakit?
d) Apakah terdapat alur npetunjuk mulai dari cara
pendaftaran sampai pengambilan obat?

Tabel 19. Hasil pertanyaan dimensi mutu (Complex Problem)

Masalah Mutu

1. Technical
Competence

2. Access to
Service

3. Effectiveness

4. Efficience

5. Interpersonal
Relation

6. Continuity

7. Safety

8. Amenitis

9. Informasi

No

P1

P2

TB

Y
X

Y
X

B
C
D
A

X
X
X
X

X
X
X
X

B
C
D
A
B
C
D
A
B
C
D
A

X
X
X
X
X
X
X
X
X

X
X
X
X
X
X
X
X
X

X
X

X
X

B
C
D
A
B
C
D
A
B
C
D
A
B
C
D
A
B

X
X
X
X

X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X

X
X
X
X
X
X

TB

Y
X

P4

TB

Y
X

P5

TB

Y
X

Total
Pencap
aian
TB
100%

X
X

X
X
X
X

X
X
X
X

100%
80%
100%
100%

X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X

X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X

X
X
X
X
X
X
X
X
X

100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
40%
100%
100%

X
X
X
X
X
X

X
X
X
X
X
X

X
X
X
X

X
X
X
X
X
X

P3

X
X
X
X

X
X

X
X

X
X
X
X

X
X
X
X
X
X

X
X

X
X
X
X
X
X

X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X

100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
60%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%

C
D

CR

=
=

X
X

X
X

X
X

X
X

X
X

100%
100%

Ya x 100%
Ya + Tidak
167

x100%

167+6
= 96,53%
Dari tabel diatas didapati hasil dari complex problem sebesar 96,53% atau >80%, akan
tetapi pada perhitungan per variable / pertanyaan dari kuesioner complex problem didapati 2
nilai dibawah 80% sehingga masuk dalam konfirmasi masalah.
3.6. Konfirmasi Penyebab masalah
Setelah dikonfirmasi dengan Kepala Puskesmas Salaman II, maka didapatkan penyebab
masalah antara lain :
1.

Beban tenaga kinerja bertambah (rangkap program) dan pelaporan hasil program terlambat.

2.

Latar belakang SDM tenaga kinerja tidak sesuai dengan kompetensi bidang P2M .

3.

Jarangnya atau tidak adanya pelatihan khusus P2M.

4.

Tenaga pekerja tidak sesuai dengan tupoksinya.

5.

Tidak ada tenaga khusus administrasi.

6.

Tidak ada pendanaan khusus untuk program P2M terutama pneumonia hanya
mengandalkan dana dari perkesmas sebesar Rp 10.000,- untuk transportasi

7.

Dana bantuan dari pemerintah ketika ada wabah selalu telat turun.

8.

Tidak adanya ruang untuk P2M

9.

Alat yang sudah tersedia tidak tepat guna

10. Lokakarya mini tribulanan dilakukan setahun sekali.


11. Pengawasan hanya berdasarkan laporan dari penanggung jawab program tetapi tidak ada
pengawasan langsung dalam proses kegiatan program
12. Birokrasi pengajuan dana yang berbelit

13. Tidak adanya feedback pemerintah tentang usulan penggantian peralatan yang rusak dan
yang dibutuhkan
14. Petugas tidak memberi penjelasan tentang pemakaian, khasiat dan ESO obat pada pasien.
15. Petugas tidak selalu menerangkan pada pasien tentang keunggulan/kelemahan obat
berdasarkan harga obat
16. Bangunan puskesmas tidak layak untuk sarana kesehatan
3.7.

Prioritas Penyebab Masalah


Kedelapan belas masalah ini dapat pula ditelusuri dengan menggunakan fish bone analysis.
Masalah - masalah tersebut selanjutnya akan diurutkan berdasarkan prioritas dengan
menggunakan paired comparison.

Gambar 4.

DIAGRAM FISH BONE

Simple
Simple problem
problem

Lingkungan
Lingkungan

PROSES
PROSES
P2

Birokrasi pengajuan
Petugas

member

penjelasan

tentang

Tidak

adanya

tentang

peralatan yang

rusak dan yang


Petugas tidak selalu menerangkan
dibutuhkan
pada
pasien
tentang
keunggulan/kelemahan

terlambat,lokmin

kegiatan program, Pelaporan kegiatan P2M


dilakukan seminggu sekali
Cakupan

usulan

penggantian
Efisien

pengawasan langsung dalam proses

setahun sekali

pemerintah

ESO pada pasien.

program sering
bulanan dilakukan

feedback

pemakaian, khasiat dan

penanggung jawab program tetapi tidak ada

Pelaporan hasil

dana yang berbelit

obat

ditemukan/ditanga
ni

belakang SDM tidak sesuai dengan


kompetensi bidang P2M,Jarangnya atau tidak
adanya pelatihan khusus P2M,Tenaga pekerja

puskesmas

MONEY
Tidak ada pendanaan khusus,
Dana bantuan dari pemerintah
terlambat turun

MATERIAL
tidak

Tidak adanya ruang untuk P2M, Alat


yang sudah tersedia tidak tepat guna

layak untuk sarana kesehatan

Tabel 20. Paired Comparison

yang

MAN
Beban kerja tenaga P2M bertambah,Latar

safety
Bangunan

balita

dengan pneumoni

tidak sesuai dengan tupoksi,Tidak da tenaga


khusus administrasi
a

berdasarkan harga obat

Complex
Complex problem
problem

P3
Pengawasan hanya berdasarkan laporan dari

INPUT
INPUT

1
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16

2
1

3
1
2

4
1
2
3

5
1
2
3
4

6
1
2
6
6
6

7
1
2
3
4
5
6

8
1
2
3
4
5
6
7

9
1
2
3
4
5
6
7
8

10
1
2
3
4
5
6
7
10
10

11
1
2
3
4
5
6
7
11
11
11

12
1
2
3
4
5
6
7
12
12
12
11

13
1
2
3
4
5
6
7
13
13
13
11
12

Tabel 21. Penyebab masalah


No Penyebab Masalah

14
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13

15
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14

Frekue
nsi

Kurangnya tenaga kinerja P2M mengakibatkan beban 16

16
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15

Total horizontal
15
14
12
11
10
13
9
4
3
5
8
7
6
2
1
0

Jumlah
Kumulati
f
16

Persen
Kumul
atif
11,76
%

31

22,79
%
33,08
%

tenaga kinerja bertambah (rangkap program) dan


pelaporan hasil program terlambat.
2
3

Latar belakang SDM tenaga kinerja tidak sesuai 15


dengan kompetensi bidang P2M .
Tidak ada pendanaan khusus untuk program P2M 14

45

terutama pneumonia hanya mengandalkan dana dari


perkesmas sebesar Rp 10.000,- untuk transportasi
4

Jarangnya atau tidak adanya pelatihan khusus P2M.

13

58

42,65
%

Tenaga pekerja tidak sesuai dengan tupoksinya.

12

70

Tidak ada tenaga khusus administrasi.

11

81

Dana bantuan dari pemerintah ketika ada wabah 10

91

selalu telat turun.


8

Pengawasan

hanya

penanggung

jawab

berdasarkan
program

laporan

tetapi

tidak

dari 9

51,47
%
59,56
%
66,91
%

100

73,53
%

79,41
%
84,56
%

ada

pengawasan langsung dalam proses kegiatan program


9

Birokrasi pengajuan dana yang berbelit

108

10

Tidak adanya feedback pemerintah tentang usulan 7

115

penggantian

peralatan

yang

rusak

dan

yang

11

dibutuhkan.
Lokakarya mini tribulanan dilakukan setahun sekali.

121

12

Tidak adanya ruang untuk P2M

126

13

Alat yang sudah tersedia tidak tepat guna

130

14

Petugas tidak memberi penjelasan tentang 3


pemakaian, khasiat dan ESO obat pada pasien.
Petugas tidak selalu menerangkan pada pasien 2

133

15

135

tentang keunggulan/kelemahan obat berdasarkan


16

harga obat
Bangunan puskesmas tidak layak untuk sarana 1
kesehatan

Gambar 5.

Diagram Pareto

136

88,97
%
92,65
%
95,59
%
97,79
%
99,26
%
100%

80%

Dari hasil analisis pareto didapatkan bahwa dengan mengatasi sembilan penyebab masalah,
dianggap masalah dapat diselesaikan. Penyebab masalah tersebut adalah:
1. Kurangnya tenaga kinerja P2M mengakibatkan beban tenaga kinerja bertambah (rangkap
program) dan pelaporan hasil program terlambat.
2. Latar belakang SDM tenaga kinerja tidak sesuai dengan kompetensi bidang P2M .
3. Tidak ada pendanaan khusus untuk program P2M terutama pneumonia hanya mengandalkan
dana dari perkesmas sebesar Rp 10.000,- untuk transportasi
4. Jarangnya atau tidak adanya pelatihan khusus P2M.
5. Tenaga pekerja tidak sesuai dengan tupoksinya.
6. Tidak ada tenaga khusus administrasi.
7. Dana bantuan dari pemerintah ketika ada wabah selalu telat turun.
8. Pengawasan hanya berdasarkan laporan dari penanggung jawab program tetapi tidak ada
pengawasan langsung dalam proses kegiatan program
9. Birokrasi pengajuan dana yang berbelit
3.8.

Alternatif pemecahan masalah


Untuk mengatasi penyebab masalah diatas, alternatif pemecahan masalah yang dapat
dilakukan adalah sebagai berikut:
Tabel 22. Alternatif pemecahan masalah
No

Penyebab

Tujuan

Sasaran

Alternatif
Pemecahan Masalah

1.

Kurangnya tenaga kinerja Menambah jumlah Petugas

1. Mengadakan

P2M mengakibatkan beban tenaga kinerja di kesehatan

tambahan SDM /

tenaga

tenaga kinerja di

kinerja

bertambah bagian P2M

(rangkap

program)

pelaporan

hasil

dan

bagian P2M

program

2. Menyusun kembali

terlambat
2.

beban kerja setiap


tenaga kinerja.
Mengadakan

Latar belakang SDM tenaga Pemegang

Petugas

kinerja tidak sesuai dengan program

kesehatan

kompetensi bidang P2M

seleksi

dan

mempunyai

perekrutan tenaga

kompetensi

kinerja

yang

pendidikan dengan

memiliki

latar

latar

belakang di bidang

belakang

P2M

P2M atau memiliki


pengalaman

di

bidang P2M
Mengadakan
pendidikan

dan

pelatihan

bagi

tenaga kinerja P2M


agar
3.

Tidak ada pendanaan khusus Meningkatkan


untuk

program

P2M keberhasilan

Pemerintah
dari dan

Dinas

menguasai

kompetensi P2M
Mengajukan
proposal

terutama pneumonia hanya kegiatan program Kesehatan

pendanaan

mengandalkan

kegiatan

perkesmas

dana
sebesar

dari P2M
Rp

10.000,- untuk transportasi

program

P2M.
Mengadakan

kegiatan
penguimpulan dana
dengan melakukan

usaha

wiraswasta

yang

nantinya

mampu menunjang
pendanaan
4.

Jarangnya atau tidak adanya Mening

Petugas

pelatihan khusus P2M

kesehatan

katkan
pengetahuan

dan

kegiatan P2M
dan Mengadakan
pelatihan

bagi

petugas kesehatan

ketrampilan

mengadakan

petugas kesehatan

pertemuan bulanan
guna

membahas

kegiatan
dengan

disertai
pelatihan

atau update skill


petugas
mengadakan
refresh
yang
5.

Tenaga pekerja tidak sesuai Meningkatkan


dengan tupoksinya

kinerja

Petugas
dari kesehatan

petugas
diadakan

secara teratur.
Melakukan
reshuffle

tenaga

petugas

karena

kesehatan

bekerja

sesuai

bidang P2M dan

kompetensinya

di

disesuaikan dengan
kompetensinya
Melakukan
kegiatan

lintas

program

dalam

KIA guna saling


membantu
pelaksanaan

dalam

6.

Tidak ada tenaga khusus membantu


administrasi

Pemerintah

kegiatan

dari dan

Dinas

program kegiatan.
Membuat proposal
permohonan untuk

tenaga fungsional Kesehatan

tambahan

yang

untuk administrasi

merangkap

sebagai pemegang
program,

tenaga

di bidang P2M.

dan

mempercepat
7.

Dana

bantuan

kegiatan olah data


dari Untuk

pemerintah ketika ada wabah meningkatkan


selalu telat turun

peran

Pemerintah
dan

Dinas

aktif Kesehatan

Menetapkan
tak

terduga

dana
dari

rancangan

puskesmas dalam

anggaran

masyarakat

puskesmas

yang

digunakan

untuk

bantuan saat wabah


sampai dana dari
8.

Pengawasan
berdasarkan

hanya Untuk
laporan

Kepala

dari meningkatkan

penanggung jawab program kedisiplinan


tetapi tidak ada pengawasan petugas
langsung

dalam

kegiatan program

puskesmas

monitoring

dan

sebelum, saat dan

dalam penanggung

proses proses pelaksanaan jawab


kegiatan,

program

memastikan

setelah
dan

kegiatan
mengadakan

kegiatan

lintas

program di dalam

kegiatan

tidak

melenceng

dari

tujuan dan SOP


serta
meningkatkan
mutu

pemerintah turun.
Melakukan

kinerja

petugas kesehatan

P2M
membahas
pencapaian .

untuk

9.

Birokrasi

pengajuan dana Memudahkan

yang berbelit

Pemerintah

pengajuan
terutama

dana dan

untuk Kesehatan

kegiatan

yang

mendesak
penting

Dinas

dan
untuk

Menambah jumlah
alokasi dana pada
dana tak terduga,
sehingga nantinya
apabila

terdapat

kebutuhan

meningkatkan

mendadak

pelayanan P2M

diambil dari dana

dapat

tak terduga
Melakukan
pengajuan
sejak

dana

awal

dan

dibuat dengan teliti


untuk

perkiraan

kebutuhan dana
Dari tabel diatas dapat disimpulkan alternatif pemecahan masalah meliputi :
1.

Mengadakan tambahan SDM / tenaga kinerja di bagian P2M

2.

Menyusun kembali beban kerja setiap tenaga kinerja.

3.

Mengadakan seleksi dan perekrutan tenaga kinerja yang memiliki latar belakang di bidang
P2M atau memiliki pengalaman di bidang P2M

4.

Mengadakan pendidikan dan pelatihan bagi tenaga kinerja P2M agar menguasai
kompetensi P2M

5.

Mengajukan proposal pendanaan kegiatan program P2M.

6.

Mengadakan kegiatan penguimpulan dana dengan melakukan usaha wiraswasta yang


nantinya mampu menunjang pendanaan kegiatan P2M

7.

Mengadakan pelatihan bagi petugas kesehatan

8.

mengadakan pertemuan bulanan guna membahas kegiatan disertai dengan pelatihan atau
update skill petugas

9.

mengadakan refresh petugas yang diadakan secara teratur.

10.

Melakukan reshuffle tenaga kesehatan di bidang P2M dan disesuaikan dengan


kompetensinya

11.

Melakukan kegiatan lintas program dalam KIA guna saling membantu dalam pelaksanaan
program kegiatan.

12.

Membuat proposal permohonan untuk tambahan tenaga untuk administrasi di bidang P2M.

13.

Menetapkan dana tak terduga dari rancangan anggaran puskesmas yang digunakan untuk
bantuan saat wabah sampai dana dari pemerintah turun.

14.

Melakukan monitoring sebelum, saat dan setelah kegiatan dan mengadakan kegiatan lintas
program di dalam P2M untuk membahas pencapaian .

15.

Menambah jumlah alokasi dana pada dana tak terduga, sehingga nantinya apabila terdapat
kebutuhan mendadak dapat diambil dari dana tak terduga

16.

Melakukan pengajuan dana sejak awal dan dibuat dengan teliti untuk perkiraan kebutuhan
dana

3.9.

Proses Pengambilan Keputusan


Proses pengambilan keputusan menggunakan kriteria mutlak dan kriteria keinginan,
dilakukan melalui delapan langkah yaitu :
1. Menetapkan tujuan dan sasaran keputusan
a. Penyuluhan rutin tentang materi rumah sehat
b. Meningkatkan frekuensi pemeriksaan secara langsung
c. Mengadakan kunjungan ke desa percontohan
d. Mengadakan rekruitmen dari masyarakat
e. Mengadakan pelatihan dan pendidikan untuk calon kader
f. Menyelenggarakan iuran dana sehat untuk honor kader

g. Melakukan kerjasama lintas sektor dengan organisasi masyarakat setempat untuk


melakukan pengawasan
2. Menentukan kriteria mutlak dan kriteria keinginan bagi tercapainya tujuan
Kriteria mutlak :

Tenaga

Waktu

Dana

Metode

Kriteria keinginan

Biaya pelaksanaan terjangkau

Pelaksanaan mudah

Berkesinambungan

Peran serta masyarakat

Efektif

3. Menetapkan bobot kriteria keinginan

Biaya pelaksanaan terjangkau

: 10

Pelaksanaan mudah

:8

Berkesinambungan

:6

Peran serta masyarakat

:4

Efektif

:2

4. Inventarisasi alternatif yaitu kemungkinan-kemungkinan cara untuk mencapai tujuan


5. Menguji alternatif-alternatif tersebut ke dalam :

Matriks kriteria mutlak :


Alternatif yang tidak lulus segera dikeluarkan, sedangkan yang lulus dilanjutkan ke matriks
kriteria keinginan
Tabel 23. Matriks kriteria mutlak
Alternative

Tenaga

Waktu

Dana

Metode

L/TL

TL

TL

TL

TL

TL

TL

TL

TL

Keterangan :
Untuk jawaban Ya diberi Skor 1, jawaban Tidak diberi Skor 0, L = Lulus, TL = Tidak
Lulus
Karena didapatkan 1 alternatif yang lolos dalam criteria mutlak, maka tidak dilakukan
kriteria keinginan.
3.10.

Penyusunan Rencana Usulan Kegiatan (POA)


Tabel 25. Penyusunan rencana usulan kegiatan (POA) untuk cakupan balita dengan
pneumoni yang ditemukan /ditangani di Puskesmas Salaman II

Kegiatan
Persiapan

Tujuan

Sasara

Metode

Tempa

Waktu

Biaya

Terselengg

n
Petuga

Rapat

t
Puskes

Minggu

aranya

koordin

mas

ke

Dana

II operasio

Pelaksana Indikator
Kepala

keberhasilan
Input
:

Puskesma

keikutsertaa

Penyusunan

rencana

keseha

asi

Salama bulan

nal

rencana

kegiatan

tan

penyusu

n II

juni

Puskes

Penanggu

penjadwala

pelatihan

P2M

nan

2012

mas

ng jawab P2M

n pelatihan

tenaga

rencana

progaram

Process:

kesehatan

pelatiha

P2M

Terdapat

Menyusun

dan n

seluruh

anggota tim

SOP

n tenaga

kegiatan

pelatihan

kesehata

perencaanaa

tenaga

n P2M

n kegiatan

kesehatan

Output :

P2M

Terbentuk
tim

Menyiapkan
materi

pelatihan

pelatihan

dan

materi

yang
2. Pelaksanaan Petugas

Pemeg

pelatiha

Puskes

Minggu

Pelaksanaan melaksana

ang

mas

ke

Dana

III operasio

akan

PJ

disusun
Input:

program

Terbentuk

pelatihan

kan

progra

Slaam

bulan

nal

tim

tenaga

kegiatan

n II

juni

puskesm

pelaksana

kesehatan

pelatihan

2012-

as

Process:

P2M

untuk

06-07

petugas

Kegiatan
pelatihan

kesehatan

petugas

P2M

P2M

di

puskesmas

Output:

Salaman II

Pelaksanaan

dengan

kegiatan

baik sesuai

pelatihan

SOP.

sesuai
rencana

SOP
Outcome:
Peningkatan
ketrampilan
dan
pengetahuan
petugas
kesehatan
3. Pengawasan Menilai
,

Kepala

Penilaian keberhasila Puskes

Dilapor

Puskes

Minggu

kan

mas

ke

Dana

4 operasio

PJ

P2M
Input:

program

Terdapat

P2M

tenaga

dan

n pelatihan mas

dalam

Salama bulan

nal

Pengendalia

petugas

bentuk

n II

Juni

Puskes

pengawasan

P2M

2012

mas

atau

Membuat

dan

printout

mempertah

supervisi

laporan

ankan

Process:

kegiatan

ketrampila

Dilaksanaka

pelatihan

nnya

dan

Membuat

pengetahua

tes / ujian n

petugas

kegiatan
pengawasan

untuk

dengan

dan

mengukur

mengadaka

pelaporan

tingkat

kegiatan

serap tugas pelatihan-

Output:

kesehatan

pelatihan

Ada

akan materi

selanjutnya

pelaporan

Monitoring
oleh Kepala
Puskesmas

secara fisik

BAB IV
SIMPULAN DAN SARAN
4.1.

Simpulan
Dari laporan hasil peninjauan manajemen dan mutu pelayanan puskesmas di Puskesmas
Salaman II maka didapatkan :
a. Mahasiswa mampu mencari data dan masalah yang ada di Puskesmas Salaman II periode
Januari April 2012.
b. Mahasiswa mampu mengidentifikasi masalah manajemen pelayanan yang ada di
Puskesmas Salaman II periode Januari April 2012.
c. Mahasiswa mampu menentukan prioritas masalah dari beberapa masalah tersebut yang
didapat di Puskesmas Salaman II periode Januari April 2012.
d. Mahasiswa mampu menganalisa penyebab masalah yang didapat di Puskesmas Salaman II
periode Januari April 2012.
e. Mahasiswa mampu mencari alternatif pemecahan masalah dari prioritas penyebab masalah
yang terpilih di Puskesmas Salaman II periode Januari April 2012.
f. Mahasiswa mampu menentukan pengambilan keputusan dari alternatif masalah di
Puskesmas Salaman II periode Januari April 2012.
g. Mahasiswa mampu menyusun rencana kegiatan dari pemecahan masalah yang terpilih di
Puskesmas Salaman II periode Januari April 2012.

4.2 Saran

Untuk meningkatkan cakupan balita dengan pneumoni yang ditemukan/ditangani


diwilayah Puskesmas Salaman II, kami menyarankan hal hal sebagai berikut :
a.

Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan petugas kesehatan P2M

b.

Membuat kegiatan pelatihan dan pendidikan untuk petugas kesehatan P2M

c.

Mengadakan kegiatan pelatihan dan pendidikan utuk petugas kesehatan .

d.

Melakukan pengawasan dan pelaporan kegiatan pelatihan dan pendidikan petugas


kesehatan

BAB V
PENUTUP

Demikianlah laporan dan pembahasan tentang manajemen dan mutu pelayanan di Puskesmas
Salaman II. Dengan meninjau puskesmas dari segi perencanaan, pelaksanaan, pengendalian,
pengawasan dan pertanggungjawaban ditemukan masalah yang ditinjau dari segi manajemen dan
mutu pelayanan serta ditentukannya prioritas masalah dan alternatif pemecahan masalah.
Manajemen puskesmas sangat penting karena puskesmas sebagai unit pelaksana teknis dari dinas
kesehatan yang bertanggungjawab dalam pelaksanaan kegiatan pelayanan kesehatan mempunyai
keterbatasan-keterbatasan dalam hal tenaga kesehatan, dana, sarana-prasarana penunjang, sehingga
puskesmas perlu dikelola dengan sebaik-baiknya agar dapat mencapai hasil yang maksimal. Dimensi
mutu pelayanan juga penting karena pelayanan kesehatan yang diberikan oleh tenaga kesehatan harus
memperhatikan mutu. Kedua kegiatan tersebut saling terkait dan tidak dapat dipisahkan satu sama
lain, karena cakupan atau kuantitas yang tinggi belum tentu disertai dengan mutu atau kualitas yang
baik, begitu pula sebaliknya.

Kami menyadari bahwa kegiatan ini sangat penting dan bermanfaat bagi para calon dokter,
khususnya yang kelak akan terjun di puskesmas sebagai Health Provider, Manager, Decision Maker,
dan Communicator sebagai wujud peran serta dalam pembangunan kesehatan.
Akhir kata kami berharap laporan ini bermanfaat sebagai bahan masukan dalam usaha
peningkatan derajat kesehatan masyarakat di Wilayah Puskesmas Salaman II.

Anda mungkin juga menyukai