BIDANG KEGIATAN
PKM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
Diusulkan oleh:
Ketua
Anggota 1
Anggota 2
Anggota 3
: Ayu Windari
: Zira Fatmaira
: Dea Ayu Silviana
: Wagiyati
NIM 1202040059
NIM 1202040097
NIM 1202040070
NIM 1202040056
DAFTAR ISI
RINGKASAN
Bahasa merupakan suatu sistem lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan
oleh para anggota kelompok sosial untuk bekerja sama dan berkomunikasi, dan
bahasa daerah adalah suatu bahasa yang ada di suatu daerah atau provinsi yang ada di
suatu negara. Setiap daerah memiliki dua, tiga bahkan lebih di setiap daerah. Bahasa
disetiap daerah memiliki kedudukakan yang amat penting sebagai sarana atau alat
berkomunikasi antara makhluk hidup. Seperti halnya bahasa Jawa, Sunda, Minang,
Bugis, Melayu, Batak, Toraja, dan masih banyak yang lainnya, menjadi suatu
kebanggaan daerah pagi sipengguna bahasa, sebagai lambang, identitas daerah yang
digunakan sebagai alat penghubung untuk berkomunikasi dengan orang lain, baik
keluarga sebagai orang yang menurunkan atau menuturkan bahasa itu kepada
generasi mereka dan masyarakat yang memang menerti bahasa itu atau orang yang
mingin belajar bahasa itu sebagai wujud kebanggan mereka atas bahasa tersebut.
Dalam hal ini, ternyata bahasa daerah khususnya bahasa Jawa yang memiliki
andil atau peran yang sangat penting dalam kegiatan berinteraksi khususnya
berkomunikasi dengan orang yang mengerti dan paham mengenai bahasa Jawa.
namun, seiring dengan perkembangan jaman bahasa daerah khususnya bahasa Jawa
di daerah Sampali masih dilestarikan oleh generasi sekarang dengan seperti di
sekolah SMK PAB Sampalli yang hampir 50% siswa-siswinya masih menggunakkan
bahasa pertamaa mereka atau bahasa daerah mereka yang diperoleh pertama kali
mereka mengenal bahasa daan bahasa jawa yang mereka dapat dari orang tua mereka
di wariiskan secara turun temurun.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kata Bahasa dalam bahasa Indonesia memiliki lebih dari satu makna
atau pengertian, sehingga seringkali membingungkan. Karena itu tidak
mengherankan kalau banyak pakar yang membuat definisi tentang bahasa dengan
pertama-tama menonjolkan segi fungsi, seperti Saapir (1221:8), Badudu (1989:3),
dan Keraf (1984:16) menyatakan bahwa bahasa itu seperti apa yang di katakan
oleh Kridalaksana (1983) dan jiga dalam Djioko Kentjono (1982) yaitu bahasa
adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh para anggota
kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan mengidentifikasi diri.
Ternyata definisi ini sejalan dengan definisi dari Barber (1964:21), Wardhaugh
(1977:3), Trager (1949:18), De Saussure (1966:16), dan Bolinger (1975:15).
Seperti yang dikatakan oleh Von Schlegel, seorang ahli filsafat bangsa
jerman, berpendapat bahwa bahasa-bahasa yang ada di dunia ini tidak mungkin
bersumber dari satu bahasa tergantung pada faktor-faktor yang mengatur
tumbuhnya bahasa itu. Bahasa dilihat dari fungsi sosialnya yaitu bahasa adalah
alat interaksi atau alat komunikasi di dalam masyarakat.
Bahasa merupakan suatu sistem lambang bunyi yang arbitrer yang
digunakan oleh para anggota kelompok sosial untuk bekerja sama dan
berkomunikasi, dan bahasa daerah adalah suatu bahasa yang ada di suatu daerah
atau provinsi yang ada di suatu negara. Setiap daerah memiliki dua, tiga bahkan
lebih di setiap daerah. Bahasa disetiap daerah memiliki kedudukakan yang amat
penting sebagai sarana atau alat berkomunikasi antara makhluk hidup.
Setiap daerah memiliki berbagai jenis bahasa dan diantaranya yang
paling banyak di gunakan dalam berinteraksi dengan orang yang penuturnya sama
adalah bahasa jawa, bahasa jawa banyak digunakan oleh orang yang memperoleh
bahasa pertamanya bahasa daerah, dan orang yang mendapatkan bahasa
pertamanya bahasa daerah mereka sulit untuk melepaskan atau meninggalkan
pertamanya, karena bahasa itu sudah menjadi darah daging atau bahasa daerah
yang mereka gunakan menjadi suatu kebanggaan dalam diri mereka.
Seperti halnya di wilayah Sumatera Utara tepatnya di daerah Deli
Serdang Desa Sampali mereka masih menggunakan bahasa pertama mereka (
Bahasa Jawa ) sebagai bahasa pengantar mereka dibandingkan dengan bahasa
nasional mereka yaitu bahasa Indonesia. Dalam hal ini pusat perhatian terfokus
pada genersi muda sekarang yang terfokus pada lembaga pendidikan yang di
jadikan wilayah pembahasan lebih lanjut mengenai pengaruh pemerolehan bahasa
pertama terhadap pembelajaran bahasa Indonesia. Salah satu sekolah menengah
kejuruan swasta di Sumatera Utara tepatnya di daerah Deli Serdang Desa Sampali
yakni Sekolah Mennengah Kejuruan Persatuan Amal Bakti 8 Sampali patut
memjadi pertimbangan mengingat mayoritas pentuduk sekitar sekolah suku Jawa.
dan yang bersekolah di Sekolah Menengah Kejuruan Swasta Persatuan Amal
Bakti berasal dari berbagai suku di Indonesia seperti Aceh, Batak, Minang, Jawa,
bahkan Sunda.
Dari hal tersebut, siswa yang memiliki suku Aceh, Batak, Minang,
bahkan sunda akan tergerus atau terkikis bahasa pertama mereka diganti dengan
bahasa jawa yang mayoritas lingkungannya bersuku jawa, dan penggunaan
bahasa Indonesia bagi mereka hanya sebagai penghubung antar orang yang tidak
paham dengan bahasa suku mereka.
Selain itu, ada pengaruh lain yang dikhawatirkan dapat menghilangkan
bahasa nasional di daerah mereka, yaitu faktor sekolah yang dapat menurunkan
angka penggunaan bahasa nasional.
Dalam hal ini, perlu adanya tindakan khusus untuk meninjau atau
meneliti seberapa jauh bahasa Indonesia oleh siswa-siswi Yayasan Persatuan
Amal Bakti khususnya di Sekolah Menengah Kejuruan Persatuan Amal Bakti 8
Sampali itu bertahan dan masih digunakan. Setelah data itu ada, maka apabila
hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa penggunaan bahasa Indonesia menurun,
maka ini adalah kejadian yang sangat mengkhawatirkan dan perlu adanya tindak
lanjut dari pihak yang bersangkutan.
1.2.2 Apa faktor penyebab bahasa pertama tidak hilang di kalangan siswa
SMK PAB 8 SAMPALI ?
1.3 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan yang telah dirumuskan di atas , maka
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.3.1
1.3.2
1.4 Manfaat
1.4.1 Dapat mempertahankan dan menggunakan bahasa pertama di manapun
berada
1.4.2
1.5 Luaran
Penelitian ini merupakan penelitian sosial humaniora yang merujuk pada
faktor ketahanan bahasa. Pengaruh penggunaan bahasa pertama di lingkungan
sekolah yang melatar belakangi penelitian ini. Permasalahan ini tentu harus
diteliti secara serius. Adapun luaran yang diharapkan dari penelitian ini adalah
jurnal ilmiah yang dipatenkan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pemerolehan Bahasa
Bahasa pertama merupakan bahasa ibu ( B1) yang sangat dominan digunakan
anak dalam pergaulan dilingkungan masyarakat. Di dalam lingkungan masyarakat
biasanya sangat mempengaruhi anak untuk ikut menggunakan bahasa bahasa yang
lain, tetapi tidak mempengaruhi .
Pemerolehan bahasa atau akuisisi bahasa adalah proses yang berlangsung di
dalam otak kanak-kanak ketika dia memperoleh bahasa pertamanya atau bahasa
ibunya. Pemerolehan bahasa biasanya dibedakan dengan pembelajaran bahasa.
Pembelajaran bahasa berkaitan dengan proses-proses yang terjadi pada waktu seorang
kanak-kanak mempelajari bahasa kedua setelah dia memperoleh bahasa pertamanya.
Jadi, pemerolehan bahasa berkenaan dengan bahasa pertama, sedangkan.
2.2. Pembelajaran Bahasa
Pembelajaran bahasa berkenaan dengan bahasa kedua (Chaer, 2003:167).
Hal ini perlu ditekankan, karena pemerolehan memiliki karakteristik yang berbeda
dengan pembelajaran (Cox, 1999; Musfiroh, 2002) bahasa, aktivitas dibawah perintah
guru.
Sofa (2008) juga mengemukakan bahwa proses anak mulai mengenal
komunikasi dengan lingkungannya secara verbal disebut dengan pemerolehan bahasa
anak. Pemerolehan bahasa pertama (B1) (anak) terjadi bila anak yang sejak semula
tanpa bahasa kini telah memperoleh satu bahasa. Pada masa pemerolehan bahasa
anak, anak lebih mengarah pada fungsi komunikasi daripada bentuk bahasanya.
Pemerolehan bahasa anak-anak dapat dikatakan mempunyai ciri
kesinambungan, memiliki suatu rangkaian kesatuan, yang bergerak dari ucapan satu
kata sederhana menuju gabungan kata yang lebih rumit.
Ada dua pengertian mengenai pemerolehan bahasa. Pertama, pemerolehan
bahasa mempunyai permulaan yang mendadak, tiba-tiba. Kedua, pemerolehan bahasa
memiliki suatu permulaan yang gradual yang muncul dari prestasi-prestasi motorik,
sosial, dan kognitif pralinguistik.
Pemerolehan bahasa pertama erat kaitannya dengan permulaan yang gradual
yang muncul dari prestasi-prestasi motorik, sosial, dan kognitif pralinguistik
ditambahkan, bahwa pemerolehan bahasa pertama (B1) sangat erat hubungannya
dengan perkembangan kognitif yakni pertama, jika anak dapat menghasilkan ucapanucapan yang berdasar pada tata bahasa yang teratur rapi, tidaklah secara otomatis
10
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Konsep Penelitian
Dalam penelitian ini, objek sebagai sumber data dapat dipilih secara
acak. Objek yang dimaksud adalah siswa-siswi Sekolah Menengah Kejuruan PAB 8
Sampali.
Metode sebagaimana dalam kamus besar bahasa Indonesia adalah cara
yang teratur dan terpikir secara baik-baik untuk mencapai suatu maksud atau tujuan.
Metode dalam penelitian kali ini adalah metode kuantitatif. Sebagaima yang
diungkapkan Sugiono(2012: 4 ) metode kuantitatif sering dinamakan metode
tradsional, positivistik, scientific, dan metode discovery. Dan dapat diartikan metode
penelitian kuantitatif adalah sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada
filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu
yang dattanya bersifat kuantitatif dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah
ditetapkan.
Penelitian kuantitatif memiliki karakteristik yang hendaknya menjadi
pedoman oleh peneliti, Sugiono (2012:23) bahwa karakteristik penelitian kuantitatif
diantaranya:
1. Peneliti sudah menentukan secara jelas, terperinci sejak awal , dan menjadi
pegangan dari awal hingga akhir penelitian.
2. Memiliki tujuan antar variabel yang dapat menguji teori dan dapat mencari
nilai predikatnya.
3. Pengumpulan data dapat berupa kuesioner atauppun wawancara dengan
menggunakan berbagai bentuk instrumen penelitian.
3.2 Sumber Penelitian
Sumber Penelitian ini adalah siswa-siswi di SMK SWASTA PAB 8
SAMPALI Tahun Pelajaran 2014-2015 yang beralamat di Jalan Pasar Hitam
kecamatan Percut Sei Tuan.
11
12
BAB IV
BIAYA DAN JADWAL
4.1 Jadwal Kegiatan
a. Waktu Penelitian
NO
Persiapan Instrumen
Penelitian
Pengumpulan Data
Penelitian
Pembuatan Laporan
Kemajuan
Jenis pengeluaran
Peralatan Penunjang
Bahan Habis Pakai
Perjalanan
Lain lain
JUMLAH
Biaya
Rp 2.250.0000
Rp 3.000.000
Rp 2.032.000,Rp 1.100.000
Rp 8.382.000
13
DAFTAR PUSTAKA
14
15
16
17
18
19
Kuantitas
1 unit
Harga
Satuan(Rp)
250.000
1 unit
1 unit
8 buah
250.000
270.000
55.000
Rp 250.000
Rp 270.000
Rp 440.000
1 unit
300.000
Rp 300.000
Sub Total
2. Bahan Habis Pakai
Nama / Jenis
Justifikasi
Pemakaian
Beli kertas
Beli Tinta
3. Perjalanan
Perjalanan
Transportasi
Transportasi
Transportasi
Justifikasi
Pemakaian
Beli buku
referensi
Tinjauan
lapangan
Kembali ke
kampus untuk
bimbingan
Kuantitas
Jumlah (Rp)
Rp 750.000
Rp 2.010.000
Harga Satuan
(Rp)
55.000
150.000
Sub Total
Jumlah (Rp)
Jumlah (Rp)
4 orang
Harga Satuan
(Rp)
30.000
4 orang
30.000
Rp. 120.000
4 orang
30.000
Rp. 120.000
40 rim
2 set
Kuantitas
Rp2.002.000
Rp 300.000
Rp.2.302.000
Rp. 120.000
Rp.360.000
Lain lain
Nama/jenis
Penggandaan
Jusatifikasi
Pemakaian
Pertinggal
Kuantitas
6 keg
Harga Satuan
(Rp)
100.000
Jumlah (Rp)
Rp. 600.000
20
data
Pembelian
Suvenir
Buah tangan
2 keg
1.500.000
Rp. 3.000.000
Rp.3.600.000
Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Kegiatan dan Pembagian Tugas
Alokasi
Program
Bidang
Uraian
Waktu
No
Nama/NIM
Studi
Ilmu
Tugas
(jam/minggu)
Ayu Windari/
1202040059
Pend.
Bahasa dan
Sastra
Indonesia
Keguruan
dan Ilmu
Pendidikan
24
jam/minggu
Ketua
Zira fatmaira/
1202040097
Pend.
Bahasa dan
Sastra
Indonesia
Keguruan
dan Ilmu
Pendidikan
24
jam/minggu
Anggota 1
Pend.
Bahasa dan
Sastra
Indonesia
Keguruan
dan Ilmu
Pendidikan
24
jam/minggu
Anggota 2
Pend.
Bahasa dan
Sastra
Indonesia
Keguruan
dan Ilmu
Pendidikan
24
jam/minggu
Anggota 3
Wagiyati/
4
1202040056
21