Anda di halaman 1dari 7

Tugas 3 Geodesi Satelit

Dibuat oleh:
Fajar Adi Ramdhani (15114004)

TEKNIK GEODESI DAN GEOMATIKA


FAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2014

Pengukuran Keliling bumi oleh Eratosthenes


Eratosthenes membandingkan fenomena yang terjadi di kota Shina
(Aswan) dan Alexandria. Ia mengamati bahwa setiap tanggal 22 Juni,
sebuah sumur di kota Shina mendapatkan penyinaran menyeluruh, yang
artinya Matahari tegak lurus. Sementara itu, tugu di kota Alexandria
memperlihatkan bayangan pada tanggal yang sama
Dari pengamatannya, Eratosthenes percaya bahwa Bumi berbentuk bulat
dan bahwa Shina dan Alexandria terletak di Meridien yang sama.
Eratosthenes kemudian menemukan sebuah persamaan, bahwa keliling
Bumi dibagi jarak dua kota yang terletak pada meridien yang sama, sama
dengan 360 derajat dibagi sudut antara dua kota tersebut.
Untuk mengukur keliling Bumi, Eratosthenes menghitung jarak Shina Alexandria adalah 5000 Stadia (800 km). Pengukuran diperoleh dengan
mengalikan waktu tempuh perjalanan yang selama 50 hari dengan kereta
berkecepatan 100 stadia. Stadia adalah arena olah raga yang dipakai
masyarakat Yunani, berukuran keliling 185 meter.
Eratosthenes berteori bahwa cahaya Matahari yang mencapai Bumi
berjalan pararel. Dari hal tersebut, ia mengungkapkan bahwa sudut
antara Alexandria dan Shina adalah 1/5 sudut keliling Bumi atau 7,12
derajat. Dengan perhitungannya, Eratosthenes mendapatkan hasil bahwa
keliling Bumi adalah 250.000 stadia atau 46.300 kilometer.

Perhitungan jari-jari Bumi


K

bumi

= 2 r

bumi

46.300 = 2 (3.14) r
r

bumi

46.300
2(3.14)

bumi

bumi

= 7368.87 Km

Perkembangan Sistem Koordinat dalam bidang


Geodesi
Sistem Koordinat Geodetik
Sistem koordinat yang paling umum digunakan pada saat ini adalah
sistem lintang (), bujur (), dan ketinggian (h- tinggi di atas ellipsoid).
Sistem koordinat ini mengacu pada permukaan suatu bentuk ellipsoida
tertentu dan tergantung juga pada ukuran, bentuk dan orientasi tiga
dimensi ellipsoida. Dalam sistem koordinat geodetik, model permukaan
bumi didekati dengan model ellipsoida sebagai model permukaan
referensi.
Pada sistem ini meridian utama dan ekuator merupakan bidang-bidang
referensi yang digunakan untuk mendefinisikan koordinat lintang () dan
bujur (). Lintang geodetik () suatu titik adalah sudut yang dibentuk oleh
bidang ekuator (=0), dengan garis normal terhadap ellipsoid referensi.
Bujur geodetik () suatu titik adalah sudut yang dibentuk oleh bidang
referensi (meridian utama, =0) dengan bidang meridian yang melalui
titik yang bersangkutan. Tinggi geodetik (h) adalah jarak titik yang
bersangkutan dari ellipsoid referensi dalam arah garis normal terhadap

ellipsoid referensi.

Sistem Koordinat UTM

Sistem UTM (Universal Transvers Mercator ) sering digunakan pada


pemetaan wilayah Indonesia. UTM menggunakan silinder yang
membungkus ellipsoid dengan kedudukan sumbu silindernya tegak lurus
sumbu tegak ellipsoid (sumbu perputaran bumi) sehingga garis singgung
ellipsoid dan silinder merupakan garis yang berhimpit dengan garis bujur
pada ellipsoid.
Pada sistem proyeksi UTM didefinisikan posisi horizontal dua dimensi (x,y)
menggunakan proyeksi silinder, transversal, dan konform yang memotong
bumi pada dua meridian standar. Seluruh permukaan bumi dibagi atas 60
bagian yang disebut dengan UTM zone. Setiap zone dibatasi oleh dua
meridian sebesar 6 dan memiliki meridian tengah sendiri.
Setiap zone UTM memiliki system koordinat sendiri dengan titik nol pada
perpotongan antara meridian sentralnya dengan ekuator. Untuk
menghindari koordinat negatif, meridian tengah diberi nilai awal absis (x)
500.000 meter. Untuk zone yang terletak di bagian selatan ekuator (LS),
juga untuk menghindari koordinat negatif ekuator diberi nilai awal ordinat
(y) 10.000.000 meter. Sedangkan untuk zone yang terletak di bagian
utara ekuator, ekuator tetap memiliki nilai ordinat 0 meter.
Untuk wilayah Indonesia terbagi atas sembilan zone UTM, dimulai dari
meridian 90 BT sampai dengan 144 BT dengan batas pararel (lintang)
11 LS hingga 6 LU. Dengan demikian wilayah Indonesia dimulai dari
zone 46 (meridian sentral 93 BT) hingga zone 54 (meridian sentral 141
BT).
Ciri Proyeksi UTM:
1. Proyeksi bekerja pada setiap bidang Ellipshoid yang dibatasi
cakupan garis meridian dengan lebar yang disebut zone.
2. Proyeksi garis meridian pusat (MC) merupakan garis vertikal pada
bidang tengah poyeksi.
3. Proyeksi garis lingkar equator merupakan garis lurus horizontal di
tengah bidang proyeksi.
4. Grid merupakan perpotongan garis-garis yang sejajar dengan dua
garis proyeksi pada butir dua dan tiga dengan interval sama. Jadi
garis pembentukan gridn bukan hasil dari garis Bujur atau Lintang
Ellipshoide (kecuali garis Meridian Pusat dan Equator).
5. Penyimpangan arah garis meridian terhadap garis utara grid di
Meridian Pusat = , atau garis arah meridian yang melalui titik luar
Meridian Pusat tidak sama dengan garis arah Utara Grid Peta yang

disebut Konvegerensi Meridian. Dalam luasan dan skala tertentu


tampilan simpangan ini dapat diabaikan karena kecil.

Peta UTM Dunia

Peta UTM Indonesia

Sistem Koordinat TM-3


Sistem koordinat ini memodifikasi sistem koordinat yang sudah ada
sebelumnya yaitu UTM (Universal Transverse Mecantor) WGS 1984,
dengan cara membagi sistem proyeksi UTM 6 derajat ke 3 derajat.
Sehingga dalam satu zona UTM 49 selatan misalnya, terdiri dari 2 zona
TM-3, yaitu TM-3 zona 49.1 dan TM-3 zona 49.2. Sistem koordinat ini
merupakan sistem yang digunakan oleh Badan Pertanahan Nasional (BPN)
karena dianggap memiliki akurasi koordinat posisi lokasi yang tinggi.
Dengan demikian, dapat dikatakan jika sistem koordinat TM-3 merupakan
turunan dari sistem koordinat UTM.
Sistem koordinat TM-3 juga mempunyai beberapa karakteristik, yaitu
silinder, konform, tangent, transversal, zone proyeksinya 3, faktor skala
di meridian sentral = 0.9999, titik nol sumbu y dari sistem koordinat peta
terletak pada garis equator, titik nol sumbu x dari sistem koordinat peta
terletak pada garis meridian sentral , Absis semu (T) : 200 000 meter + X
dan Ordinat semu (U) : 1 500 000 meter + Y.
Peta Pembagian Zona TM 3

Hasil Sketsa lokasi titik A dan B pada sistem koordinat


geodetik geosentrik dengan ellipsoid tertentu
Diketahui data seperti dibawah ini
Koordinat
Lintang

Titik A
300 LU

Titik B
450 LS

Bujur

1200 BT

1200 BB

Tinggi Ellipsoid

+500 M

-500 M

Hasil Sketsa

Anda mungkin juga menyukai