Anda di halaman 1dari 4

Instrumen

1. Instrumen pemotong
o Pisau bedah atau skalpel. Terutama digunakan untuk menyayat/insisipermulaan kulit. Tersedia dalam berbagai
ukuran sesuai keperluan. Bilah no.10 untuk pemakaian umum, insisi sederhana dan untuk pengambilan tandur alih
kulit. Bilah no.11 mempunyai ujung runcing dengan sisi tajam yang lurus untuk membuat tusukan, misalnya
pada abses, sedangkan bilah no.15 untuk pekerjaan yang membutuhkan ketelitian tinggi misalnya operasi di tangan
dan eksisijaringan parut.
o Gunting. Gunting ada 4 macam yaitu gunting Mayo, gunting Metzenbaum, gunting runcing, dan gunting balutan.
Gunting Mayo adalah gunting besar yang dirancang untuk memotong sruktur yang liat, misalnya fascia dan tendo.
Gunting Metzenbaum berukuran lebih kecil dan digunakan untuk memotong jaringan. Gunting runcing digunakan
untuk mendiseksi lebih cermat dan rapi. Gunting balutan adalah gunting khusus untuk memotong benang atau kain
pembalut.

Instrumen pemegang
o Pinset. Pinset bergerigi (pinset sirurgis) banyak dipakai untuk memegang jaringan subkutis, otot, serta fascia pada
saat mendiseksi dan menjahit. Pinset tak bergerigi (pinset anatomis) digunakan untuk memegang jaringan yang mudah
robek, seperti mukosa, dll.
o Klem. Klem pengenggam (klem Kocher) dirancang untuk memegang kulit dengan kuat sehingga dapat ditarik dan
tidak menimbulkan kerusakan jaringan, khususnya pembuluh darah. Klem hemostat (klem Pean) digunakan untuk
menghentikan perdarahan, mempunyai gigi yang lebih halus agar dapat menjepit dengan cermat. Umumnya
mempunyai bilah dengan bentuk melengkung atau lurus. Klem arteri berujung melengkung amat berguna untuk
menjepit pembuluh darah dan mengikat simpul yang terletak jauh di dalam luka. Jika dibutuhkan kecermatan tinggi
digunakan klem hemostat yang kecil dan melengkung disebut klem Mosquito.
o Pemegang jarum (needle holder). Mempunyai bilah yang kokoh, pendek dan lebar agar dapat menjepit dengan
kuat.
3. Instrumen penarik
Retraktor banyak dipakai untuk menyisihkan jaringan yang menghalangi gerakan, juga untuk memberikan pemaparan
yang lebih baik.
4. Instrumen penghisap
Digunakan bila perdarahan cukup banyak. Alat penghisap untuk prosedur minor adalah penghisap berujung Frazier.

Jarum
Jarum jahit bedah yang lurus atau lengkung, berbeda-beda bentuknya berdasarkan penampang batang jarum yang
bulat atau bersegi tajam dan bermata atau tidak bermata. Jarum umumnya dapat dibedakan menurut dua cara yaitu
atas dasar traumatis atraumatis serta menurut bentuk ujung dan penampangnya yaitu cutting noncutting.

Yang dimaksud jarum traumatis adalah jarum yang mempunyai mata untuk memasukkan benang di bagian
ujungnya yang tumpul. Disebut traumatis karena jarum ini pada bagian yang bermata ukuran penampangnya lebih
besar dari bagian ujungnya yang tajam sehingga akan menimbulkan bekas luka yang lebih besar. Hal ini kurang
menguntungkan jika digunakan pada jaringan yang halus seperti usus dan pembuluh darah atau jaringan kritis lainnya.
Keuntungannya adalah jarum ini dapat dipakai berulang kali dan harganya lebih murah. Jarum atraumatis adalah
jarum yang tidak bermata sehingga ujung jarum langsung dihubungkan dengan benang. Jarum ini mempunyai ukuran
penampang yang hampir sama besar dengan ukuran benangnya. Kerugiannya jarum ini hanya bisa dipakai sampai
benangnya habis dan harganya jauh lebih mahal dari jarumtraumatis.

Jarum cutting adalah jarum yang penampangnya berbentuk segitiga atau pipih dan tajam, sehingga ketika dipakai
dapat menyayat jaringan dan menimbulkan lubang yang lebih lebar. Jarum ini umumnya dipakai untuk menjahit kulit
dan tendo karena keduanya adalah jaringan yang sangat liat. Jarum noncutting atautappered adalah jarum yang
penampangnya bulat dan ujungnya saja yang tajam, sehingga tidak menimbulkan sayatan yang lebar pada kulit. Jarum
ini digunakan untuk menjahit jaringan lunak, fasia, dan otot.

Benang
Benang dapat dibagi menurut:
1. Penyerapan
a. Benang yang dapat diserap atau absorbable, contoh: catgut, asam poliglikolat(Dexon), asam
poliglaktik (Vicryl) dan polidioksanone. Yang paling sering dipakai adalah catgut dan Vicryl.
b. Benang tidak dapat diserap atau non-absorbable. Contoh: sutera, katun, poliester, nilon, polypropilene
(prolene), dan kawat tahan karat. Yang sering dipakai adalah sutera dan polypropilene.
2. Reaksi jaringan yang timbul terhadap materi yang digunakan untuk pembuatannya
a. Benang yang menimbulkan reaksi (besar), misalnya catgut, sutera, dan benang-benang multifilamen.
b. Benang yang menimbulkan reaksi minimal, misalnya nilon dan benag-benang monofilamen.
3. Filamen fisik
a. Benang multifilamen yang disusun/kepang (braided), misalnya sutera.
b. Benang monofilamen yang hanya terdiri dari satu filamen, misalnya nilon.

Jenis Benang yang Dapat Diserap


1. Catgut, terbuat dari usus halus kucing atau domba. Catgut merupakan benda asing bagi jaringan tubuh yang dapat
mempengaruhi penyembuhan luka. Plain catgut memiliki waktu absorbsi sekitar 10 hari. Chromic catgut yang

mengandung garam kromium memiliki waktu absorbsi yang lebih lama sampai 20 hari. Chromic catgut biasanya
menyebabkan reaksi inflamasi yang lebih besar dibandingkan plain catgut. Tidak terbukti bahwa catgut dapat
menyebabkan reaksi alergi. Catgut digunakan untuk mengikat pembuluh darah lapisan subkutaneus dan untuk
menutup kulit di skortum dan perineum.
2. Benang sintetis
a. Multifilamen
o Asam poliglikolat atau Dexon adalah benang sintetis yang mempunyai kekuatan regangan sangat besar. Diserap
habis setelah 60 90 hari. Efek reaksi jaringan yang dihasilkan lebih kecil daripada catgut. Digunakan untuk menjahit
fasia otot, kapsul organ, tendon dan penutupan kulit secara subkutikulet Dexon tidak mengandung protein kolagen,
antigen, dan zat pirogen sehingga menimbulkan reaksi jaringan yang minimal. Karena bentuknya yang berpilin jangan
digunakan untuk menjahit di permukaan kulit karena dapat meningkatkan pertumbuhan bakteri sehingga mudah
timbul infeksi.
o Asam poliglaktik atau vicryl adalah benang sintetis berpilin yang sifatnya mirip dengan dexon. Benang ini memiliki
kekuatan regangan sedikit di bawah dexon dan dapat diserap habis setelah 60 hari pascaoperasi. Hanya digunakan
untuk menjahit daerah-daerah yang tertutup dan merupakan kontraindikasi untuk jahitan permukaan kulit. Vicryl
biasanya berwarna ungu.
Untuk menghasilkan kekuatan yang memuaskan Vicryl dan dexon disimpul minimal tiga kali. Vicryl dan dexon
terutama digunakan untuk meligasi pembuluh darah, menautkan fasia, dan menjahit kulit secara subkutikular.
b. Monofilamen
Polidioksanone (PDS). Kekuatan regangannya bertahan selama 4 sampai 6 minggu dan diserap seluruhnya setelah 6
bulan. Karena monofilamen, benang ini sangat baik untuk menjahit daerah yang terinfeksi atau terkontaminasi.

Jenis Benang yang Tidak Dapat Diserap


1. Sutera atau silk adalah serat protein yang dihasilkan larva ulat sutera yang dipilin menjadi benang. Mempunyai
kekuatan regangan yang besar, mudah dipegang dan mudah dibuat simpul. Kelemahannya, kekuatan regangan dapat
menyusut pada jaringan yang berbeda-beda, umumnya timbul setelah 2 bulan pascapoperasi.
2. Poliester (dacron) merupakan serat poliester, berupa benang pilinan yang mempunyai kekutan regangan yang sangat
besar. Sangat dianjurkan untuk penutupan fasia. Kerugiannya adalah tidak digunakan pada jaringan yang terinfeksi
atau terkontaminasi karena bentuknya yang berpilin. Untuk kekuatan yang maksimal poliester disimpul minimal
sebanyak lima kali.
3. Polipropilene (prolene) adalah material monofilamen yang sangat halus sehingga tidak banyak menimbulkan
kerusakan dan reaksi jaringan. Biasanya berwarna biru. Pada beberapa merek prolene langsung bersambung dengan
jarum berukuran diameter sama sehingga tidak menimbulkan trauma yang berlebihan. Merupakan pilihan utama
untuk menjahit daerah yang terinfeksi atau terkontaminasi. Ukuran yang sangat kecil sering digunakan untuk bedah
mikro. Kelemahannya benang ini sulit disimpul dan sering terlepas sendiri.

4. Kawat baja dibuat dari baja yang mengandung karbon rendah merupakan bahan inert (tidak bereaksi dengan
jaringan). Menghasilkan kekuatan regangan yang terbesar dan reaksi jaringan yang minimal. Kesulitannya adalah
dalam hal menjahit dan harus hati-hati untuk mencegah supaya jaringan tidak terpotong atau terlipat (kinking).
Digunakan untuk menyambung ligamen, tendon dan tulang.

Ukuran Benang
Benang ukuran terbesar yang tersedia adalah nomor 5 yang kira-kira berukuran seperti kawat biasa. Ukuran akan
mengecil sampai ke nomor 1, yamg masih dianggap benang yang kasar. Ukuran yang lebih kecil lagi dimulai dari 1.0,
kemudian 2.0 , 3.0 dan seterusnya sampai yang terkecil 10.0. Untuk kegunaan biasa ukuran 5.0 sampai 1.0 adalah
ukuran baku. Ukuran 6.0 sampai 7.0 digunakan untuk anastomosis pembuluh darah halus, ukuran 8.0 sampai 10.0
untuk operasi mata dan bedah mikro, ukuran 0 1 cocok untuk menjahit fasia sedangkan ukuran 4.0 untuk menjahit
tendon.

Anda mungkin juga menyukai