Anda di halaman 1dari 14

FKUI 2015 SOLID

ILMU BIOMEDIK DASAR

Genetika dan
Sintesis Protein
Indriana Hikmatul M.
Rumaisha Hasnah
Diadikma Belarosa
Missy Savira
Arief Ramadhan T.
Tentir

Valdi Ven Japranata


Quality Control

If you want to go fast, go alone. If you want to go far, go


together.
African Proverb.

You can.

GENETIKA DAN SINTESIS PROTEIN

DEOXYRIBOSE NUCLEIC ACID (DNA) SEBAGAI


UNIT PEWARISAN SIFAT
PENDAHULUAN APA ITU DNA?
Seorang anak mewarisi sifat-sifat yang diturunkan oleh ayah dan ibu
mereka. Contoh sifat yang diwarisi oleh kedua orang tua kita seperti bentuk
tubuh, warna kulit tubuh dan warna rambut, bahkan beberapa penyakit pun
dapat diwarisi. Semacam sifat tersebut (trait) diwarisi dari satu generasi ke
generasi berikutnya melalui molekul yang disebut dengan Deoxyribose Nucleic
Acid (DNA), atau bisa disebut dengan Asam Deoksiribosa Nukleat (ADN). DNA
mengandung informasi genetik seluruh tubuh makhluk hidup.
Pada sub-bagian ini, kita akan membahas lebih dalam mengenai DNA.
Mulai dari bagaimana struktur DNA yang ditemukan oleh Watson-Crick pada
abad ke-20, bagaimana perbedaan DNA yang terdapat pada sel Prokariot dan sel
Eukariot , bagaimana penggandaan molekul DNA hingga bagaimana peran DNA
dalam sintesis protein sebagai mekanisme dalam menghasilkan produk genetik
fungsional.

STRUKTUR DNA
Molekul DNA berbentuk untai ganda (double-stranded)
dan berpilin (helix). Jumlah DNA pada sel cenderung tetap
karena DNA mengandung seluruh informasi genetika
seluruh tubuh organisme dan bereplikasi hanya saat
mitosis/meiosis. DNA adalah blue-print of organism.

kehilangan satu atom oksigen pada salah satu


atom karbonnya. Basa nitrogen yang terdapat
dalam molekul DNA terdiri atas Basa Purin dan
Basa Pirimidin. Basa Purin terdiri atas Adenin
dan Guanin. Basa Pirimidin yang terdapat
dalam molekul DNA terdiri atas Timin dan
Sitosin. Basa Purin dan Basa Pirimidin saling
terikat berpasangan dengan ikatan hidrogen.
Adenin berpasangan dengan Timin dan Guanin
berpasanngan dengan Sitosin. Disamping itu,
antar basa saling berpasangan dengan menggunakan ikatan hidrogen. Antara
basa Adenin dengan basa Timin dihubungkan dengan 2 buah ikatan hidrogen,
sedangkan antara Guanin dengan Sitosin saling dihubungkan dengan 3 buah
ikatan hidrogen. Dengan demikian, ikatan hidrogen antara Guanin dengan
Sitosin lebih kuat daripada Adenin dengan Guanin.

ANTARA PROKARIOT DAN EUKARIOT


Karakter

Prokariot

Eukariot

Letak DNA

Nukleoid (tidak diselubungi


membran inti)

Nukleus (diselubungi
membran inti)

Bentuk DNA

Nonsirkuler (fungsi
metabolik); sirkuler
(karakter unik)

Nonsirkuler (di
nucleus); sirkuler (di
mitokondria &
plastida)

Replikasi dan
Transkripsi DNA

Di sitoplasma

Di nukleus

Secara molekular, molekul DNA tersusun atas 3 komponen


utama: (1) gugus fosfat, (2) gugus gula dan (3) basa
nitrogen. Gugus gula yang terdapat pada molekul DNA
merupakan jenis gula deoksiribosa, yaitu gula ribosa yang
FKUI 2015 SOLID

GENETIKA DAN SINTESIS PROTEIN


Replikasi DNA: Mekanisme Kompleks Penggandaan DNA
Mekanisme yang mampu memperbanyak jumlah molekul DNA disebut
dengan replikasi DNA. Mekanisme replikasi DNA berjalan dari arah 5 menuju
arah 3. Pada proses replkkasi DNA, terdapat beberapa enzim yang terlibat
seperti DNA Polimerase, Enzim Helikase, Enzim Topoisomerase Enzim SingleStrain Binding (SSB) dan Enzim DNA Ligase.
1. Enzim DNA Polimerase mengatalisis pembentukan strain DNA baru.
2. Enzim Helikase Membuka untai ganda DNA sehingga proses replikasi
dapat berlangsung.
3. Enzim Topoisomerase Menstabilkan untai DNA saat proses replikasi
berlangsung.
4. Enzim Single-Strain Binding (SSB) Mencegah untai DNA bergabung
kembali saat replikasi berlangsung.
5. Enzim DNA Ligase Menyatukan fragmen DNA

sedangkan Enzim Single-Strain Binding Protein mencegah agar untai tunggal


DNA tidak bersatu kembali membentuk heliks untai-ganda. Setelah itu, enzim
DNA Polimerase mengkatalisis pembentukan pasangan nukleotida untuk
membentuk untai baru.
Enzim DNA Polimerase berjalan dari arah 5 3 dan 3 5 pada
garpu replikasi. DNA Polimerase yang bergerak pada 5 3 akan membentuk
leading strand sedangkan DNA Polimerase yang bergerak pada 3 5 akan
membentuk lagging strand. Disebut leading strand karena untai yang terbentuk
bersambung (continue), sedangkan disebut lagging strand karena untai yang
terbentuk patah-patah yang kemudian disatukan oleh Enzim DNA Ligase
menjadi untai yang bersambung. Setiap fragmen DNA yang terbentuk disebut
dengan fragmen Okazaki.
Mekanisme replikasi DNA pada umumnya terjadi pada saat fase Sintesis
(S), Interfase Siklus Sel. Hal ini dilakukan oleh sel untuk menggandakan jumlah
DNA sebelum memasuki tahap pembelahan sel.

Sebelum replikasi DNA dimulai, enzim helikase menginisiasi dengan


membuka heliks untai-ganda DNA menjadi untai tunggal agar proses replikasi
dapat berlangsung. Enzim Topoisomerase mengendalikan tegangan untai DNA
FKUI 2015 SOLID

GENETIKA DAN SINTESIS PROTEIN

GEN: SEKUENS PENGHANTAR INFORMASI


GENETIK
PENDAHULUAN MENGENAL LEBIH DEKAT GEN
Secara molekukar, gen dapat didefinisikan sebagai sekuens asam
nukleat yang mengandung informasi genetik yang dibutuhkan untuk
menghasilkan produk gen yang fungsional.

STRUKTUR GEN

Gambar 1 Gen Sel Eukariot

Struktur Gen pada sel eukariotik (contohnya pada manusia) meliputi


Enhancer, Promoter, Ekson dan Intron. Enhancer termasuk kedalam unsur
kontrol (control element) yang merupakan segemen DNA bukan pengode yang
membantu meregulasi transkripsi. Promoter merupakan bagian gen tempat
inisiasi pertama kali terjadinya proses transkripsi. Intron merupakan segmen
yang tidak mengandung informasi genetik. Exon merupakan segmen yang
mengandung informasi genetik yang dibutuhkan untuk menghasilkan produk
genetik fungsional.
FKUI 2015 SOLID

Gambar 2 Regulasi Ekspresi Gen

GENETIKA DAN SINTESIS PROTEIN


EKSPRESI GEN

KROMOSOM

Seluruh sel didalam tubuh kita memiliki gen yang sama. Sebagai contoh,
walaupun antara sel pipi dengan sel otot jantung berbeda jauh namun pada
dasarnya kandungan genetik mereka sama karena berasal dari individu sama.
Yang menyebabkan perbedaan antara sel pipi dengan sel otot jantung selama
perkembangan adalah karena gen pada sel primitif mengekspresikan hanya
fragmen gen yang sesuai dengan letak dan fungsi sel tersebut kemudian.
Mekanisme demikian disebut dengan ekspresi gen. Karena sel otot jantung akan
berada di jantung, maka gen yang diekspresikan hanyalah fragmen gen yang
mengandung informasi mengenai sel otot jantung. Begitupula dengan sel pipi,
maka gen yang diekspresikan hanyalah fragmen DNA yang mengandung
informasi mengenai sel pipi.
Pada regulasi ekspresi gen, sel membutuhkan persinyalan eksternal
yang mampu menginduksi ekspresi gen. Setelah persinyalan eksternal diterima
oleh sel, maka fragmen gen yang sesuai akan ditranskripsikan menghasilkan
mRNA untuk kemudian ditranslasikan menghasilkan produk gen fungsional yang
diinginkan.

STRUKTUR KROMOSOM
1. DNA
2. Protein histon, ada 2 :
a. Protein histon ekstranukleosom
b. Protein histon intranukleosom
3. Lengan p
4. Sentromer
5. Lengan q
6. Ujung lengan (telomer)
Sumber :
http://ghr.nlm.nih.gov/handbook/basics/chromosome (dengan sedikit
perubahan)

Daftar Pustaka

1. Lodish. Molecular Cell Biology. 5th ed.


2. Reece JB et al. Biology. 9th ed. USA: Benjamin Cummings; 2011

Kromosom homolog dua kromosom berpasangan yang memiliki


bentuk dan ukuran yang sama serta membawa gen yang mempengaruhi
sifat yang sama
Kromatid 2 kromosom yang identik (hasil replikasi), memiliki 2 lengan

TIPE KROMOSOM, BERDASAR LETAK SENTROMER :


1. Metasentrik sentromer tepat di tengah
2. Submetasentrik kedua lengan tidak sama panjang
3. Akrosentrik sentromer terletak pada subterminal, punya satelit

FKUI 2015 SOLID

GENETIKA DAN SINTESIS PROTEIN


PEMERIKSAAN KROMOSOM
Dilakukan untuk mendeteksi adanya kelainan pada kromosom
1. Amniosentesis
Pengambilan sampel sel janin dan cairan di sekitarnya dengan penembusan
ke uterus ibu hamil pada minggu ke 14 sampai minggu ke 16 perkembangan.
2. Sampel villi korion
Pengambilan sampel jaringan janin dengan menginsersi kateter melalui
vagina menuju uterus. Dilakukan pada trimester pertama masa kehamilan.
Sumber : http://www.evrimagaci.org/sozluk/metasentrik-kromozom

Sampel dikultur dan dibiarkan agar sel-sel bermitosis, kemudian barulah sel-sel
tersebut dicuplik untuk pemeriksaan kromosom.

KARIOTIPE

Daftar pustaka

Kariotipe keseluruhan kromosom pada tubuh manusia. Kariotipe : 22 pasang


autosom + 1 pasang gonosom
Genom keseluruhan kromosom pada sel gamet manusia (1/2 kariotipe).
Gonosom : 22 buah autosom + 1 buah gonosom

1. Campbell, NA. et. al. Biology. Eighth edition. Pearson Benjamin Cummings :
San Fransisco; 2008
2. Sloane, Ethel. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula; alih bahasa, James
Veldman; editor edisi Bahasa Indonesia, Palupi Widyastuti. Jakarta : EGC.
2003
3. Martini FH, Nath JL, Bartholomew EF. Fundamentals of Anatomy and
Physiology. Ninth edition. San Fransisco : Pearson Education; 2012
4. http://cyberbridge.mcb.harvard.edu/mitosis_2.html
5. http://ghr.nlm.nih.gov/handbook/basics/chromosome
6. http://www.evrimagaci.org/sozluk/metasentrik-kromozom
7. http://www.contexo.info/DNA_Basics/chromosomes.htm

Gambar : pengelompokan kromosom berdasar tipe


[http://www.contexo.info/DNA_Basics/chromosomes.htm]

FKUI 2015 SOLID

GENETIKA DAN SINTESIS PROTEIN

HEREDITAS
HUKUM MENDEL
1. Law of Segregation (Hukum I Mendel)
Pada saat pembentukan gamet, setiap alel akan berpisah dari
pasangannya, dan akan berakhir pada gamet yang berbeda.
2. Law of Independent Assortment (Hukum II Mendel)
Saat pembentukan gamet, tiap alel secara bebas berpasangan dengan alel
lainnya dari gen berbeda.
Alel adalah versi alternative dari gen yang bertanggung jawab atas variasi pada
gen. Misal gen warna bunga memiliki variasi alel warna bunga merah dan alel
warna bunga putih. Sifat pada alel :
1. Dominan : sifat yang kuat sehinga dapat menutupi sifat lain
Terjadi saat kondisi gen homozigot dominan dan heterozigot (gabungan
alel dominan-resesif)
2. Resesif : sifat yang lemah sehingga dapat tertutupi sifat lain
Hanya terjadi saat gen homozigot resesif
Alel yang telah berpasangan pada pembentukan gamet akan membentuk
genotip, yaitu kombinasi alel-alel pada gen suatu individu yang diturunkan.
Kemudian genotip tersebut akan diekpresikan menjadi fenotip yang dapat
diamati dan dipengaruhi oleh lingkungan.
Beberapa tes dapat dilakukan untuk menguji kebenaran sifat :
1. Testcross
: Persilangan dengan homozigot resesif
untuk
menentukan genotip suatu sifat
2. Backcross
: Persilangan dengan salah satu parental untuk
membuktikan bahwa fenotip yang sama belum tentu memiliki genotip
yang sama
3. Persilangan resiprok : Persilangan antar individu beda kelamin untuk
membuktikan bahwa setiap individu (tanpa mempedulikan jenis
kelamin) memiliki peluang yang sama untuk menurunkan sifat.

HUKUM NON MENDEL


Suatu penurunan dianggap mengikuti hukum non-mendel karena terdapat
kontribusi yang tidak sama antara ayah dan ibu. Contoh:
1. Imprinting inaktivasi alel yang dibawa dari ayah (paternal imprinting)
atau dari ibu (maternal imprinting). Jika paternal imprinting yang terjadi,
alel yang diekspresikan hanya dari ibu, juga sebaliknya.
2. Cytoplasmic determinant distribusi faktor-faktor sitoplasmik tidak
merata pada saat perkembangan zigot. Ketika zigot membelah, faktorfaktor ini tidak terdistribusi merata ke sel anakan sehingga mempengaruhi
gen yang terekspresi perbedaan fenotip
3. Mitochondria/chloroplast inheritance hanya bersumber dari ibu. Ayah
tidak berkontribusi dalam pewarisan sifat ini.

POLA-POLA PENURUNAN
A. Penurunan Dominan
Penurunan dominan mengindikasikan bahwa suatu sifat dapat terlihat bila
genotipnya adalah homozigot dominan atau heterozigot karena mereka
menutupi sifat resesif. Terdapat 3 jenis dominansi :
1. Dominasi Penuh
: Sifat dominan secara penuh menutupi sifat
resesif.
2. Dominasi Komplementer : Sifat dominan akan berinteraksi dengan sifat
resesif membentuk sifat campuran, pada genotif heterozigot.
3. Dominasi Kodominan
: Sifat masing-masing alel dapat muncul secara
independen misalnya pada golongan darah AB yang terdiri dari alel IA dan
IB
B. Penurunan Resesif
Penurunan resesif adalah kebalikan dari penurunan dominan, dimana suatu
sifat hanya dapat terlihat saat genotip bersifat homozigot resesif.

FKUI 2015 SOLID

GENETIKA DAN SINTESIS PROTEIN


C. Penurunan Autosom
Penurunan autosom berarti penurunan sifat yang gennya terletak pada
kromosom tubuh. Kemungkinan kemunculan sifat autosom antara laki-laki
dan perempuan sama besar. Terdapat 2 jenis yaitu
1. Dominan (e.g : kerdil, brancidactili)
Penurunan dominan memiliki ciri :
a. Jika salah satu parental memiliki sifat tersebut, pasti paling tidak
terdapat 1 filial yang memiliki sifat tersebut
b. Sifat muncul jika genotip bersifat homozigot dominan atau
heterozigot
c. Lebih sering terjadi dibanding penurunan autosom resesif
d. Pada beberapa kasus terdapat yang bersifat letal misalnya
branchidactili
2. Resesif (e.g : albino dan polidaktili)
Apabila penurunan bersifat resesif maka
a. Jika kedua parental memiliki sifat tersebut, seluruh filial memiliki
sifat tersebut
b. Jika salah satu parental memiliki sifat, sedang yang lain tidak, maka
kemungkinan filial menderita 0% (parental homozigot dominan) atau
50% (parental heterozigot)
c. Hanya terjadi pada genotip homozigot resesif
d. Umumnya terdapat generasi yang tidak mempunyai sifat tersebut,
karena kemungkinan/perbandingannya kecil
e. Yang bersifat heterogen tidak menunjukan sifat tersebut hanya saja
ia bertindak sebagai carrier
D. Penurunan Gonosom - Terangkai Seks
Penurunan terangkai kromosom seks (gonosom) berarti sifat tersebut antara
berada di
1. Kromosom X
a. Dominan

Hampir sama dengan pola penurunan autosom dominan, hanya saja


sifat ini hanya berada pada kromosom X. Ciri-ciri lainnya adalah
Ayah (XY) memiliki sifat tersebut maka semua anak perempuannya
juga memiliki namun anak laki-lakinya tidak
Jika Ibu memiliki sifat tersebut, semua anaknya (ibu homozigot
dominan) atau separuh anak (ibu heterozigot) memiliki sifat
tersebut
Contoh : anenamel (gigi tak beremail)
b. Resesif
Ciri-ciri pada pola penurunan ini adalah
Lebih umum terjadi pada laki-laki, karena beberapa bersifat letal
pada wanita misal haemofilia
Jika ibu memiliki sifat tersebut, seluruh anak laki-lakinya memiliki
sifat tsb.
Jika Ibu merupakan carrier maka separuh anak laki-lakinya memiliki
sifat tsb.
Jika Ayah memiliki sifat tersebut, maka anak perempuannya pasti
carier atau penderita tergantung genotip ibu
2. Kromosom Y (laki-laki)
Karena hanya tertaur pada kromosom Y maka penderitanya hanyalah lakilaki. Setiap parental yang memiliki sifat ini maka filialnya juga pasti
memiliki, begitu pula sebaliknya.
e.g : retinis pigmentosa (ketiadaan pigmen mata kebutaan)
E. Penurunan Alel Ganda
Alel ganda atau multiple allele adalah gen dimana memiliki lebih dari 2 variasi
alel. Meskipun demikian, organisme diploid hanya dapat membawa 2 alel
dari berbagai variasi alel tersebut. Contohnya adalah sistem penggolongan
darah ABO (3 alel IA, IB, i)

FKUI 2015 SOLID

GENETIKA DAN SINTESIS PROTEIN

SINTESIS PROTEIN
TENTANG PROTEIN
F. Penurunan Poligen
Suatu sifat yang diturunkan, dipengaruhi gen-gen pada lokus berbeda,
sehingga mereka berkesempatan yang sama untuk mengatur sifat tersebut.
e.g : warna kulit

Protein adalah makromolekul yang tersusun dari asam amino (monomer)


yang membentuk rantai polipeptida (polimer) yang memiliki struktur
tertentu.
Struktur ini terutama disebabkan oleh interaksi antara asam amino dalam
rantai polipeptida yang sama/berbeda.
Fungsinya paling penting dalam tubuh karena bervariasi (struktural, enzim,
hormon, persinyalan, transpor, dll.)
Bagian tertentu dari protein yang mempunyai fungsi tertentu disebut
domain
Protein dikodekan oleh gen (segmen dari DNA) yang kemudian ditranskrip
menjadi mRNA yang kemudian ditranslasi menjadi protein central dogma

-------------------------------------------------------------------------------------------------

G. Multifaktor
Sifat pada suatu individu muncul karena kombinasi dari faktor genetik
dan factor lingkungan yang meliputi kondisi sekitar maupun asupan
nutrisi. Contohnya adalah : warna bunga hydrangea (dipengaruhi gen
dan pH tanah) dan juga warna kulit (dipengaruhi sinar matahari dan
gen)
Daftar Pustaka

ISTILAH PENTING

DNA template (antisense) rantai DNA yang menjadi cetakan dalah


pembuatan mRNA
DNA sense rantai DNA yang urutannya sama dengan mRNA
Kodon triplet basa pada mRNA yang mengodekan asam amino tertentu
Antikodon triplet basa pada tRNA yang berkomplemen (berpasangan)
dengan mRNA saat translasi protein di ribosom

1. Reece JB et al. Biology. 9th ed. USA: Benjamin Cummings; 2011


FKUI 2015 SOLID

GENETIKA DAN SINTESIS PROTEIN


2. Ribosomal RNA/ ARN ribosom (rRNA) RNA yang bergabung dengan
protein membentuk organel ribosom
3. Transfer RNA / ARN transfer (tRNA) Antikodon tertentu bergabung
dengan asam amino tertentu dan menggabungkan asam amino tersebut
dengan asam amino lain sehingga tersusun polipeptida. Ujung-ujung
tRNA adalah penempelan asam amino dan antikcodon.

Ilustrasi sederhana:
Berikut ini adalah rantai DNA:

DNA

Jika rantai DNA tersebut ditranskripsi menjadi mRNA seperti di bawah ini:

PROSES SINTESIS PROTEIN

mRNA
Proses sintesis protein dari DNA
meliputi:

Berarti rantai bagian atas dari DNA tersebut adalah antisense dan rantai bagian
bawah dari DNA tersebut adalah sense.

1. Transkripsi
2. mRNA Processing
3. Translasi
4. Modifikasi Post-Translasi (not
shown in pic below)

Antisense
Sense
Setiap triplet basa dari mRNA adalah kodon dan triplet basa yang
berkomplemen dengannya adalah antikodon (pada tRNA).

A C C A A A C C G A G U
1. Transkripsi (terjadi di nukleus)
Proses-proses dalam transkripsi:

Jenis-jenis RNA (Ribonucleic Acid)


1. Mesengger RNA / ARN duta (mRNA) RNA yang digunakan untuk pola
cetakan sintesis protein

(1) Insiasi: penempelan RNA polimerase di promoter (pada DNA);


pembukaan rantai DNA
(2) Elongasi: RNA polimerase bergerak maju dari arah 5 3,
menambahkan monomer RNA yang berpasangan dengan DNA antisense
(3) Terminasi: adanya sinyal dari DNA (basa dengan urutan tertentu)
menyebabkan RNA polimerase terlepas dari DNA
FKUI 2015 SOLID
10

GENETIKA DAN SINTESIS PROTEIN

2. mRNA processing (terjadi di nukleus)

Terdapat penambahan 5-cap (GTP) di ujung 5 dan poly-A di ujung 3 mRNA.


Fungsinya: (1) memfasilitasi mRNA keluar nukleus; (2) pelindung dari
degradasi; (3) fasilitasi penempelan dengan ribosom.

Kemudian, terjadi splicing (pembuangan intron dan penggabungan ekson)


menggunakan splisosom (semacam enzim, gabungan protein dan molekul
RNA kecil)
Intron: Segmen yang tidak ditranslasi dan terletak diantara ekson. secara
bertahap intron ini akan dibuang dari transkrip.
Ekson: Urutan basa yang digunakan untuk menyandi protein.

FKUI 2015 SOLID

11

GENETIKA DAN SINTESIS PROTEIN


3. Translasi
Proses translasi protein:

1. Inisiasi mRNA menempel pada ribosom; scanning pencarian kodon


start AUG (metionin)
2. Elongasi penerjemahan kodon setelah kodon start menjadi rantai
asam amino

tRNA yang tidak membawa asam amino akan berikatan dengan asam
amino sesuai dengan triplet basa yang dimilikinya dengan bantuan
enzim aminoasil-tRNA-sintetase
3. Terminasi proses pencarian kodon stop (UAA, UAG, UGA); ribosom,
mRNA, tRNA, dan polipeptida lepas

FKUI 2015 SOLID

12

GENETIKA DAN SINTESIS PROTEIN


4. Modifikasi Post-Translasi

Empat tingkat struktur protein:


Struktur primer. Urutan asam amino pada rantai polipeptida
Struktur sekunder. Ikatan hidrogen antara rantai polipeptida yang sama
membentuk -helix dan antara polipeptida yang berbeda membentuk pleated sheet
Struktur tersier. Interaksi lebih lanjut (seperti gaya van der Waals,
jembatan disulfida) membentuk struktur 3D
Sturktur kuartener. Gabungan struktur tersier protein
Dapat pula berupa penambahan/penghilangan gugus-gugus tertentu pada
rantai protein, beberapa di antaranya:

Metilasi, yaitu penambahan gugus metil (-CH3)


Asetilasi, yaitu penambahan gugus asetil (-COCH3)
Glikosilasi, yaitu penambahan karbohidrat
Penghilangan asam amino metionin

Terdapat 20 jenis asam amino yang dikodekan oleh triplet basa mRNA (kodon)
tertentu. Karena terdapat 4 jenis basa nitrogen (A, G, T, dan C), terdapat
kombinasi sebanyak = 4 x 4 x 4 = 64 kombinasi kodon. Oleh karena jenis asam
amino < kombinasi triplet, satu asam amino dapat dikodekan oleh lebih dari satu
triplet.

Dapat berupa pelipatan protein (protein folding) karena interaksi gugusgugus asam amino yang ada di rantai polipeptida sama/berbeda.

FKUI 2015 SOLID

13

GENETIKA DAN SINTESIS PROTEIN


Tabel di atas adalah kode triplet mRNA dengan asam amino yang dibawanya.
Contoh:
mRNA: 5 AUG GGU UUU UAG 3
Polipeptida yang ditranslasi: Met Gly Phe (karena UAG = stop tidak
perlu ditulis)
Latihan:
Cobalah Anda mentranslasikan mRNA berikut ini:
mRNA: 5 AUG GCU UAA AAA 3
Polipeptida yang ditranslasi: ? (spoiler jawaban di halaman berikutnya)
Jawaban:
Polipeptida yang ditranslasi: Met Ala
Karena UAA adalah kodon stop, translasi berhenti sampai kodon tersebut dan
tidak dilanjutkan ke kodon berikutnya.

GARIS BESAR SINTESIS PROTEIN:


1. DNA di dalam nukleus sebagai cetakan awal
2. Transkripsi menghasilkan mRNA dan
dimodifikasi sebelum keluar dari pori
nukleus
3. mRNA mengandung triplet kodon
4. mRNA lalu bergerak melewati sitoplasma
menuju ribosom untuk ditranslasi
5. tRNA dengan antikodonnya membawa
asam amino menuju ribosom dan berikatan
dengan mRNA
6. Pasangan antikodon dan kodon terbentuk
7. Rantai polipeptida tersusun di ribosom
8. tRNA meninggalkan ribosom dan
bergabung dengan asam amino lain

Sumber:
Gerard J Tortora, Principles of Anatomy and Physiology
OpenStax College, Biology.
Alexander Kelvyn, PPT IBD
Campbell, Biology.
tomy and Physiology

FKUI 2015 SOLID

14

Anda mungkin juga menyukai