Oleh :
Nama
NIM
: 14613007
Kelompok
:I
Dosen Matakuliah :
Drs. KH. Muhadi Zainuddin, Lc., M.A.
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ilmiah tentang
limbah dan manfaatnya untuk masyarakat. Makalah Studi Kepemimpinan Islam dengan
topik atau tema Pemimpin Umum dan Pemimpin Islam ini telah kami susun dengan
maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar
pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua
pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka
kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah
ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang limbah dan manfaatnya
untuk masyarakan ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................... ii
DAFTAR ISI............................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................. 1
1.1.
Latar Belakang............................................................................................... 1
1.2.
Rumusan Masalah........................................................................................... 2
1.3.
Tujuan.......................................................................................................... 2
Hakikat Kepemimpinan.................................................................................... 3
2.2.
2.3.
2.4.
2.5.
Fungsi Kepemimpinan...................................................................................... 6
2.6.
Tipe-tipe Kepemimpinan................................................................................... 6
3.2.
Kepemimpinan Rasulullah................................................................................. 9
3.3.
BAB IV KESIMPULAN............................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................. 12
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Manusia diciptakan oleh Allah SWT kemuka bumi ini, sebagai khalifah (pemimpin)
dimuka bumi ini, oleh sebab itu maka manusia tidak terlepas dari perannya sebagai pemimpin,
dimensi kepemimpinan merupakan peran sentral dalam setiap upaya pembinaan. Hal ini telah
banyak
dibuktikan
dan
dapat
dilihat
dalam
gerak
langkah
setiap
organisasi.
Peran kepemimpinan begitu menentukan bahkan seringkali menjadi ukuran dalam mencari
sebab-sebab jatuh bangunnya suatu organisasi. Dalam menyoroti pengertian dan hakikat
kepemimpinan, sebenarnya dimensi kepemimpinan memiliki aspek-aspek yang sangat luas,
serta merupakan proses yang melibatkan berbagai komponen didalamnya dan saling
mempengaruhi.
Dewasa
ini
kita
tengah
memasuki Era
Globalisasi yang
bercirikan
suatu
interdependensi, yaitu suatu era saling ketergantungan yang ditandai dengan semakin
canggihnya sarana komunikasi dan interaksi. Perkembangan dan kemajuan pesat di bidang
teknologi dan informasi memberikan dampak yang amat besar terhadap proses komunikasi
dan interaksi tersebut. Era globalisasi sering pula dinyatakan sebagai era yang penuh dengan
tantangan dan peluang untuk saling bekerja sama. Dalam memasuki tatanan dunia baru yang
penuh perubahan dan dinamika tersebut, keadaan dewasa ini telah membawa berbagai
implikasi terhadap berbagai bidang kehidupan, termasuk tuntutan dan perkembangan bentuk
komunikasi dan interaksi sosial dalam suatu proses kepemimpinan.
diperlukan dalam upaya mengembangkan suatu kondisi yang mengarah pada strategi untuk
membangun daya saing, khususnya dalam upaya meningkatkan kualitas dan produktivitas
bangsa yang ditandai oleh semangat kebersamaan dan keutuhan.
1.2.
Rumusan Masalah
Berdasarkan dari latar belakang masalah diatas, kami mencoba merumuskan masalah
sebagai berikut:
a. Apakah kepemimpinan itu ?
b. Bagaimana kepemimpinan dalam prsfektif islam?
c. Bagaimana kepemimpinan dalam presfektif barat ?
d. Bagaimanakah kepemimpinan Rasululah ?
1.3.
Tujuan
a. Mengingatkan kembali kepada seluruh mahasiswa peserta diskusi, akan arti penting
kepemimpinan, agar dapat mengarahkan dan menumbuhkankan jiwa pemimpin yang
mempunyai loyalitas terhadap hukum-hukum Allah SWT.
BAB II
PENJELASAN KEPEMIMPINAN UMUM
2.1.
Hakikat Kepemimpinan
2.2.
Menurut para ahli ada beberapa tentan teori mncunya pemimpin, antara lain :
a. Teori heriditas (keturunan)
Teori ini dipelopori oleh Galton (1879). Menurutnya pemimpin itu muncul dari orangorang terkemuka. Dia berpendapat bahwa pemimpin itu muncul berdasarkan warisan
3
b. Teori Enviromental
Teori ini berendapat bahwa munculnya kepemiminan disebabkan oleh faktor
lingkungan social yang merupakan tantangan untuk diatasi atau diselesaikan.
Beberapa tokoh pendukung teori ini antara lain adalah Mumford (1909) yang
mengatakan ahwa pemimpn muncul disebabkan oleh kemampuan dan keterampilan
yang memungkinkan dia memecahkan masalah sosial dalam keadaan tertekan atau
perubahan dan adaptasi. Sementara itu Bogardus (1928) dan Hocking (1924) mencoba
mengembangkan dua hipotess tentang kepemimpinan. Pertama, kualitas seorang
pemimpin aan sangat bergntung pada situasi kelompok. Kedua, kualitas individu
dalam mengatasi situasi sesaat merupakan hasil kepemimpinan yang sma. Sedangkan
Schneider (1937) menyatakan
sebanding dengan banyyaknya jumlah konflik yang terjadi pada bangsa itu.
c. Teori Situasi Personal
Teori ini berpendapat bahwa adanya interaksi antara pemimpin dan situasinya
membentuk tipe-tipe pemimpin tertentu. Jadi, disitu ada field dynamic of leadership.
Setiap situasi dapat membentuk seseorang menjadii pemipin.
d. Teori Humanistik
Teori humanistik menyatakan bahwa fungsi kepemimpinan adalah mengatur
kebebasan individu untuk dapat merealisasikan motivasi rakyatnya agar dapat ersamasama mencpai tujuan.
e. Teori Fitrah
Teori ini berasal dari suatu asumsi dasar bahwa manusia itu merupakan mahlu sosial.
Sebagai mahluk sosial yang hidup dimasyarakat pasti akan trjjad tarik-menarik
kepentingan satu dengan yang lainnya maka perlu ada sistem yang mengatur dan yang
memimpinnya(1).
2.3.
a) Pemimpin
Pemimpin atau leader adalah orang yang bertugas memimpin dalam sebuah organsasi.
Dialah yag bertanggung jawab atas berhasil tidaknya sebuah organisasi yyang
diipiminnya.
dalam
memimpin
sebuah
organisasi.
Apakah
seoran
pemimpin
menggunakan sistem kepemimpinan otoriter, yang tidak mau menerima kritik atau
saran dari bawahan, atau liberal yang cenderung membebaskan bawahannya untuk
berbuat apa saja, sehingga seolah-olah tidak ada control dari atasannya.
d) Tujuan atau Visi dan Misi
Tujuan adalah target yang hendak dicapai dalam sebuah organisasi yang dipimin oleh
seorang pemimpin. Visi adalah tujuan secara umum, yang biasanya dirumuskan dalam
kalimat yang simpel, tetapi isinya mendalam. Sedangkam misi biasanya dijabarkan
dalam kalimat yang rinci dan lebih konkret, karena memang tujuannya untuk
merealisasikan visi tersebut.
2.4.
Agar serang pemimpin dapat memberikan perintah dan yang dipimpinnnya dapat
berinisiatif dalam mencapai tujjuan yang diharapkan, maka ada beberapa prinsip
keemimpinan yang arus dipenuhi, antara lain :
1) Harus mempunyai visi dan misi serta tujuan yang jelas. Jika perlu diterapkan pula
tahapan-tahapan pncapaian tersebut. Ada semacam prioritas, mana yang lebh dulu
untuk dikerjakan dan mana yang hendak dikerjakan kemudian.
2) Perumusan tugas pokok dan fungsi setiap unit (bagian) organisasi juga harus jelas.
Tidak ada tumpang tindih dalam pembagian tugas.
3) Pendelegasian dalam wewenang harrus jelas.
4) Ada keseimbangan antara wewenang dan tanggung jawab.
Point keempat ini sangat penting untuk diperhatikan dalam sebuah kepemimpiinan
organisasi. Tanggung jawab antara pemimpin dan yang dipimpin harus sebanding
antara hak dan kewajiban yang dipikulnya. Agar hak dan kewajiban yang semakin
Fungsi Kepemimpinan
Fungsi kepemimpinan dalam sebuah organisasi, sering berbeda antara yang satu dengan
ang lainnya. Hal ini bergantung pada bagaimana corak organisasi tersebut dan jumlah
anggota kelompoknya. Seorang pemimpin dikatakan telah melakukan fungsinya dengan baik
apabila dia telah mampu :
1) Memenuhi kebuthan langsung para anggota yang dipimpnnya.
2) Menyusun rencana yang jelas untuk mencapai tujuannya.
3) Menyingkirkan rintangan, hambatan, dan kendala yang dapat menghalangi
tercapainya tujuan.
4) Mampu memodifikasi tujuan-tujuan karyawan agar dapat bermanfaat bagi organisasi
yang dipimpinnya.
5) Seorang pemimpin harus mampu melakukan kaderisasi, karena hal ini menjadi
tanggung jab pemimpin. Bahkan hal ini menjadi tugas yang sangat pentingmbagi
seorang pemimpin, agar berjalan dengan baik.
2.6.
Tipe-tipe Kepemimpinan
Tipe atau gaya kepemimpinan secara umum dapat dikelmpokkan menjadi lima, yaitu :
1) Otoktaris
Tipe pemimpin otokratis adalah tipe pemimpin yang memperlakukan organisasi yang
dipimpinnya sebagai milik pribadi. Sehingga hanya kemuannya sajalah yang harus
berlangsung dan kurang mau memperhatikan kritik dari bawahannya.
2) Militeristik
Yang dimaksud kepemimpinan militeristik itu tidak harus dalam organisasi militer,
tetapi gaya kepemimpinannya seperti militer.
3) Paternalistik
Yang dimaksud kepemimpinan paternalistic adalah model kepemimpinan yang mana
pemimpin menganggap yang dipimpin tidak pernah dewasa. Karenanya ia jarang
memberikan kesempatan kepada yang dipimpinnya untuk mengembangkan daya
kreasi, inisiatif, dan mengambil keputusan dalam bidang tugas yang dibebankan
kepadanya.
4) Kharismatik
Pemimin kharismatik adalah pemimpin yang punya daya pikat yang sangat besar.
Biasanya memiliki banyak pengikut dan merek mau bekerja apa saja yang
diperintahkan. Kepemimpinan kharismatik juga menonjolkan pada figure kharismatik,
sehingga figure sudah tidak ada lagi, kontinuitas organisasi cenderung mundur.
BAB III
KEPEMIMPINAN DALAM ISLAM
Dalam Islam pemimpin disebut dengan Khalifah. Khalifah (Ar.: Khaliifah adalah
wakil, pengganti atau duta). Sedangkan secara itilah Khaliifah adalah orang yang bertugas
menegakkan syariat Allah SWT , memimpin kaum muslimin untuk menyempurnakan
penyebaran syariat Islam dan memberlakukan kepada seluruh kaum muslimin secara wajib,
sebagai pengganti kepemimpinan Rasulullah SAW . Pemimpin menurut pandangan Islam
tidak hanya menjalankan roda pemerintahan begitu saja namun seorang pemimpin harus
mewajibkan kepada rakyatnya untuk melaksanakan apa saja yang terdapat dalam syariat
Islam walaupun bukan beragama Islam. Seorang pemimpin dalam islam itu tidak boleh
terlepas ciri-ciri berikut ini sebagai pedoman dalam memilih calon pemimpin masa depan:
a. Setia; Pemimpin dan orang yang dipimpin terikat kesetiaan kepada Allah.
b. Tujuan; Pemimpin melihat tujuan organisasi bukan saja berdasarkan kepentingan
kelompok tetapi juga dalam ruang lingkup tujuan Islam yang lebih luas.
c. Berpegang pada Syariat dan Akhlak Islam; Pemimpin terikat dengan peraturan
Islam, boleh menjadi pemimpin selama ia berpegang pada perintah syariat. Waktu
mengendalikan urusannya ia harus patuh kepada adab-adab Islam, khususnya ketika
berurusan dengan golongan oposisi atau orang-orang yang tak sepaham.
d. Pengemban Amanah; Pemimpin menerima kekuasaan sebagai amanah dari Allah
yang disertai oleh tanggung jawab yang besar. Quran memerintahkan pemimpin
melaksanakan tugasnya untuk Allah dan menunjukkan sikap baik kepada
pengikutnya.
Apabila menerima suatu tanggung jawab, hendaklah didahului dengan niat sesuai
dengan apa yang telah Allah perintahkan. Iringi hal itu dgn mengharapkan keredhaanNya sahaja. Kepemimpinan atau jabatan adalah tanggung jawab dan beban, bukan
kesempatan dan kemuliaan.
Kesucian para nabi dalam membawa risalah dan meneruskan amanah wahyu, adalah
masalah yang tak dapat dimasuki oleh kaum cendekiawan. Bagi para nabi, sudah tidak ada
pilihan lain. Mereka menerima risalah dan amanah, dan itu harus disampaikan, sesudah
mereka diberi cap dengan stempel kenabian. Tugas menyampaikan amanah itu sudah
menjadi konsekuensi wajar bagi seorang nabi, yang tak dapat dielakkan. Akan tetapi, tidak
selamanya wahyu itu menyertai para nabi dalam tiap perbuatan dan kata-kata mereka.
Mereka juga tidak bebas dari kesalahan. Bedanya dengan manusia biasa, Allah tidak
membiarkan mereka hanyut dalam kesalahan itu sesudah sekali terjadi, dan kadang mereka
segera mendapat teguran.
Muhammad SAW telah mendapat perintah Tuhan guna menyampaikan suatu amanah,
dengan tidak dijelaskan jalan yang harus ditempuhnya, baik dalam cara menyampaikan
risalah atau dalam cara mempertahankannya. Pelaksanaannya diserahkan kepadanya,
menurut kemampuan akal, pengetahuan dan kecerdasannya, sebagaimana yang sering
dilakukan oleh kaum cerdik pandai lainnya. Kemudian datang wahyu yang memberikan
penjelasan secara tegas tentang segala sesuatu mengenai Dzat Tuhan, keesaan-Nya, sifat9
sifat-Nya serta cara-cara beribadat. Tetapi tidak demikian tata cara kemasyarakatan, dalam
keluarga, tentang desa, kota, dan tentang Negara, baik yang berdiri sendiri maupun yang
terikat oleh Negara-negara lain.
Seperti kita ketahui hampir seluruh kriteria seorang pemimpin beliau miliki, karena di
bawah kepemimpinannya umat hidup sejahtera dan tiada kurang suatu apapun. Dan dia tidak
pernah marah apabila ada seorang rakyat yang mengoreksi apabila ia melakukan kesalahan,
sebagai contoh ketika beliau diangkat menjadi khalifah setelah Abu Bakar Ash-Shiddiq
beliau berpidato dihadapan rakyatnya, dalam pidatonya beliau mengatakan :
segala puji bagi Allah penguasa seluruh alam. Salam dan sejahtera semoga Allah
limpahkan atas panutan agung Muhammad Saw. Pada kesempatan ini aku ingin
menyampaikan amanah kepada kamu sekalian wahai kaum muslimin. Kalian semua
ibarat unta yang bertali, untuk itu kalian akan menurut saja kemana orang yang
memegang tali itu. Aku akan membawa kalian semua ke jalan yang benar yang diridhoi
Allah Swt. Oleh karena itu apabila kalian melihat aku melakukan keslahan yang
menyimpang dari perintah Allah dan Rasul-Nya, maka luruskanlah, setelah berbicara
tiba-tiba berdirilah seorang laki-laki dan berkata, wahai umar, aku bersumpah
akan meluruskan mu dengan pedangku ini jika engkau menyimpang. Mendengar katakata itu seorang sahabat lainnya berkata, wahai sahabat janganlah engkau berkata
kasar kepada khalifah. kemudian umar berkata, terima kasih, aku sangat senang
kepadamu rupanya diantara rakyat masih ada yang mempunyai keberanian, aku patut
memberikan penghargaan padamu.
10
Disisi lain, dalam masa kepemimpinannya kekuasaan kaum muslimin semakin luas.
Kekuatan politik dan militer umat muslim pada saat itu sangat berkembang pesat dan
mampu melawan kekuatan-kekuatan kufur dan musyrik yang menghalangi meluasnya
dakwah islam, pada masa itu pula wilayah-wilayah yang sebelumnya menolak dakwah
islam akhirnya dapat ditaklukan dan menjadi bagian dari negara yang dipimpin oleh Umar.
Negara-negara yang berhasil ditundukan itu diantaranya :
1. Di negri Syam antara lain, Alyarmuk, Basra, Damaskus, Yordania, Bisan, Thobariyah,
Aljabiyah, Palestina, Ramlah, Asqolan, Gaza, Tepi-tepi laut, Baitil maqdis.
3. Di Irak dan Persia, yaitu negri Alqadisiyah, Hirah, seluruh persia, Armenia, Almausil,
delta sungai eufrat dan dajla, Khurasan, Albasrah, Nisabur, Azerbejan, Nahawind,
Ashbahan, Hamadzan dan lain-lain.
BAB IV
KESIMPULAN
bervariasi ragamnya, yang jelas itu tidak sejalan dengan apa yang telah dianjurkan Rasulullah
SAW. Perlu ditekankan disini, bahwa sebuah sistem betapapun baiknya tanpa dijalankan oleh
pemimpin yang baik tentu tidak akan jalan. Seperti saat ini, betapa banyak dan lengkap
perangkat hukum di negara yang kita cintai, namun mengapa semuanya amburadul. Bukankah
semua itu karena tak ada pemimpin yang mumpuni?.
System adalah kata lain dari aturan main. Maka sangat tidak mungkin aturan main
yang dibuat dan cocok untuk bangsa lain dapat dipakai dan diterapkan dalam sebuah Negara
yang telah memiliki system tersendiri. Dan jika kita tetap berharap dan berusaha lebih keras,
bukan suatu keniscayaan apabila suatu saat nanti akan terbentuk suatu pemimpin dan
kepemimpinan yang menjunjung tinggi nilai-nilai hukum Allah yang mendasarkan segala
aspek kehidupan hanya dengan Al-Quran dan As-Sunnah, seperti yang telah dicontohkan oleh
Rasulullah SAW.
DAFTAR PUSTAKA
1. Drs. KH. Zainuddin, Muhadin, Lc,. M.A., Dr. Musatqim, Abd, M.Ag. 2012. Studi
Kepemimpinan Islam (Konsep, Teori, dan Praktiknya dalam Sejarah). SUKA PRESS,
Yogyakarta, Indonesia.
2. Arsyad, N. (1990). Ilmuan Muslim Sepanjang Sejarah. Bandung: Mizan.
3. Hilal, S. (2005). Ketaatan Pada Pemimpin, Rubrik: Taujihat. Dicetak dari PK-Sejahtera
[Online]
33.
Tersedia: http://pk-sejahtera.org.
Dengan
alamat
URL: http://pk-
sejahtera.org/article.php?storyid=2844.
4. Husain, H. (2003). Sejarah Hidup Muhammad (cetakan kedua puluh delapan). Bogor:
Litera AntarNusa.
12
5.Sudjana,
E.
(2003). Visi
Pemimpin
Masa
Depan:
Menggagas
Politik
13