Anda di halaman 1dari 5

Penatalaksanaan AUB

Menurut (Wiknjoksastro, 2007) & (Estephan A. 2005), prinsip secara umum yaitu :
1. Menghentikan perdarahan Langkah-langkah upaya menghentikan perdarahan adalah
sebagai berikut:
a.

Kuret (curettage) Hanya untuk wanita yang sudah menikah. 1. Kuret sebagai diagnostik
suatu penyakit rahim
Yaitu mengambil sedikit jaringan lapis lendir rahim, sehingga dapat diketahui
penyebab dari perdarahan abnormal yang terjadi misalnya perdarahan pervaginam
yang tidak teratur, perdarahan hebat, kecurigaan akan kanker endometriosis atau
kanker rahim, pemeriksaan kesuburan/ infertilitas.
2. Kuret sebagai terapi
Yaitu bertujuan menghentikan perdarahan yang terjadi pada keguguran
kehamilan dengan cara mengeluarkan hasil kehamilan yang telah gagal berkembang,
menghentikan perdarahan akibat mioma dan polip dengan cara mengambil mioma
dan polip dari dalam rongga rahim, menghentikan perdarahan akibat gangguan
hormon dengan cara mengeluarkan lapisan dalam rahim misalnya kasus keguguran,
tertinggalnya sisa jaringan plasenta, atau sisa jaringan janin di dalam rahim setelah
proses persalinan, hamil anggur, menghilangkan polip rahim (Damayanti, 2008).

b. Obat (medikamentosa)
o Golongan estrogen.
Pada umumnya dipakai estrogen alamiah, misalnya: estradiol valerat
(nama

generik) yang relatif menguntungkan karena tidak membebani

kinerja liver dan tidak menimbulkan gangguan pembekuan darah. Jenis lain,
misalnya: etinil estradiol, tapi obat ini dapat menimbulkan gangguan fungsi
liver. Dosis dan cara pemberian :

Estrogen konyugasi (estradiol valerat): 2,5 mg diminum selama 7-10 hari.


Benzoas estradiol: 20 mg disuntikkan intramuskuler. (melalui bokong)
Jika perdarahannya banyak, dianjurkan nginap di RS (opname), dan diberikan Estrogen
konyugasi (estradiol valerat): 25 mg secara intravenus (suntikan lewat selang infus) perlahanlahan (10-15 menit), dapat diulang tiap 3-4 jam. Tidak boleh lebih 4 kali sehari.
Estrogen intravena dosis tinggi ( estrogen konjugasi 25 mg setiap 4
jam sampai perdarahan berhenti ) akan mengontrol secara akut melalui
perbaikan proliferatif endometrium dan melalui efek langsung terhadap
koagulasi, termasuk peningkatan fibrinogen dan agregasi trombosit. Terapi
estrogen bermanfaat menghentikan perdarahan khususnya pada kasus
endometerium atrofik atau inadekuat. Estrogen juga diindikasikan pada
kasus DUB sekunder akibat depot progestogen ( Depo Provera ).2 Keberatan
terapi ini ialah bahwa setelah suntikan dihentikan, perdarahan timbul lagi.

o Obat Kombinasi
Terapi siklik merupakan terapi yang paling banyak digunakan dan
paling efektif. Pengobatan medis ditujukan pada pasien dengan perdarahan
yang banyak atau perdarahan yang terjadi setelah beberapa bulan amenore.
Cara terbaik adalah memberikan kontrasepsi oral ; obat ini dapat dihentikan
setelah 3 6 bulan dan dilakukan observasi untuk melihat apakah telah
timbul pola menstruasi yang normal. Banyak pasien yang mengalami
anovulasi kronik dan pengobatan berkelanjutan diperlukan.
o Golongan progesterone
Pertimbangan

di

sini

ialah

bahwa

sebagian

besar

perdarahan

fungsional bersifat anovulatoar, sehingga pemberian obat progesterone


mengimbangi pengaruh estrogen terhadap endometrium. Obat untuk jenis
ini, antara lain:
- Medroksi progesteron asetat (MPA): 10-20 mg per hari, diminum 7-10 hari.
- Norethisteron: 31 tablet, diminum selama 7-10 hari.
- Kaproas hidroksi-progesteron 125 mg secara intramuskular.
o OAINS

Menorragia dapat dikurangi dengan Obat Anti Inflamasi Non Steroid.


Fraser dan Shearman membuktikan bahwa OAINS paling efektif jika diberikan
selama 7 hingga 10 hari sebelum onset menstruasi yang diharapkan pada
pasien DUB ovulatori, tetapi umumnya dimulai pada onset menstruasi dan
dilanjutkan selama espisode perdarahan dan berhasil baik. Obat ini
mengurangi kehilangan darah selama menstruasi ( mensturual blood loss /
MBL ) dan manfaatnya paling besar pada DUB ovulatori dimana jumlah
pelepasan prostanoid paling tinggi.
2.

Mengatur menstruasi agar kembali normal Setelah perdarahan berhenti, langkah


selanjutnya adalah pengobatan untuk mengatur siklus menstruasi, misalnya dengan pemberian:
Golongan progesteron: 21 tablet diminum selama 10 hari. Minum obat dimulai pada hari ke 14-

3.

15 menstruasi.
Transfusi jika kadar hemoglobin kurang dari 8 gr%.

Terapi yang ini diharuskan

pasiennya untuk menginap di Rumah Sakit atau klinik. Sekantong darah (250 cc) diperkirakan
dapat menaikkan kadar hemoglobin (Hb) 0,75 gr%. Ini berarti, jika kadar Hb ingin dinaikkan
menjadi 10 gr% maka kira-kira perlu sekitar 4 kantong darah.
Penatalaksanaan berdasarkan tipe AUB
1. Perdarahan uterus disfungsi yang anovulatoir
Pil kontrasepsi oral digunakan untuk mengatur siklus haid dan
kontrasepsi. Pada penderita dengan siklus haid tidak teratur akibat anovulasi
kronik (oligo ovulasi), pemberian pil kontrasepsi mencegah resiko yang
berkaitan dengan stimulasi estrogen berkepanjangan terhadap endometrium
yang tidak diimbangi dengan progesteron (unopposed estrogen stimulation
of the endometrium). Pil kontrasepsi secara efektif dapat mengendalikan
perdarahan anovulatoir pada penderita pre dan perimenopause. Bila
terdapat kontraindikasi pemberian pil kontrasepsi ( perokok berat atau resiko
tromboflebitis) maka dapat diberikan terapi dengan progestin secara siklis
selama 5 12 hari setiap bulan sebagai alternatif.
OBAT

DOSIS
MAKSUD
Pil

Etinil estradiol 20 35 mcg + Mengatur siklus haid


Kontrasepsi
kontrasepsi progestin monofasik tiap hari

Mencegah
hiperplasia

Pil 35 mcg 2 4 kali sehari selama 5 endometrium

Penatalaksanaan
7 hari sampai perdarahan berhenti
perdarahan yang banyak
dan diikuti dengan penurunan secara
namum tidak bersifat gawat
bertahap sampai 1 pil 1 kali perhari
darurat
dan dilanjutkan dengan pemberian pil
kontrasepsi selama 3 siklus
: 5 10 mg / hari selama 5 10 hari @ Mengatur siklus haid

Mencegah
hiperplasia
Medroxypro bulan
Progestin
gesteron

endometrium

asetat
(Provera,
Prothyra)

2.

Perdarahan uterus disfungsi ovulatoir


Terapi medikamentosa untuk kasus menoragia terutama adalah NSAID
(asam mefenamat) dan AKDR-levonorgesterel (Mirena). Efektivitas asam
mefenamat, pil kontrasepsi, naproxen, danazol terhadap menoragia adalah
setara.
Efek samping dan harga dari androgen (Danazol atau GnRH agonis)
membatasi penggunaannya bagi kasus menoragia, namun obat-obat ini
dapat digunakan dalam jangka pendek untuk menipiskan endometrium
sebelum dikerjakan tindakan ablasi endometrium.
Obat antifibrinolitik secara bermakna mengurangi jumlah perdarahan,
namun obat ini jarang digunakan dengan alasan yang menyangkut
keamanan ( potensi menyebabkan tromboemboli).

3.

Pembedahan
Bila terapi medis gagal atau terdapat kontraindikasi maka dilakukan
intervensi pembedahan. Terapi pilhan pada kasus adenokarsionoma adalah
histerektomi, tindakan ini juga dipertimbangkan bila hasil biopsi menunjukan
atipia.
TINDAKAN
ALASAN
Histeroskopi operatif
Abnormalitas struktur intra uteri.
Mimektomi (abdominal, Mioma uteri.
laparoskopik,

histeroskopik)
Reseksi
endometrial Terapi menoragia atau menometroragia
transervikal
resisten.
Ablasi
endometrium Terapi menoragia atau menometroragia
(thermal

balloon/roller resisten dalam rangka penatalaksanaan

ball)
Embolisasi arteri uterina
Histerektomi

perdarahan uterus akut yang resisten


Mioma uteri.
Hiperplasia
atipikal,
karsinoma
endometrium.

Anda mungkin juga menyukai