Anda di halaman 1dari 12

TUGAS MANDIRI TERSTRUKTUR

SEJARAH INDONESIA
PEMERINTAHAN DAENDELS DAN
RAFFLES

Oleh :
Sarah Savira (29 / XI MIPA 2)

SMA N 1 WONOSARI
Jl. Brigjen Katamso No. 04 , Wonosari , Gunungkidul

TAHUN AJARAN 2015/2016

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Herman Willem Daendels lahir di Hattem, Belanda pada tanggal 21 Oktober 1762. Dia putra
Burchard Johan Daendels, seorang sekretaris wali kota, dan ibunya Josina Christina Tulleken.
Ketika menginjak dewasa, Daendels belajar hukum di Universitas Hardwijk. Ia lulus pada tanggal
10 April 1783. Ia mencapai pangkat jenderal pada tahun 1795 sebagai tentara Republik Batavia.
Kemudian, pada tanggal 28 Januari 1807 atas saran Kaisar Nepoleon Bonaparte, ia dikirim ke
Hindia Belanda sebagai Gubernur Jenderal dengan tugas melindungi Pulau Jawa dari serangan
Inggris. Pada masa pemerintahannya di Indonesia, ia membuat birokrasi menjadi lebih efisien dan
mengurangi korupsi, tetapi ia sendiri dituduh korupsi dan memperkaya diri sendiri. Akhirnya ia
dipanggil pulang ke Belanda. Kekuasaannya di Indonesia digantikan oleh Janssens. Daendels
meninggal dunia pada tanggal 8 Mei 1818.
Thomas Stamford Raffles bernama lengkap Thomas Stamford Bringley Raffles ini lahir 6
Juli 1781 berkewarganegaraan Inggris. Ia adalah seorang Gubernur Jenderal Hindia-Belanda yang
terbesar. Ia juga dikatakan pendiri kota dan Negara kota Singapura. Bermula menjadi palayan
humaniter utama kemudian menciptakan lewat tulisannya, suatu legenda histori mengenai
administrasinya di Jawa dan akhirnya dengan suatu kebijakan ekspansi yang berani sehingga
membuat dia mencapai keberhasilan terbesarnya yaitu pendirian Singapura.Dia menulis begitu baik
dalam bentuk yang sangat menarik, sehingga selama seabad setelah kematiannya orang menilai
Raffles lebih berdasarkan kata-katanya dari pada perbuatannya. Keberhasilan Inggris dalam
ekspansinya ini membawa nama Raffles menjadi semakin dikenal dan yang tidak kalah pentingnya
adalah melejitnya karir Raffles yang semakin tinggi di usianya yang masih muda. Pada tahun 1818,
Thomas Stamford Raffles kembali ke timur dan di promosikan menjadi gubernur Bengkulu.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Siapa itu Daendels dan apa saja pandangan-pandangannya?
2. Bagaimanakah dampak pemerintahan Daendels bagi kehidupan ekonomi dan sosial
kemasyarakatan di Indonesia?
3. Apa yang menyebabkan Daendels digantikan oleh Jan William Jansen, dan apa yang dilakukan
setelah menggantikan Daendels?
4. Apa saja Prinsip-prinsip Raffles dalam memerintah?

5. Apa saja Usaha-usaha Raffles dalam menjalankan Pemerintahan?


7. Bagaimana kebijakkan tentang land rent?

C. TUJUAN
1. Memahami dan mengetahui siapa itu Deandels dan pandangan-pandangannya.
2. Memahami dan mengetahui dampak pemerintahan Deandels bagi kehidupan ekonomi dan sosial
kemasyarakatan di Indonesia.
3. Memahami dan mengetahui penyebab Daendels digantikan oleh Jan Willem Jansen dan semua
yang dilakukannya saat menggantikan Daendels.
4. Memahami dan mengetahui prinsip-prinsip Raffles dalam memerintah.
5. Memahami dan mengetahui usaha-usaha Raffles dalam memerintah.
6. Memahami apa itu land rent.

PEMBAHASAN

A. Tokoh Deandels dan pandangan-pandangannya


Herman Willem Daendels adalah
seorang

politikus

Belanda

yang

merupakan Gubernur Jenderal HindiaBelanda yang ke-36. Ia diangkat oleh


Louis Napoleon. Ia menjabat sebagai
gubernur jenderal pada tahun 1808-1811.
Pada saat itu Belanda sedang dikuasai
oleh Perancis. Deandels memiliki tugan
utama untuk melindungi Pulau Jawa dari
serangan Inggris, karena pada saat itu
Hindia-Belanda (Indonesia) tengah berada
di bawah ancaman Inggris yang saat itu
tengah menduduki India.Sebagai seorang
revolusioner, Deandels sangat mendukung
perubahan-perubahan liberal . beliau juga bercita-cita untuk memperbaiki nasib rakyat dengan
memajukan pertanian dan perdagangan. Namun dalam menjalankan tugasnya itu, Deandels
memiliki sifat dictator dan kejam sehingga yang muncul adalah penyiksaan terhadap rakyat.
1. Dalam bidang pertahanan dan keamanan
a. Membangun benteng-benteng pertahanan baru.
b. Membangun pangkalan angkatan laut di Anyer dan Ujungkulon.
c. Meningkatkan jumlah tentara, dengan mengambil orang-orang pribumi karena pada waktu
pergi ke Nusantara, Daendels tidak mambawa pasukan.
d. Mebangun jalan raya dari Anyer sepanjang kurang lebih 1.100 km. Jalan ini sering
dinamakan Jalan Daendels.
2. Bidang pemerintahan
a. Membatasi secara ketat kekuasaan raja-raja di Nusantara.
b. Membagai Pulau Jawa menjadi sembilan daerah prefectuur/prefektur. Setiap prefek ( ketua
prefektur ) langsung bertanggung jawab kepada Gubernur Jenderal. Di dalam struktur
pemrintahan kolonial, setiap pefek membawahi para bupati.
c. Kedudukan bupati sebagai penguasa tradisional diubah menjadi pegawai pemerintah
(kolonial) yang digaji.
d. Kerajaan Banten dan Cirebon dihapuskan dan daerahnya dinyatakan sebagai wilayah
pemrintah kolonial.

3. Bidang peradilan
a. Daendels membentuk tiga jenis peradilan
1) Peradilan untuk orang Eropa
2) Peradilan untuk orang-orang Timur Asing
3) Peradilan untuk orang-orang pribumi. Peradilan untuk kaum pribumi dibentuk di setiap
prefektur, misalnya di Batavia, Surabaya, dan Semarang.
b. Peraturan untuk pemberantasan korupsi tanpa pandang bulu. Pemerantasan korupsi
diberlakukan terhadap siapa saja termasuk orang-orang Eropa, dan Timur Asing.
4. Bidang sosial ekonomi
a. Daendels memaksakan berbagai perjanjian dengan penguasa Surakarta dan Yogyakarta yang
intinya melakukan penggabungan banyak daerah ke dalam wilayah pemerintahan kolonial,
misalnya daerah Cirebon.
b. Meningkatkan usaha pemasukan uang dengan cara pemungutan pajak.
c. Meningkatkan penanaman tanaman yang hasilnya laku di pasaran dunia.
d. Rakyat diharuskan melaksanakan penyerahan wajib hasil pertaniannya.
e. Melakukan penjualan tanah-tanah kepada pihak swasta.

B. Dampak pemerintahan Daendels bagi kehidupan ekonomi dan sosial


kemasyarakatan di Indonesia
Daendels mengubah bentuk sistem pemerintahan tradisional menjadi sistem pemerintahan
Eropa. Pulau Jawa dibagi menjadi 9 prefektur (keresidenan), yang dikepalai oleh seorang residen
yang membawahi beberapa bupati. Para bupati diberi gaji tetap dan tidak diperkenankan meminta
upeti pada rakyat. Selain itu Daendels memiliki kebijakan antara lain, membangun jalan raya dari
Anyer ke Panarukan, membangun benteng-benteng pertahanan sebagai bentuk antisipasi terhadap
serangan Inggris yang juga ingin menguasai Pulau Jawa,, membangun pangkalan AL di Ujung
Kulon dan Merak, menambah jumlah pasukan dari 4000 orang menjadi 20.000 orang,dan
mendirikan pabrik senjata di Semarang dan Surabaya. Dengan adanya berbagai kebijakan itu maka
menimbulkan dampak tertentu pula bagi Indonesia yaitu :
Kewibawaan para bupati di hadapan rakyatnya menjadi merosot, karena bupati adalah pegawai

pemerintah yang harus tunduk pada keinginan pemerintah.


Rakyat Indonesia mengalami penderitaan yang sangat hebat. Selain dituntut untuk membayar
pajak-pajak pemerintah, mereka juga diharuskan untuk terlibat dalam rodi pembangunan jalan

raya pos.
Untuk menutupi biaya pembangunan, tanah rakyat dijual kepada orang-orang partikelir Belanda
dan Tionghoa. Penjualan tanah juga termasuk penduduk yang mendiami tanah tersebut sehingga
penderitaan rakyat kecil semakin bertambah akibat tindakan sewenang-wenang pemilik tanah.

Ribuan rakyat Indonesia meninggal dunia dalam proyek pembuatan jalan raya AnyerPanarukan.

C. Alasan digantikannya Daendels oleh Jassens dan yang dilakukannya


setelah menggantikan Daendels.
Daendels adalah seorang liberal, namun setelah datang ke Indonesia sikapnya berubah
menjadi seorang dictator yang bertindak kejam dan sewenang-wenang. Pemerintah Daendels di
Indonesia yang sangat kejam membuat rakyat Indonesia menderita. Hal inilah yang membuat
kebencian dari orang-orang Belanda di Indonesia. Mereka mengirimkan surat kepada pemerintah
Belanda. Sehingga pada bulan Mei 1811 Daendels dipanggil
kembali ke Belanda. Ada beberapa sumber yang mengatakan
bahwa akhirnya Daendels dikucilkan di Pantai Emas, Afrika
Selatan, namun ada juga yng mengatakan bahwa Daendels
digantikan oleh Janssen karena Napoleon Bonaparte
diikutsertakan dalam penyerbuan ke Rusia pada Perang
Koalisi VI. Pada tahun 1806 Janssen terusir dari Tanjung
Harapan karena daerah itu dalam penguasaan Inggris. Pada
tahun 1810 Janssen
menggantikan

diperintahkan pergi ke Jawa dan

Daendels

tahun

1811.

Dalam

pemerintahannya Janssen mencoba memperbaiki keadaan


yang telah diperbuat oleh Daendels. Sementara itu penguasa Inggris di India, Lord Minto telah
memerintahkan Thomas Stamford Raffles yang berkedudukan di Pulau Penang untuk segera
menguasai Jawa.
Raffles segera mempersiapkan armadanya untuk menyeberangi Laut Jawa. Pengalaman
pahit Janssen saat terusir dari Tanjung Harapan pun terulang. Pada Tanggal 4 Agustus 1811
sebanyak 60 kapal Inggris di bawah komando Raffles telah muncul di perairan sekitar Batavia.
Beberapa minggu berikutnya, tepatnya pada tanggal 26 Agustus 1811 Batavia jatuh ke tangan
Inggris. Janssen berusaha menyingkir ke Semarang bergabung dengan Legiun Mangkunegara dan
prajurit-prajurit dari Yogyakarta serta Surakarta. Namun pasukan Inggris lebih kuat sehingga
berhasil memukul mundur Janssen beserta pasukannya. Janssen kemudian mundur ke Salatiga dan
akhirnya menyerah di Tuntang. Penyerahan Janssen secara resmi ke pihak Inggris ditandai dengan

adanya Kapitulasi Tuntang pada tanggal 18 September 1811. Isi pokoknya adalah seluruh Pulau
Jawa menjadi milik Inggris.

D. Prinsip-prinsip Raffles dalam memerintah


Kolonialisme Inggris di Indonesia Tanggal 18 September 1811 adalah tanggal dimulainya
kekuasaan Inggris di Hindia. Gubernur Jenderal Lord
Minto secara

resmi

mengangkat

Raffles

sebagai

penguasanya. Pusat pemerintahan Inggris berkedudukan


di Batavia. Sebagai penguasa di Hindia, Raffles mulai
melakukan

langkah-langkah

untuk

memperkuat

kedudukan Inggris di tanah jajahan. Dalam rangka


menjalankan pemerintahannya, Raffles berpegang pada
tiga prinsip.
Tiga prinsip Raffles dalam menjalankan
Pemerintahan :
1. Segala bentuk kerja rodi dan penyerahan wajib
dihapus, diganti penanaman bebas oleh rakyat.
2. Peranan para bupati sebagai pemungut pajak
dihapuskan dan para bupati dimasukkan sebagai
bagian pemerintahan kolonial.
3. Atas dasar pandangan bahwa tanah itu milik pemerintah, maka rakyat penggarap dianggap
sebagai penyewa.
Berangkat dari tiga prinsip itu Raffles melakukan beberapa langkah, baik yang menyangkut
bidang politik pemerintahan maupun bidang sosial ekonomi.

E. Usaha Raffles dalam menjalankan pemerintahan


Kebijakan politik Raffles di Indonesia dijalankan berdasarkan asas-asas liberal yang
menjunjung tinggi persamaan derajat dan kebebasan manusia. Dijiwai oleh nilai-nilai liberal,
Raffles bermaksud mewujudkan kebebasan dan menegakkan hukum dalam pemerintahannya, yaitu
berupa :
Perwujudan kebebasan dilaksanakan berupa kebebasan menanam, berdagang, dan produksi

berupa ekspor.
Penegakkan hukum diwujudkan berupa perlindungan hukum kepada rakyat agar bebas dari
kesewenang-wenangan.

Sesuai dengan kebijakan politiknya tersebut, Raffles menerapkan kebijakan ekonomi seperti
yang dijalankan Inggris di India. Hal tersebut karena Indonesia memiliki banyak persamaan yaitu
sama-sama negara agraris.
Berikut adalah usaha-usaha Raffles dalam pemerintahannya :
No

Bidang ekonomi

.
1

Melakukan sistem Land Rent Menghapus sistem monopoli. Merintis pembangunan Kebun
dengan

cara

pemungutan

Bidang sosial

melakukan
pajak

perseorangan.
Mewajibkan petani

Bidang budaya

Raya Bogor.

secara
untuk Menghapus

sistem Menulis buku dengan judul

membayar sewa tanah dalam perbudakan.


bentuk uang.
Melakukan

pemungutan Menghapus

The History of Java


penyerahan Menemukan bunga Rafflesia

pajak tanah untuk semua wajib dan sistem penyerahan arnoldi di pedalaman hutan
hasil penanaman sawah.

paksa.
Mengangkat para bupati menjadi Membagi

pegawai negeri yang bertugas

Bengkulu.
Pulau

Jawa Memberikan

menjadi 16 keresidenan.

untuk memungut pajak tanah.

kepada

bantuan-bantuan
lembaga-lembaga

kebudayaan dalam negeri.

F. Kebijakan land rent


Sewa tanah diperkenalkan di Jawa semasa pemerintahan peralihan Inggris (1811-1816) oleh
Gubernur Jenderal Stamford Raffles. Thomas Stamford Raffles menyebut Sistem Sewa tanah
dengan istilah landrente. Peter Boomgard (2004:57) menyatakan bahwa: Kita perlu membedakan
antara landrente sebagai suatu pajak bumi atau lebihtepat pajak hasil tanah, yang diperkenalkan
tahun 1813 dan masih terus dipungut pada akhir periode colonial, dan andrente sebagai suatu sistem
(Belanda: Landrente Stelsel), yang berlaku antara tahun 1813 sampai 1830. Tanah disewakan
kepada kepala-kepala desa di seluruh Jawa yang pada gilirannya bertanggungjawab membagi tanah
dan memungut sewa tanah tersebut. sistem sewa tanah ini pada mulanya dapat dibayar dengan uang
atau barang, tetapi selanjutnya pembayarannya menggunakan uang. Gubernur Jenderal Stamford
Raffles ingin menciptakan suatu sistem ekonomi di Jawa yang bebas dari segala unsur paksaan, dan
dalam rangka kerjasama dengan raja-raja dan para bupati.
Ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam sistem pajak tanah.

Segala bentuk penyerahan wajib dan kerja paksa dihapuskan.

Semua tanah menjadi milik pemerintah kolonial.

Penyewahan tanah di beberapa daerah dilakukan berdasarkan kontrak dan batas waktu.

Tiga aspek pelaksanaan sistem sewa tanah:


1.

Penyelenggaraan sistem pemerintahan atas dasar modern


Pergantian dari sistem pemerintahan yang tidak langsung yaitu pemerintahan yang
dilaksanakan oleh para raja-raja dan kepala desa. Penggantian pemerintahan tersebut berarti
bahwa kekuasaan tradisional raja-raja dan kepala tradisional sangat dikurangi dan sumbersumber penghasilan tradisional mereka dikurangi ataupun ditiadakan. Kemudian fungsi para

2.

pemimpin tradisional tersebut digantikan oleh para pegawai-pegawai Eropa.


Pelaksanaan pemungutan sewa
Pelaksanaan pemungutan sewa selama pada masa VOC adalah pajak kolektif, dalam artian
pajak tersebut dipungut bukan dasar perhitungan perorangan tapi seluruh desa. Pada masa
sewa tanah hal ini digantikan menjadi pajak adalah kewajiban tiap-tiap orang bukan seluruh

desa.
3. Pananaman tanaman dagangan untuk diekspor
Pada masa sewa tanah ini terjadi penurunan dari sisi ekspor, misalnya tanaman kopi yang
merupakan komoditas ekspor pada awal abad ke-19 pada masa sistem sewa tanah mengalami
kegagalan, hal ini karena kurangnya pengalaman para petani dalam menjual tanamantanaman mereka di pasar bebas, karena para petani dibebaskan menjual sendiri tanaman yang
mereka tanam.
Pelaksanaan sewa tanah yang diterapkan Raffles mempunyai tujuan berikut :
1. Para petani dapat menanam dan menjual hasil panennya secara bebas untuk mwmotivasi mereka
agar lebih giat sehingga kesejahteraannya menjadi baik.
2. Daya beli masyarakat makin meningkat sehingga daoat membeli barang-barang industri Inggris.
3. Pemerintahan kolonial mempunyai pemasukan negara secara tetap dan cukup terjamin.
4. Memberikan kepastian hukum atas tanah yang dimiliki petani.
5. Secara bertahap mengubah sistem ekonomi barang menjadi ekonomi uang.

Pokok-pokok kebijakan sistem land rent adalah :


1. Segala bentuk penyerahan wajib dan kerja paksa dihapuskan dan rakyat diberi kebebasan dalam
menentukan jenis tanaman yang akan ditanamnya.
2. Peranan para bupati sebagai pemungut pajak dihapuskan dan sebagai gantinya mereka dijadikan
sebagi aparat negara yang bertanggung jawab pada pemerintah

3. Pemerintah Inggris adalah pemilik tanah. Setiap petani yang menggarap tanah dianggap sebagai
penyewa tanah milik pemerintah. Setiap penyewa tanah diwajibkan untuk membayar pajak
sebagai uang sewa.

Namun pada akhirnya sistem sewa tanah atau land rent mengalami kegagalan. Kegagalan
tersebut disebabkan oleh :
1. Sistem pajak tanah tidak mendapat dukungan dari para bupati.
2. Sebagian besr masyarakat pedesaan belum mengenal sistem ekonomi uang.
3. Adanya kesulitan untuk menentukan besarnya jumlah pajak bagi para penyewa tanah.

PENUTUP
A. KESIMPULAN

Belanda mengirimkan Daendels ke Indonesia sebagai gubernur jenderal. H.W. Daendels sebagai
Gubernur Jenderal memerintah di Nusantara pada tahun 1808-1811.
Tugas pokok Daendels adalah mempertahankan Jawa agar tidak dikuasai Inggris. Usahanya
antara lain : membangun benteng-benteng pertahanan baru, membangun pangkalan angkatan
laut di Anyer dan Ujungkulon, meningkatkan jumlah tentara, dan mebangun jalan raya dari
Anyer.
Dampak Pemerintahan Daendels Bagi Kehidupan Ekonomi Dan Sosial Kemasyarakatan Di
Indonesia adalah kemiskinan dan penderitaan rakyat yang berkepanjangan, sehingga banyak
menimbulkan berbagai reaksi rakyat.
Alasan Yang Menyebabkan Daendels Digantikan Oleh Jan William Jansen adalah karena
Pemerintahan Dandels yang kejam dan membuat rakyat Indonesia menderita, dan yang
dilakukan setelah meggantikan Daendels adalah mencoba memperbaiki, namun kekuasaan
Janssen ini tak berlangsung lama karena telah digantikan Raffles saat terjadi perebutan
kekuasaan.
Prinsip-prinsip Raffles dalam memerintah antara lain segala bentuk kerja rodi dan penyerahan
wajib dihapus, peranan para bupati sebagai pemungut pajak dihapuskan dan para bupati
dimasukkan sebagai bagian pemerintahan kolonial, dan atas dasar pandangan bahwa tanah itu
milik pemerintah, maka rakyat penggarap dianggap sebagai penyewa.
Usaha-usaha Raffles dalam menjalankan Pemerintahan antara lain : membagi Pulau Jawa
menjadi 16 kariesidenan, tiap pemilik tanah diwajibkan membayar pajak tanah, kekuasaan raja
dan bangsawan dikurangi, dan pekerja rodi dibatasi dan perbudakan dilarang.
Kebijakan dan program lend rent atau sewa tanah tidak terlepas dari pandangannya mengenai
tanah sebagai faktor produksi. Menuut Raffles, pemerintah adalah satu-satunya pemilik tanah.
Dengan demikian sudah sewajarnya apabila penduduk Jawa menjadi penyewa dengan
membayar pajak sewa tanah dari tanah yang diolahnya.

B. SARAN
1. Sebaiknya kita harus bisa menghargai berbagai upaya pengorbanan yang telah dilakukan
pahlawan dalam kemerdekaan Indonesia
2. Kita harus mau mempelajari lebih lanjut tentang keberadaaan Pemerintahan Daendels Dan
Raffles di Indonesia, agar pada masa mendatang keadaan tersebut tidak terjadi lagi
3. Kita harus menghargai sejarah dengan memperuas pengetahuan kita tentang sejarah
4. Kita harus memperluas wawasan daan ilmu kita sehingga tidak akan terjadi lagi penjajahan di
masa-masa mendatang dan tidak ada lagi campur tangan bangsa asing dalam pemerintahan
negara kita.

DAFTAR PUSTAKA
http://pujel.blogspot.com/2015/01/pemerintahan-raffles-dan-deandels.html
https://www.google.co.id/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&cad=rja&uact=8&ved=0CBsQFjAAahUKEwjY9Iqrx
tfHAhVOkI4KHVjPCQw&url=https%3A%2F%2Fprakasitapuspitasiwi.files.wordpress.com
%2F2014%2F12%2Fsejarah-tmt3.docx&usg=AFQjCNE3zXW795V_nPdnw1RW4SWBy3uXkQ&bvm=bv.101800829,d.c2E
https://lathifahirbah.wordpress.com/2014/09/09/mengevaluasi-penjajahan-pemerintah-hindiabelanda/
https://www.google.co.id/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&cad=rja&uact=8&ved=0CBsQFjAAahUKEwjUtvi7tfHAhXIPo4KHaPUBDw&url=http%3A%2F%2Ff-edu.googlecode.com%2Ffiles%2FCatatan
%2520IPS%2520Sejarah%2520Bab
%25201.docx&usg=AFQjCNGst_Kxi3A1PxwvkyWnLa4xQN9apg&bvm=bv.101800829,d.c2E
http://www.pustakasekolah.com/kolonialisme-inggris-di-indonesia.html
http://pendidikan4sejarah.blogspot.com/2012/05/sistem-sewa-tanah-masa-raffles.html

Anda mungkin juga menyukai