Anda di halaman 1dari 8

PROPOSAL SKRIPSI

PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH


DAN TEMUAN AUDIT BPK TERHADAP KINERJA
PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN/KOTA DI INDONESIA
TAHUN ANGGARAN 2010

oleh:
NURRESTA PUTERA UTAMA
0112U293

PROGRAM EKSTENSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS INDONESIA
DEPOK
2013

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Desentralisasi di Indonesia dimulai pada tahun 201 dengan mengalihkan
wewenang dan tanggung jawab pemerintah pusat kepada pemerintah daerah
(Pemda). Hal ini merupakan wujud demokrasi yang diberikan oleh Pemerintah
Pusat kepada Pemerintah Daerah untuk mengurus sendiri rumah tangganya
sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.
Berdasarkan Undang Undang No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah
Daerah, definisi desentralisasi

adalah penyerahan wewenang pemerintah

kepada daerah otonom untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintah


dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia
Sebagai implementasi atas undang-undang tersebut, maka peran Pemda
dalam menyediakan pelayanan publik dan melaksanakan pembangunan
nasional semakin besar. Oleh karena itu, dibutuhkan adanya sistem
pemantauan, evaluasi, dan pengukuran kinerja yang tepat untuk mengukur
capaian kinerja Pemda secara sistematis.
Selain memberikan wewenang otonomi kepada Pemda, dalam UndangUndang No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah juga mewajibkan
setiap kepala daerah untuk memberikan Laporan Penyelenggaraan Pemerintah
Daerah (LPPD) kepada pemerintah pusat dan memberikan laporan keterangan
pertanggungjawaban

kepada

DPRD,

serta

menginformasikan

laporan

penyelenggaraan pemerintah daerah kepada masyarakat. Hal ini menunjukan


bahwa

Pemda

dituntut

untuk

transparan

dan

akuntabel

dalam

menyelenggarakan pemerintahannya.
Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang
Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah Kepada Pemerintah, Laporan
Keterangan Tanggungjawab Kepala Daerah Kepada Dewan Perwakilan

Rakyat Daerah, dan Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah


Kepada Masyarakat, definisi LPPD adalah Laporan atas penyelenggaraan
pemerintah daerah selama 1 (satu) tahun anggaran berdasarkan Rencana Kerja
Pembangunan Daerah (RKPD) yang disampaikan oleh kepada daerah kepada
Pemerintah. Selain itu, menyebutkan bahwa ruang lingkup LPPD mencakup
penyelenggaraan

urusan

desentralisasi

tugas

pembantuan

dan

tugas

pemerintahan. Penyelenggaraan urusan desentralisasi meliputi urusan wajib


dan urusan pilihan. Urusan wajib adalah urusan yang sangat mendasar yang
berkaitan dengan hak dan pelayanan dasar warga negara. Sedangkan urusan
pilihan merupakan urusan yang secara nyata ada di daerah dan berpotensi
untuk

meningkatkan

kesejahteraan

masyarakat,

sesuai

dengan

kondisi,kekhasan, dan potensi unggulan daerah. Dengan demikian, LPPD


setiap daerah tergantung urusan yang

menjadi tanggungjawab dan

karakteristik daerah masing-masing.


Dalam Peraturan Pemerintah No. 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi
Penyelenggaraan Pemerintah Daerah, disebutkan bahwa terdapat 3 (tiga)
bentuk evaluasi, salah satu bentuk evaluasi penyelenggaraan pemerintah
daerah adalah Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintah Daerah
(EKPPD).

EKPD

dilakukan

untuk

menilai

kinerja

penyelenggaraan

pemerintah daerah dalam upaya peningkatan kinerja berdasarkan prinsip tata


kepemerintahan yang baik.
Pada Peraturan Mentri Dalam Negri No. 73 Tahun 2003 tentang Tata Cara
Pelaksanaan Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintah Daerah, dijelaskan
bahwa Sumber informasi utama EKPPD adalah LPPD yang difokuskan pada
informasi capaian kinerja pada tataran pengambilan kebijakan dan
pelaksanaan kebijakan dengan menggunakan Indikator Kinerja Kunci (IKK).
Indikator Kinerja merupakan satu kesatuan dalam sistem pengukuran kinerja
mulai dari masing-masing SKPD, pemerintah daerah, antar satu daerah
dengan daerah lainnya dalam tingkat wilayah provinsi maupun pada tingkat
nasional. IKK berisikan data capaian kinerja yang diisi oleh masing-masing

SKPD sesuai dengan tugas dan fungsinya dan disampaikan kepana kepala
daerah melalu Tim Penilai.
Untuk

mendukung

keberhasilan

penyelenggaraan

pemerintahan,

pengelolaan keuangan harus diselenggarakan secara tertib, efektif, efisien, dan


transparan. Pengelolaan keuangan daerah menjadi salah satu unsur penting
dalam penyusunan LPPD Pemda, sehingga dibutuhkan pengawasan dan
pemeriksaaan atas pengolahan keuangan daerah untuk mencegah terjadinya
kecurangan yang dapat merugikan negara. Undang Undang No. 15 Tahun
2004 menyatakan bahwa pemeriksaan adalah proses identifikasi masalah,
analisis dan evaluasi yang dilakukan secara independen, obyektif, dan
profesional berdasarkan standar pemeriksaanm untuk menilai kebenaran,
kecermatan, kredibilitas, dan keandalan informasi mengenai pengelolaan dan
tanggung jawab keuangan. Dalam lingkup pemerintaha, yang berwenang
melakukan pemeriksaan adalah Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). BPK
melaksanakan pemeriksaan atas pengelolaan dan tanggung jawab keuangan
negara yang terdiri atas pemeriksaan keuangan, pemeriksaan kinerjam dan
pemeriksaan dengan tujuan tertentu. Hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh
BPK berupa opini, temuan, kesimpulan, atau dalam bentuk rekomendasi.
Berdasarkan uraian diatas, terdapat keterkaitan antara karakterisitik dan
tanggungjawab Pemda dengan pengelolaan keuangan Pemda yang merupakan
unsur penting dalam penyusunan LPPD.

Penilaian terhadap pengelolaan

keuangan yang dilaksanakan oleh Pemda dapan diukur dari hasil audit BPK.
Sehingga penulis ingin melakukan penelitian tentang apakah karakteristik
Pemda dan temuan audit BPK memiliki pengaruh terhadap kinerja Pemda
yang diukur dengan nilai EKPPD berdasarkan informasi dari LPPD, dengan
judul Skripsi Pengaruh Karakteristik Pemda dan Temuan Audit BPK
terhadap Kinerja Pemerintah Kabupaten/Kota di Indonesia Tahun Anggaran
2010.

1.2. Perumusan Masalah


Berdasarkan uraian diatas, maka penulis mencoba merumuskan masalah untuk
menjadi dasar dalam penyusunan skripsi adalah sebagai berikut :
1. Apakah ukuran pemerintah daerah berpengaruh terhadap skor kinerja
Pemda/kota?
2. Apakah tingkat kekayaan daerah berpengaruh terhadap skor kinerja Pemda
kabupaten/Kota?
3. Apakah tingkat ketergantungan pada pemerintah pusat berpengaruh
terhadap skor kinerja Pemda kabupaten/kota?
4. Apakah belanja daerah berpengaruh terhadap skor kinerja Pemda
kabupaten kota?
5. Apakah temuan audit berpengaruh terhadap kinerja Pemda kabupaten
kota?
1.3 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitan yang
hendak dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk menganalisa pengaruh ukuran pemerintah daerah terhadap skor
kinerja Pemda/kota
2. Untuk menganalisa pengaruh tingkat kekayaan daerah terhadap skor
kinerja Pemda kabupaten/kota
3. Untuk menganalisa pengaruh tingkat ketergantungan pada pemerintah
pusat terhadap skor kinerja Pemda kabupaten/kota
4. Untuk menganalisa pengaruh belanja daerah terhadap skor kinerja Pemda
kabupaten kota
5. Untuk menganalisa pengaruh temuan audit terhadap kinerja Pemda
kabupaten kota?
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini yaitu untuk :
1. Bagi Badan Informasi Geospasial

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan dalam penyusunan


LAKIP di Badan Informasi Geospasial di masa yang akan datang.
2. Bagi Akademisi
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan literatur untuk menambah
wawasan di bidang Akuntansi Sektor Publik khususnya terkait dengan
pengukuran kinerja berdasarkan LAKIP.
3. Bagi Penelitian Selanjutnya
Penelitian ini sebagai bahan kajian dan referensi untuk menambah
wawasan maupun untuk pengembangan penelitian selanjutnya.
1.5 Batasan Masalah
Agar penelitian ini dapat memberikan pemahaman yang sesuai dengan
tujuan yang akan ditetapkan maka dilakukan pembatasan terhadap ruang lingkup
penelitian. Ruang lingkup penelitian ini adalah penyajian Laporan Akuntabilitas
Kinerja Instansi (LAKIP) Badan Informasi Geospasial. Data yang digunakan oleh
penulis berasal dari Inspektorat Badan Informasi Geospasial.
1.6

Sistematika Penulisan

Skripsi ini ditulis dengan sistematika sebagai berikut:


BAB 1 Pendahuluan
Pada Bab ini berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, ruang lingkup penelitian, serta sistematika

penulisan.
BAB 2 Landasan Teori
Pada bab ini dibahas mengenai tinjauan teori. Tinjauan teori mencakup
teori pengukuran kinerja, indikator kinerja dan LAKIP.
BAB 3 Gambaran Umum Badan Informasi Geospasial dan
Metodelogi Penelitian
Pada bab ini diuraikan gambaran umum perusahaan, sejarah perusahaan,
visi dan misi Badan Informasi Geospasial, serta metode penelitian yang

digunakan dalam penelitian ini.


BAB 4 Analisa dan Pembahasan

Pada Bab ini penulis akan mencoba menganalisis pengukuran

kinerja

Badan Informasi Geospasial berdasarkan Laporan Akuntabilitas Kinerja

Instansi Pemerintah (LAKIP).


BAB 5 Kesimpulan dan Saran
Bab ini merupakan bab akhir dari skripsi ini, bab ini berisi kesimpulan
yang berasal dari hasil analisis dan pembahasan pada bab 4 dan uraian
solusi yang diharapkan dapat menjadi jawaban dari perumusan masalah.
Selain itu dikemukakan saran-saran yang diusulkan berdasarkan hasil
penilitian, yang diharapkan dapat bermanfat.

DAFTAR PUSTAKA
Suwardjono,

2002,

Teori akuntansi : Perekayasaan Pelaporan

Keuangan, Edisi Ketiga, Salemba Empat, Jakarta.


Belkaui (2001)

Wicaksono, Arif. 2009., Akuntansi Keuangan,

BPFE, Yogyakarta
Bapempam. 1985. Undang-undang No 8 Tentang Pasar Modal
Bapempam. 1996. Peraturan Bapepam Nomor X.K.1 Tahun 1996
Bapepam. 2003. Nomor X.K.2 . Kewajiban penyampaian laporan keuangan
Berkala.
Ahmad, Ayoib Chae. 2008. Audit Delay of Listed Companies: A case of
Malaysia, International Bussiness Research Vol.1, No 4
Prabandari, Jeane Deart Meity dan Rustiana. 2007. Beberapa Faktor yang
Berdampak pada Perbedaan Audit Delay (Studi Empiris pada PerusahaanPerusahaan yang Terdaftar di BEJ), Kinerja 11 (1)
Bursa Efek Indonesia. 2009. Indonesia Capital Market Directory
Indriantoro,Nur. dan Supomo,Bambang, 2002. Metodologi Penelitian Bisnis,
BPFE, Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai