STEP 1
1. Kolesterol
Salah satu jenis lipid yang berasal baik dari eksogen maupun endogen tubuh
dan berhubungan erat dengan penyakit aterosklerosis ataupun gangguan
lemak lainnya.
2. Hipertensi
Tekanan darah tinggi.
3. Pelo
Berbicara dengan intonasi yang tidak jelas.
STEP 2
PENYAKIT SEREBROVASKULER
1. Definisi
2. Etiologi
3. Jenis-jenis penyakitnya
4. Patogenesis
STROKE
1. Definisi
2. Epidemiologi
3. Etiologi
4. Klasifikasi
5. Factor resiko
6. Patofisiologi
7. Manifestasi klinis
8. Diagnosis banding
9. Penegakan diagnosis
10.Penatalaksanaan
11.Rehabilitasi
12.Pencegahan
13.Prognosis
14.Komplikasi
STEP 3
PENYAKIT SEREBROVASKULER
1.
Definisi
Penyakit yang berhubungan dengan gangguan vaskularisasi otak
2.
3.
Jenis-jenis penyakit
Stroke
Aneurisma
3.
Patogenesis Fahmi
LI
STROKE
1.
Definisi
Suatu penyakit gangguan fungsional otak yang terjadi secara mendadak
yang berlangsung lebih dari 24 jam atau dapat menimbulkan kematian
yang disebabkan oleh gangguan peredaran darah otak. Lokasi lesi bisa
fokal maupun global.
2.
Epidemiologi
- Dapat menyerang segala jenis umur
- Laki-laki lebih banyak
- Berhubungan dengan gaya hidup
- Berhubungan dengan ras (ras putih lebih dominan)
3.
Etiologi
- Iskemi
- pecahnya pembuluh darah di otak stroke hemorrhagik
- kelainan pembuluh darah (aterosklerosis,arteriosklerosis)
- thrombus, emboli
- syok hipovolemik
- gangguan / kelainan komponen darah
3.
Klasifikasi
Stroke hemorrhagic
-
TIA
RIND
Stroke inevolusi
Komplit stroke
4.
Fokal stroke
Global stroke
Factor resiko
Yang bisa diubah
o
Hipertensi
DM
Obesitas
Merokok
Hiperlipidemia / hiperkolesterolemia
Anemia
Polisitemia
Alcohol
5.
Umur
Jenis kelamin
Ras
Patofisiologi (Riska)
Stroke iskemik
Nekrosis : membrane sel lisis sel pecah radang
6.
Manifestasi klinis
7.
Diagnosis banding
8.
Penegakan diagnosis
9.
Penatalaksanaan
10.
Rehabilitasi
11.
Pencegahan
12.
Prognosis
13.
Komplikasi
STEP 4
STEP 5
PENYAKIT SEREBROVASKULER
1. Definisi
2. Etiologi
3. Jenis-jenis penyakitnya
4. Patogenesis
STROKE
1. Definisi
2. Epidemiologi
3. Etiologi
4. Klasifikasi
5. Factor resiko
6. Patofisiologi
7. Manifestasi klinis
8. Diagnosis banding
9. Penegakan diagnosis
10.Penatalaksanaan
11.Rehabilitasi
12.Pencegahan
13.Prognosis
14.Komplikasi
STEP 6
BELAJAR MANDIRI
STEP 7
PENYAKIT SEREBROVASKULER
1. Definisi
2. Etiologi
Disebabkan oleh suatu lesi di otak,lesi ini sebagian besar di timbulkan oleh
suatu oklusi pada lumen arteri serebral.(ateroslerosis dan erteriosklerosis)
Juga karena penyakit vascular oklusif lain nya seperti endarteritis reumaik
dan sifilik, periaritis nodosa dan Lupus Erimatosus Diseminata.
Perdarahan intrakranial
Perdarahan parenkim otak primer
Perdarahan spontan (nontraumatik), paling sering terjadi pada
usia pertengahan atau lanjut.
Terjadi karena hipertensi sebabkan sejumlah kelainan di
dinding pembuluh darah (terjadi pada pembuluh darah yang
kecil, diameter < 300m)
Perdarahan subarachnoid dan aneurisma sakular
Aneurisma terjadi pada pembuluh darah yang besar. Jika garis
tengahnya 6-10mm akan pecah. Tapi jika diameternya >25mm
disebut aneurisma raksasa kemungkinan rupture berkurang dan
gejala yang beraitan denagn efek masanya menjadi lebih menonjol.
Malformasi vascular
pembuluh darah berkelok-kelok, sering terjadi kalsifikasi
sehingga mudah sekali terjadi perdarahan spontan.
Kelainan pembuluh darah congenital. Sering terjadi di
hemisferium serebri dan sering diperdarahi oleh cabang-cabang
arteri serebri media.
(Buku ajar patologi Robbins, edisi 7, tahun 2004)
4. Patogenesis
arteri atau di kelokan2 arteri karotis. Tempat2 tersebut adalah yang terutama
menangkis tekanan-tekanan akibat hipertensi. Dan oleh sebab itu, mungkin
sekali arus darah menimbulkan lesi pada intima sehingga arus darah bisa
menyelipkan lipid di bawah intima
Arteri yang sudah mempunyai plaque atherosclerosis cenderung mendapat
komplikasi yang berupa thrombus. Hal ini mudah dimengerti mengingat
intima arteri sudah rusak dan lumen arteri sudah sempit. Dalam keadaan itu
mudah timbul turbulensi arus darah, yang lebih mempermudah lagi
pembentukan thrombus. Kalau thrombus sudah terlepas dan dengan
demikian terjadi embolisasi.
(Neurologi KLinis Dasar)
STROKE
1. Definisi
Strok adalah sindrom klinis yang awal timbulnya mendadak, progresi cepat, berupa
deficit neurologis fokal dan/atau global, yang berlangsung 24 jam atau lebih atau
langsung menimbulkan kematian, dan semata-mata disebabkan oleh gangguan peredaran
darah otak non traumatic. Bila gangguan peredaran darah otak ini berlangsung sementara,
beberapa detik hingga beberapa jam (kebanyakan 10-20 menit), tapi kurang dari 24 jam,
disebut sebagai serangan iskemia otak sepintas (TIA=transient ischaemia attack).
(Kapita Selekta Kedokteran, Edisi Ketiga, Jilid 2, FKUI, 2007)
2. Epidemiologi
3. Etiologi
1. Infark otak
Emboli
a. Emboli kardiogenik
-
Arteri vertebralis
b. Penyakit intrakranial
-
Arteri basilaris
2. Perdarahan intraserebral
Hipertensif
Malformasi arteri-vena
Angiopati amiloid
3. Perdarahan subarachnoid
4. Penyebab lain (dapat menimbulkan infark atau perdarahan)
Migren
Kondisi hiperkoagulasi
Miksoma atrium
4. Klasifikasi
Berdasarkan etiologinya :
a. Stroke perdarahan atau stroke hemorrhagic
Completed stroke
(Kapita Selekta Kedokteran, Edisi Ketiga, Jilid 2, FKUI, 2007 ; Stroke Pengelolaan
Mutakhir, Undip, 1998)
5. Factor resiko
usia
ras
riwayat keluarga
fibrilasi atrium
hipertensi
diabetes mellitus
merokok
kontrasepsi oral
hematokrit meningkat
hiperurisemia
dislipidemia
- Race
- Family history
Controllable
- Hypertension
- Diabetes mellitus
- Hypercholesterolemia
- Cardiac disease
- History of stroke or TIA
- Atrial fibrillation
- Valvular heart disease
- Severe carotid stenosis
- Intracranial arterial stenosis
- Hypercoagulable states (antiphospholipid antibodies)
- Homocystinemia
- Obesity
- Smoking
(The 5-minute Clinical Consult 2008, Frank J Domino)
6. Patofisiologi
Stroke iskemik
Berkurangnya ADOhipoksemi regionalterbentuknya daerah
core,penumba dan hiperemi/luxury perfussion area.
2 mekanisme kematian sel otak:
a. Nekrosiskematian ledakan sel akut akibat penghancuran
sitoskeleton selreaksi inflamasi dan fagositosis debris
nekrotik.Nekrosis sel dipicu oleh exitotoxic injury dan free radical
injury ( merusak membran lipidlipolisis)akibat bocornya
neurotransmitter glutamat dan aspartat.
b. Apoptosissitoskeleton sel mengalami penciutan atau shrinkage
tanpa inflamasi.Hal ini terjadi akibat reaksi kaskade
iskemik,yang berlangsung lambat melalui proses kelumpuhan
pompa ion Na dan K,yg diikuti proses depolarisasi membran
selhilangnya kontrol metabolisme Calcium dan
Natriummitokondria melepas enzim kaspase apoptosis.
7. Manifestasi klinis
Pada pasien dengan PSA didapatkan gejala prodromal berupa nyeri kepala hebat dan
akut. Kesadaran sering terganggu dan sangat bervariasi. Ada gejala/tanda rangsangan
meningeal. Edema papil dapat terjadi bila ada perdarahan subhialoid karena pecahnya
aneurisma pada a. Komunikans anterior atau a. Karotis interna.
Stroke akut
-
Perubahan mendadak status mental (konfusi, delirium, letargi, stupor atau koma)
Afasia (bicara tidak lancar, kurangnya ucapan atau kesulitan memahami ucapan)
8. Diagnosis banding
Table 142-2 Differential Diagnosis of Acute
Stroke
Hypoglycemia
Postictal paralysis (Todd paralysis)
Bell's palsy
Hypertensive encephalopathy
Epidural or subdural hematoma
Brain tumor or abscess
Complicated migraine
Encephalitis
Diabetic ketoacidosis
Hyperosmotic coma
Meningoencephalitis
Wernicke encephalopathy
Multiple sclerosis
Meniere disease
Drug toxicity (lithium, phenytoin, carbamazepine)
9. Penegakan diagnosis
: perdarahan supratentorial
- Skor -1 s.d 1
: perlu CT Scan
- Skor <-12
: infark serebri
- Derajat kesadaran
- Vomitus
- Nyeri kepala
- Ateroma
: 0=tidak ada; 1=salah satu atau lebih : diabetes, angina,
penyakit pembuluh darah
Scan resonansi magnetik (MRI) lebih sensitif dari CT Scan dalam mendeteksi infark
serebri dini dan infark batang otak.
10. Penatalaksanaan
Stroke non hemoragic
Dibedakan pada fase akut dan pasca fase akut.
Fase akut (hari ke 0-14 sesudah onset penyakit)
Sasaran pengobatan :
menyelamatkan neuron yang menderita jangan sampai mati,dan agar proses
patologik lainnya yang menyertai tak mengganggu/mengancam fungsi otak.
Tindakan dan obat yang diberikan haruslah menjamin perfusi darah ke otak tetap
cukup, tidak justru berkurang. Karena itu dipelihara fungsi optimal :
-
Bila gawat atau koma, balans cairan, elektrolit, dan asam basa darah harus
dipantau.
Penggunaan obat untuk memulihkan aliran darah dan metabolisme otak yang
menderita di daerah iskemi (ischemic penumbra) masih menimbulkan perbedaan
pendapat.
-
a. Pengobatan umum :
- Nafas : jalan nafas harus bebas untuk menjamin keperluan oksigen.
- Darah:dijaga agar tekanan darah tetap cukup (tinggi) untuk mengalirkan darah
(perfusi) ke otak, dan menjaga komposisi darah (O2, Hb, glukosa) tetap
optimal untuk metabolisme otak.
- Otak : mencegah terjadinya edema otak dan timbulnya kejang dg kortikosteroid,
gliserol, atau manitol untuk edema, dan valium iv pelan-pelan terhadap
kejang
kejang.
- Ginjal :saluran kemih, dan balans cairan dipertahankan.
- Gastrointestinum : fungsi defekasi / pencernaan dan nutrisi jaringan abaikan.
b. Pengobatan spesifik :
11. Rehabilitasi
Prinsip Rehabiliasi Stroke
Mengusahakan sedapat mungkin penderita independent .
1. Independent dlm merawat diri, mencari nafkah spt sblm sakit tanpa alat
bantu
2. =1 ttp alat bantu (+)
3. Dapat ambulansi dan merawat diri, alat bantu (+/-)
4. Perlu bantuan utk merawat diri, ambulansi dg kursi roda
5. Hanya berbaring di tempat tidur
Rehabilitasi preventif
Bertujuan utk mengurangi akibat buruk dari immobilisasi yg berkepanjangan
kontraktur, ulkus dekubitus, atrofi otot, dekonditioning kardiopulmonal,
depresi pd pdrt n kelg
Rehabilitasi komprehensif
Dititik beratkan pd pemulihan fungsi (physical reconditioning) dan mekanisme
kompensasi dlm merawat diri, hub dg kelg & masy, pekerjaan
Hari 1-3
Mulai lat pasif LGS atau aktif asistif, mobilisasi scapula utk menghindari
terfiksirnya scapula pd posisi adduksi
Latihan pernafasan
Latihan duduk pasif + 5-10 mnt dg monitor T n klinis, sec gradual (min 2x
sehari) toleransi baik if 30mnt
Duduk pasif dg hip n knee fleksi min utk cegah spastisitas ekstr inf
Hari 3-7
Hari 7-14
Evaluasi psikologik
Minggu 3-6
Ambulasi mandiri
12. Pencegahan
A. Pencegahan primer
1. Strategi kampanye nasional yang terintegrasi dengan program pencegahan
penyakit vaskular lainnya
2. Memasyaratkan gaya hidup sehat bebas stroke
B. Pencegahan sekunder
1. Modifikasi gaya hidup berisiko stroke dan faktor risiko misalnya :
Berhenti merokok
Polisitemia
Pasien yang tidak tahan asetosal, dapat diberikan tiklopidin 250-500 mg/hari,
dosis rendah asetosal 80 mg + cilostazol 50-100 mg/hari, atau asetosal 80 mg
+ dipiridamol 75-150 mg/hari.
4. Tindakan Invasif
13. Prognosis
Prognosa cerebrovascular accident biasanya sukar dievaluasi dalam stadium2 yang dini.
Penentuan prognosa untuk kehidupan harus berhati-hati; sequellae (cacat sisa)
(hemiplegia, dll) umumnya terdapat. Tidakan rehabilitasi pasien hemiplegia akibat
cerebrovascular accident harus segera dimulai dan intensif.
Prognosa thrombosis serebri ditentukan sampai taraf tertentu oleh lokasi dan luasnya
infark, dan juga keadaan umum penderita. Umumnya, makin lambat kesembuhannya,
makin buruk prognosanya. Pada emboli cerebri keadaan2yang mendasarinya dan adanya
emboli dalam organ2 yang lain merupakan faktor2 yang penting. Pada perdarahan
intraserebri prognosanya buruk terutama dengan adamya hipertensi dan aterosklerosis.
Perdarahan intraventrikuler atau perdarahan batang otak merupakan suatu tanda yang
menegcilkan hati.
Stroke hemoragik Perdarahan intraserebral (PIS)
Prognosis dipengaruhi beberapa factor :
-
Tingkat kesadaran :sadar 16% meninggal, somnolen 39% mati, yang trupor
meninggal 71% dan bila koma maka 100%.
Usia : pada usia 70tahun atau lebih, angka kematian meningkat tajam
Jenis kelamin :laki2 lebih banyak 61% yang meninggal dari pada perempuan (41%)
dr.Harsono,
DDS.
Fakultas
Kedokteran