LAPORAN KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. M
DENGAN CEREBROVASCULAR ACCIDENT (CVA) BLEEDING
DI ICU RSK ST. VINCENTIUS A PAULO SURABAYA
A. Identitas pasien
Nama
: Tn.M
Usia
: 58 tahun
Agama
:Shinto
Alamat
: Surabaya
Pekerjaan
: Koki
Pendidikan
:S1
Register
:1100766
RM
:251025
Diagnosa
: CVA bleeding
Tanggal MRS
Tanggal Pengkajian
B. Riwayat Keperawatan
1. Keluhan Utama
Sakit kepala
2.
37
O2 masker 6
lpm.Pukul 23.00 WIB, pasien dikonsulkan ke dr. J, spesialis bedah saraf karena terdapat
perdarahan pada basal ganglia dan dianjurkan untuk dilakukan pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan
Hasil
Tanggal
nilai normal
19/1/11
Hb
13,11
14,2-18,1
Eritrosit
5,72
4,69-6,13
Hematokrit
47,0
43,5-53.7
Leukosit
13,11
4600-10.200
289.000
150.000-400.000
Masa perdarahan
120
120
Waktu pembekuan
850
810
PPT
12,3
13,1
Kontrol
13,3
aPTT
29,5
Kontrol
33,2
SGOT
24,9
Trombosit
SGPT
39,8
Kreatinin
0,78
33,4
<30
11,6-14,8
38
BUN
29,3
Pasien juga dikonsulkan ke dr.S, spesilais penyakit dalam karena punya riwayat penyakit DM,
advis dokter untuk sementara tidak ditera tetapi tanggal 20-01-2011 cek gula darah.
Tanggal 20-1-2011
Pkl 06.00 dilakukan pemeriksaan gula darah dengan hasil 180 mg %
pukul 08.00 WIB
Tekanan darah 140/90 mmHg, nadi 72x/mnt, RR 21x/mnt, suhu 36,5C,
GCS 3-5-6, pupil isokor +/+ 2 mm, pasien cenderung tidur tapi bisa dibangunkan,
terdapat banyak slem . Kesadaran menurun
Advis dr S
diit DM 1900 kalori
actrapid 3x4 unit namun batal diberikan karena pasien masih puasa
jam 16.00 cek gula darah
Pukul 09.00 wib
Tensi 150/90 mmHg, nadi 66x/mnt, RR 20x/mnt. GCS 2-4-6, SPO2 98 %, pakai O2
masker 6 lpm
Advis dr J
CT Scan ulang
Pukul 10.15
Tensi 140/90 mmHg, nadi 64x/mnt, suhu 36,5C, RR 20x/mnt. GCS 1-3-5
hasil CT Scan ICH basal ganglia kanan hampir tetap seperti CT Scan Jumlah hematom
basal ganglia kanan kira-kira 31 cm, advis dokter J, pasien dipindahkan ke ICU,
Pukul 12.00 wib
Pasien datang ke ICU, keadaan pasien lemah , pakai O2 masker 6 lpm, GCS 2-3-5, pupil
isokor 2mm +/+, infus RL 10 tts/mnt dan pakai cateter.menghubungi dr J melaporkan
keadadaan pasien advis:
3.
Hipertensi 10 tahun minum blopres 8 mg 1-0-0 tetapi pasien tidak minum obat secara
teratur.
39
Hiperkolesterol, minum obat dari dokter, asisten pasien lupa nama obatnya
4. Riwayat Penyakit Keluarga
Belum dapat dikaji oleh karena tidak ada keluarga
5.
Riwayat Psiko-sosio-spiritual
Pasien sudah 6 tahun tinggal di Indonesia, dirumah pasien hanya tinggal dengan
pembantunya saja, pasien membuka usaha restoran Jepang dan sekaligus sebagai kokinya.
6.
Di RS
: pasien puasa
Pola Eliminasi
Di rumah
Di RS
Pola Istirahat
Di rumah
: biasanya pasien tidur jam 03.00 s/d jam 10.00 wib, pasien
jarang tidur siang
Di RS
Pola aktifitas
:Pasien bekerja sebagai pengusaha restoran dan juga seorang koki,
biasanya pasien bekerja siang hari, 2 kali seminggu pasien bermain
golf.
Di RS
Personal hygiene
Di rumah
: belum dapat dikaji
Di RS
: pasien mandi dengan wash cloth 2x hari, oral hygiene
menggunakan listerin 2x sehari.
C. Pemeriksaan Fisik
B1
: RR 16 x/ menit, regular, ronchi +/+, SPO2 100%, tidak ada pernafasan cuping
hidung, tidak ada retraksi otot bantu nafas, sianosis (-), pasien menggunakan
40
oksigen masker 6 lpm, refeks batuk lemah, sekter kental warna kuning
B2
: TD 160/ 90 mmHg, nadi 65x/ menit irama reguler kuat, suara jantung S1S2
tunggal, suhu 36,5 C, akral hangat, CRT 2 detik, conjungtiva merah muda.
Pasien terpasang infus RL 500/ 12 jam, jalan 10 tts/menit lancar, tidak ada
bengkak, kemerahan (-).
B3
: GCS 2-3-5, kesadaran somnolen, pupil isokor, reflek cahaya +/+, refleks batuk
lemah. Refeks babinski -/-
B4
B5
B6
: hemiplegia kiri, 5 1,
5 4
Kulit teraba kering, tidak ada luka pada kulit.
D. Pemeriksaan Penunjang
Tanggal 20-1-11
ICH basal ganglia kanan hampir tetap seperti CT Scan tanggal 19/1/11
Jumlah hematom basal ganglia kanan kira-kira 31 cm
Laboratorium
Pemeriksaan
Hasil
Tanggal
20/1/11
Nilai normal
41
Alkali phospatase
56,7
Uric Acid
7,5
Cholesterol
173
Tri Gliserida
176
HDL
43,8
LDL
100,2
40-129
HbsAg
Negatif
Negatif
Anti HCV
Negatif
Negatif
Gula darah
205
E. Terapi
Infus 2 RL /24 jam
Ciprofloksasin 2x100 mg/drip
Brainact 250 mg 2x iv
Pantozol 40 mg 1x iv
Neurotam 3gr 4xiv
Transamin 500 mg 4x2 amp iv
Manitol 6x100 cc
k/p panas >37,5C xillomidon 1cc im
F. Analisa data
Data
S:
pasien mengatakan
pusing
O:
- GCS 2-3-5
- Klien terlihat mengantuk
- Hemiplegia kiri
- SPO2 100%
Etiologi
Perdarahan
Aliran darah ke otak turun
Disfungsi
perifer
neurovaskuler
Masalah
Gangguan perfusi jaringan
otak
42
TD 160/ 60mmHg
Nadi 65x/ menit
Gangguan perfusi jaringan
Pupil isokor, 2 mm, otak
reflek cahaya +/+
- CT Scan kepala : ICH di
ganglia kanan
S: perdarahan otak
O: refleks batuk lemah
Ketidakefektifan
- Ronchi +/+
Penurunan reflek batuk
jalan nafas
- RR 16x/ menit, regular
- SPO2 100%
Penumpukan secret
- TD 160/ 60mmHg
- Nadi 65x/ menit
- Sekret kental, warna
kuning
- Sianosis
- Penggunaan otot bantu
nafas
bersihan
gerak
Hemiplegia kiri
Keterbatasan mobilitas
G. Daftar Diagnosa Keperawatan
No. Dx
1
Diagnosa Keperawatan
- Gangguan perfusi jaringan cerebral berhubungan dengan perdarahan
intracerebral ditandai dengan : pasien mengatakan merasa pusing , terjadi
penurunan kesadaran, GCS 2-3-5, Pupil isokor, 2 mm, reflek cahaya
+/+, klien terlihat mengantuk,Hemiplegia kiri, SPO2 100%,TD 160/
60mmHg, Nadi 65x/ menit, ,CT Scan kepala : ICH di ganglia kanan
- Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan penumpukan
secret akibat refleks batuk yang lemah ditandai dengan ronchi +/+,
Ronchi +/+,RR 16x/ menit, regular,SPO2 100%,TD 160/ 60mmHg, Nadi
43
65x/ menit, Sekret kental, warna kuning, Penggunaan otot bantu nafas
tidak ada
3
29
Dx. Keperawatan
20/1/11
Gangguan perfusi
jaringan cerebral
berhubungan
dengan perdarahan
intracerebral
ditandai dengan :
pasien mengatakan
merasa pusing ,
terjadi penurunan
kesadaran,
, klien terlihat
mengantuk,Hemipl
egia kiri, SPO2
100%,TD
160/
60mmHg,
Nadi
65x/ menit, GCS 23-5 Pupil isokor,
2 mm, reflek
cahaya +/+, CT
Scan kepala : ICH
di ganglia kanan
Perencanaan
Tujuan
Intervensi
Rasional
Perfusi cerebral 1. Jelaskan pada
1. Pengetahuan yang
pasien dan
cukup melandasi
pada
pasien
keluarga
tentang
pengambilan
adekuat dalam
penyebab
keputusan/
waktu 3 x 24
menurunnya
tindakan
jam, ditandai
kesadaran.
yang diambil
dengan:
pasien
- Pasien tidak
dan keluarga.
mengeluh
2. Berikan
posisi 2. Mempertahankan
pusing
elevasi atau head
- Tingkat
aliran darah ke
up 30
kesadaran
otak
adekuat
komposmen
tis.
- GCS 4-5-6 3. Berikan oksigen 3. Memastikan
kebutuhan
- Pupil
masker 6 lpm
oksigen
isokor,
tubuh
tercukupi
reaksi +/+
Tekanan darah
4. Membatasi
110/70
4. Batasi aktifitas
pemakaian
130/90 mmHg
oksigen
Nadi
60yang berlebihan
100x/mnt
oleh jaringan dan
RR 12-22x/mnt
mencegah
terjadinya
Implementasi
Pkl 14.00
Memeriksa
TTV,SPO2
Evaluasi
Formatif
Sumatif
Minggu, 23/1/11
S: pasien mengatakan
mengantuk
O:
- GCS 3-4-5
- Pasien banyak tidur .
- Pupil isokor 3 m +/+
- TD: 160/90 mmHg
- Nadi 53x/ m
- SpO2 100%
A:
Masalah
belum
teratasi
P: Lanjutkan intervensi
no 2, 3, 4, 5, 6,
- Pesanan dokter hari
ini cito ST Scan
Pk. 08.00
- Melanjutkan
mempertahankan
posisi head up 30C
- Melanjutkan
pemberian
oksigen
30
cedera
5. Kolaborasi
5.mencegah
pemberian 4x 500
terjadinya
transamin
perdarahan
yang lebih lanjut
6. Neuroprotektor
6. Kolaborasi
berfungsi
pemberian terapi
melindungi
- neuroprotektor:
syaraf
dari
brainact
2x
kerusakan
yang
250mg/iv
lebih parah
- mengatur fungsi
Neurotam
serebral
yang
(piracetam) 3 gr
dapat
3x iv
meningkatkan
kognitif
pada
otak
yang
menurun
dengan
cara
Aktivasi
metabolik
peredaran darah
otak
meningkatkan
kecepatan
metabolik
serebral oksigen
nasal 2 lpm
Memberikan injeksi
Brainact 250 mg/ iv
Memebrikan injeksi
neurotam 3 gr iv
Memeriksa TTV
Pk. 09.00
- Mengobservasi TD,
nadi dan SpO2
- Pkl
10,11,12,13
memeriksa TTV
Pk. 14.00
- Mengobservasi TD,
nadi, SpO2, reaksi
pupil, GCS
E: pk 14.00
- GCS 3-2-5
- Pasien
terlihat
mengantuk
- Pupil isokor, 3mm, +/
+
- TD 170/ 80 mmHg
- Nadi: 63x/ menit
- SpO2 100%
Hasil CT Scan masih
ada ICH +/- 30, 34 cc
di basal ganglia dan
31
Manitol
cc/jam
6x100
.
7. Observasi
TD,suhu
nadi,
RR,
7-8
tiap jam
8.
Observasi
SPO2, GCS,
pupil
dan
keluhan
pasien tiap 3
jam
dan
glukosa
regional
menormalkan
aliran darah ke
daerah iskemik
Manitol adalah
suatu
Hiperosmotik
Agent
yang
digunakan
dengan segera
meningkat
Volume plasma
untuk
meningkatkan
aliran darah otak
dan
menghantarkan
oksigen
Menentukan
keberhasilan
tindakan
talamus
kanan,
intraventrikel
bleeding kanan tetap
seperti foto 20/1/11,
juga mass efeknya ,
selaain
itu
perselubungan
di
sinus sphenoidalis
32
Hari/
Tanggal
Dx. Keperawatan
Kamis,
20/1/11
Ketidakefektifa
n bersihan jalan
nafas
berhubungan
dengan
penumpukan
secret
akibat
refleks
batuk
yang
lemah
ditandai dengan
ronchi
+/+, Ronchi +/+,RR 16x/
menit,
regular,SPO2 100%,TD 160/
60mmHg, Nadi
65x/
menit,
Sekret kental, warna kuning, -
Perencanaan
Tujuan
Implementasi
Intervensi
Rasional
Jalan
nafas 1. Jelaskan
pada 5. Pengetahuan
klien
bersih
pasien/ keluarga
yang
cukup
melandasi
dalam waktu 2
tentang penyebab
pengambilan
x
24
jam
sesak.
keputusan/
setelah
tindakan
dilakukan
yang diambil
tindakan
pasien
perawatan
dan keluarga.
dengan
Mriteria:
2. Berikan posisi 2. Memberikan
kesempatan paru
RR 12-22x/ m
semifowler
untuk berekspansi
Nadi: 60-100
optimal
x/ mnt
TD: 110-120
3. Oksigenasi yang
sistolik, 60- 3.Berikan
cukup akan
oksigenasi
80 diastolik.
memenuhi
dengan masker 6
Ronchi -/kebutuhan O2
SpO2 > 95%
lpm
tubuh.
Sianosis (-)
Retraksi otot
Evaluasi
Formatif
Sumatif
Sabtu, 22/1/11
jam 14.00
Melanjutkan
memberikan
O2 6 lpm
S: pasien mengatakan
riaknya sudah mulai
berkurang
O:
- RR: 15x/ m
- Ronchi +/+
- SpO2 100%
- Sianosis (-)
- Retraksi otot bantu
nafas(-)
- Sputum encer
- Refleks batuk kuat
- Pakai O2 nasal 2 lpm
A:
Masalah
teratasi
sebagian
P: Lanjutkan intervensi
no 2, 3, 4, 5, 6 dan 7.
33
Penggunaan otot
bantu nafas 4.Lakukan
bantu
nafas
(-)
fisioterapi
- Produksi
tidak ada
bila perlu
sputum (-)
4. Getaran pada
dinding dada
dada
membantu
melepaskan
perlengketan
secret
dengan dinding
bronchus.
7. Ronkhi, RR yang
menigkat
merupakan
indicator adanya
penumpukan
secret
pada
saluran
pernafasan.
8. Observasi produksi
sputum,
8. Sebagai evaluasi
penggunaan otot
tindakan
I:
Pk. 08.00
- Melanjutkan
pemberian oksigen,
2 lpm
08.30
melakukan
suction
Pk 09.00
- Mengobservasi RR
Jam 14.00
Memeriksa
TTV,
Pkl 10.00
- Mengobservasi RR
Pk. 11.00
- Mengobservasi
SPO2
RR,
Pkl 12.00
- Melakukan suction
Pk. 14.00
- Mengobservasi RR,
SpO2,
adanya
sianosis.
E: pukul 14.00
- RR 12 x/ m
- Ronchi +/+
- SpO2 100%
34
bantu nafas
setiap 3 jam
Hari/
Tanggal
13/12/1
0
Dx.
Keperawatan
Kerusakan
mobilitas fisik
berhubungan
dengan keterbatasan mobilitas sekunder
kerusakan
hemisfer kanan
Perencanaan
Implementasi
Tujuan
Intervensi
Rasional
Mobilisasi pasien 1. Menjelaskan pada 1. Pengetahuan yang
.
cukup
melandasi
meningkat dalam
pasien/ keluarga
pengambilan
waktu 3-24 jam,
tentang
keputusan/
Dengan kriteria :
pentingnya
tindakan
Pasien
mobilisasi.
yang diambil
mengungkapkan
pasien
mampu
untuk
dan keluarga.
melakukan rentang
2.
memberikan posisi
2. berikan
posisi
gerak
secara
head up 30
yang nyaman dan
bertahap
lakukan
- pasien
perubahan posisi
menunj
tiap 2jam
uk
kan
3. Mempertahankan
3. Sokong
kemampun
ekstremitas dalam
ekstremitas dan
dalam
posisi fisiologis,
persendian
melakukan
mencegah
dengan bantal.
Evaluasi
Formatif
Sianosis (-)
Penggunaan
otot
bantu
pernapasan
tidak ada
Refleks batuk kuat
Sumatif
Minggu, 23/1/11
pasien
mengatakan
sudah mampu untuk
meggerakkan tangan
dan kaki kiri
O. pasien mampu
untuk
mengangkat
tangan dan kaki kiri
Pasien tirah baring
Kekutatan otot 5 4
54
A, masalah teratasi
sebagian
P. lanjutkan intervensi
no 2,3,4,5,6
I.
35
rentang
gerak
kontraktur
dan
kehilangan fungsi
sendi.
4. Lakukan latihan 4. Menstimulais
rentang
gerak
sirkulasi,
pasif dan hindari
meningkatkan
latihan aktif pada
tonus otot dan
fase akut.
meningkatkan
mobilitas sendi
5. Bantu
semua
kebutuhan pasien 5. Memenuhi
kebutuhan ADL
pasien
6. Kolaborasi
6. Meningkatkan
dengan
latihan otot secara
fisioterapi.
individual
dan
Untuk melakukan
mengidentifikasik
general exsercise
an alat bantu
untuk
mempertahankan
mobilisasi
dan
kemandirian
dalam melakukan
aktivitas sehari
hari.
7 Observasi
skala
Pkl 07.00
Memandikan pasien
Pkl 08.00
Merapikan
tempat
tidur pasien
Mengganti baju pasien
Melakukan
oral
hygiene
Memberikan
lotion
pada kulit pasien
Pkl 09.00
Menyuap pasien
Membantu
pasien
minum obat
Memirigkan pasien
Memberi posisi head
up
Pkl 11.00
Mengoleskan lotion
dikulit pasien
Merapikan
tempat
tidur pasien
Memiringkan pasien
Pkl 11.30
Menyuap pasien
36
Epkl 14.00
pukul 14.00
Pasien mampu untuk
mengangkat
tangan
kiri
Skala kekuatan otot
5 4
5 4
Diagnosa
Jumat,
21-1-11
Ketidakefektifan
bersihan
jalan
nafas berhubungan
dengan
penumpukan secret
akibat
refleks
batuk yang lemah
ditandai
dengan
ronchi +/+, Ronchi
+/+,RR 16x/ menit,
regular,SPO2
100%,TD
160/
60mmHg,
Nadi
65x/ menit, Sekret
kental,
warna
kuning,
Penggunaan otot
bantu nafas tidak
ada
Catatan Perkembangan
(SOAPIE)
S: pasien mengatakan masih banyak riak dan sulit
untuk dikeluarkan
O:
- RR: 16x/ m
- Ronchi +/+
- SpO2 100%
- Sianosis (-)
- Retraksi otot bantu nafas(-)
- Sputum kental
- Refleks batuk kuat
- Pakai O2 nasal 2 lpm
A: Masalah teratasi sebagian
P: Lanjutkan intervensi no 2, 3, 4, 5, 6 dan 7.
I:
Pk. 08.00
- Melanjutkan pemberian oksigen, 6 lpm
Pk 09.00
- Mengobservasi RR, SpO2
- Melakukan suction
Pk. 11.00
- Melakukan suction, megobservasi RR, SPO2
Pk. 14.00
- Mengobservasi RR, SpO2, tanda
penggunaan retraksi otot bantu nafas.
sianosis,
E: pukul 14.00
- RR 12 x/ m
- Ronchi +/+
- SpO2 100%
- Sianosis (-)
- Retraksi otot bantu nafas (-)
- Refleks batuk kuat
Jumat,
21-1-11
Gangguan perfusi
jaringan cerebral
berhubungan
dengan perdarahan
intracerebral
ditandai dengan :
pasien mengatakan
merasa pusing ,
terjadi penurunan
kesadaran, GCS 23-5, klien terlihat
mengantuk,Hemipl
egia kiri, SPO2
100%,TD
160/
60mmHg,
Nadi
65x/ menit,Pupil
isokor, 2 mm,
reflek cahaya +/+,
CT Scan kepala :
ICH di ganglia
kanan
SpO2 100%
Jumat,
21-1-11
Kerusakan mobilitas
fisik
berhubungan
dengan keter-batasan
mobi-litas
sekunder
kerusakan
hemisfer
kanan
Gangguan perfusi
jaringan cerebral
berhubungan
dengan perdarahan
intracerebral
ditandai dengan :
pasien mengatakan
merasa pusing ,
terjadi penurunan
kesadaran, GCS 23-5, klien terlihat
mengantuk,Hemipl
egia kiri, SPO2
100%,TD
160/
60mmHg,
Nadi
65x/ menit,Pupil
isokor, 2 mm,
reflek cahaya +/+,
CT Scan kepala :
ICH di ganglia
kanan
Sabtu,
22-1-11
Kerusakan mobilitas
fisik
berhubungan
dengan keter-batasan
mobi-litas
sekunder
kerusakan
hemisfer
kanan
TD 140/ 90 mmHg
Nadi: 57x/ menit
SpO2 100%