CKD
Disusun Oleh :
Pembimbing :
PEKALONGAN
2018
BAB I
LAPORAN KASUS
ANAMNESIS
a. Keluhan Utama
Sesak nafas
b. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke IGD dengan keluhan sesak mulai dirasakan
kurang lebih 1 minggu SMRS dan memberat 3 hari SMRS. Pasien juga
mengeluh mual dan muntah kurng lebih 5x. Pasien tampak lemah dan
pucat. Pasien memiliki riwayat cuci darah 2x seminggu. Pasien
mengakui sering meminum minuman penambah energi.
2
Riwayat sakit seperti ini : diakui
Riwayat alergi obat-obatan : disangkal
Riwayat batuk lama : disangkal
Riwayat hipertensi : disangkal
Riwayat DM : disangkal
d. Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat sakit serupa : disangkal
Riwayat TB : disangkal
Riwayat hipertensi : disangkal
Riwayat DM : disangkal
Pemeriksaan fisik dilakukan pada tanggal 18 Maret 2018 di ruang Teratai pada
pukul 09.20 WIB.
3
Leher : benjolan (-), kulit merah (-), perabaan hangat (-), nyeri
tekan (-) pembesaran limfonodi (-)
Thoraks : Bentuk normal, retraksi (+)
Paru Depan
Inspeksi : Simetris saat statis dan dinamis, retraksi (+)
Palpasi : Ekspansi paru kanan = paru kiri
Perkusi : Sonor di seluruh lapangan paru
Auskultasi :Suara dasar vesikuler (+/+) menurun, ronkhi (-/-),
wheezing (-/-)
Paru Belakang
Inspeksi : Simetris saat statis dan dinamis
Palpasi : Ekspansi paru kanan = paru kiri
Perkusi : Sonor di seluruh lapangan paru
Auskultasi :Suara dasar vesikuler (+/+) menurun, ronkhi (-/-),
wheezing (-/-)
Jantung
Inspeksi : denyut pada apeks jantung atau ictus cordis terlihat di
ICS V
Palpasi : ictus cordis teraba di ics V
Perkusi : batas jantung jantung melebar, batas kanan di ICS IV
kanan, di garis parasternal kanan, batas atas di ruang
intercostal II kanan garis parasternal kanan begerser ke
arah lateral, batas jantung kiri di ICS V kiri bergeser ke
arah lateral dari garis midclavicula kiri.
Auskultasi : S1<S2 irregular, S3 (+)
Abdomen
Inspeksi : lapang perut terlihat datar
Auskultasi : Bising usus (+) normal
Perkusi : Timpani
4
Palpasi :Distensi (-), nyeri tekan (-), hepatomegali (-),
splenomegali (-)
Ekstremitas
Superior Inferior
Mukosa kuku pucat -/- -/-
Edema -/- -/-
Sianosis -/- -/-
Akral dingin -/- -/-
Tremor jari -/-
- Eritrosit : 2,34
- Lekosit : 15.4
- Hemoglobin: 6,9
- Hematokrit : 19,2
- Trombosit : 392.000
- MCV : 82
- MCH : 29,4
- MCHC : 36,5
- Glucosa : 144
- Kalium : 8,7
- Natrium : 129
- Clorida : 98
- Urea : 607
- Creatinine : 24,26
- Uric Acid : 17,3
5
Initial Dx
S : Sesak nafas
O : RR 40x/menit
Rx :
- Inf EAS Primer:Kidmin (1:1) 12 tpm
- O2 sungkup 6 lpm
Mx : Keadaan umum, TTV
Ex :
- posisikan pasien Head up 30 derajat
2. Asassement : Hipertensi
Initial Dx :
S :-
O : TD 160/90 mmHg
Rx :
- Inf EAS Primer:Kidmin (1:1) 12 tpm
- Inj. Furosemid 1x1 amp
- Micardis 1x80mg
- Pasang DC
Mx : keadaan umum, tanda vital, balance cairan
Ex :
- Menjelaskan kepada pasien dan keluarga bahwa keadaan ini akibat
fungsi ginjal yang sudah menurun.
- Apabila kondisi pasien memburuk segera laporkan ke petugas.
3. Asassement : Anemia
Initial Dx
S :-
O : Hb 6.9 g/dl
Rx :
- Transfusi PRC II kolf
- Premed Inj. Furosemid 1 amp
Mx : Keadaan umum, tanda vital, evaluasi Hb
Ex :
- Apabila terjadi reaksi alergi segera laporkan ke petugas untuk
dilakukan tindakan lebih lanjut
6
4. Asassement : Vomitus
Initial Dx :
S : Mual muntah
O : muntah >5x
Rx :
- Inf EAS Primer:Kidmin (1:1) 12 tpm
- Inj. Ondancentron 3x1amp
Mx : keadaan umum, tanda vital
Ex :
- Apabila kondisi pasien memburuk segera laporkan ke petugas.
5. Asassement : CKD
Initial Dx
S :-
O : Ureum 607
Kreatinin 24,26
Rx :
- Inf EAS Primer:Kidmin (1:1) 12 tpm
- BicNat 3x1
- CaCO3 3x1
- Ketocid 3x1
Mx : Keadaan umum, tanda vital, evaluasi Ureum dan Kreatini
Ex :
- Apabila kondisi pasien memburuk segera laporkan ke petugas
7
Mata : CA +/+ - CaCO3 3x1
Pulmo : SDV (+/+),S1-S2 Reguler - Ketocid 3x1
Abdomen : BU(+) - Pro Transfusi II Kolf
Ekstremitas : pitting edema
- -
- -
A : CKD
A : CKD
21/3/2018 S : sesak(+), lemah, mual - Inf.EASPrimer:Kidmin
10.15 O : KU lemah (1:1) 12 tpm
R. Teratai Kesadaran CM - Inj. Furosemid 1x1amp
TTV :TD : 170/9 mmHg - Inj. Ondancentron
HR : 108 x /mnt 3x1amp
Suhu : 36,50C - Micardis 1x80mg
RR : 41x/mnt - BicNat 3x1
Mata : CA +/+ - CaCO3 3x1
Pulmo : SDV (+/+),S1-S2 Reguler - Ketocid 3x1
Abdomen : BU(+) - Pro Transfusi II Kolf
Ekstremitas : pitting edema
8
- -
- -
A : CKD
22/3/2018 S : sesak(+), lemah, mual - Inf.EASPrimer:Kidmin
10.45 O : KU lemah (1:1) 12 tpm
R. Teratai Kesadaran CM - Inj. Furosemid 1x1amp
TTV :TD : 170/9 mmHg - Inj. Ondancentron
HR : 119 x /mnt 3x1amp
Suhu : 36,50C - Micardis 1x80mg
RR : 39x/mnt - BicNat 3x1
Mata : CA +/+ - CaCO3 3x1
Pulmo : SDV (+/+),S1-S2 Reguler - Ketocid 3x1
Abdomen : BU(+) - Transfusi PRC II Kolf
Ekstremitas : pitting edema
- -
- -
A : CKD
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI
Pada keadaan tidak terdapat kerusakan ginjal lebih dari 3 bulan, dan LFG sama
atau lebih dari 60ml/menit/1,73m2, tidak termasuk kriteria penyakit ginjal kronik.6
ETIOLOGI
Etiologi penyakit gagal ginjal kronik sangat bervariasi antara negara satu
dan negara lain. Pada Tabel 2 menunjukkan penyebab utama dan insiden penyakit
gagal ginjal kronik di Amerika Serikat.6
10
Sedangkan Perhimpunan Nefrologi Indonesia (Pernefri) tahun 2000
mencatat penyebab gagal ginjal yang menjalani hemodialisis di Indonesia, seperti
pada Tabel 3.6
Dikelompokkan pada sebab lain di antaranya, nefritis lupus, nefropati urat,
intoksikasi obat, penyakit ginjal bawaan, tumor ginjal dan penyebab yang tidak
diketahui.6
Tabel 2. Penyebab Utama Penyakit Ginjal Kronik di Amerika Serikat
(1995-1999) 6
Penyebab Insiden
Diabetes Melitus 44%
- Tipe 1 (7%)
- Tipe 2 (37%)
Hipertensi dan penyakit pembuluh darah besar 27%
Glomerulonefritis 10%
Nefritis interstitialis 4%
Kista dan penyakit bawaan lain 3%
Penyakit sistemik (missal Lupus dan vaskulitis) 2%
Neoplasma 2%
Tidak diketahui 4%
Penyakit lain 4%
PATOFISIOLOGI
11
akhirnya diikuti oleh proses maladaptasi berupa sklerosis nefron yang tersisa.
Proses ini akhirnya diikuti oleh penurunan fungsi nefron yang progresif, walaupun
penyakit dasarnya sudah tidak aktif lagi. Adanya peningkatan aktivitas aksis
renin-angiotensin-aldosteron intrarenal, ikut memberikan kontribusi terhadap
terjadinya hiperfiltrasi sklerosis dan progresifitas penyakit tersebut.6
KLASIFIKASI
Klasifikasi penyakit ginjal kronik didasarkan atas dua hal yaitu, atas dasar
derajat (stage) penyakit dan atas dasar diagnosis etiologi. Klasifikasi atas dasar
derajat penyakit, dibuat atas dasar LFG (Laju Filtrasi Glomerulus), yang awalnya
mempergunakan rumus Kockcroft-Gault, yaitu:6
12
Pada orang dengan usia >70 tahun dengan LFG 45 – 59 ml/min/1,73 m2, apabila
keadaan tersebut stabil seiring dengan waktu tanda ada kemungkinan dari gagal
gagal ginjal, biasanya hal tersebut tidak berhubungan dengan komplikasi dari
GGK.
DIAGNOSIS
PENATALAKSANAAN
PROGNOSIS
13