Alkaloid
Alkaloid
ABSTRACT: This research aims to find out; (1) the content of active substances,
(2) testing antioxidant activity, and (3) knowing the content of total phenols of the
fruit chayote extracts. The content of the active compound of chayote extract may
be known through phytochemical screening by using specific reagents. Testing of
antioxidant activity is carried out by spectrophotometry method at 517 nm
wavelength using a difenilpikril hidrazil (DPPH) as free radicals. Total phenol
content of fruit extracts chayote is carried out by spectrophotometry method at a
wavelength of 360 nm by using sulfanilat acid reagents. The results showed that
the extract of the fruit of chayote contains alkaloids, phenolics and flavonoids, but
not detected to contain the compounds these terpenoids. Antioxidant activities of
ethanol extracts of the fruit of chayote with IC50 values of weak 191,554% g/mL,
and total phenol which is very low, amounted to 0.78%.
Keywords: screening of phytochemicals, antioxidant activity, total phenols,
chayote
ABSTRAK: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui; (1) kandungan senyawa
aktif, (2) melakukan uji aktivitas antioksidan, dan (3) mengetahui kandungan
total fenol dalam ekstrak buah labu siam. Kandungan senyawa aktif ekstrak labu
siam dapat diketahui melalui skrining fitokimia dengan menggunakan reagen
tertentu. Uji aktivitas antioksidan dilakukan dengan metode spektrofotometri
pada panjang gelombang 517 nm dengan menggunakan difenilpikril hidrazil
(DPPH) sebagai radikal bebas. Kandungan total fenol ekstrak buah labu siam
dilakukan dengan metode spektrofotometri pada panjang gelombang 360 nm
dengan menggunakan reagen asam sulfanilat. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa ekstrak buah labu siam mengandung senyawa alkaloid, fenol, dan
flavonoid, tetapi tidak terdeteksi mengandung senyawa golongan terpenoid.
Aktivitas antioksidan ekstrak etanol buah labu siam lemah dengan nilai IC50
sebesar 191,554 g/mL, serta total fenol yang sangat rendah, yakni sebesar
0,78%.
Kata kunci: skrining fitokimia, aktivitas antioksidan, total fenol, labu siam
PENDAHULUAN
Antioksidan adalah senyawa kimia yang dapat menyumbangkan satu atau
lebih elektron kepada radikal bebas. Radikal bebas bersifat sangat reaktif dan
mampu mengoksidasi senyawa biologi seperti karbohidrat, DNA, lipid dan
protein. Antioksidan dibedakan menjadi antioksidan sintetik dan antioksidan
alami berdasarkan sumber perolehannya (Dalimartha dan Soedibyo, 1999).
Beberapa penelitian membuktikan bahwa penggunaan antioksidan sintetik tidak
aman bagi kesehatan, karena dapat bersifat karsinogenik (Ho dalam Tran, 2013).
Antioksidan alami yang dapat diperoleh dari buah dan sayur saat ini banyak
Sampel diinkubasi selama 30 menit pada suhu 250 C dan dalam keadaan gelap,
selanjutnya diukur absorbansinya pada panjang gelombang 517 nm dengan etanol
sebagai larutan blanko. Aktivitas antioksidan dihitung berdasarkan persentase
peredaman radikal bebas DPPH oleh senyawa antioksidan. Percobaan tersebut
dilakukan secara duplo dengan 3 kali ulangan. Data absorbansi yang diperoleh
akan dimasukkan pada tabel pengamatan, sperti Tabel 3.2. Data absorbansi yang
diperoleh digunakan untuk menentukan % peredaman aktivitas antioksidan
ekstrak etanol buha labu siam terhadap radikal bebas DPPH.
3. Kandungan total fenol ekstrak labu siam
Larutan sampel yang berupa ekstrak labu siam ditambah dengan 1 mL
reagen A (campuran asam sulfinat 7,64%, H2SO4 , NaNO2 4,8%, dengan
perbandingan 5:1:5), ditambah 0,5 mL reagen B (NaOH 8%). Campuran antara
larutan sampel dan reagen diinkubasi pada suhu 100 C selama 30-40 menit,
selanjutnya diukur absorbansinya dengan spektrofometer UV-Vis pada panjang
gelombang 360 nm. Hasil pengukuran sampel dibandingkan dengan fenol sebagai
larutan standart. Larutan standart dibuat dengan menggunakan larutan fenol
dengan konsentrasi 1, 2, 3, 4 ppm dengan perlakuan yang sama, kemudian diukur
absorbansinya.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Skrining Fitokimia Ekstrak Buah Labu Siam (Sechium edule (Jacq.) Sw.)
Hasil penelitian dari skrining fitokomia ekstrak etanol buah labu siam
menunjukkan bahwa labu siam mengandung senyawa golongan alkaloid, fenol,
dan flavonoid, tetapi tidak terdeteksi mengandung senyawa golongan terpenoid
seperti yang tertera pada tabel 1. Hasil uji terpenoid menunjukkan hasil negatif
dengan menggunakan reagen Liebermann-Burchard. Hal tersebut sesuai dengan
hasil penelitian Khandelwal dalam Maity et al. (2013) yang menyebutkan bahwa
ekstrak labu siam mengandung senyawa alkaloid, fenol, flavonoid, saponin,
karoten, karbohidrat, dan glikosida.
Tabel 1. Hasil Skrining Fitokimia Ekstrak Buah Labu Siam
No.
Senyawa
1.
Alkaloid
2.
Flavonoid
3.
Polifenol
4.
Terpenoid
Reagen
Keberadaan
senyawa
Mayer
Wagner
Dragendorff
Bubuk Mg, HCl
pekat
FeCl3 1%
+
+
+
+
LiebermannBurchard
Keterangan
Terbentuk endapan putih
Terbentuk endapan coklat
Terbentuk endapan jingga
Terjadi perubahan warna dari
coklat menjadi merah kecoklatan
Terjadi perubahan warna dari
coklat menjadi kuning
Tidak terjadi perubahan warna
menjadi hijau biru pada larutan
uji.
terkandung dalam ekstrak labu siam tidak terekstraksi, oleh karena itu variasi
penggunaan pelarut dapat dilakukan untuk memastikan kualitas kandungan
ekstrak yang didapatkan.
Pengujian senyawa alkaloid dengan menggunakan reagen Mayer, Wagner,
dan Dragendorff, menyebabkan reaksi pengendapan karena adanya penggantian
ligan. Atom nitrogen yang mempunyai pasangan elektron bebas pada alkaloid
mengganti ion iod dalam reagen Mayer, reagen Dragendroff, dan reagen Wagner.
Hal tersebut mengakibatkan terbentuknya endapan jingga terhadap penambahan
reagen Dragendroff, hal ini karena nitrogen digunakan untuk membentuk ikatan
kovalen koordinat dengan K+ yang merupakan ion logam. Terbentuknya endapan
putih kekuningan pada penambahan reagen Mayer karena nitrogen pada alkaloid
akan bereaksi dengan ion logam K+ dari kalium tetraiodomerkurat (II) membentuk
kompleks kalium-alkaloid yang mengendap (Marliana dkk, 2005; Sangi dkk.,
2008). Endapan coklat yang terbentuk dengan penambahan reagen Wagner
disebabkan oleh ion logam K+ akan membentuk ikatan kovalen koordinat
dengan nitrogen pada alkaloid membentuk kompleks kalium-alkaloid yang
mengendap (Marlina dkk, 2005).
Pengujian polifenol dilakukan dengan melakukan penambahan FeCl3.
Perubahan warna terjadi ketika penambahan FeCl3 yang bereaksi dengan salah
satu gugus hidroksil yang ada pada senyawa polifenol. Pada penambahan FeCl3
pada ekstrak uji menghasilkan merah atau warna hijau kehitaman yang
menunjukkan bahwa sampel mengandung senyawa polifenol.
Warna merah pada uji flavonoid disebabkan terbentuknya garam flavilium
(Achmad dalam Marlinda, 2012). Pengujian senyawa terpenoid menunjukkan
hasil negatif yang dilakukan dengan menggunakan reagen Liebermann-Burchard
tetapi tidak terbentuk warna hijau biru pada larutan uji. Warna hijau biru yang
timbul pada uji tersebut disebabkan pembentukan ikatan rangkap terkonjungasi
yang terbentuk akibat polimerasi hidrokarbon tak jenuh.
Uji Aktivitas Antioksidan dari Ekstrak Buah Labu Siam (Sechium edule
(Jacq.) Sw.)
Uji aktivitas antioksidan dilakukan berdasarkan aktivitas penangkapan
elektron radikal bebas DPPH yang diukur dengan menggunakan spektrofotometer.
Peredaman radikal bebas oleh antioksidan terjadi ketika elektron tak berpasangan
menjadi berpasangan dengan adanya sebuah donor hidrogen, sehingga
membentuk DPPH yang lebih stabil. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
penambahan ekstrak labu siam pada larutan DPPH akan menyebabkan pemudaran
warna, dari ungu tua menjadi ungu muda. Hal tersebut menunjukkan bahwa
terjadi reaksi reduksi oksidasi (redoks) antara radikal bebas DPPH dengan
antioksidan ekstrak buah labu siam yang menghasilkan produk stabil dan air
(H2O). Produk inilah yang dapat mempengaruhi warna menjadi pudar.
Aktivitas antioksidan esktrak buah labu siam diperoleh berdasarkan
persentase peredaman radikal bebas DPPH oleh esktrak buah labu siam, yang
disajikan pada Tabel 2.
Tabel 2. Rerata Nilai abssorbansi dan Persentase Peredaman Radikal Bebas DPPH oleh
Esktrak Buah Labu Siam
Konsentrasi
esktrak labu siam
(g/ml)
0
10
20
30
40
50
Persentase
peredaman
1.5366667
1.3633333
64.9465006
1.3733333
64.2957414
1.3433333
66.248019
1.2733333
70.8033334
1.2233333
74.0571294
Nilai rerata absorbansi dari ekstrak etanol buah labu siam yang diperoleh,
kemudian dihitung % peredaman radikal bebasnya. Perhitungan persentase
peredaman radikal bebas dapat dihitung menggunakan rumus :
100%
20
15
10
5
0
0
10
20
30
40
50
60
Gambar 1. Hubungan antara Konsentrasi Sampel dengan Daya Peredaman Radikal (%)
mampu menghentikan reaksi rantai radikal secara efisien (Shukla, et al., 1997).
Reaksi peredaman radikal bebas oleh senyawa alkaloid. Uji skrining fitokimia
untuk alkaloid yang dilakukan dengan menggunakan tiga reagen, yakni
Dragendroff, Mayer, dan Wagner memperlihatkan hasil positif, yakni esktrak labu
siam mengandung alkaloid.
Hasil penelitian ini membuktikan bahwa ekstrak etanol buah labu siam
mengandung senyawa aktif yang bersifat sebagai antioksidan berupa fenol,
flavonoid, dan alkaloid yang sangat bermanfaat. Komponen alkaloid dalam labu
siam mampu memperlancar peredaran darah dan mencegah penyakit stroke,
sehingga dapat digunakan untuk terapi herbal, yakni proses penyembuhan dengan
menggunakan ramuan berbagai tanaman berkhasiat obat. Terapi herbal saat ini
sedang populer di kalangan masyarakat karena dinilai sebagai pengobatan yang
mempunyai efek samping sedikit, murah, dan mudah didapat (Utami, 2003).
PENUTUP
Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan beberapa hal
berikut; (1) Hasil skrining fitokimia ekstrak buah labu siam (Sechium edule
(Jacq.) Sw.) terbukti mengandung senyawa alkaloid, flavonoid, dan fenol, tetapi
tidak terdeteksi mengandung senyawa golongan terpenoid; (2) Uji aktivitas
antioksidan dari ekstrak buah labu siam (Sechium edule (Jacq.) Sw.) menunjukkan
hasil yang sangat lemah dengan nilai IC50 sebesar 191,554 g/mL; (3) Kandungan
total fenol dalam ekstrak buah labu siam sangat rendah, yakni sebesar 0,78 % dari
fenol standart.
Saran
Berdasarkan pembahasan di atas, maka saran yang diajukan yakni sebagai
berikut; (1) Sebaiknya digunakan metode kromatografi lapis tipis (KLT) untuk
skrining fitokimia sehingga dapat diperoleh macam kandungan senyawa aktif
yang lebih akurat; (2) Pemeriksaan uji kuantitatif alkaloid dapat dilakukan dengan
menggunakan metode Kromatografi Lapis Tipis (KLT) dilanjutkan dengan
densitometer atau menggunakan High Performance Liquid Cromatography
(HPLC) dengan detektor spektrofotometer; (3) Digunakan variasi pelarut dalam
proses ekstraksi buah labu siam, seperti menggunakan metanol, n-butanol, dan etil
asetat, sehingga didapatkan senyawa yang lebih banyak macamnya.
DAFTAR RUJUKAN
Dalimartha, S. dan Soedibyo, M. 1999. Awet Muda Dengan Tumbuhan Obat dan
Diet Supleme. Jakarta: Trubus Agriwidya. hal. 36-40.
Es-Safi, N.E., Ghidouche, S. dan Ducrot, P.H. 2007. Flavonoids: hemisynthesis,
reactivity, characterization and free radical scavenging activity. Molecule;
12(9): 2228-58.
Firdous, S. M., Sravanthi, K., Debnath, R. and Neeraja, K. 2012. Protective Effect
Of Ethanolic Extract And Its Ethylacetate And N-Butanol Fractions Of
Sechium Edule Fruits Against Carbon Tetrachloride Induced Hepatic
Injury In Rats. Int J Pharm Pharm Sci. Vol 4. Issue 1. 354-359.
Gupta, V.K. , Kumria, R., Garg, M. and Gupta, M. 2010. Recent Updates on Free
Radicals Scavenging Flavonoids: An Overview. Asian Journal of Sciences
9(3); 108-117.
Huang D., Ou B. and Prior R.L. 2005. The chemistry behind antioxidant capacity
assays. J. of Agricultural and Food Chemistry. 53:1841-1856.
Maity, S., Firdous, S.M. and Debnath, R. 2013. Evaluation Of Antidiabetic
Activity Of Ethanolic Extract Of Sechium Edule Fruits In Alloxan-Induced
Diabetic Rats. World Journal Of Pharmacy And Pharmaceutical Sciences.
Volume 2, Issue 5, 3612-3621.
Markham, K.R. (1988). Cara Mengidentifikasi Flavonoid. Bandung: Penerbit ITB.
Marliana, S.D., Suryanti, V. dan Suyono. 2005. Skrining Fitokimia dan Analisis
Kromatografi Lapis Tipis Komponen Kimia Buah Labu Siam (Sechium
edule Jacq. Swartz.) dalam Ekstrak Etanol. Biofarmasi. 3 (1): 26-31.
Marlinda, M., Sangi, M.S., dan Wuntu, A.D. 2012. Analisis Senyawa Metabolit
Sekunder dan Uji Toksisitas Ekstrak Etanol Biji Buah Alpukat (Persea
americana Mill.). Jurnal Mipa Unsrat Online.1 (1) 24-28.
Meng, X., Munishkina, L.A., Fink, A.L. and Uversky, V.N. 2010. Effects of
Various Flavonoids on the -Synuclein Fibrillation Process. Hindawi
Access to Research Parkinsons Disease, Volume 2010 (2010), Article ID
650794.
Pietta, P.G. 2000. Flavonoids as Antioxidants. J. Nat. Prod. 63 (7), pp 10351042.
Robinson, T. 1995. Kandungan Organik Tumbuhan Tinggi. Bandung: ITB.
Sangi, M. S., Runtuwene, M.R.J., Simbala, H.E.I. and Makang, V.M.A. 2008.
Analisis Fitokimia Tumbuhan Obat di kabupaten Minahasa Utara. Chem.
Prog, 1(1):47-53.
Shahidi, F. (Ed.), Kadaswarmi, C., Middleton, E. and Shukla, V.K.S. 1997.
Natural Antioxidants: Chemistry, Health Effects, and Applications.
Illionis: AOCS Press.
Shukla, V.K.S, Wanasundara, P.K.J.P.D and Shahidi, F. 1997. Antioxidant from
Oilseeds. In: F. Shahidi. (Ed), Natural Antioxidants: Chemistry, Health
Effects, and Applications. Illionis: AOCS Press.
Sirait, M. 2007. Penuntun Fitokimia Dalam Farmasi. Bandung: ITB Press.
Tran, A. V. 2013. Do BHA and BHT Induce Morphological Changes and DNA
Double-Strand Breaks in Schizosaccharomyces pombe?. Scripps Senior
Theses. Paper 152.
Tursiman, P. A., dan Nofiani, R. 2012. Total Fenol Fraksi Etil Asetat dari Buah
Asam Kandis (Garcinia dioica Blume). Jkk. Volume 1 (1), Hal. 45-48.
Utami, P. 2003. Tanaman obat untuk mengatasi rematik & asam urat. Depok:
Agro Media Pustaka.
Vermerris, W. and Nicholson, R.L. 2006. Phenolic Compound Biochemistry.
Netherlands: Springer.
Yuhernita dan Juniarti. 2011. Analisis Senyawa Metabolit Sekunder Dari Ekstrak
Metanol Daun Surian Yang Berpotensi Sebagai Antioksidan. Makara,
Sain. Vol. 15. No. 1.