Pendahuluan
Manusia sebagai mahluk sosial, sejak lahirnya sudah memiliki dua
naluri (keinginan) yang sangat mendasar, yakni naluri untuk menyatu
dengan orang-orang yang ada di sekitarnya serta naluri untuk menyatu
dengan lingkungannya. Selanjutnya manusia dapat dipetakan ke dalam
dua kelompok atau wilayah tempat tinggal, yaitu satu kelompok yang
bertempat tinggal pada wilayah perdesaan (masyarakat tradisional) dan
kelompok yang lainnya bertempat tinggal pada wilayah perkotaan
(masyarakat modern).
Pada masyarakat tradisional individu tidak bisa dipisahkan dari
lingkungannya, mereka berhubungan dengan alam secara langsung,
bahkan hidupnya sangat bergantug pada alam. Dalam masyarakat
tradisional pada umumnya sosial budaya lebih dikuasai oleh adat/tradisi
serta kepercayaan bukan dikuasai oleh hukum dan perundangundangan. Tingkat pendidikan yang sangat rendah atau sama sekali
tidak ada membuat mobilitas sosial yang terjadi sangat sedikit (itupun
kalau ada).
Sementara masyarakat modern berusaha agar anggota
masyarakat mempunyai pendidikan yang cukup tinggi membuat mereka
lebih rasional dalam menyikapi hidupnya. Mobilitas sosial yang ada
sangat tinggi sehingga sistem pelapisan sosial yang terjadi makin
1
75
1/2013
kompleks pula. Hal ini dapat dilihat dari diferensiasi pekerjaan yang lebih
menekankan pada aspek keahlian atau spesialisasi.
Titik berat pembangunan nasional Indonesia pasca lahirnya
reformasi adalah menekankan pada sektor industri, dengan harapan
sektor ini dapat mendukung percepatan pertumbuhan ekonomi nasional.
Pengembangan industri, selain menaikkan nilai ekonomi suatu komoditi,
juga dapat membuka kesempatan ekonomi bagi masyarakat, yaitu
memberikan alternatif lapangan kerja baru. Di samping untuk mengejar
ketertinggalan dari Negara-negara lain khususnya yang tergabung dalam
organisasi Asean, seperti Malaysia dan Singapura. Baik dari segi kualitas
hidup manusianya (SDM) maupun pada tingkat kesejahteraannya.
B. Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi masalah dalam tulisan ini adalah, sebagai
berikut :
a. Bagaimana deskripsi singkat perubahan sosial masyarakat tani
tradisonal di desa Tosora?
b. Bagaimana menganalisis perubahan sosial tersebut dengan teoriteori pembangunan?
c. Bagaimana deskripsi modernisasi di perdesaan?
C. Tujuan Penelitianan
Mengacu pada rumusan masalah yang tersebut di atas, maka
tujuan dari penulisan makalah ini, adalah :
a. Untuk mendeskripsikan secara singkat perubahan sosial yang
terjadi pada masyarakat tani tradisional di desa Tosora.
b. Untuk mengetahui analisis perubahan sosial yang terjadi dengan
teori-teori pembangunan.
c. Untuk mendeskripsikan modernisasi di perdesaan.
TINJAUAN PUSTAKA
1. Perubahan Sosial
Perubahan social biasa dikaitkan dengan perubahan yang terjadi
pada tiga dimensi, yakni : structural, kultur, dan interaksional. Beberapa
devinisi yang dikemukakan oleh para ahli di antaranya, adalah : Selo
Soemardjan, bahwa perubahan social adalah segala perubahan pada
lembaga-lembaga kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat, yang
mempengaruhi system sosialnya, termasuk di dalamnya nilai-nilai, sikap
dan pola perilaku di antara kelompok-kelompok dalam masyarakat
(dalam Soekanto, 1990 : 337).
Perubahan social dapat dibayangkan sebagai perubahan yang
terjadi di dalam atau mencakup system social. Lebih tepatnya, terdapat
perbedaan antara keadaan system tertentu dalam jangka waktu yang
berlainan. Konsep dasar mengenai perubahan social menyangkut tiga
Jurnal
76
Equilibrium
Volume
No.
1/2013
Equilibrium
Volume
No.
1/2013
yakni semangat solidaritas di antara sesama petani. Tradisi gotongroyong (kerja sama) yang menjadi ciri khas masyarakat di desa Tosora
selama ini, telah terkikis. Semua serba upah, mulai membajak sawah,
menanam bibit, sampai pada tahapan panen atau mengangkut hasil
panen untuk dibawa pulang ke rumah.
2.
Equilibrium
Volume
No.
1/2013
Equilibrium
Volume
No.
1/2013
3.
Equilibrium
Volume
No.
1/2013
KESIMPULAN
Tak dapat dipungkiri, pasca terjadinya revolusi industry di Inggris
telah membawa pengaruh besar terhadap kehidupan social masyarakat
bukan hanya masyarakat Eropa tetapi juga di Indonesia. Pengaruh
tersebut bukan hanya dirasakan oleh masyarakat perkotaan tetapi juga
masyarakat perdesaan.
Salah satu pengaruh besar revolusi industry tersebut di
masyarakat perdesaan adalah dalam bidang pertanian, sehingga pelan
tapi pasti masyarakat tani dengan peralatan alakadarnya yang masih
bersifat tradisional kini berubah pada hampir semua dimensi
kehidupannya berkat teknologi pertanian yang sudah modern
(modernisasi bidang pertanian). Hal ini berimplikasi luas terhadap
kehidupan social masyarakat, bukan hanya pada teknologi traktor atau
produksi panen yang semakin meningkat tetapi juga pola perilaku, pola
interaksi, pola kerja sama, pola konsumsi serta gaya hidup yang
mencerminkan gaya hidup masyarakat modern.
Di Desa Tosora Kecamatan Majauleng Kabupaten Wajo, sangat
sulit lagi melihat petani berangakat dari rumah ke sawah mengendarai
kuda atau hewan lainnya, tetapi mereka justru mengendarai kendaraan
roda dua, malah ada yang sudah memiliki kendaraan roda empat.
Demikian pula dengan tempat tinggalnya serta perabot rumah tangga
yang ada di dalamnya. Inilah antara lain yang menunjukkan telah
terjadinya perubahan social dari masyarakat tradisional ke modern.
DAFTAR PUSTAKA
Abraham, Francis. 1991. Modernisasi di Dunia Ketiga. Yogyakarta : Tiara
Wacana Yogya.
Budiman, Arief. 1996. Teori Pembangunan Dunia Ketiga. Jakarta :
Gramedia Pustaka Utama.
Bungin, Burhan. 2010. Konstruksi Sosial Media Massa : Kekuatan
Pengaruh Media Massa, Iklan Televisi, dan Keputusan
Konsumen serta Kritik terhadap Peter L. Berger dan Thomas
Luckman. Jakarta : Kencana Prenada Media Group.
Clemets, Kevin. P. 1999. Teori Pembangunan dari Kiri ke Kanan.
Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Fakih, Mansour. 2001. Sesat Pikir, Teori Pembangunan & Globalisasi.
Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Giddens, Anthony. 2000. Jalan Ketiga, Pembaruan Demokrasi sosial.
Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
Martono, Nanang. 2011. Sosiologi Perubahan Sosial ; Perspektif Klasik,
Modern, Posmodern, dan Poskolonial. Jakarta : Rajawali Pers.
Jurnal
86
Equilibrium
Volume
No.
1/2013
87
1/2013