Anda di halaman 1dari 19

Anatomi Saluran Kemih

Anatomi Ginjal

Epidemiologi Urolithiasis

BATU SALURAN KEMIH KEBANYAKAN TERBENTUK DI


USIA 20-49 TAHUN DENGAN PUNCAK INSIDENSI
BERADA PADA USIA 35-45 TAHUN.

UROLITHIASIS LEBIH SERING TERJADI PADA PRIA


(RASIO PEREMPUAN : LAKI-LAKI = 1 : 3)

BATU AKIBAT STRUVITE (BATU INFEKSIUS) LEBIH


SERING TERJADI PADA WANITA DIBANDINGKAN
PRIA

MEMILIKI KELUARGA DENGAN RIWAYAT YANG SAMA


MENINGKATKAN RESIKO HINGGA DUA KALI LIPAT

Etiologi
Kurangnya asupan cairan, mengakibatkan penurunan

volume urine dan mengakibatkan peningkatan konsentrasi


dari zat zat terlarut dalam urine
Peningkatan kalsium, oksalat, dan pembentukan batu asam
urat dan penjurunan kadar sitrat dalam urine.
Penyerapan kalsium dalam organ intestine (berhubungan
dengan diet kalsium yang berlebihan dan mekanisme
penyerapan kalsium yang berlebih).
Magnesium adalah suatu inhibitor dari pembentukan
urine, penurunan kadar magnesium mengakibatkan
penurunan pembentukan batu

Klasifikasi
Menurut Ukuran batu :

< 5 mm,
5-10 mm,
10-20 mm,
> 20 mm

Klasifikasi ini dibentuk berdasarkan


medikasi dan terapi intervensi yang
dapat dilakukan.

Klasifikasi
Menurut X-Ray:
Radioopak
Kalsium Oksalat
dihidrat
Kalsium Oksalat
tetrahidrat
Kalsium Pospat

Semiradioopak

Radiolusen

Struvit

Asam urat

Apatite

Ammonium Urat

Cystine

Xantine
Batu yang dipicu
obat

Kalsium >>

Kalsium <<

(-) Kalsium

Patofisiologi

SUPERSATURASI

Supersaturasi bergantung pada pH urine,


kekuatan ionisasi, konsentrasi zat terlarut, dan
kompleksitas
Peningkatan konsentrasi ion akan mencapai
suatu poin yang dinamakan Ksp (solubility
product coefficient) akan mudah mengendap

NUKLEASI

Homogen : Inti terbentuk dari ion inti


Heterogen : berasal dari struktur lain, cth
: debris

AGREGASI

Kristal membentuk kumpulan dan menjadi


suatu batu

Gejala-gejala batu saluran


kemih
RASA NYERI
DEMAM
INFEKSI
H EM A T U R I A D A N

K RI S T A L U R I A
MUAL DAN MUNTAH

Pemeriksaan Penunjang
Blass Nier Overzicht (BNO)
Intravenous pyelogram ( IVP )
Ultrasonografi (USG)
Computed Tomographic ( CT ) scan non kontras

(gold standart)

MODALITAS TERAPI
1. Observasi

(Expectant Management/Watchful waiting)


Indikasi:
.Ukuran batu < 5 mm
.Nyeri dapat dikontrol dengan obat-obatan oral
.Tidak ada tanda-tanda obstruksi
.Tidak ada tanda-tanda infeksi

Mengontrol nyeri:

- analgetik (NSAIDS)
- narkotik
Antibiotik
MET (Medical Expulsive Therapy)

- Calsium channel blocker: Nifedipin, 30 mg


sekali sehari
- blocker: Tamsulosin 0,4 mg

2. Minimal Invasif
ESWL (ESWL (Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy)
Indikasi ESWL:
Batu ginjal atau ureter dengan ukuran < 2 cm
Syarat ESWL:
Fungsi ginjal baik
Tidak ada kelainan pembekuan darah
Tidak ada sumbatan pada bagian bawah saluran kemih
Kontraindikasi ESWL:
Kehamilan,
Diatesis perdarahan, yang harus dikompensasi untuk setidaknya 24 jam sebelum dan 48
jam setelah perawatan,
Infeksi Saluran Kemih (ISK)
Obesitas,
Aneurisma arteri,
Obstruksi.

3. Invasif
PCNL (Percutaneous Nephrolithotomy)
Indikasi PCNL:
Batu pielum simpel dengan ukuran >2 cm,
Batu kaliks ginjal, terutama batu kaliks inferior dengan ukuran 2 cm
Batu multipel
Batu pada ureteropelvic junction dan ureter proksimal
Batu ginjal besar
Batu pada solitary kidney
Kontraindikasi PCNL:
Pasien yang menggunakan obat antikoagulan,
ISK yang tidak dapat ditangani,
Interposisi usus atipikal,
Potensi tumor ganas ginjal,
Kehamilan,

URS (Ureteroscopy)

Indikasi URS:
Batu ureter proximal, tengah, dan distal
Kontraindikasi URS:
URS dapat dilakukan pada semua pasien tanpa
kontraindikasi spesifik.
Striktur uretra dapat mempersulit managemen batu
retrograde.

Operasi terbuka (open surgery)


Jenis-jenis pembedahan terbuka antara lain: simpel atau

extended pielolitotomi atau nefrolitotomi untuk


mengambil batu pada saluran ginjal, dan ureterolitotomi
untuk batu di ureter. Tidak jarang pasien harus menjalani
tindakan nefroktomi atau pengambilan ginjal karena
ginjal sudah tidak berfungsi dan berisi nanah
(pionefrosis).

Indikasi operasi terbuka


Kompleks stone burden
Gagal dengan ESWL dan/atau PNL, atau gagal dengan prosedur uretroscopic
Abnormalitas anatomical dari renal; stenosis infundibular; batu pada calyceal

divertikulum (biasanya di anterior calyx), obstruksi dari struktur ureteropelvic


junction, striktur
Obesitas berat
Deformitas skeletal, kontraktur, dan deformitas pada kaki
Memiliki penyakit pemberat
Partial nephrectomy, ginjal yang tidak berfungsi (nephrectomy)
Pasien memilih dari kegagalan prosedur minimal invasive, atau menghindari
risiko lebih dari satu prosedur
Batu yang berada diluar ginjal dimana PCNL dan ESWL akan lebih sulit atau
tidak memungkinkan

Laparoscopy
Indikasi laparoskopi batu ginjal:
Kompleks stone burden
Gagal sebelumnya dengan tindakan ESWL dan/atau prosedur
endourologic
Obesitas
Nefroktomi pada kasus ginjal yang sudah tidak berfungsi.
Indikasi laparoskopi pada batu ureteral:
Besar, dan batu impaksi
Multiple ureteral stones
Pada kasus kondisi operasi lebih dituntut
Ketika prosedur non-invasif atau low-invasif telah gagal

Pencegahan
Konsumsi air putih sbanyak 2,5-3liter dalam sehari
Untuk mencegah kembalinya terjadi BSK maka

dianjurkan untuk kontrol setiap 3 bulan sekali,


minimal 1 tahun sekali
Mengonsumsi makanan yang seimbang

THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai