Scribd Logo
Unggah

Selamat datang di Scribd!

  • Soal Respon Dispersi Molekuler (Sensi)

    Diunggah oleh

    Mheerna Jewelfishy
    12 tayangan1 halaman
    Biopharmaceutical classification system (BCS) diperkenalkan oleh Amidon et al. (1995) untuk mengurangi kebutuhan untuk studi bioekuivalensi secra in vivoto reduce the need for in vivo, pemanfaatan uji disolusi sebagai pengganti untuk studi bioekuivalensi. Langkah ini tentu mengurangi waktu dalam proses pengembangan obat, Prinsip dari klasifikasi BCS dapat diaplikasikan pada NDA (New Drug Application) dan ANDA (Abbreviated New Drug Application). Sasaran dari BCS adalah : 1) Untuk membuktikan efesiensi dari suatu pengembangan obat dan proses review dengan merekomendasikan strategi untuk mengidentifikasi bioekivalensi. 2) Untuk merekomendasikan kelas pelepasan bentuk sediaan oral yang bioekuivalensinya bisa ditaksir dengan uji disolusi. kelas segera-release (IR) yang solid bentuk sediaan. 3) Untuk merekomendasikan metode klasifikasi berdasarkan disolusi suatu bentuk sediaan beserta karakteristik solubilitas dan permeabilitas dari produk obat Klasifikasi kelarutan obat dalam BCS didasarkan pada kekuatan dosis tertinggi dalam produk IR. Suatu obat dianggap sangat larut ketika kekuatan tertinggi larut dalam 250 mL atau kurang pada larutan dengan pH 1,0-7,5. sebaliknya, zat obat dianggap sukar larut. lasifikasi permeabilitas langsung didasarkan pada tingkat absorpsi di usus dari suatu obat pada manusia atau tidak langsung pada pengukuran laju perpindahan massa melintasi membran usus manusia (5). Sebuah zat obat dianggap sangat permeabel ketika tingkat absorpsi usus ditentukan menjadi 90% atau lebih tinggi. Jika tidak, zat obat dianggap buruk permeabilitasnya.

    Hak Cipta

    © © All Rights Reserved

    Format Tersedia

    DOCX, PDF, TXT atau baca online dari Scribd

    Apakah menurut Anda dokumen ini bermanfaat?

    Apakah konten ini tidak pantas?

    Laporkan Dokumen Ini
    Biopharmaceutical classification system (BCS) diperkenalkan oleh Amidon et al. (1995) untuk mengurangi kebutuhan untuk studi bioekuivalensi secra in vivoto reduce the need for in vivo, pemanfaatan uji disolusi sebagai pengganti untuk studi bioekuivalensi. Langkah ini tentu mengurangi waktu dalam proses pengembangan obat, Prinsip dari klasifikasi BCS dapat diaplikasikan pada NDA (New Drug Application) dan ANDA (Abbreviated New Drug Application). Sasaran dari BCS adalah : 1) Untuk membuktikan efesiensi dari suatu pengembangan obat dan proses review dengan merekomendasikan strategi untuk mengidentifikasi bioekivalensi. 2) Untuk merekomendasikan kelas pelepasan bentuk sediaan oral yang bioekuivalensinya bisa ditaksir dengan uji disolusi. kelas segera-release (IR) yang solid bentuk sediaan. 3) Untuk merekomendasikan metode klasifikasi berdasarkan disolusi suatu bentuk sediaan beserta karakteristik solubilitas dan permeabilitas dari produk obat Klasifikasi kelarutan obat dalam BCS didasarkan pada kekuatan dosis tertinggi dalam produk IR. Suatu obat dianggap sangat larut ketika kekuatan tertinggi larut dalam 250 mL atau kurang pada larutan dengan pH 1,0-7,5. sebaliknya, zat obat dianggap sukar larut. lasifikasi permeabilitas langsung didasarkan pada tingkat absorpsi di usus dari suatu obat pada manusia atau tidak langsung pada pengukuran laju perpindahan massa melintasi membran usus manusia (5). Sebuah zat obat dianggap sangat permeabel ketika tingkat absorpsi usus ditentukan menjadi 90% atau lebih tinggi. Jika tidak, zat obat dianggap buruk permeabilitasnya.

    Hak Cipta:

    © All Rights Reserved
    Unduh sebagai DOCX, PDF, TXT atau baca online dari Scribd
    Tandai sebagai konten tidak pantas
    12 tayangan1 halaman

    Soal Respon Dispersi Molekuler (Sensi)

    Diunggah oleh

    Mheerna Jewelfishy
    Biopharmaceutical classification system (BCS) diperkenalkan oleh Amidon et al. (1995) untuk mengurangi kebutuhan untuk studi bioekuivalensi secra in vivoto reduce the need for in vivo, pemanfaatan uji disolusi sebagai pengganti untuk studi bioekuivalensi. Langkah ini tentu mengurangi waktu dalam proses pengembangan obat, Prinsip dari klasifikasi BCS dapat diaplikasikan pada NDA (New Drug Application) dan ANDA (Abbreviated New Drug Application). Sasaran dari BCS adalah : 1) Untuk membuktikan efesiensi dari suatu pengembangan obat dan proses review dengan merekomendasikan strategi untuk mengidentifikasi bioekivalensi. 2) Untuk merekomendasikan kelas pelepasan bentuk sediaan oral yang bioekuivalensinya bisa ditaksir dengan uji disolusi. kelas segera-release (IR) yang solid bentuk sediaan. 3) Untuk merekomendasikan metode klasifikasi berdasarkan disolusi suatu bentuk sediaan beserta karakteristik solubilitas dan permeabilitas dari produk obat Klasifikasi kelarutan obat dalam BCS didasarkan pada kekuatan dosis tertinggi dalam produk IR. Suatu obat dianggap sangat larut ketika kekuatan tertinggi larut dalam 250 mL atau kurang pada larutan dengan pH 1,0-7,5. sebaliknya, zat obat dianggap sukar larut. lasifikasi permeabilitas langsung didasarkan pada tingkat absorpsi di usus dari suatu obat pada manusia atau tidak langsung pada pengukuran laju perpindahan massa melintasi membran usus manusia (5). Sebuah zat obat dianggap sangat permeabel ketika tingkat absorpsi usus ditentukan menjadi 90% atau lebih tinggi. Jika tidak, zat obat dianggap buruk permeabilitasnya.

    Hak Cipta:

    © All Rights Reserved
    Unduh sebagai DOCX, PDF, TXT atau baca online dari Scribd
    Tandai sebagai konten tidak pantas
    dari 1

    SOAL RESPON DISPERSI MOLEKULER DAN FENOMENA DISTRIBUSI (GOL.

    SENIN
    SIANG)
    SOAL BENAR/ SALAH. PERHATIAN! DILARANG KERAS MENGGANTI JAWABAN. UNTUK
    JAWABAN YANG DIGANTI AKAN DIBERI NILA 0.
    1. Dispersi molekuler adalah nama lain dari larutan dan merupakan campuran homegen
    yang tidak dapat dibedakan lagi kecuali dengan mikroskop ultra (
    )
    2. propilen glikol merupakan salah satu contoh co-solvent (
    )
    3. Salah satu faktor yang mempengaruhi kelarutan suatu zat ialah konstanta dielektrik
    pelarut (
    )
    4. Dalam FI Edisi IV, suatu zat dinyatakan agak sukar larut dalam air. Hal ini dimaksudkan
    diperlukan 10 sampai 30 bagian pelarut untuk melarutkan 1 bagian zat (
    )
    5. Pemanasan dapat menambah kelarutan suatu bahan (
    )
    6. Koefisien partisi atau koefisien distribusi menyatakan distribusi zat terlarut antara dua
    fase yang didefinisikan sebagai rasio kelarutan dalam fase air (Cw) terhadap fase nonair/minyak (Co) (

    Essay
    1. Mengapa kecepatan absorbsI obat sangat dipengaruhi oleh koefisien partisinya?
    2. Koefisien partisi dapat diketahui
    Suatu zat memiliki koefisien partisi lebih kecil dari satu (P<1).
    Jelaskan maksud dari pernyataan tersebut!
    3. Tuliskan skema kerja percobaan hari ini !

    SOAL RESPON
    DISPERSI MOLEKULER DAN FENOMENA DISTRIBUSI (GOL. SENIN SIANG)
    SOAL BENAR/ SALAH. PERHATIAN! DILARANG KERAS MENGGANTI JAWABAN. UNTUK
    JAWABAN YANG DIGANTI AKAN DIBERI NILA 0.
    1. Dispersi molekuler merupakan campuran homegen yang tidak dapat dibedakan lagi
    kecuali dengan mikroskop ultra (
    )
    2. propilen glikol merupakan salah satu contoh co-solvent (
    )
    3. Salah satu faktor yang mempengaruhi kelarutan suatu zat ialah konstanta dielektrik
    pelarut (
    )
    4. Dalam FI Edisi IV, suatu zat dinyatakan agak sukar larut dalam air. Hal ini dimaksudkan
    diperlukan 10 sampai 30 bagian pelarut untuk melarutkan 1 bagian zat (
    )
    5. Pemanasan dapat menambah kelarutan suatu bahan (
    )
    6. Koefisien partisi atau koefisien distribusi menyatakan distribusi zat terlarut antara dua
    fase yang didefinisikan sebagai rasio kelarutan dalam fase air (Cw) terhadap fase nonair/minyak (Co) (

    Essay
    1. Mengapa kecepatan absorbsI obat sangat dipengaruhi oleh koefisien partisinya?
    2. Suatu zat memiliki koefisien partisi lebih kecil dari satu (P<1). Jelaskan maksud dari
    pernyataan tersebut!

    Anda mungkin juga menyukai