Anda di halaman 1dari 76

NUTRISI PADA

GASTROINTESTINAL

Salli Fitriyanti, dr., MS, SpGK

Pendahuluan
Fungsi GIT yg normal penting untuk
proses digesti, absorpsi, & ingesti
zat-zat gizi
Ggn pd GIT mempengaruhi status
gizi tgt dari tempat, & penyakitnya,
tetapi status gizi juga bisa
mempengaruhi GIT

GIT atas

GIT bawah

Pendahuluan
Gangguan pada sistem
gastrointestinal merupakan
masalah yang paling sering
dikeluhkan pasien
3040% orang dewasa mengatakan
mengalami gangguan pada
pencernaannya

ESOFAGUS
Adanya kelainan pada
esofagus berhubungan
dengan kesulitan menelan,
perasaan nyangkut di leher,
atau adanya rasa nyeri di
daerah dada
Kelainan esofagus yang paling
sering ditemui: disfagia, GERD

DISFAGIA
Ada 2 tipe, yaitu
Disfagia orofaringeal
Disfagia esofagus

Disfagia orofaringeal
Gangguan yang
mempengaruhi transfer
makanan dari mulut & faring
ke esofagus
Masalah yg sering terjadi
adalah masalah
neuromuskuler

Gejala:
Ketidakmampuan untuk
memulai proses menelan
Batuk selama atau setelah
menelan
Regurgitasi nasal

Orang tua, stroke

Disfagia esofageal
Pasien mengalami kesulitan
untuk melewatkan bolus
makanan melalui esofagus
dan ke lambung
Gejala: sensasi/rasa makanan
yang menyangkut di
esofagus

Terjadi karena adanya obstruksi


di esofagus atau kelainan
motilitas
Disebabkan oleh striktur, tumor,
atau adanya penekanan pada
daerah esofagus makanan
padat, tidak makanan cair
Kelainan motilitas (achalasia)
makanan padat & cair

Komplikasi disfagia

Malnutrisi
BB
Dehidrasi
Aspirasi

Penatalaksanaan Nutrisi
Makanan yang paling mudah
dikonsumsi trial & error
Kemampuan menelan
seseorang dapat berfluktuasi
setiap waktu perencanaan
makan harus selalu dinilai
kembali

Penatalaksanaan Nutrisi
Tekstur & konsistensi makanan
yang mudah dikonsumsi
Makanan yang lunak & bersatu
lebih mudah ditoleransi
dibandingkan makanan yg
keras & mudah hancur
Makanan yang basah lebih
mudah ditoleransi drpd kering

Penatalaksanaan Nutrisi
Makanan yg teksturnya > 1 sulit
ditoleransi
Minuman yang lebih kental mudah
ditoleransi daripada yg cair
Berikan nutrisi enteral bila
dibutuhkan

GASTROESOPHAGEAL REFLUX
DISEASE (GERD)
Refluks isi lambung ke esofagus
yang terjadi pada orang sehat
(biasanya post prandial) gejala
klasik: heartburn
Prevalensi 2040%
Terjadi karena otot sphincter
melemah atau relaksasi

Konsekuensi GERD

Refluks esofagitis
Ulkus esofageal
Striktur esofageal
Disfagia yang progresif untuk
makanan padat
Rasa nyeri saat menelan

Faktor makanan yg
dapat mencetuskan
GERD

Makan dalam porsi besar


lemak
Kopi
Kafein

Penatalaksanaan Nutrisi
Tujuan penatalaksanaan nutrisi:
Mencegah refluks esofageal
Mencegah nyeri dan iritasi dari
mukosa esofagus
Menurunkan keasaman dan
kapasitas erosif dari sekresi
lambung

Penatalaksanaan Nutrisi
Hindari makan dengan porsi besar
& tinggi lemak
Hindari makan sebelum tidur (beri
jarak 34 jam)
Hindari berbaring setelah makan
Tinggikan kepala 30450
Hindari merokok & alkohol
Di antara waktu makan: makan
porsi kecil

Penatalaksanaan Nutrisi
Hindari makanan dan minuman
yang mengandung kafein & bersoda
Hindari beraktivitas setelah makan
Hindari pakaian yang ketat
Asupan serat harus adekuat
Hindari makanan yang asam dan
pedas
Turunkan BB bila overweight

Penatalaksanaan Nutrisi
Batasi makanan yang
melemahkan tekanan
sphincter esofagus bagian
bawah atau sekresi asam
lambung

DISPEPSIA
Nyeri atau rasa tidak nyaman yang
persisten di daerah abdomen atas
Dapat terjadi karena kelainan
organik: refluks esofagus, gastritis,
ulkus peptikum, penyakit kandung
empedu, dll

Dispepsia fungsional: rasa tidak


nyaman di GI atas baik persisten atau
rekuren yang tdk dpt dijelaskan
Dispepsia fungsional: 1520%
Penyebab:
Pola makan yang tidak teratur
Makanan yang bersifat asam, pedas,
sepet, cuka, alkohol, banyak gas
Pola pikir (anxietas, depresi)

Penatalaksanaan Nutrisi
Perbaiki pola makan menjadi teratur
Hindari makanan yang asam, sepet,
pedas, gajih, cuka, alkohol, kopi
Ubah pola pikir

KONSTIPASI
Prevalensi: 525%
Konstipasi: feses yang keras,
defekasi yang dipaksakan,
gerakan usus besar yang
jarang
Frekuensi defekasi yang
normal bervariasi dari 3 hari
sekali sampai sehari 3 kali

Lebih sering terjadi pada &


meningkat seiring usia
40% hamil

Transit time yang normal dalam GIT:


1848 jam
Penyebab:
Menu kurang serat
Kurang minum
Kurang gerak
Penggunaan laksatif kronis

Penatalaksanaan Nutrisi
Tambah serat dalam menu
30 g/hari massa feses
Minum 810 gelas/hari (1,52
lt)
Tingkatkan aktivitas fisik
gerakan peristaltik usus
Bbrp penelitian probiotik dpt
membantu

DIARE
Dapat terjadi karena:
Transit time yang cepat
enzim pencernaan
absorpsi cairan & zat gizi
sekresi cairan ke GIT

Penatalaksanaan Nutrisi
Replacement cairan &
elektrolit (oralit, LGG)
Karbohidrat bentuk tepung
(roti, sereal) ditambah sedikit
sayuran & buah dapat
diberikan kemudian
Prebiotik
Probiotik

Pada saat diare kadang2 terjadi


intoleransi laktosa berikan susu
rendah laktosa
Bayi/anak yg masih mendapat ASI
lanjutkan

INTOLERANSI LAKTOSA
Intoleransi KH yang paling
sering terjadi
Disebabkan oleh defisiensi
enzim laktase
Laktosa yang tidak terhidrolisis
pada GI bagian atas kolon
bakteri akan difermentasi
menjadi SCFA & gas CO2 + H2

Jumlah laktosa 12 g diare


osmotik, kembung, flatulens,
kram
70% populasi defisiensi
laktase
Intoleransi laktosa dapat juga
terjadi sekunder krn penyakit
lain, seperti infeksi usus
halus, HIV, malnutrisi

Diagnosis
Riwayat gejala GI setelah minum
susu
Kadar hidrogen yang abnormal pada
pernapasan
Tes toleransi laktosa yang abnormal

Penatalaksanaan Nutrisi
Mengurangi konsumsi makanan yang
mengandung laktosa
Diet bebas laktosa tidak diperlukan
karena masih dapat toleransi bila
laktosa < 12 g

RESEKSI USUS
Reseksi usus dpt mempengaruhi
proses digesti & absorpsi
Dapat mengubah waktu transit, area
yg mengecil, ketidakmampuan
mengabsorpsi zat gizi, kolonisasi
bakteri

Reseksi Gaster
Operasi gaster biasanya
mempengaruhi pilorus kecepatan
pengosongan lambung
Cairan hiperosmolar masuk ke usus
halus dumping syndrome &
maldigesti

Reseksi Gaster
Gastrektomi total tambahkan
vitamin B12, Fe

Reseksi Usus Halus


Sindrom malabsorpsi tgt lokasi &
panjang reseksi
< 50% usus halus direseksi tidak
ada keluhan
> 70% usus halus direseksi atau
100 cm usus halus yg tersisa
keluhan

Reseksi Usus Halus


Masalah yg plg sering ditemukan:
malabsorpsi lemak
Digesti & absorpsi sebagian besar
zat gizi terjadi di jejunum tp bila
jejunum direseksi tugas tsb dpt
diambil alih oleh ileum

Reseksi Kolon
Hati-hati elektrolit & air

Penatalaksanaan Nutrisi
Angka harapan hidup & rehabilitasi
pd pasien dgn reseksi usus tgt
panjang, lokasi, dan kondisi usus yg
tersisa, kapasitas usus sisa utk
beradaptasi, & dukungan nutrisi yg
diberikan

Penatalaksanaan Nutrisi
Segera setelah reseksi cairan &
elektrolit iv
Setelah operasi TPN secara
bertahap berikan secara oral
Oral feeding diberikan sesegera
mungkin adaptasi usus

Penatalaksanaan Nutrisi
Pemilihan makanan/formula tgt
toleransi pasien

Irritable Bowel Syndrome


Gejala GIT kronis & rekuren
tanpa kelainan fisik
Kadang2 dikatakan sbg
kelainan motilitas diare dan
konstipasi
IBS perubahan frekuensi &
konsistensi feses; flatulens,
kembung, distensi, nyeri, kram

IBS G/ paling tidak 3 hari dlm


sebulan & dlm 3 bulan terakhir
Prevalensi 10 20%
Sering pd
Penyebab: stres & ansietas

Penatalaksanaan Nutrisi
asupan serat
Hindari makanan yg mengandung
gas, kafein, alkohol
Small frequent lebih baik ditoleransi
Makan santai

Daftar Pustaka
Krauses Food & Nutrition
Therapy
Understanding Normal & Clinical
Nutrition
Nutrition Therapy and
Pathophysiology
Handbook of Clinical Nutrition
Dll

NUTRISI PADA PENYAKIT


HATI
Salli Fitriyanti, dr, MS, SpGK

Pendahuluan
Hati adalah organ metabolik primer
Fungsi utama
Sintesis protein darah
Ekskresi empedu
Metabolisme toksin
Mengontrol transpor zat gizi

Kerusakan sel hati 8090% ggn


fungsi fisiologis

Etiologi penyakit hepar


Toksin
Etanol
Obat-obatan

Sebab metabolik
NASH
kolestasis

Infeksi
Virus
Bakteri

Sirosis hepatis
Stadium akhir dr penyakit hati kronis
Pada stadium awal kelainan
laboratorium hati
Berkembang timbul jaundice,
hipoalbuminemia, sampai asites

Malnutrisi pd penyakit hati kronis


Sirosis alkoholik: 3482%
Sirosis non-alkoholik: 2787%
Penyebab malnutrisi pd penyakit
hati kronis:
Asupan makanan <<
Digesti & absorpsi zat gizi
Ggn.metabolisme

Asupan makanan <<

Anoreksia: 87%
Mual: 55%
Muntah
Rasa cepat kenyang
Gangguan pengecapan
Konsumsi alkohol
Obat-obatan

Maldigesti & Malabsorpsi


Malabsorpsi lemak: 40%
Malabsorpsi vitamin larut air
Malabsorpsi vitamin larut lemak &
kalsium

Abnormalitas metabolik
Intoleransi glukosa
Katabolisme protein & lemak

Efek KEP pd sirosis


Status gizi berhubungan dgn mortalitas
KEP merupakan faktor prediksi
independen utk timbulnya perdarahan &
survival pd varises esofagus
KEP berhubungan dgn refrakter asites
Komplikasi & mortalitas pd ps yg
dilakukan operasi

Metabolisme pd penyakit hati kronis

Metabolisme Glukosa
Intoleransi glukosa
Penyebab pasti tidak diketahui
Kemungkinan adanya abnormalitas
pada fase post reseptor
intraseluler baik di hati ataupun di
otot

Metabolisme pd penyakit hati kronis

Metabolisme Lemak
kadar asam lemak bebas &
benda keton
Ggn penyimpanan asam lemak
disebabkan oleh
Inhibisi lipoprotein lipase
gliserol fosfat

Pada pasien SH :
Kemampuan metab.lemak
menumpukan
AL Penurunan absorpsi lemak
50 %
Sumber energi
KATABOLISME
OTOT
GLUKONEOGENESIS
MALNUTRISI BERAT
MUSCLE WASTING
EE
SINTESIS PROTEIN
(HIPERMETABOLISME)

KOMPLIKASI
HORMON STRES

Metabolisme pd penyakit hati kronis

Metabolisme Protein
Kehilangan N urin pd ps sirosis
dgn fungsi ginjal normal
keadaan katabolik
Kadar BCAA
Kadar asam amino aromatik

Metabolisme pd penyakit hati kronis


Sel otot scr aktif akan mengambil
BCAA sintesis glutamin & alanin
Alanin substrat glukoneogenesis
Glutamin karier amonia

SUMBER ENERGI
KATAB. PROT OTOT
AAA

AA

MUSCLE WASTING
AARC
Energi & GLUK

HATI (SH).
GGL.METAB. AA

AAA

AARC

SIRK
UREAGENESIS
RASIO
+
AMONIAK
AARC/AAA

EH &
prognosis <<

Metabolisme pd penyakit hati kronis


Ps sirosis berada dlm kondisi
katabolik kronis
Abnormalitas metabolisme + asupan
makanan << + maldigesti &
malabsorpsi KEP
Kondisi katabolik ini dimediasi oleh
sitokin ( TNF, IL-1, IL-6)

Penilaian nutrisional
Bbrp pemeriksaan nutrisional
sulit untuk dilakukan
Antropometri
TLK triseps, lingkar lengan atas,
Subjective Global Assessment
(SGA)
BB & TB tdk akurat krn
adanya abnormalitas cairan

Penilaian nutrisional
Laboratorium
Kadar albumin & prealbumin
dpt rendah meskipun status
nutrisi baik
Mengetahui massa otot
kreatinin urin 24 jam tp
terbatas untuk ps dgn fungsi
ginjal normal

SGA

Rekomendasi Diet
Kondisi
klinik
Sirosis
hepatis
Sirosis
hepatis dgn
KEP/asites/h
iperkataboli
k

Energi (kkal/kg Protein (g/kg


BB/hari)
BB/hari)
2535 atau
11,2
REE x 1,3
3540 atau
1,5
REE x 1,5

Rekomendasi Diet
Kondisi
klinik

Energi
(kkal/kg
BB/hari)

Sirosis
2535 atau
hepatis +
REE x 1,3
ensefalopat
i akut
Sirosis
2535 atau
hepatis +
REE x 1,3
ensefalopat
i kronis

Protein (g/kg
BB/hari)
Sementara:
0,60,8 1
1,2
(secepatnya)
0,60,8

Rekomendasi Diet

Lemak: 2540% total kalori MCT


Karbohidrat: sisanya
Restriksi cairan bila ada hiponatremia
Restriksi garam bila ada asites atau
edema
Dapat diberikan suplemen Zn, Se
Suplementasi Ca bila ada steatorrhea,
kolestasis

Rekomendasi Diet
Suplemen vitamin
Vitamin K bila ada perdarahan
Vitamin larut lemak bila ada steatorrhea
Vitamin B6, B12, tiamin, folat, vitamin C
pada ps dgn KEP atau alkoholik

Frekuensi pemberian makanan: porsi


kecil sering

Rekomendasi Diet
Sebisa mungkin berikan
makanan mll oral atau enteral
Koagulopati & varises
esofagus bukan merupakan
kontraindikasi absolut utk
nutrisi enteral
Ps dgn varises esofagus
NGT soft small-bore

Rekomendasi Diet
Perdarahan varises esofagus
nutrisi enteral + parenteral
Formula BCAA diberikan pd pasien
dgn intoleransi protein (pd
ensefalopati hepatik msh
kontroversial)

Anda mungkin juga menyukai