AKIBAT EDENTULOUS
1. Fungsi pengunyahan terganggu
Makanan kurang lumat pencernaan terganggu sakit lokal sakit
sistemik. Rangsangan dan cita rasa terhadap makanan berkurang pd waktu
mknn berada di dlm mulut
2. Pengucapan kurang jelas
Ada beberapa huruf yang dinamakan labio-dental ( f, v ), linguo-dental ( t,
th ) bilabial ( m, p, b ) gigi tidak ada, bibir atas & bawah kendor huruf yg
dihasilkan akan berubah, linguopalatal ( d, t ).
3. Perubahan penampilan (estetis)
- Posisi bibir dan pipi tertarik kedalam.Didalam posisinya bibir & pipi
didukung / ditopang oleh bentuk lengkung gigi (protrusif, bimax, progeni )
- Relasi RB terhadap RA terlihat lebih maju dan tertarik ke atas ( corpus &
ramus )
4. Hilangnya gigi akan menyebabkan processus alveolaris gigi tersebut
mengalami penyusutan
2)
3)
4)
5)
f) Pemasangan gigi geligi yang penting terutama untuk gigi anterior (depan)
karena harus mengingat estetis (ukuran,bentuk, warna) walaupun tidak kalah
pentingnya untuk pemasangan gigi posterior (belakang) yang tidak harus
samaukurannya dengan gigi asli, tetapi lebih kecil, untuk mengurangi
permukaan pengunyahan supaya tekanan padawaktu penguyahan tidak
memberatkan jaringan pendukung.
g) Untuk pemasangan gigi yang harus diperhatikan adalah personality
expression, umur, jenis kelamin yang mananantinya akan berpengaruh dalam
pemilihan ukuran, warna dan kontur gigi.Disamping itu juga perlu
diperhatikan keberadaan over bite, over jet, curve von spee, curve monson,
agardiperoleh suatu keadaan yang diharapkan pada pembuatan gigi tiruan l
Faktor penyulit retensi dan stabilisasi gigi tiruan
Saliva dengan viskositas cair dalam jumlah yang banyak dapat membasahi anatomi
gigi tiruan sehingga mempertinggi tegangan permukaan. Sedangkan saliva yang
banyak dengan viskositas kental menjadi factor penyulit karena mudah melepas
gigi tiruan.Pada penderita xerostomia saliva menjadi sangat berkurang sehingga
akan mengurangi retensi yang berakibat pada berkurangnya stabilisasi dan proteksi
mekanis gigi tiruan dukungan jaringan lunak oleh selapis tipis saliva. Oleh karena
itu pada penderita xerostomia pembuatan GTP bisa disertai dengan reservoir
sebagai wadah untuk menyimpan sediaan saliva buatan.
Selain adanya saliva, retensi dan stabilitas gigi tiruan juga dipengaruhi oleh kondisi
anatomi landmark rongga mulut yang bersifat baik mendukung dan ada yang
mempersulit. Pada gigi tiruan lengkap rahang bawah, batas posterior bagian sayap
lingual dapat diperluas kea rah posteroinferior ke ruang retromylohyoid sehingga
menghasilkan retensi dan stabilisasi gigi tiruan. Apabila kedalaman ruang ini lebih
dari setengah kaca mulut nomer 3, menunujukkan bahwa daerah tersebut dalam
dan dapat memberikan retensi yang efektif. Akan tetapi apabila daerah tersebut
dangkal, akan mempersulit retensi yang efektif.
Kondisi GTL yang longgar dapat dikarenakan oleh :
a) Adanya perubahan dimensi (thermal dan stress) gigi tiruan yang dipakai
b) Adanya factor intra oral, contoh resorbsi tulang alveolar
c) Adanya factor psikologis pasien, contoh usia pasien lanjut
d) Adanya factor patologis, contoh osteoporosis
Ciri Klinis
Ellsworth Kelly pada 1972 merupakan orang pertama yang menggunakan
istilah sindrom kombinasi. Dia mendeskripsikan 5 tanda atau gejala yang
biasanya terjadi pada situasi ini. Lima tanda tersebut adalah:
- resorpsi ridge anterior maksila,
- hyperplasia papilla pada palatum keras,
- hipertofi tuberositas maksila,
- ekstrusi gigi anterior mandibula,
- kehilangan tulang dibawah basis gigi tiruan sebagian lepasan.
diikuti dengan kehilangan dini tulang dari bagian anterior maksila dan pembentukan
epulis fisuratum pada sulcus maksila. Hal ini diikuti oleh hipertrofi tuberositas
maksila, supraerupsi gigi anterior bawah yang tersisa dan resorpsi posterior
mandibula.
Sauders et al pada 1979 menambahkan deskripsi sindrom kombinasi dengan
memasukkan perubahan destruktif yang terjadi seperti:
epulis fissuratum,
perubahan periodontal
Saunders et al mengatakan bahwa urutan kejadian ini di inisiasi oleh kehilangan
dukungan posterior mandibula, menyebabkan penurunan bertahap beban oklusal
posterior, meningkatnya bebasn oklusal anterior dan akhirnya peningkatan tekanan
mengakibatkan resorpso residual ridge anterior maksilla.5
d. Perawatan
Kelly mengatakan bahwa sebelum melakukan perawatan prostetik,
perubahan besar yang sudah terjadi sebaiknya dibedah. Hal ini termasuk
kondisi seperti jaringan flabby (hyperplasia), hyperplasia papilla dan
tuberositas yang membesar.
Kelly menyarankan untuk mengurangi tuberositas yang membesar untuk
menjadikan gigi tiruan sebagian rahang bawah meluas ke area retromolar
pad dan area buccal shelf. Saunders et al menyarankan splinting gigi anterior
mandibula untuk menyediakan dukungan oklusal yang postif ke gigi tiruan
sebagian, kekakuan, dan stabilisasi, ketika meminimalisir tekanan yang
berlebihan pada gigi anterior asli bawah. Perawatan prostodonti ditujukan
untuk menyediakan dukungan oklusal posterior dan untuk meminimalisir
tekanan oklusal pada anterior maksila.
Aus pada gigi asli.
Ketika gigi porselen digunakan, abrasi parah pada gigi asli antagonis akan
terjadi. Karenanya, akan sangat penting dilakukan pemilihan material gigi
tiruan yang sesuai.
Fraktur gigi tiruan.
Fraktur gigi tiruan sering terjadi pada kasus GTP tunggal. Hal ini
dikarenakan gigi tiruan akan mendapatkan beban berlebih dari gigi asli.
Faktor yang dapat menyebabkan frakturnya gigi tiruan adalah:
- beban oklusal anterior yang berlebih.
- frenulum labial yang dalam.
tekanan oklusal berlebih karena aksi berlebih dari masseter.