Anda di halaman 1dari 27

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Geologi merupakan suatu cabang ilmu mengenai pembentukan muka bumi
dilihat dari unsure pembentukannya. Pembentukan permukaan bumi secara umum
dihasilkan oleh proses pengangkatan dan penimbunan dan proses ini terlihat dari
bentukan lahan yang Nampak di permukaan bumi.
Praktikum geologi ini lebih ditekankan pada pengenalan batuan sebagai
bagian dari proses pembentukan muka bumi selain itu
1.2 Maksud Dan Tujuan
Maksud adalah menjelaskan mineral dan batuan, Mengidentifikasi jenis
mineral yang terkandung dalam setiap jenis batuan
Tujuan
a.
b.
c.
d.

Dapat mengetahui mineral dan batuan secara fisik


Menambah pengetahuan tentang ilmu geologi
Memberikan penambahan tantang pentingnya kerja tim
Menyalesaikan masalah dengan keputusan bersama

1.2 Alat Dan Bahan


a. Alat tulis menulis

b. Alat uji kekerasan (Kikir, Tegel, Pisau baja, kaca, kawat)


c. Hcl 0,01 m
d. Lap halus & lap kasar
e. Lup (pembesaran 10x)
f. Buku Rocks and Minerals

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Mineral
Mineral adalah adalah suatu bahan atau unsur kimia, atau gabungan beberapa
unsur kimia sebagai hasil proses alam, bersifat homogen dan mempunyai susunan
atau rumus kimia tertentu.
2.1.1 Definisi dan klasifikasi Mineral
Mineral dapat kita definisikan sebagai bahan padat anorganik yang terdapat
secara alamiah, yang terdiri dari unsur-unsur kimiawi dalam perbandingan tertentu,
dimana atom-atom didalamnya tersusun mengikuti suatu pola yang sistimatis.
Mineral dapat kita jumpai dimanamana disekitar kita, dapat berwujud sebagai batuan,
tanah, atau pasir yang diendapkan pada dasar sungai. Beberapa daripada mineral
tersebut dapat mempunyai nilai ekonomis karena didapatkan dalam jumlah yang
besar, sehingga memungkinkan untuk ditambang seperti emas dan perak. Mineral,
kecuali beberapa jenis, memiliki sifat, bentuk tertentu dalam keadaan padatnya,
sebagai perwujudan dari susunan yang teratur didalamnya. Apabila kondisinya
memungkinkan, mereka akan dibatasi oleh bidang-bidang rata, dan diasumsikan
sebagai bentukbentuk yang teratur yang dikenal sebagai kristal. Dengan demikian,
kristal secara umum dapat didefinisikan sebagai bahan padat yang homogen yang

memiliki pola internal susunan tiga dimensi yang teratur. Studi yang khusus
mempelajari sifat-sifat, bentuk susunan dan cara-cara terjadinya bahan padat tersebut
dinamakan kristalografi. Pengetahuan tentang mineral merupakan syarat mutlak
untuk dapat mempelajari bagian yang padat dari Bumi ini, yang terdiri dari batuan.
Bagian luar yang padat dari Bumi ini disebut litosfir, yang berarti selaput yang terdiri
dari batuan, dengan mengambil lithos dari bahasa latin yang berarti batu, dan
sphere yang berarti selaput. Tidak kurang dari 2000 jenis mineral yang kita ketahui
sekarang. Beberapa daripadanya merupakan benda padat dengan ikatan unsur yang
sederhana. Contohnya adalah mineral intan yang hanya terdiri dari satu jenis unsur
saja yaitu Karbon. Garam dapur yang disebut mineral halit, terdiri dari senyawa dua
unsur Natrium dan Chlorit dengan simbol NaCl. Setiap mineral mempunyai susunan
unsur-unsur yang tetap dengan perbandingan tertentu. Studi yang mempelajari segala
sesuatunya tentang mineral disebut Mineralogi, didalamnya juga mencakup
pengetahuan tentang Kristal, yang merupakan unsur utama dalam susunan mineral.
Pengetahuan dan pengenalan mineral secara benar sebaiknya dikuasai terlebih dahulu
sebelum mempelajari dasar-dasar geologi atau Geologi Fisik, dimana batuan, yang
terdiri dari mineral, merupakan topik utama yang akan dibahas. Diatas telah
dijelaskan bahwa salah satu syarat utama untuk dapat mengenal jenis-jenis batuan
sebagai bahan yang membentuk litosfir ini, adalah dengan cara mengenal mineral
mineral yang membentuk batuan tersebut. Dengan anggapan bahwa pengguna buku
ini telah mengenal dan memahami mineralogi, maka untuk selanjutnya akan diulas
secara garis besar tentang mineral sebagai penyegaran saja.

2.1.2 Sifat Fisik Mineral


Terdapat dua cara untuk dapat mengenal suatu mineral, yang pertama adalah
dengan cara mengenal sifat fisiknya. Yang termasuk dalam sifat fisik mineral adalah
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

bentuk kristalnya
berat jenis
bidang belah
warna
kekerasan
goresan
kilap.
Adapun cara yang kedua adalah melalui analisa kimiawi atau analisa difraksi

sinar X, cara ini pada umumnya sangat mahal dan memakan waktu yang lama.
Berikut ini adalah sifat-sifat fisik mineral yang dapat dipakai untuk mengenal
mineral secara
cepat, yaitu:
1. Bentuk kristal (crystall form)
Apabila suatu mineral mendapat kesempatan untuk berkembang tanpa
mendapat hambatan, maka ia akan mempunyai bentuk kristalnya yang khas.
Tetapi apabila dalam perkembangannya ia mendapat hambatan, maka bentuk
kristalnya juga akan terganggu. Setiap mineral akan mempunyai sifat bentuk
kristalnya yang khas, yang merupakan perwujudan kenampakan luar, yang
terjadi sebagai akibat dari susunan kristalnya didalam. Untuk dapat
memberikan gambaran bagaimana suatu bahan padat yang terdiri dari mineral
dengan bentuk kristalnya yang khas dapat terjadi, kita contohkan suatu cairan
panas yang terdiri dari unsur-unsur Natrium dan Chlorit. Selama suhunya

tetap dalam keadaan tinggi, maka ion-ion tetap akan bergerak bebas dan tidak
terikat satu dengan lainnya. Namun begitu suhu cairan tersebut turun, maka
kebebasan bergeraknya akan berkurang dan hilang, selanjutnya mereka mulai
terikat dan berkelompok untuk membentuk persenyawaan Natrium Chlorida.
Dengan semakin menurunnya suhu serta cairan mulai mendingin, kelompok
tersebut semakin tumbuh membesar dan membentuk mineral Halit yang
padat. Mineral kuarsa, dapat kita jumpai hampir disemua batuan, namun
umumnya pertumbuhannya terbatas. Meskipun demikian, bentuknya yang
tidak teratur tersebut masih tetap dapat memperlihatkan susunan ion-ionnya
yang ditentukan oleh struktur kristalnya yang khas, yaitu bentuknya yang
berupa prisma bersisi enam. Tidak perduli apakah ukurannya sangat kecil atau
besar karena pertumbuhannya yang sempurna, bagian dari prisma segi enam
dan besarnya sudut antara bidang-bidangnya akan tetap dapat dikenali. Kristal
mineral intan, dapat dikenali dari bentuknya yang segi-delapan atau
oktahedron dan mineral grafit dengan segi-enamnya yang pipih, meskipun
keduanya mempunyai susunan kimiawi yang sama, yaiut keduanya terdiri dari
unsur Karbon (C). Perbedaan bentuk kristal tersebut terjadi karena susunan
atom karbonnya yang berbeda.
2. Berat jenis (specific gravity)
Setiap mineral mempunyai berat jenis tertentu. Besarnya ditentukan
oleh unsur-unsur pembentuknya serta kepadatan dari ikatan unsur-unsur
tersebut dalam susunan kristalnya. Umumnya mineral-mineral pembentuk
batuan, mempunyai berat jenis sekitar 2.7, meskipun berat jenis rata-rata

unsur metal didalamnya berkisar antara 5. Emas murni umpamanya,


mempunyai berat jenis 19.3.
3. Bidang belah (fracture)
Mineral mempunyai kecenderungan untuk pecah melalui suatu bidang
yang mempunyai arah tertentu. Arah tersebut ditentukan oleh susunan dalam
dari atom-atomnya. Dapat dikatakan bahwa bidang tersebut merupakan
bidang lemah yang dimiliki oleh suatu mineral.
4. Warna (color)
Warna mineral memang bukan merupakan penciri utama untuk dapat
membedakan antara mineral yang satu dengan lainnya. Namun paling tidak
ada warna-warna yang khas yang dapat digunakan untuk mengenali adanya
unsur tertentu didalamnya. Sebagai contoh warna gelap dipunyai mineral,
mengindikasikan terdapatnya unsur besi. Disisi lain mineral dengan warna
terang, diindikasikan banyak mengandung aluminium.
5. Kekerasan (hardness)
Salah satu kegunaan dalam mendiagnosa sifat mineral adalah dengan
mengetahui kekerasan mineral. Kekerasan adalah sifat resistensi dari suatu
mineral terhadap kemudahan mengalami abrasi (abrasive) atau mudah
tergores (scratching). Kekerasan suatu mineral bersifat relatif, artinya apabila
dua mineral saling digoreskan satu dengan lainnya, maka mineral yang
tergores adalah mineral yang relatif lebih lunak dibandingkan dengan mineral
lawannya. Skala kekerasan mineral mulai dari yang terlunak (skala 1) hingga
yang terkeras (skala 10) diajukan oleh Mohs dan dikenal sebagai Skala
Kekerasan Mohs.

Mineral

Kekerasan

Talcum (Talc)
Gypsum
Kalsit
Fluorit
Apatit
Feldspar
Kuarsa
Topaz
Korundum
Intan

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Tabel 2.1 Skala Mohs


6. Goresan pada bidang (streak)
Beberapa jenis mineral mempunyai goresan pada bidangnya, seperti
pada mineral kuarsa dan pyrit, yang sangat jelas dan khas.
7. Kilap (luster)
Kilap adalah kenampakan atau kualitas pantulan cahaya dari
permukaan suatu mineral. Kilap pada mineral ada 2 (dua) jenis, yaitu Kilap
Logam dan Kilap Non-Logam. Kilap Non-logam antara lain, yaitu: kilap
mutiara, kilap gelas, kilap sutera, kelap resin, dan kilap tanah.
2.1.3. Sifat Kimiawi Mineral
Berdasarkan senyawa kimiawinya, mineral dapat dikelompokkan menjadi
mineral Silikat dan mineral Non-silikat. Terdapat 8 (delapan) kelompok mineral Nonsilikat, yaitu kelompok Oksida, Sulfida, Sulfat, Native elemen, Halid, Karbonat,
Hidroksida, dan Phospat. Adapun mineral silikat (mengandung unsur SiO) yang

umum dijumpai dalam batuan. Di depan telah dikemukakan bahwa tidak kurang dari
2000 jenis mineral yang dikenal hingga sekarang. Namun ternyata hanya beberapa
jenis saja yang terlibat dalam pembentukan batuan. Mineral-mineral tersebut
dinamakan Mineral pembentuk batuan, atau Rock-forming minerals, yang merupakan
penyusun utama batuan dari kerak dan mantel Bumi. Mineral pembentuk batuan
dikelompokan menjadi empat: (1) Silikat, (2) Oksida, (3) Sulfida dan (4) Karbonat
dan Sulfat.
a. Mineral Silikat
a. Hampir 90 % mineral pembentuk batuan adalah dari kelompok ini,
yang merupakan persenyawaan antara silikon dan oksigen dengan
beberapa unsur metal. Karena jumlahnya yang besar, maka hampir 90
% dari berat kerak-Bumi terdiri dari mineral silikat, dan hampir 100 %
dari mantel Bumi (sampai kedalaman 2900 Km dari kerak Bumi).
Silikat merupakan bagian utama yang membentuk batuan baik itu
sedimen, batuan beku maupun batuan malihan. Silikat pembentuk
batuan yang umum adalah dibagi menjadi dua kelompok, yaitu
kelompok ferromagnesium dan non-ferromagnesium.
b. Mineral oksida
a. Mineral oksida terbentuk sebagai akibat perseyawaan langsung antara
oksigen dan unsur tertentu. Susunannya lebih sederhana dibanding
silikat. Mineral oksida umumnya lebih keras dibanding mineral
lainnya kecuali silikat. Mereka juga lebih berat kecuali sulfida. Unsur
yang paling utama dalam oksida adalah besi, Chroom, mangan, timah

dan aluminium. Beberapa mineral oksida yang paling umum adalah es


(H2O), korondum (Al2O3), hematit (Fe2O3) dan kassiterit (SnO2).
c. Mineral Sulfida
a. Mineral sulfide merupakan mineral hasil persenyawaan langsung
antara unsur tertentu dengan sulfur (belerang), seperti besi, perak,
tembaga, timbal, seng dan merkuri. Beberapa dari mineral sulfida ini
terdapat sebagai bahan yang mempunyai nilai ekonomis, atau bijih,
seperti pirit (FeS3), chalcocite (Cu2S), galena (PbS), dan sphalerit
(ZnS).
d. Mineral-mineral Karbonat dan Sulfat
a. Merupakan persenyawaan dengan ion (CO3)2-, dan disebut karbonat,
umpamanya persenyawaan dengan Ca dinamakan kalsium karbonat,
CaCO3 dikenal sebagai mineral kalsit. Mineral ini merupakan susunan
utama yang membentuk batuan sedimen.

Bowen Reaction Series


Mineral pembentuk batuan adalah mineral-mineral yang menyusun suatu
batuan dengan kata lain batuan yang terdiri dari berbagai macam mineral. Ada juga
terdapat batuan yang hanya terdiri dari satu mineral saja, seperti Dunit yang hanya
terdiri dari satu mineral yaitu Olivine.
Dalam proses pendinginan magma dimana magma itu tidak langsung semuanya
membeku, tetapi mengalami penurunan temperatur secara perlahan bahkan mungkin
cepat. Penurunan temperature ini disertai mulainya pembentukan dan pengendapan
mineral-mineral tertentu yang sesuai dengan temperaturnya. Pembentukan mineral

dalam magma karena penurunan temperatur telah disusun oleh Bowen (seri reaksi
Bowen).

Sebelah kiri mewakili mineral-mineral mafik, yang pertama kali terbentuk dalam
temperatur sangat tinggi adalah Olivin. Akan tetapi jika magma tersebut jenuh oleh
SiO2 maka Piroksenlah yang terbentuk pertama kali. Olivin dan Piroksen merupakan
pasangan Ingcongruent melting dimana setelah pembentukan Olivin akan bereaksi
dengan larutan sisa membentuk Piroksen. Temperatur menurun terus dan

pembentukan mineral berjalan sesuai dengan temperaturnya. Mineral yang terakhir


terbentuk adalah Biotit.

Mineral sebelah kanan diwakili oleh mineral kelompok Plagioklas (mineral felsik).
Anorthit adalah mineral yang pertama kali terbentuk pada suhu yang tinggi dan
banyak terdapat pada batuan beku basa seperti Gabro atau Basalt. Andesin terbentuk
pada suhu menengah dan terdapat pada batuan beku Diorit atau Andesit. Sedangkan
mineral yang terbentuk pada suhu rendah adalah Albit, mineral ini tersebar pada
batuan asam seperti Granit dan Riolit. Reaksi berubahnya komposisi Plagioklas ini
merupakan deret Solid Solution yang merupakan reaksi kontinyu, artinya
kristalisasi Plagioklas Ca (Anortit) sampai Plagioklas Na (Albit) akan berjalan terus
jika reaksi setimbang.
Mineral sebelah kanan dan sebelah kiri bertemu pada mineral Potasium Feldspar
(Orthoklas), ke Muscovit dan terakhir Kwarsa, maka mineral kwarsa merupakan
mineral yang paling stabil diantara seluruh mineral mafik atau mineral felsik.
Sehingga dengan memperhatikan reaksi Bowen, kita memperoleh berbagai
kemungkinan himpunan mineral utama didalam batuan beku diantaranya:
1. Kelompok batuan Ultrabasa dan Basa, mineralnya antara lain:

Olivin

Olivin Plagioklas

Piroksen

Olivine Piroksen

Olivin Plagioklas - Piroksen

Piroksen - Plagioklas

2. Kelompok batuan Intermediet, mineralnya antara lain:

Piroksen Horblende - Plagioklas

Hornblende Plagioklas

Hornblende Plagioklas Biotit Kwarsa

3. Kelompok batuan Asam, mineralnya antara lain:

Hornblende Plagioklas Biotit Orthoklas

Hornblende Plagioklas Biotit Muscovit

Muscovit Biotit Orthoklas

Mineral utama sebagai penyusun utama pembentuk batuan antara lain:


a. Kwarsa (Quartz)
Mineral ini mempunyai susunan kimia dengan rumus SiO2 dan terhitung mineral
yang banyak sekali tersebar, warna asli tidak berwarna putih, tetapi karena adanya
pengotoran dari unsur lain sehingga berwarna lain, bentuk kristal prismatic
hexagonal, tidak mempunyai belahan, pecahannya: conchoidal, kekerasan: 7 (skala
mohs). Ciri yang khas dari mineral ini, terdapat garis-garis mendatar pada sisi bidang
kristalnya. Mempunyai warna tersendiri, sering berwarna jernih atau putih suram.

Pengisian dari berbagai zat didalamnya, memberikan warna yang berbeda-beda, ada
yang berwarna kekuning-kuningan, ungu (amnetis), coklat dan lain-lain. Biasanya
tidak mempunyai bentuk yang baik, karena merupakan mineral yang menghablur
terakhir dari magma, sehingga terpaksa harus mengisi celah-celah dan rongga-rongga
sisi yang terdapat diantara kristal-kristal dari mineral yang telah terbentuk lebih
dahulu.

b. Feldspar
Merupakan golongan mineral yang paling umum dijumpai di dalam kulit bumi
sebagai Silikat dari Alumina dengan Kalium, Natrium, dan Kapur. Sistim
Monoklin/Triklin terlihat belahan dalam 2 arah. Kekerasan 6 Felspar dibagi atas 2
golongan, yaitu:

o Potash Felspar (K Al Si3O8)


Terdiri dari mineral ortoklas, mikrolin dan sanidin adularis. Warnanya
putih, pucat atau merah daging, abu-abu. Kilat seperti kaca (petreous).
Bidang belahan baik, tidak ada striasi (garis-garis paralel yang
lembut). Ortoklas (KALSiO2), sebagai sumber utama unsur K
(Kalium) dalam tanah, umumnya berwarna abu-abu, kemerahan,
belahan dua arah, kekerasan 6, bersifat asam.

o Plagioklas Feldspar (Na, Ca)Al Si3O8

Warna putih atau abu-abu berwarna lain, kilap pitreus. Bidang belahan
baik kedua arah ada sitriasi. Mudah dibedakan dari Ortoklas karena
adanya kembaran yang dapat dilihat dibawah loupe, lebih-lebih di
bawah mikroskop. Sering berbentuk zona dan berubah menjadi Serisit,
Kaolinit atau Epidot.
Plagioklas felspar terdiri atas 6 macam mineral, yaitu:
a. Albit
b. Oligoklas
c. Andesin
d. Bitownit
e. Labradorit
f. Anorthit

Makin ke bawah makin berkurang mengandung Na dan makin


bertambah akan mengandung Ca. Albit, Andesin disebut Plagioklas
asam atau Na Plagioklas. Anortit, Bitonit disebut Plagioklas basa atau
Calcic Plagioklas. Plagioklas (Na, Ca) AlSi3O8 kenampakannya
menyerupai Ortoklas, hanya warnya biasa putih abu-abu dan secara
optic Plagioklas mempunyai kembaran. Plagioklas terdiri dari mineralmineral Albit, Oligoklas, Andesine, Bitonit, Labradorit dan Anortit.

c. Feldspatoid

Merupakan mineral pengganti Feldspar, karena terbentuk bila dalam suatu batuan
tidak cukup terdapat SiO2. Dalam batuan yang mengandung SiO2 bebas, mineral ini
tidak terbentuk, karena yang terbentuk adalah Felspar. Feldspatoid ini terdiri atas
beberapa mineral, antara lain: Leucit (K Al Si2O) sebagai pengganti orthoklas.
Warnanya putih agak jernih dan bentuknya aquant/bulat. Nephelin (Na Al Si2O6)
sebagai pengganti Plagioklas (Albit). Warna abu-abu. Bentuk berisi 6 atau bulat.
Sodalit warnanya putih, abu-abu atau kebiruan.

d. Mika (Glimmer)
Ada tiga macam, yaitu muscovit, biotit, dan phlogopit.
o Muscovit, disebut juga mika putih. Rumus kimianya K Al (OH)2 (Al
Si3 O10). Mudah dikenal, karena sifatnya yang mudah dibelah-belah
dalam helaian-helaian yang sangat tipis, transparan dan fleksibel, tidak
berwarna, abu-abu, kehijauan atau coklat muda, kilap vitreum,
kekerasan 2-3.
o Biotit disebut juga Mika hitam, dengan rumus kimia K2 (Mg, Fe)2
(OH)2 AlSi3 O8. Mudah terbelah dalam satu arah dan biasanya
berbentuk segi enam, tidak transparan, fleksibel. Warna: hitam hingga
coklat tua, kilap vitrous, kekerasan 2,5 - 3.

o Phlogopit disebut juga mika coklat. Tidak banyak dijumpai.

e. Amfibol
Terutama

terdiri

dari

mineral

Hornblende.

Susunan

Kimianya

Ca2(MgFeA1)3(OH)2(SiA14O11)2. Berbentuk prismatik, biasanya berisi kelipatan


tiga, agak panjang dengan belahan dua arah menyudut kira-kira 900. Merupakan
kumpulan mineral-mineral yang berbentuk prisma pendek berisi delapan. Warna :
coklat tua hingga hitam. Kekerasan 5 - 6. yang terpenting dari golongan ini adalah
Hornblende.
f. Piroksen
Terutama terdiri dari mineral Augit. Berbentuk prismatik pendek berisi kelipatan 4
dengan belahan 2 arah menyudut. Merupakan kumpulan dari mineral-mineral yang
berbentuk prisma pendek bersisi delapan. Striasi bersudut kira-kira 900. Pyroxen
adalah senyawa yang kompleks dari Calsium, Magnesium, Ferum, dan Silikat. Warna
coklat tua hingga hitam. Kekerasan 5 - 8. Mineral golongan ini antara lain : Enstatit,
Hypersten, Diopsid, dan yang paling banyak terdapat ialah Augit dengan rumus kimia
Ca (MgFe) (SiO3)2 (AlFe)2 O3.
g. Olivin
Biasanya berwarna hijau terdiri dari (FeMg)2SiO4. Pada umumnya terdapat dalam
batu Basalt dan Gabro. Olivin membentuk kristal yang ideal, karena terbentuk
pertama-tama dari magma. Warna hijau atau kuning kecoklatan. Biasanya berbutir
halus dan granular. Pecahan concoidal (seperti kerang). Kekerasan 6,5 - 7.
h. Kalsit

Mineral ini berwarna putih, sering ada pengotoran, mempunyai belahan 3 arah
berbentuk Rombuder, susunan kimianya CaCO3.
i. Grafit
Mineral ini unsurnya Karbon (C) berwarna hitam, lunak, umumnya pada batuan
ubahan.
2.2 Batuan
Batuan adalah suatu massa mineral yang dapat terdiri atas satu jenis mineral
atau lebih. Batuan terdiri atas campuran antar mineral sejenis ataupun tidak sejenis
yang saling terikat secara gembur atau padat. Oleh karena itu, kerak dan slubung atas
bumi terdiri dari bermacam-macam batuan yang umur dan asalnya berbeda-beda.
Induk pembentuk batuan litosfer adalah magma, yaitu batuan cair pijar dan
bersuhu sangat tinggi yang terdapaat di bawah kerak bumi. Magma mengalami
beberapa proses perubahan sehingga menjadi batuan. Berdasarkan proses
pembentukannya batuan dibedakan menjadi tiga macam, yaitu batuan beku, batuan
sedimen, dan batuan metamorf.
2.2.1 Batuan Beku (Igneous Rock)
Batuan beku adalah batuan yang terbentuk dari magma pijar yang membeku
menjadi padat. Menurut salah satu teori tentang terjadinya bumi, dahulu bumi berupa
massa cair yang dinamakan magma. Magma ini selanjutnya membeku membentuk
lapisan kerak bumi. Oleh karena itu, sebagian besar batuan kerak bumi terdiri atas

jenis batuan beku. Pada kenyataannya 80% batuan yang mnyusun bumi adalah batuan
beku.
Berdasarkan tempat terbentuknya magma, batuan beku dapat dibedakan
menjadi tiga macam, yaitu batuan beku dalam, batuan beku gang, dan batuan beku
luar.
2.2.1.1 Batuan Beku Dalam (Plutonik)
Batuan beku dalam adalah batuan beku yang terbentuknya jauh di bawah
permukaan bumi, yaitu pada kedalaman 15-50 km. karena tempat pembekuannya
dekat dengan astenosfer, pendinginan magmanya sangat lambat sehingga
menghasilkan batuan yang besar-besar dengan tekstur holokristalin, yaitu semua
komposisi batuan disusun oleh Kristal yang sempurna.
Yang termasuk batuan beku dalam adalah granit, diorit, dan gabro. Ciri-ciri
batuan beku dalam antara lain sebagai berikut :
a. Umumnya berbutir lebuh kasar dibandingkan batuan beku luar
b. Jarang menunjukkan adanya lubang-lubang gas.
2.2.1.2 Batuan Beku Gang/Celah/Korok/Hypabisal
Batuan beku korok terjadi dari magma yang membeku di lorong atau celah
antara sarang magma dengan permukaan bumi. Proses pembekuan magma itu agak
cepat sehingga membentuk batuan yang mempunyai Kristal-kristal yang kurang

sempurna. Misalnya, magma yang mempunyai susunan granit di dalam sebuah gang
yang akan membentuk batuan beku yang disebut porfiri granit.
2.2.1.3 Batuan Beku Luar/Lelehan/Vulkanik
Batuan beku luar terjadi dari sebagian magma yang membeku setelah tiba di
permukaan bumi. Batuan ini membeku secara cepat di permukaan bumi. Akibatnya,
batuan ini mempunyai tekstur Krista-kristal yang sangat lembut (mikro), bahkan
sering

menimbulkan

adanya

mineral-mineral

gelas

(glassy minerals)

jika

pendinginannya sangat cepat. Yang termasuk batuan beku luar adalah basalt, diorite,
andesit, obsidian, scoria, dan pumice (batu apung).
Berdasarkan mineral penyusunnya batuan beku dapat dibedakan menjadi dua
macam, batuan beku mineral ringan dan mineral berat.
2.2.1.4 Batuan Beku Mineral Ringan
Batuan beku yang tersusun atas mineral-mineral ringan biasanya berwarna
terang, mjudah pecah, dan banyak mengandung silikat tinggi sehingga termasuk
batuan yang bersifat asam.
2.2.1.5 Batuan Beku Mineral Berat

Batuan beku yang tersusun atas mineral-mineral berat biasanya berwarna


gelap, sukar pecah, dan kandungan silikatnya sedikit sehingga termasuk batuan yang
bersifat basa.
2.2.2 Batuan Sedimen (Sedimentary Rocks)
Batuan beku yang telah terbentuk pada permukaan mengalami pelapukan lalu
mengalami erosi. Bagian-bagian yang lepas akibat erosi diangkut oleh agen-agen
geomofisik seperti air, angin, es, gletser; kemudian diendapkan di suatu cekungan
sedimen sehingga mengalami proses litifikasi (proses pembatuan) sehingga menjadi
batuan sedimen. Proses litifikasi ini memakan waktu beribu-ribu bahkan jutaan tahun.
Batuan sedimen dibedakan menjadi 3 kelompok, yaitu menurut tenaga yang
mengendapkan, tempat pengendapan, dan cara pengendapan
2.2.2.1 Menurut Tenaga yang Mengendapkan
Menurut tenaga yang mengendapkan batuan sedimen terbagi atas tiga
kelompok yaitu :
a. Batuan sedimen Akuatis, yaitu batuan yang berasal dari pengendapan butir-butir
batuan oleh sungai.
b. Batuan sedimen Aeolis (Aeris), yaitu batuan sedimen yang berasal dari
pengendapan butir-butir batuan oleh angin.
c. Batuan sedimen Glasial, yaitu batuan sedimen yang berasal dari pengendapan
butir-butir batuan oleh gletser.

2.2.2.2 Menurut Tempat Pengendapan


Menurut tempat pengendapan batuan sedimen terbagi menjadi lima bagian,
yaitu :
a.
b.
c.
d.
e.

Batuan sedimen teristis, yaitu batuan sedimen yang diendapkan di darat.


Batuan sedimen marine, yaitu batuan sedimen yang diendapkan di laut.
Batuan sedimen limnis, yaitu batuan sedimen yang diendapkan di danau.
Batuan sedimen fluvial, yaitu batuan sedimen yang diendapkan di sungai.
Batuan sedimen glacial, batuan sedimen yang diendapkan di daerah-daerah yang
terdapat es dan gletser.

2.2.2.3 Menurut Cara Pengendapan


Menurut cara pengendapannya batuan sedimen terbagi menjadi 3 bagian,
yaitu:
a. Batuan sedimen mekanis, yaitu batuan sedimen yang diendapkan secara
mekanik tanpa mengubah susunan kimianya. Contohnya pasir dan batu
kerikil.
b. Batuan sedimen kimiawi, yaitu batuan sedimen yang diendapkan secara
kimia. Pada proses ini terjadi perubaha susunan kimia. Contoh batu
kapur.
c. Batuan sedimen organik, yaitu batuan sedimen yang diendapkan melalui
kegiatan organik. Contohnya terumbu karang.
2.2.3 Batuan Metamorf (Malihan)

Batuan metamorf adalah batuan yang berasal dari batuan induk, dapat berupa
beku, batuan sedimen, ataupun metamorf yang mengalami metamorfosa. Faktorfaktor yang mempengaruhi proses perubahan batuan adalah suhu yang tinggi, tekanan
yang kuat, dan waktu yang lama. Batuan metamorf dapat dibedakan menjadi tiga,
yaitu metamorf kontak (metamorf termal), metamorf dynamo (metamorf kinetik), dan
metamorf pneumatolitis kontak.
2.2.3.1 Metamorf Kontak (Metamorf Termal)
Metamorf kontak disebabkan oleh adanya kenaikan tempratur pada batuan
tertentu. Panas intrusi yang diteruskan pada batuan sekitarnya mengakibatkan
metamorfosa kontak. Contohnhya, batu gamping yang terkena sebuah intrusi akan
menjadi marmer.

2.2.3.2 Metamorf Dynamo (Metamorf Kinetik)


Batuan metamorf dynamo dalah batuan yang berubah karena pengaruh
tekanan yang sangat tinggi dalam waktu yang sangat lama, dan dihasilkan dari proses
pembentukan kulit bumi oleh tenaga endogen. Adanya tekanan dari arah yang

berlawanan menyebabkan butir-butir mineral menjadi pipih dan ada yang mengkristal
kembali. Contohnya batu lumpur (mudstone) menjadi batu tulis (slate).
2.2.3.3 Metamorf Pneumatolitis Kontak
Batuan Metamorf pneumatolitis kontak adalah batuan yang berubah karena
pengaruh gas-gas dari magma. Contohnya, kuarsa dengan gas borium berubah
menjadi turmalin (sejenis permata) dan kuarsa dengan gas fluorium berubah menjadi
topas (permata berwarna kuning)
1.3 Mekanisme Siklus Batuan

Gambar2.3 Siklus Batuan


Mekanisme siklus batuan di alam dapat diurai sebagai berikut :
1) Magma mengalami proses pendinginan sehingga terjadi kristalisasi membentuk
batuan beku

2) Batuan beku mengalami pelapukan dan erosi, terangkut dalam bentuk larutan
atau bukan larutan, kemudian diendapkan sehingga terjadi proses sedimentasi
membentuk batuan sedimen. Namun, ada juga batuan beku yang langsung
berubah menjadi batuan metamorf.
3) Batuan sedimen mengalami perubahan menjadi batuuan metamorf.
Batuan metamorf yang mendekati astenosfer dapat berubah lagi menjadi
magma atau adanya magma baru yang menjadi batuan beku lagi. Demikian
seterusnya

BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil

3.2 Pembahasan

BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan

Kesimpulan dari laporan ini adalah lapisan bumi terdiri atas beberapa bagian,
yaitu: kerak bumi , selimut bumi, dan inti bumi. Selimut bumi dibagi menjadi tiga
bagian yaitu litosfer, astenosfer dan mesosfer.
4.2 Saran
Waktu pengerjaan laporan diperpanjang sehingga dapat mengerjakan laporan
dengan benar dan tidak ada kesalahan.

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai