Anda di halaman 1dari 6

PMI FDIK UIN SUSKA

HOME

PROFIL

TUJUAN

SASARA DAN STRATEGI

VISI DAN MISI

JURUSAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM FDIK UIN SUSKA RIAU.


Foto PMI

PENGUMUMAN

Kamis, 01 Agustus 2013

2013 (9)

JURNAL MORAL DAN


TINJAUAN PSIKOLOGIS)

FEBRUARI (1)

19.39 |

JULI (3)
AGUSTUS (5)

MASYARAKAT

JURNAL

STRATEGI
IKMI

DAN

PEMBERDAYAAN MAS...
JURNAL

UPAYA

PEMERINTAH

DESA

DALAM
MENGGERAKKAN PA...
JURNAL AGAMA DAN
KERJA

(PERAN

DAN FUNGSI AGA...


JURNAL MORAL DAN
AGAMA

(SUATU

Rosmita,M.Ag[1]

ISLAM

DALAM PERSPEK...

ETOS

REMAJA

Diposkan oleh Pengembangan masyarakat islam

PENGEMBANGAN

DAKWAH

AGAMA

MORALDANAGAMAREMAJA
(SuatuTinjauanPsikologis)

JURNAL

REMAJA

(SUATU TINJAUAN PSI...

DOSEN PMI

Abstrak
Masaremajadikenalsebagaimasayangpenuhkesukaran.Bukansajakesukaranbagiindividu
yang bersangkutan, tetapi juga bagi orang tuanya, masyarakat bahkan seringkali bagi polisi.
Halinidisebabkanmasaremajayangmerupakanmasatransisiantaramasakanakkanakdan
masadewasa.Masatransisiiniseringkalimenghadapkanindividuyangbersangkutankepada
situasiyangmembingungkan,disatupihakiamasihkanakkanak,tetapidilainpihakiaharus
bertingkahlakusepertiorangdewasa.Seorangremajaseringmembantahorangtuanyakarena
ia mulai punya pendapatpendapat sendiri. Islam memberikan ukuran dan nilainilai dasar
moral,untuk

membimbing dan mengendalikan seluruh kehidupan manusia.

BELUM ADA INFOMASI


2013 (9)
Agustus (5)
JURNAL MORAL DAN
AGAMA
REMAJA
(Suatu Tinjauan Psi...
JURNAL AGAMA DAN
ETOS KERJA (Peran
dan Fungsi Aga...
JURNAL
UPAYA
PEMERINTAH DESA
DALAM
MENGGERAKKAN
PA...
JURNAL
STRATEGI
DAKWAH IKMI DAN
PEMBERDAYAAN
MAS...
JURNAL
PENGEMBANGAN
MASYARAKAT ISLAM
DALAM PERSPEK...
Juli (3)

A.Pendahuluan
Remaja masa kini menaruh minat pada agama menganggap bahwa agama berperan penting
dalamkehidupan.Minatpadaagamaantaralaintampakdenganmembahasmasalahagama.Mengikuti
perjalananperjalananagamadisekolahdandiperguruantinggi,mengujitempatibadahdanmengikuti
berbagaiupacaraagama.
Moralitas umat manusia yang semakin kompleks, bahkan melupakan sendisendi ajaran
keagamaan,merupakandekadensimoralyangkianharisemakinbutuhkepadabimbinganrohanidan
nilainilai etika di antara manusia yang dimungkinkan mampu mengobati trauma kehidupan era
modern yang semakin canggih dan tidak lagi menyentuh nilainilai manusiawi sebagaimana yang
diharapkan semua lapisan masyarakat. Nilainilai rohani tersebut kata alMaududi dapat ditempuh
dengancarasalingmembantu(nasehatmenasehatisesamamanusiasebagaisaudara).syariatilahijuga
harus disebarkan kepada setiap pribadi, termasuk dikalangan para generasi muda sehingga
memungkinkanmanusiabersatudalammerenungkannilainilaiketuhananyangmenjaditujuanakhir
manusia.[2]
Islammemberikanukurandannilainilaidasarmoral,untukmembimbingdanmengendalikan
seluruh kehidupan manusia. Islam memberikan kode etik dan tindak tanduk menyeluruh untuk
individu dan menunjuk cara untuk sampai kepada keagungan moral setinggi mungkin, memberikan
dasardasarmoralsebagaitempatmembangunmasyarakatyangbenarbenarbaik.Bisaditerimasebagai
dasartindaktandukpribadiataugolongan,dapatmenyelamatkankehidupanmanusiadarikekacauan
dananarkis.

Menurut Maududi dan ia juga menegaskan bahwa untuk membentuk iman

Februari (1)

Username

Password

Remember Me
LOGIN
Forgot your password?
Forgot your username?
Create an account

yangbenardanmoralyangkuatharusdimulaidaripengucapankata:laIlahaillallah,
Muhammmadurrasulullah, dengan mengucapkan katakata ini, orang diharapkan
berubahsecararadikal[3] Proses perubahan yang diinginkan Maududi dalam hal
ini adalah bahwa dengan kekuatan kalimah syahadah tersebut, pengaruhnya bisa
melampauiikatandarah(talipersaudaraan).[4]Orangyangsemulayangberagama
kristen bisa saja memutuskan hubungan silaturrahmi dengan anggotaanggota
keluarganya. Kalimat tauhid tersebut juga bisa menyatukan orang asing kedalam
satubangsa,seimandanseagama.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan mempercepat lajunya pertumbuhan
ekonomi umat manusia telah menyebabkan sibuknya dunia telekomunikasi dan
industralisasi, berpacu dengan waktu, berpacu dengan kemajuan, bahkan berpacu
dalam memperkaya diri dengan seperangkat alat canggih yang bermunculan
belakangan ini, tanpa memperdulikan nilainilai etika yang dulunya selalu dielu
elukan.
Anak dalam perkembangan kepribadiannya selalu membutuhkan seorang tokoh identifikasi.
Identifikasi berarti dorongan untuk menjadi identik (sama) dengan seorang lain. Pada anak, biasanya
tokoh yang ingin disamai (tokoh identifikasi) adalah ayah atau ibunya. Dalam proses identifikasi ini,
anak mengambil alih (biasanya dengan tidak disadari oleh anak itu sendiri) sikapsikap, norma dan
sebagainyadaritokohidentifikasi.Jadidalamprosesidentifikasianaktidaksajainginmenjadiidentik
secaralahiriah,tetapijustrusecarabathin.Anakanakyatimpiatutidakmempunyaitokohidentifikasi
tertentu, sehingga perkembangan kepribadian yang kurang sempurna, mudah terpengaruh, mudah
terjerumusdalamkenakalanataukejahatan.Untukmenghindarihalinisebaiknyaanakanaksepertiitu
diberitokohidentifikasipengganti(nenek,paman,pengasuhpantiasuhan).[5]
Orangtuaharusterusmengawasidanmenemaniperkembanganjiwadanmentalanak.Karena
jika si anak saleh, orang tuanya pula yang akan memetik hasilnya. Hadis Rasul:Bila anak Adam
meninggaldunia,makaterputuslahamalnyakecualitigaperkara:(1).Sedekahjariah,(2).Ilmuyangbermanfaat,
(3).Anakyangsalehyangmendoakannya.(HRMuslim)
Pesanakanpokokpokoktauhidyangharusdiberikankepadaanakbilatelahberakaldandapat
membedakan baik dan buruk, Wahai bocah, sesungguhnya aku akan mengajarimu beberapa kalimat/pesan.
Yaitu:PeliharalahAllahSwt.tentuAllahakanmemeliharakamu.PeliharalahAllah,kamuakanmendapatiNyadi
depanmu. Bila kamu memohon, memohonkanlah kepada Allah. Dan bila me minta pertolongan, mintalah
pertolongankepadaAllah.Ketahuilah,suatuumat,kalausekiranyaberkumpuluntukmemberimanfaatkepadamu,
tentu mereka tidak akan dapat memberi manfaat kepadamu kecuali sesuatu yang telah ditetapkan oleh Allah
kepadamu. Dan kalau sekiranya mereka berhimpununtuk membuatmu celaka, mereka tidak akan dapat
membuatmucelakasamasekali,kecualisesuatuyangtelahditetapkanolehAllahkepadamu.Penatelahkeringdan
buku telah diangkat (tidak ada gunanya/manfaatnya apabila orang sudah meninggal dunia).(HR Ahmad, al
TirmidzidanalHakim,hadissahih)
Berkaitan dengan pendidikan dan penanaman akhlak pada anak, Rasulullah Saw
bersabda,Didiklah anakanak kalian, sesungguhnya mereka diciptakan menjadi generasi yang berbeda dengan
generasizamankalian.(HRTirmidzi)
Manusia memang bukan makhluk instrinktif secara utuh, sehingga ia tidak mungkin
berkembang dan tumbuh secara instringtif sepenuhnya. Makanya, menurut W. H Clark, bayi
memerlukan persyaratan tertetu, pengawasan serta pemeliharaan yang terus menerus sabagai latihan
dalam pembentukan kebiasaan dan sikapsikap tertentu agar ia memiliki kemungkinan untuk
berkembangsecarawajardalamkehidupandimasamendatang.[6]

B.PerkembanganRemaja
Remajaberasaldarikataadolescenceyangbahasalatinyangberartitogrowuptomanurity,berarti
tumbuhdanberkembangmenujukearahkematangan,tumbuhdarikanakkanakmenjadidewasa.[7]
Sebelum anakanak menginjak remaja, anak selalu belajar untuk mencapai pelbagai
keterampilan;anakpemberanidansenangmencobahalhalbaru,dananakbelajarmematuhiperaturan
secara otomatis melalui hukuman dan pujian dan juga dinamakan masa penegakan disiplin dengan

cara yang berbeda dan lingkungannya sudah semakin luas.[8] Pada masa kanakkanak ini mereka
selalumenjadikanorangtuaatauorangyangterdekatsebagaipanutanatautokohyangmerekasangat
kagumidanmerekacontohi.Karenamerekasangatberperandalamsosialisasianakdanperkembangan
konsepdiri,dalamtingkatkepentinganyangberbeda.
DalamperkembangananaktersebutbeberapatokohsepertiImamGhazaliyangselaluberpesan
untuk anakanak agar jangan berbicara kotor, mengutuk, mencaci dan melakukan halhal yang jelek
lainnya. Semua ini agar anak dalam memasuki usia remaja mereka sudah dapat menyesuaikan diri
denganlingkunganmasyarakatmereka,baikdalampergaulan,maupundalamberetika.
Masaremajadikenalsebagaimasayangpenuhkesukaran.Bukansajakesukaranbagiindividu
yang bersangkutan, tetapi juga bagi orang tuanya, masyarakat bahkan seringkali bagi polisi. Hal ini
disebabkan masa remaja yang merupakan masa transisi antara masa kanakkanak dan masa dewasa.
Masa transisi ini seringkali menghadapkan individu yang bersangkutan kepada situasi yang
membingungkan, disatu pihak ia masih kanakkanak, tetapi dilain pihak ia harus bertingkah laku
sepertiorangdewasa.Seorangremajaseringmembantahorangtuanyakarenaiamulaipunyapendapat
pendapatsendiri.[9]
Masa remaja yang berlangsung dari saat individu menjadi matang secara seksual sampai usia
delapanbelastahunusiakematanganyangresmidibagikedalamawalmasaremaja,yangberlangsung

sampaiusiatujuhbelastahun,danakhirmasaremajayangberlangsungsampaiusiakematanganyang
resmi.
Menghadapi remaja, orang tua secara bijaksana harus sedikit demi sedikit melepaskan
kontrolnya, agar anak tersebut benarbenar dapat berdiri sendiri kalau dewasa, orang tua yang mau
mempertahankanotoritasnyameskipunanaksudahdewasa,akanmenghadapikenyataanbahwaanak
tersebutselamanyaakantetaptergantungpadaorangtuanya,tidakpernahmenjadidewasasepenuhnya
dalamkepribadiannya.
Perubahansosialyangpentingdalammasaremajameliputimeningkatnyapengaruhkelompok
sebaya, pola prilaku sosial yang lebih matang, pengelompokan sosial baru dan nilainilai baru dalam
pemilihantemandanpemimpin,dandalamdukungansosial.
Masadewasayangberalihdarimasaremajainijugamerupakanmasapencahariankemantapan
danmasareproduktif,yaitusuatumasayangpenuhmasalahdanketeganganemosional,periodeisolasi
sosial,periodekomitmendanmasaketergantungan,perubahannilainilai,kreativitas,danpenyesuaian
diripadapolahidupyangbaru.Masadewasadini,dariumurdelapanbelashinggalebihkurangempat
puluhtahun.
Penyesuaian keluarga dan pekerjaan, khususnya pada masa dewasa dini, sangat sulit karena
kebanyakanorangdewasamudamembatasidasardasaryangdengannyaiamembangunpenyesuaian
karena pembaruan (newness) peranperan yang dituntut penyesuaian diri. Ketika ia menikahpun ia
akanmembatasidanberusahauntukmencaripasanganyangmenurutnyasesuaidenganstatusnya.
Apabilaiaseorangmuslim,tentunyaiaakanberusahauntukmenjalankanaturanaturanyang
ada dalam agama Islam. Ketika ia memiliki keyakinan keagamaan yang kuat dalam dirinya, apapun
yang ia lakukan berdasarkan aturan keyakinan yang ia miliki. Islam mempunyai satu motto yang
tercantum dalam suatu hadis dan menjadi panduan bagi kehidupan muslim.[10] Hadis Nabi Saw itu
berbunyi, Bekerjalah untuk duniamu seolaholah engkau hidup selamanya, dan bekerjalah untuk akhiratmu,
seolaholahengkauakanmatibesok.(HRIbnuAsakir).
Peran orang tua dalam hal ini untuk selalu mengontrol dan lebih dekat kepada anak dalam
masakedewasaannya.Masasepertiinimenjadikananakbanyakbertindakdiluarkontroldirinya,dan
didikan orang tua sangat membantu anak khususnya selalu melihat tingkah laku yang berubah dari
kepribadiannya. Anak juga akan lebih membatasi dirinya dari pergaulan jika orang tua selalu ada di
pihaknya.

C.PerkembanganMoralremaja
Moral diambil dari bahasa Latin Mos (jamak, mores) yang berarti kebiasaan, adat. Sementara
moralitassecaralughawijugaberasaldarikatamosbahasaLatin(jamak,mores)yangberartikebiasaan,
adatistiadat.Katabermoralmengacupadabagaimanasuatumasyarakatyangberbudayaberprilaku,dan
kata moralitas juga merupakan kata sifat latin moralis mempunyai arti yang pada dasarnya sama
denganmoralhanyaadanadalebihabstrak.Katamoraldanmoralitasmemilikiartiyangsama,maka
dalam pengertian di sini lebih ditekankan pada penggunaan moralitas, karena sifatnya yang abstrak.
Moralitas adalah sifat moral atau keseluruhan asas dan nilai yang berkenaan dengan baik dan buruk.
(Berten,2007:7)
AdapunNilainilaimoralituseperti:
1. Seruan untuk berbuat baik kepada orang lain, memlihara ketertiban dan keamanan, memeliahra
kebersihandanmemliharahakoranglaindan
2.Laranganmencuri,berzina,membunuh,minumminumankerasdanberjudi.
Seorangdapatdikatakanbermoralapabilatingkahlakuorangtersebutsesuaidengannilainilai
moralyangdijunjungtinggiolehkelompomsosial.Sehinggatugaspentingyangharusdikuasairemaja
adalahmempelajariapayangdiharapkanolehkelompokdaripadanyadankemudianmaumembentuk
prilakunyaagarsesuaidenganharapansosialtanpaterusdibimbing,diawasi,didorongdandiancam
hukumansepertiyangdialamiwaktuanakanak.
Remajadiharapkanmenggantikonsepkonsepmoralyangberlakuumumdanmerumuskannya
ke dalam kelompok moral yang akan berfungsi sebagai pedoman bagi prilakunya. Tidak kalah
pentingnya, sekarang remaja harus mengendalikan prilakunya sendiri, yang sebelumnya menjadi
tanggun jawab orang tua dan guru. Mitchell telah meringkaskan lima perubahan dasar dalam moral
yangharusdilakukanolehremajayaitu:
1.Pandanganmoralindividusemakinlamasemakinmenjadilebihabstrakdankurangkonkrit.
2. Keyakinan moral lebih berpusat pada apa yang benar dan kurang pada apa yang salah. Keadilan
munculsebagaikekuatanmoralyangdominan.
3. Penilaianmoralmenjadisemakinkognitif.Iamendorongremajalebihberanimenganalisiskodesosial
dan kode pribadi dari pada masa anakanak dan berani mengambil keputusan terhadap berbagai
masalahmoralyangdihadapinya.
4.Penilaianmoralmenjadikurangegosentris.
5. Penilaian moral secara psikologis menjadi lebih mahal dalam arti bahwa penilaian moral merupakan
bahanemosidanmenimbulkanketenanganpsikologis.
Padamasaremaja,lakilakidanperempuantelahmencapaiapayangolehpiagetdisebuttahap
pelaksanaan formal dalam kemampaun kognitif. Sekarang remaja mampu mempertimbangkan semua
kemungkianan untuk menyelesaikan suatu masalah dan mempertanggung jawabkannya berdasarkan
suatu hipotesis atau proporsi. Jadi ia dapat memandang masalahnya dari berbagai sisi dan
menyelesaikandenganmengambilbanyakfaktorsebagaidasarpertimbangan.
Menurut Kohhlberg, tahap perkembangan moral ketiga, moral moralitas pasca konvensional
harusdicapaiselamamasaremaja.Tahapinimerupakantahapmenerimasendirisejumlahprinsipdan
terdiri dari dua tahap. Dalam tahap pertama individu itu yakin bahwa harus ada kelenturan dalam
keyakinan moral sehingga dimungkinkan adanya perbaikan dan perubahan standar apabila hal ini
menguntungkan anggotaanggota kelompok secara keseluruhan. Dalam tahap kedua individu

menyesuaikan dengan standar sosial dan ideal yang diinternalisasi lebih untuk menghindari hukum
terhadap diri sendiri dari pada sensor sosial. Dalam tahap ini, moralitas didasarkan pada rasa hormat
kepadaorangoranglaindanbukanpadakeinginanyangbersifatpribadi.
Adatigatugaspokokremajadalammencapaimoralitasremajadewasa,yaitu:
1.Menggantikonsepmoralkhususdengankonsepmoralumum.
2.Merumuskankonsepmoralyangbarudikembangkankedalamkodemoralsebagaikodeprilaku.
3.Melakukanpengendalianterhadapprilakusendiri.
Perkembagnan moral adalah salah satu topik tertua yang menarik minat mereka yang ingin
tahu mengenai sifat dasar manusia. Kini kebanyakan orang memiliki pendapat yang kuat mengenai
tingkahlakuyangdapatditerimadanyangtidakdapatditerima,tingkahlakuetisdantidaketis,dan
carcara yang harus dilakukan untuk mengajarkan tingkah laku yang dapat diterima dan etis kepada
remaja.
Perkembanganmoralberhubungandenganperaturanperaturandannilainilaimengenaipada
yang harus dilakukan seseorang dalam interaksinya dengan orang lain. anakanak ketika dilahirkan
tidakmemilikimoral.Tetapidalamdirinyaterdapatpotensiyangsiapuntukdikembangkan.Karenaitu
melalui peng alamannya berinteraksi dengan orang lain (dengan orang tua, saudaranya, dan teman
temannya) anak belajar memahami tentang prilaku mana yang baik dan mana yagn boleh dikerjakan
dantingkahlakumanayangburukyangtidakbolehdilakukan.
Teori psikoanalisis tentang perkembangan moral menggambarkan perkembangan moral, teori
psikoanalisadenganpembagianstrukturkepribadianmanusiamenjaditigayaituID,EGOdanSUPER
EGO.IDadalahstrukturkepribadianyangterdiriatasaspekbiologisyangirasionaldantidakdisadari.
EGOadalahstrukturkepribadianyangterdiridariaspekpsikologisyaitusubsistemegoyangrasional
dan disadari, namun tidak memiliki moralitas. SUPER EGO adalah struktur kepribadian yang terdiri
atas aspek sosial yang berisikan sistem nilai dan moral yang benarbenar memperhitungkan benar
atausalahtentangsesuatu.
Hal penting lain dari teori perkembangan moral Kohlberg adalah orientasinya untuk
mengungkapkanmoralyanghanyaadadalamfikirandanyangdibedakandengantingkahlakumoral
dalam arti perbuatan nyata. Semakin tinggi tahap perkembangan moral seseorang, Akan semakin
terlihatmoralitasyanglebihmantapdanbertanggungjawabdariperbuatanperbuatannya
D.PerkembanganKeagamaanRemaja
Latar belakang kehidupan beragama remaja dan ajaran agamnyaberkeanaan dengan hakekat
dannasibmanusia,memainkan peranan penting dalam menetukan konsepnya tentang apa dan siapa
dia, dan akan menjadi apa dia. Agama seperti yang kita temukan dalam kehidupan seharihari terdiri
atas suatu sistem tentang keyakinankeyakinan, sikapsikap dan praktekpratek yang kita anut, pada
umumnyaberpusatpadapemujaan.
Disudutpandangindividuyangberagama,agamadalahasesuatuyangmenjadiurusanterakhir
baginya. Artinya bagi kebanyakan orang, agama merupakan jawaban terhadapa kehausannya akan
kepadtian,jaminan,dankeyakinantempatmerekameletakkandirinyadanuntukmenopangharapan
harapannya.
Darisudutpandangsosial,seseorangberusahamelaluiagamanyauntukmemasukihubungan
hubunganbermaknadenganoranglain,mencapaikomitmenyangiapegangbersamadenganoranglain
dalam ketaatan yang umum terhadapnya. Bagi kebanyakan orang agama merupakan dasar terhadap
falsafahhidupnya.
Penemuan lain menunjukkan bahwa sekalipun pada masa remaja banyak mempertanyakan
kepercayaakepercayaan keagamaan mereka, namun pada akhirnya kembali lagi kepada kepercayaan
tersebut.Banyakorangyangpadausiaduapuluhandantigapuluhan,takkalamerekasudahmenjadi
orangtua,kembalimelakukanpraktekpraktekyangsebelumnyamerekaabaikan.
Bagi remaja, agama memiliki arti yang sama pentingnya dengan moral. Bahkan, sebagaimana
dijelaskan oleh Adams dan Gullotta agama memberikan sebuah kerangka moral, sehingga membuat
seseorangmampumembandingkantingkahlakunya.Agamadapatmenstabilkantingkahlakudanbisa
memberikan penjelasan mengapa dan untuk apa seseorang ada didunia ini. Agama memberikan
perlindunganrasaaman,terutamabagiremajayangtengahmencarieksistensidirinya.
Dibandingkan dengan masa awal anakanak misalnya, keyakinan agama remaja telah
mengalami perkembangan yang cukup berarti. Kalau pada masa awal anakanak ketika mereka baru
memilikikemampuanberfikirsimbolik.Tuhandibayangkansebagaipersonyangberadadiawan,maka
pada masa remaja mereka mungkin berusaha mencari sebuah konsep yang lebih mendalam tentang
Tuhan dan eksistensinya. Perkembangan pemahaman remaja terhadap keyakinan agama ini sangat
dipengaruhiolehperkembangankognitifnya.
Olehkarenaitumeskipunpadamasaawalanakanakiatelahdiajarkanagamaolehorangtua
mereka,namunkarenapadamasaremajamerekamengalamikemajuandalamperkembagnankognitif,
mereka mungkin mempertanyakan tentang kebenaran keyakinan agama mereka sendiri. Sehubungan
denganpengaruhperekembangankognitifterhadapperkembanganagamaselamamasaremajaini.
Dalam suatu studi yang dilakukan Goldman(1962) tentang perkembangan pemahaman agama
anakanak dan remaja dengan latar belakang teori perkembangan kognitif piaget, ditemukan bahwa
perkembangan pemahaman agama remaja berada pada tahap 3 yaitu formal operational religious
thought. Dimana remaja memperlihatkan pemahaman agama yang lebih abstrak dan hipotesis.
Penelitian lain juga menemukan perubahan perkembangan yang sama pada anakanak dan remaja.
Oser dan Gmunder 1991 (dalam santrock 1998) misalnya menemukanb bahwa remaja usia sekitar 17
tahun atau 18 tahun makin meningkat ulasannya tentang kebebasan, pemahaman, dan pengharapan
konsepkonsepabstrakketikamembuatpertimbangantentangagama.Apayangdikemukakantentang
perkembangandalammasaremajainihanyamerupakanciriciripokoknyasaja.
James Fowler (1976) mengajukan pandangan lain dalam perkembangan konsep religius.

Indiduatingreflexive faith adalah tahap yang dikemukakan Fawler, muncul pada masa remaja akhir
yangmerupakanmasayangpentingdalamperkembanganidentitaskeagamaan.Untukpertamakalinya
dalam hidup mereka, individu memiliki tanggung jawab penuh atas keyakinan religius mereka.
Sebelunyamerekamengandalkansemuanyapadakeyakinanorangtuanya.
Salahsatuareadaripengaruhagamaterhadapperkembanganremajaadalahkegiatanseksual.
Walaupun keanekaragaman dan perubahan dalam pengajaran menyulitkan kita untuk menentukan
karakteristikdoktrinkeagamaan,tetapisebagianbesaragamatidakmendukungsekspranikah.
Olehkarenaitu,tingkatketerlibatanremajadalamorganisasikeagamaanmungkinlebihpenting
dari pada sekedar keanggotaan mereka dalam menentukan sikap dana tingkahlaku seks pranikah
mereka. Remaja yang sering menghadiri ibadat keagamaan dapat mendengarkan pesanpesan untuk
menjauhkandiridariseks.
Sejalan dengan perkembangan kesadaran moralitas, perkembangan penghayatan keagamaan
yang erat hubungannya dengan perkembangan intelektual disamping emosional dan volisional
(Konatif)mengalamiperkembangan.
Para ahli umumnya (Zakiah Darajat, Starbuch, William Jemas) sependapat bahwa pada garis
besarnya perkembangan penghayatan keagamaan itu dapat dibagi dalam tiga tahapan yang secara
kualitatif menunjukan karakteristik yang berbeda. Adapun penghayatan keagamaan remaja adalah
sebagaiberikut:
1.Masaawalremaja(1218tahun)dapatdibagikedalamduasubtahapansebagaiberikut:
a. Sikap negatif (meskipun tidak selalu terangterangan) disebabkan alam pikirannya yang
kritis melihat kenyataan orang orang beragama secara hipocrit (purapura) yang
pengakuannyadanucapannyatidakselaluselarasdenganperbuatannya.
b. Pandangan dalam hal ketuhananya menjadi kacau karena ia banyak membaca atau
mendengar berbagai konsep dan pemikiran atau aliran paham banyak yang tidak cocok
ataubertentangansatusamalain.
c.Penghayatanrohaniahnyacenderungskeptic(diliputikewaswasan)sehinggabanyakyang
engganmalakukanberbagaikegiatanritualyangselamainidilakukandengankepatuhan.
2.Masaremajaakhiryangditandaiantaralainolehhalhalberikutini.
a. Sikapkembalipadaumumnyakearahpositifdengantercapainyakedewasaanintelektual,
bahkanagamadapatmenjadipeganganhidupnyamenjelangdewasa.
b. Pandangandalamhalketuhanannyadipahamkannyadalamkonteksagamayangdianut
dandipilihnya.
c.Penghayatanrohaniahnyakembalitenangsetelahmelaluiprosesindentifikasidaniadapat
membedakan antara agama sebagai doktrin atau ajaran dan manusia penganutnya, yang
baikshalihdanyangtidak.Iajugamemahamibahwaterdapatberbagaialiranpahamdan
jeniskeagamaanyangpenuhtoleransiseyokyanyaditerimasebagaikenyataanyanghidup
diduniaini.
Menurut Wagner (1970) banyak remaja menyelidiki agama sebagai suatu sumber dari suatu
ransangan emosional dan intelektual. Para pemuda ingin mempelajari agama berdasarkan pengertian
intelektualdantidakinginmenerimanyasecarabegitusaja.Merekameragukanaagamabukankarena
ingin menjadi agnostik atau atheis. Melainkan karena ingin menerima agama sebgai sesuatu yang
bermaknaberdasarkankeinginanmarekauntukmandiridanbebasmenentukankeputusankeputusan
merekasendiri.
E.Penutup
Seseorangdapatdikatakanbermoral,apabilatingkahlakuorangtersebutsesuaidengannilai
More NextBlog CreateBlog SignIn
0
nilai moral yang di junjung tinggi oleh kelompok sosialnya. Sehingga tugas penting yang harus
dikuasairemajaadalahmenpelajariapayangdiharapkanolehkelompoknya.
Adatigatugaspokokremajadalammencapaimoralitasremajadewasa,yaitu:
a.Menggantikonsepmoralkhususdengankonsepmoralumum.
b. Merumuskan konsep moral yang baru dikembangkan ke dalam kode moral sebagai kode
prilaku.
c.Melakukanpengendalianterhadapprilakusendiri.
DaftarPustaka
AbulAlaalMaududi,alUmmahalIslamiyahwaQadhiyyahalQaumiyah,Mesir,DaralAnshar,1981
HartatiNetty,IslamdanPsikologi.Jakarta:RajaGrafindoPersada,2004
Hurlock,ElizabethB.PsikologiPerkembangan.NewYork:McGrawhill,Inc1980
NurihsanJuntika.2007.PerkembanganPesertaDidik.Bandung:SekolahPascaSarjanaUPI
PsnujuPanut.1999.PsikologiRemaja.Yogyakarta:TiaraWacanaYogya
Santrock John W. 1996. Adolescence(Perkembangan Remaja). The University Of At Dallas: Times Morror
HigtherEducation
SantrockJohnW.1983.LifeSpanDevelopmant(PerkembagnanMasaHidup).UniversituOfTexasAtDallas:
BrownandBeachmark
YusufSyamsu.2007.PsikologiPerkembanganAnakdanRemaja.Bandung:RosdaKarya
WalterHousten,ThePsychologyOfReligion,TheMacmillan,Canada,1942

[1]Rosmita,adalahDosendanKetuaJurusanPengembanganMasyarakatIslamFakultasDakwahdan

IlmuKomunikasiUINSuskaRiau,
[2] Abul Ala alMaududi, alUmmah alIslamiyah wa Qadhiyyah alQaumiyah, Mesir, Daral
Anshar,1981,hlm.162
[3]Ibid,hlm.77
[4] Ibid,hlm.78
[5] NettyHartati,IslamdanPsikologi.Jakarta:RajaGrafindoPersada,2004,hlm.29
[6] WalterHousten,ThePsychologyOfReligion,TheMacmillan,Canada,1942,hlm.2
[7] Hurlock,ElizabethB.PsikologiPerkembangan.NewYork:McGrawhill,Inc1980,hlm.13
[8] NettyHartati,Op.Cit,hlm.3334
[9] Op.Cit,hlm.31
[10] Op.Cit,hlm.4345
Rekomendasikan ini di Google

Beranda
PMI-UIN-SUSKA
Copyright 2013. All Rights Reserved.
By YUDERMAN
BloggerTemplatecreatedwithArtisteerby.

Posting Lama

Anda mungkin juga menyukai