Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

KEMUNCULAN BERAS PLASTIK DI INDONESIA


Disusun Untuk Memenuhi
Tugas Mata Kuliah Ilmu Gizi dan Pangan
Dosen Pengajar :
Hj. Sri Mulyati, Ir., MM

Disusun Oleh:
Restu Nur Aisah

NIM : 4441141261

JURUSAN AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
TAHUN 2015

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, Salawat serta salam semoga tercurah kapada
junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW yang telah memberi rahmat dan
kesehatan kepada kita semua, sehingga dapat menyelesaikan makalah ini tepat
pada waktunya.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Ilmu Gizi dan
Pangan. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan,
petunjuk maupun pedoman bagi pembaca.
Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun
isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami
miliki masih kurang. Oleh karena itu saya harapkan kepada pembaca untuk
memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan
makalah ini.

Serang, 06 Juni 2015


Penyusun

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1

Latar Belakang..........................................................................................1

1.2

Rumusan Masalah.....................................................................................2

1.3

Tujuan........................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3
2.1

Penjelasan Tentang Beras Plastik..............................................................3

2.2

Kemunculan Beras Plastik di Indonesia....................................................4

2.3 Hubungan Antara Beras Plastik dengan Ketahanan Pangan dan


Diversifikasi Pangan............................................................................................7
BAB III..................................................................................................................10
PENUTUP..............................................................................................................10
3.1

Kesimpulan..............................................................................................10

3.2

Saran........................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bahan pangan yang masih tetap mendapat prioritas utama untuk memenuhi
kebutuhan konsumsi adalah padi (beras). Padi (beras) merupakan bahan
pangan pokok yang dikonsumsi oleh sebagian besar penduduk Indonesia dan
merupakan suatu tuntutan yang harus dapat dipenuhi. Beras sendiri dapat
diolah dalam berbantai bentuk. Misalnya, dalam industri beras bisa dijadikan
tepung beras. Beras memiliki beberapa jenis, ada beras ketan, beras meras, dan
beras hitam. Bahkan beberapa jenis beras saat dimasak mengeluarkan wangi.
Tak hanya di Indonesia, beras juga menjadi makanan pokok di seluruh dunia
terutama di Asia. Indonesia sendiri memproduksi beras, namun walaupun
Indonesia memproduksi beras tetapi Indonesia juga mengimpor beras dari
luar negeri ketika produksi beras saat persediaan tidak cukup. Beberapa negara
yang menjadi negara pengimpor beras di Indonesia adalah Vietnam, Thailand,
Pakistan, dan India. Namun, saat ini Indonesia belum melakukan impor beras.
Sehingga, kemungkinan beras yang di impor dari luar negeri bisa saja
berkualitas buruk karena masuk dengan illegal.
Masyarakat kini sedang resah dengan adanya isu kemunculan beras plastik
yang berasal dari Cina, beras plastik sendiri belum diketahui dimana
keberadaannya. Beras plastik ini meresahkan warga Indonesia karena
kandungan dalam beras tersebut berbahaya.

1.2 Rumusan Masalah


2. Apa itu beras Plastik ?
3. Bagaimana kemunculan beras plastik di Indonesia?
4. Apa hubungan beras plastik dengan diversifikasi Pangan dan ketahanan
pangan?

1.3 Tujuan
Tujuan dari penyusunan laporan ini adalah :
1. Memberikan gambaran beras plastik.
2. Memberikan informasi tentang kemunculan beras plastik di Indonesia.
3. Memberikan penjelasan hubungan antara beras plastik dengan
diversifikasi pangan dan ketahanan pangan.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Penjelasan Tentang Beras Plastik

Beras plastik merupakan beras buatan yang berasal dari Cina. Bahan dasar
pembuatan beras plastik adalah kentang atau ubi jalar yang dicampur dengan
resin sintetis kemudian diaduk sehingga bentuknya menyerupai beras asli.
Resin sendiri adalah eksudat (getah) yang dikeluarkan oleh tumbuhan,
terutama jenis pohon runjung (konifer). Getah ini biasanya membeku, lambat
atau segera, dan membentuk massa yang keras dan transparan. Namun resin
yang digunakan dalam pembuatan beras plastik ini adalah resin yang telah
dicampur dengan bahan kimia berbahaya atau bisa dibilang resin industri.
Ciri beras plastik adalah berwarna putih bersih dan kenyal menggumpal
setelah menjadi di masak, rasanya pahit, butiran beras plastik terlihat bening
tanpa kotoran dan warna pun sangat mencolok, dan saat dimasak beras plastik
itu akan banyak mengeluarkan air. Beras plastik mengandung bahan sintetis
akan sangat membahayakan kesehatan bagi para orang-orang yang
mengkonsumsi dan memakannya.
Senyawa plastik ke dalam tubuh dapat menyebabkan kerusakan organ.
Misalnya, gangguan hati dan gagal ginjal. Selain itu, mengonsumsi plastik
juga dapat menyebabkan kanker. Beras pada umumnya mengandung
karbohidrat, protein, dan vitamin B1, namun pada beras plastik mengandung
zat dioksin. Di mana, zat tersebut memiliki sifat karsinogenik. Sehingga,
dapat menyebabkan kematian.
Mengonsumsi plastik dapat menyebabkan anoreksia atau kehilangan selera
makan.

Selain

itu,

gejala

lainnya

adalah mual

dan

sakit

kepala.

Jika terlalu sering dikonsumsi, kandungan plastik pada beras plastik juga
dapat menempel pada lambung. Gejala tanda awal setelah makan beras
plastik adalah perut merasa sakit layaknya orang yang menderita maag dan
jika dibiarkan akan menyebabkan kanker lambung. Bahan sintetis hanya
boleh digunakan sebagai pembungkus. Itu pun harus dalam pengawasan
pemerintah.

2.2 Kemunculan Beras Plastik di Indonesia

Isu beras plastik diketahui

Indonesia sejak tahun 2012, beberapa para

penyimak berita di Indonesia menulis isu tersebut yang dikutip dari


pemberitaan Cina. Sedangkan di Cina sendiri isu beras plastik sudah ada
sejak tahun 2011. Beras plastik sejak tahun 2011 dikabarkan telah dijual di
Taiyuan, salah satu kota di Cina, di Provinsi Shaanxi. Sedangkan pada dunia
Internasional isu beras plastik sudah ada pada tahun 2007, dan kini sudah
menjaadi isu yang meluas di masyarakat. Vietnam, India dan Malaysia kini
sedang waspada dengan kemunculan beras plastik di negaranya. Di India,
beras plastik menyebar di Kota Karela dan meresahkan warganya. Di internet,
banyak sekali yang mengunggah video bagaimana cara pembuatan beras
plastik tersebut.
Di Indonesia, kembalinya isu beras plastik memang meresahkan warga, ini
terjadi pada saat salah satu warga di Bekasi bernama Dewi Septiani yang
mengatakan pada media sosialnya bahwa dia menduga bahwa dia membeli
beras plastik untuk usaha buburnya. Pada awalnya, dia tidak curiga dengan
beras yang dia beli, namun saat dimasak beras tersebut tak kunjung matang
seperti biasanya dan saat dimakan oleh berasa aneh, tak lama mengalami sakit
perut yang aneh . Sejak saat itulah isu tersebut diyakini benar bahwa adanya
beras plastik masuk ke Indonesia. Namun, beberapa pihak meragukan
keberadaannya. Beberapa penjual beras di pasar tidak percaya dengan
keberadaan isu tersebut karena sampai saat ini belum menemukan beras

plastik dan beranggapan bagaimana mungkin hasil bumi dipalsukan. Menteri


Perdagangan, Rachmat Gobel beranggapan serupa tetapi pemerintah tidak
menganggap hal sepele tentang isu ini, bahkan pemerintah sudah
berkoorfinasi dengan jajarannya untuk menyelidiki kebenaran isu tersebut.
Bukan hal yang mustahil bahwa beras plastik masuk ke Indonesia, karena
pada saat ini banyak sekali bahan makanan yang berhasil masuk di Indonesia
dengan cara diselundupkan. Beras plastik pun bisa saja masuk ke Indonesia
dengan cara tersebut karena proses impor bahan makanan dilakukan secara
ketat oleh Pemerintah. Ada pula kemungkinan bahwa beras plastik tersebut
merupakan produksi dalam negeri. Warga dihimbau untuk berhati-hati dan
cermat dalam membeli beras di pasaran. Isu beras plastik terus meluas,
sehingga pemerintah turun tangan untuk mengatasinya.
Walikota Bekasi, selaku kota yang pertama kali muncul isu beras plastik
menguji dua sampel beras yang diberikan oleh Dinas Perdagangan Bekasi
yang telah berkoordinasi dengan Dewi selaku orang yang pertama kali
menemukan beras plastik dan bekerja sama dengan PT Sucofindo. Hasilnya
positif bahwa beras tersebut memang mengandung plastik. Namun, hasil
pemeriksaan di laboratorium forensik (Polri), BPOM, Kementerian
Perdagangan dan Kementerian Pertanian, hasilnya negatif, tidak ada unsur
plastik. Perbedaan kedua hasil uji tersebut membuat masyarakat bingung.
Akhirnya Porli bersama Menteri Perdaganganmendatangi Sucofindo,
menanyakan proses pemeriksaan dan meminta sampel yang masih tersisa di
Sucofindo. Kemudian kami periksakan lagi ke (laboratorium) BPOM dan
laboratorium Polri. Hasilnya juga negatif.
Jika PT. Sucofindo melakukan pemeriksaan dengan peralatan infra merah
maka tidak bisa dibantah bahwa memang unsur plastik dalam sampel beras
yang mereka uji karena pengujian dengan peralatan infa merah sangatlah
akuran.

Akan

tetapi,

bisa

saja

dibantah

karena

adanya

kesalahan handling (penanganan) atau tercampur tak sengaja pada saat

pengujian berlangsung. Menteri Perdagangan bertanya kepada menteri luar


negeri lain, khususnya Mendag Cina, karena muncul desas-desus tentang
beras palsu produksi Cina. Menteri Perdagangan Cina menjawab akan
membantu menelusurinmya namun memastikan bahwa beras plastik tak
pernah ada di Cina. Banyak pihak juga mempunyai sikap kekhawatiran yang
sama jika campuran beras plastik masuk ke dalam beras raskin. Namun
Pemerintah melalui Kementerian Sosial telah melakukan pengecekan
langsung ke seluruh gudang milik Bulog serta telah memberikan tanggapan
dan memastikan bahwa beras yang ada di Bulog telah sesuai dengan standar,
dan layak untuk dikonsumsi, serta aman dari kandungan zat berbahaya
lainnya termasuk bahan plastik. Jadi, Pemerintah menyimpulkan bahwa beras
plastik tidak ada dan beras yang beredar saat ini adalah beras yang
kualitasnya aman untuk di konsumsi.
Awalnya beras plastik ditemukan di Bekasi namun merambah ke berbagai
wilayah, dari Sumatera hingga Bali. Beberapa pihak berpendapat bahwa isu
beras plastik merupakan salah satu isu teror sosial supaya masyarakat
Indonesia resah. Dan ada pula yang beranggapan bahwa beras plastik adalah
isu yang untuk mengalihkan perhatian masyarakat Indonesia dari segala
problematika politik yang sedang berlangsung di Indonesia.
Akan tetapi pemerintah menegaskan bahwa beras plastik sendiri tidak
mungkin bisa diproduksi karena peluang bagi pelaku bisnis usaha untuk
mencampur beras dengan kandungan plastik adalah sangat kecil. Karena
harga dari biji plastik di pasaran jauh lebih mahal dua kali lipat dibandingkan
harga beras sehingga hampir pasti tidak ada keuntungan yang diperoleh oleh
pelaku usaha serta teknologi yang digunakan dalam pembuatan beras plastik
tidaklah sederhana sehingga dipastikan bahwa biaya produksi untuk beras
plastik sangatlah tidak murah , termasuk importir yang terkait peredaran beras
plastik itu tidak akan mendapatkan keuntungan.

2.3 Hubungan Antara Beras Plastik dengan Ketahanan Pangan dan


Diversifikasi Pangan.

Hubungan Antara Beras Plastik dengan Ketahanan Pangan


Ketahanan pangan adalah kondisi dimana setiap individu atau setiap orang
mampu untuk memenuhi kebutuhan pangan yang cukup, aman dan bergizi
bagi kehidupan. Pemenuhan pangan penduduk secara merata juga harus
diperhatikan. Ketika bahan pangan sudah didapatkan, maka berbagai
faktor mempengaruhi jumlah dan kualitas pangan yang dijangkau oleh
anggota keluarga. Bahan pangan yang dimakan harus aman dan memenuhi
kebutuhan fisiologis suatu individu. Konsep Dasar Ketahanan Pangan
(Maxwell,1997) adalah sebagai berikut :

Sufficiency (kecukupan) artinya ketersediaan pangan bagi rumah


tangga tercukupi

Acces (akses) artinya pangan yang tersedia itu harus bisa diakses
oleh rumah tangga, dengan kata lain ada kemudahan memperoleh

pangan, baik dari sisi daya beli atau pasar.


Secururity (keterjaminan) artinya
rumah tangga dijamin

kecukupan pangannya baik dari segi kuantitas maupun kuantitas.


Time ( waktu) artinya rumah tangga dapat kapan saja (setiap saat)
memperoleh pangan.

Dengan adanya isu beras plastik di Indonesia akan mencerminkan bahwa


pemerintah tidak dapat menjaga ketahanan pangan nasional karena konsep
dasar ketahanan pangan yaitu secururity atau keterjaminan. Sebagaimana
dalam Undang-Undang No. 18 Tahun 2012 yang memuat tentang Pangan
disebutkan bahwa pemerintah harus menjamin ketahanan pangan yang
berkualitas. Untuk mewujudkan ketahanan pangan rumah tangga dan
individu perlu memperhatikan faktor ketersediaan pangan, daya beli dan
pengetahuan gizi. Pengetahuan gizi ini sangat dibutuhkan pada saat isu
beras plastik ini beredar karena setiap individu harus berhati-hati dalam
membeli beras. Mengetahui ciri beras plastik dan mengetahui dampak
7

akan memakan beras plastik sangat diperlukan dalam menjaga ketahanan


pangan.
Hubungan Beras Plastik dengan Diversifikasi Pangan
Diversifikasi pangan adalah salah satu program untuk mendorong
masyarakat agar tidak berfokus pada satu jenis makanan pokok saja.
Program diversifikasi pangan ini diusahakan di tingkat nasional, regional,
maupun keluarga. Pola masyarakat sebenarnya telah beragam, dan
keberadaan diversifikasi pangan sudah lama ada, namun tingkatannya
sampai saat ini belum berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan. Warga
Indonesia diharapkan dapat menghilangkan ketergantungan pada satu
bahan pokok yaitu beras. Ketergantungan konsumsi pangan terhadap beras
tidaklah menguntungkan bagi ketahanan pangan, terutama terkait dengan
aspek stabilitas kecukupan pangan. Jika masyarakat terus bergantung pada
beras, maka kebutuhan akan beras akan tinggi, padahal belum tentu
persediaan beras nasional dapat mencukupi masyrakat. Bahan pangan lain
yang dapat dgunakan untu menggati beras adalah jagung, singkong, ubi
dan talas. Diversifikasi pangan pada pemeritahan Indonesia dimaksudkan
agar jumlah konsumsi pada beras tidak melebihi jumlah produksi beras.
Dengan munculnya beras plastik, program diversifikasi pangan bisa saja
terancam dan bisa saja berjalan dengan baik . Dapat berjalan baik, karena
kewaspadaan Indonesia terhadap kemunculan beras plastik membuat
masyarakat beralih kepada bahan pokok lain seperti singkong, ubi, dan
talas. Sehingga masyarakat Indonesia tidak bergantung pada satu bahan
pangan pokok saja. Dapat mengancam diversifikasi pangan karena saat ini
banyak peneliti di Indonesia sedang berlomba-lomba melakukan
diversifikasi pangan dengan membuat inovasi baru, seperti beras namun
terbuat dari jagung serta nasi dari singkong. Munculnya beras plastik ini
membuat persepsi masyarakat tentang beras akan berubah dan ragu untuk

mengonsumsi beras buatan yang terbuat dari jagung atau nasi yang terbuat
dari bahan singkong.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Beras plastik merupakan beras buatan yang berasal dari Cina.


Bahan dasar pembuatan beras plastik adalah kentang atau ubi jalar
yang dicampur dengan resin sintetis kemudian diaduk sehingga
bentuknya menyerupai beras asli. Beras plastik mengandung bahan
yang berbahaya dan dapat mengancam kesehatan.

Di Indonesia, kembalinya isu beras plastik memang meresahkan


warga, ini terjadi pada saat salah satu warga di Bekasi bernama
Dewi Septiani yang mengatakan pada media sosialnya bahwa dia
menduga bahwa dia membeli beras plastik untuk usaha buburnya.

Setelah dilakukan operasi pasar dan pengujian sampel beras


disimpulkan bawa beras plastik tidak ada. Beras plastik sendiri
tidak mungkn dapat diproduksi karena harga biji plastik adalah dua
kali lipat dari harga beras. Teknologi yang digunakan juga tidak
sederhana. Sehingga biaya produksi beras plastik pasti sangat
mahal dan tidak ada keuntungan bagi produsen.

Dengan adanya isu beras plastik di Indonesia akan mencerminkan


bahwa pemerintah tidak dapat menjaga ketahanan pangan nasional
karena konsep dasar ketahanan pangan yaitu secururity atau
keterjaminan.

Dengan munculnya beras plastik, program diversifikasi pangan


bisa saja terancam dan bisa saja berjalan dengan baik . Dapat
berjalan baik, karena kewaspadaan Indonesia terhadap kemunculan
beras plastik membuat masyarakat beralih kepada bahan pokok lain
seperti singkong, ubi, dan talas. Sehingga masyarakat Indonesia
tidak bergantung pada satu bahan pangan pokok saja.

Dapat

mengancam diversifikasi pangan karena saat ini banyak peneliti di

10

Indonesia sedang berlomba-lomba melakukan diversifikasi pangan


dengan membuat inovasi baru, seperti beras namun terbuat dari
jagung serta nasi dari singkong. Munculnya beras plastik ini
membuat persepsi masyarakat tentang beras akan berubah dan ragu
untuk mengonsumsi beras buatan yang terbuat dari jagung atau
nasi yang terbuat dari bahan singkong.

3.2 Saran

Saya sebagai penyusun makalah ini menyadari sepenuhnya bahwa dalam


penyusunan baik dalam bentuk kata-kata maupun kalimat masih banyak
terdapat kekurangan dan kekeliruan untuk itu kami sangat berharap
masukan, kritik maupun saran yang sifatnya membangun guna perbaikan
penyusunan makalah aaya selanjutnya.

11

Anda mungkin juga menyukai