Anda di halaman 1dari 6

PORTOFOLIO KASUS

Nama Peserta : dr. Ika Yulianti Wulansari


Nama Wahana: RSUD Asembagus
Topik: Skabies dengan Infeksi Sekunder
Tanggal (kasus) : 12 Januari 2015
Tanggal Presentasi : 23 Januari 2015
Pendamping : dr. Sindiana
Tempat Persentasi : RSUD Asembagus
Obyek presentasi :
Keilmuan
Keterampilan
Penyegaran
Tinjauan pustaka
Diagnostik
Manajemen
Masalah
Istimewa
Neonatus Bayi
Anak
Remaja Dewasa
Lansia Bumil
Deskripsi: Laki-laki, 18 tahun, mengeluh gatal di sela-sela jari tangan dan kaki
Tujuan: Menegakkan diagnosis Skabies dengan Infeksi Sekunder dan melakukan terapi yang
tepat
Bahan Bahasan:
Tinjauan pustaka Riset
Kasus
Cara Membahas: Diskusi
Presentasi dan diskusi E-mail
Data Pasien: Nama: Sdr. F
Umur : 30 th
No.Registrasi: 432987
Nama klinik
Poli Umum RSUD Asembagus
Data utama untuk bahan diskusi:
1. Gambaran Klinis

Audit
Pos

Pasien mengeluh gatal-gatal pada sela-sela jari kaki dan tangan sejak 3 minggu yang lalu.
Gatal terutama pada malam hari. Keluhan gatal tidak disertai dengan rasa perih dan nyeri.
Tiga minggu SMRS muncul bintil-bintil kecil di sela-sela jarinya tersebut, kemudian
menyebar ke daerah perut, sela paha, badan, perut dan bokong. Pasien sering menggaruk
2.
3.
4.
5.
6.

bagian yg terdapat bintil-bintil kecil tersebut.


Riwayat pengobatan: Selama ini pasien belum mengobati sakitnya.
Riwayat kesehatan/penyakit: Pasien belum pernah mengalami ini sebelumnya.
Riwayat keluarga: Tidak ada keluarga yang menderita penyakit sama dengan pasien
Riwayat pekerjaan: Santri kelas IX PonPes
Kondisi lingkungan sosial dan fisik: Pasien tinggal di pondok pesantren. Teman sekamar
pasien pernah mengalami sakit serupa sebelumnya. Pasien mengatakan suka bertukar baju

dengan teman sekamarnya.


7. Lain Lain
Pemeriksaan fisik dilakukan di Poli Umum RSUD Asembagus pada tanggal 20 Januari 2015.

PEMERIKSAAN UMUM
Keadaan umum

: Tampak sakit ringan

Kesadaran

: Compos mentis

Nadi

: 80 x/menit

Suhu

: 36,00C

Tekanan darah

: 110/70 mmhg

Respirasi

: 20x/menit

STATUS GENERALIS

Kepala

: Nyeri tekan kepala (-), rambut tidak mudah dicabut, alopecia -.

Wajah

: Nyeri tekan sinus -.

Mata

: Konjungtiva pucat -/-, sklera ikterik -/-, RCL +/+, RCTL +/+, diameter pupil

3mm/3mm.

Telinga

: Nyeri tekan tragus -/-, nyeri tekan mastoid -/-, serumen -/-, sekret -/-,

Membran timpani intak/intak.

Hidung : Sekret -/-, deviasi septum (-), mukosa hiperemis -.

Mulut

: sianosis (-)

Leher

: pembesaran KGB (-)

Dada

1. Paru
I: Pergerakan dinding dada simetris kanan=kiri, retraksi (-), tertinggal (-), pectus excavatum (-),
pectus carinatum(-), spider nevi (-), sikatriks (-).
P: Krepitasi (-), massa (-), Vokal fremitus lapang paru kiri=kanan.
P: Sonor pada seluruh lapang paru.
A: Sp vesikuler +/+, Rh-/-, Wh-/2. Jantung:
I:

Ictus cordis tidak terlihat.

P: Ictus cordis teraba di SIC 5 medial linea midklavikula kiri.


P: Batas jantung kiri di SIC 5 medial linea midklavikula kiri, batas jantung
kanan di ICS 5 linea sternalis kanan.
A: S1>S2, regular, gallop (-), murmur (-).
Abdomen :
I : Abdomen datar. Terdapat papula, pustula, krusta, ekskoriasi, dan kunikulus.

A : Bising usus +, 7 kali per menit.


P : Timpani, pekak alih (-), pekak sisi (-)
P : Dinding abdomen supel, nyeri tekan regio epigastrium (+), nyeri tekan suprapubik (-),
hepar dan lien tidak teraba, H/L: tidak teraba besar
Ekstremitas: CRT <2", Tidak ada edema, akral hangat
Status Dermatologis

Distribusi : Regional

Ad Regio : Interdigitalis manus et pedis bilateral, torakalis posterior, abdominalis,


inguinalis bilateral dan gluteus.

Efloresensi : Tampak papula eritematosa multipel, diskret, pustula, ekskoriasi.

PEMERIKSAAN LAB :
Tidak dilakukan
Daftar Pustaka:
1. Handoko RP, Djuanda A, Hamzah M. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Ed.5. Jakarta.
FKUI. 2007. Hal: 122-25.
2. Orkin Miltoin, Howard L, Maibach. Fitzpatricks Dermatology in General Medicine:
Skabies and Pediculosis. USA. McGrawHill. 2008. Hal: 2029-31.
3. Siregar RS, Wijaya C, Anugerah P. Saripati Penyakit Kulit dan Kelamin. Ed.3. Jakarta.
EGC. 2005. Hal: 191-5.
Hasil Pembelajaran
1. Menegakkan Diagnosis Skabies dengan Infeksi Sekunder
2. Memberikan penatalaksanaan yg tepat terhadap kasus Skabies dengan Infeksi Sekunder
3. Pencegahan serta Prognosis Skabies dengan Infeksi Sekunder
RANGKUMAN HASIL PEMBELAJARAN PORTOFOLIO
SUBJEKTIF
Seorang laki-laki berumur 18 tahun datang ke Poli Umum RSUD Asembagus dengan
keluhan gatal-gatal pada sela-sela jari kaki dan tangan. Gatal terutama pada malam
hari. Keluhan gatalnya tersebut tidak disertai dengan rasa perih dan nyeri. Tiga
minggu SMRS muncul bintil-bintil kecil di sela-sela jarinya tersebut, kemudian
menyebar ke daerah perut, sela paha, pergelangan tangan dan kaki, badan, perut dan
bokong. Pasien sering menggaruk bagian yg terdapat bintil-bintil kecil tersebut. Os
tinggal di pondok pesantren. Teman sekamar pasien pernah mengalami sakit serupa
sebelumnya. Pasien mengatakan suka bertukar baju dengan teman sekamarnya.

Selama ini pasien belum mengobati sakitnya.


OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum

: Tampak sakit sedang

Kesadaran

: Compos mentis

Nadi

: 80 x/menit

Suhu

: 36,00C

Tekanan darah

: 110/70 mmhg

Respirasi

: 20x/menit

2. Status Dermatologis

Distribusi : Regional

Ad Regio : Interdigitalis manus et pedis bilateral, torakalis posterior, abdominalis,


inguinalis bilateral dan gluteus.

Efloresensi : Tampak papula eritematosa multipel, diskret, pustula, ekskoriasi.

3. Pemeriksaan Laboratorium : Tidak dilakukan


ASSESMENT
Seorang pasien laki-laki berumur 18 tahun datang ke IGD Asembagus dengan keluhan
utama gatal-gatal pada sela-sela jari kaki dan tangan. Pasien di diagnosis dengan Skabies
dengan Infeksi Sekunder. Diagnosis di tegakkan dari anamnesis dan pemeriksaan fisik.
Dari anamnesis di dapatkan gatal-gatal pada sela-sela jari kaki dan tangan sejak 3
minggu yang lalu. Awalnya muncul bintil-bintil kecil di sela-sela jarinya tersebut, kemudian
menyebar ke daerah perut, sela paha, pergelangan tangan dan kaki, badan, perut dan bokong.
Pasien sering menggaruk bagian yg terdapat bintil-bintil kecil tersebut. Dari pemeriksaan
fisik ditemukan papula eritematosa multipel, diskret, pustula, ekskoriasi, ad regio
interdigitalis manus et pedis bilateral, torakalis posterior, abdominalis, inguinalis bilateral dan
gluteus, dan pemeriksaan lainnya normal.
Dari riwayat penyakit pasien, selama ini pasien belum mengobati sakitnya. Pasien tinggal
di pondok pesantren. Teman sekamar pasien pernah mengalami sakit serupa sebelumnya.
Pencetus awalnya penyakit pasien ini adalah karena pasien suka bertukar baju dengan teman
sekamarnya yang memiliki gejala serupa. Penyakit skabies muncul akibat infestasi dan
sensitisasi terhadap sarcoptes scabies var hominis dan produknya. Penyakit ini erat kaitannya
dengan kebersihan perseorangan dan lingkungannya. Penyakit ini sering menyerang orang
yang tinggal bersama-sama, seperti berbagi barang dan fasilitas umum yang dipakai bersama.
Scabies menular melalui kontak langsung, misalnya tidur bersama dan kontak seksual; kontak
tidak langsung, misalnya melalui pakaian, bantal, handuk, dsb.
Kelainan kulit yang muncul pada pasien dikarenakan infestasi sarcoptes scabies dan

produknya, serta akibat garukan. Pasien suka menggaruk dan mengeluh sangat gatal di
malam hari. Gatal akibat sensitisasi sarcoptes scabies memakan waktu 1 bulan. Gatal pada
malam hari di karenakan aktivitas sarcoptes scabies yang lebih tinggi pada suhu lembab.
Kelainan kulit akibat tungau menyerupai dermatitis dengan ditemukannya papula
eritematosa, urtika, dsb. Namun yang paling khas adalah jika ditemukan kunikulus.
Sedangkan, akibat garukan bisa terjadi kelainan kulit berupa erosi, eksoriasi dan pustul jika
disertai infeksi sekunder.
Diagnosis pasti dari penyakit ini, yaitu pruritus nokturnal, menyerang berkelompok,
kunikulus, dan menemukan tungau. Ketiga gejala diatas ditemukan pada pasien ini, kecuali
menemukan tungau. Diagnosis banding dari pasien ini dapat menyerupai beberapa penyakit
kulit lainnya, oleh karena itu skabies dapat dibilang the great imitator penyakit kulit dengan
keluhan gatal, seperti prurigo, pedikulosis korporis, dermatitis, dll.
Pemeriksaan penunjang untuk menemukan tungau dapat dilakukan kerokan kulit dengan
larutan KOH 10%, burrow ink test, swab kulit, epidermal shave biopsy, dan mengambil
tungau dengan jarum. Namun yang paling mudah dan praktis adalah dengan kerokan kulit.
Pada pasien ini diberikan pengobatan medikamentosa krim permetrin 5%, anti histamin,
antibiotik, dan steroid. Berdasarkan literatur, syarat pengobatan ideal skabies adalah harus
efektif terhadap semua stadium tungau, tidak menyebabkan iritasi, tidak toksik, tidak berbau,
tidak mengotori pakaian, mudah digunakan dan murah. Jenis obat topikal yang memenuhi
kriteria diatas adalah krim permetrin 5%.
Pencegahan penyakit ini dapat dilakukan dengan menjaga kebersihan perorangan dan
lingkungan, tidak bertukar barang dan fasilitas yang dipakai bersama, mengobati semua yang
terjangkit agar penularan tidak semakin luas, serta edukasi ke pasien dan lingkungan
sekitarnya.
PLAN :
Diagnosis klinis : Skabies dengan Infeksi Sekunder
Pengobatan :
1. Farmakologis :
-

Scabimite cream 30 gr tube


Loratadine 2 x 10mg
Amoksisilin 3 x 500 mg
Metil prednisolon 2 x 4 mg

2. Non Farmakologis :
Edukasi

- Merendam pakaian dan sprei pasien dengan air panas sebelum di cuci
- Memisahkan baju pasien dengan yang lain
- Tidak memakai benda-benda pasien
Promotif :
- Penyuluhan hygiene perorangan dan lingkungan
- Menjelaskan kepada pasien bahwa penyakit ini akan kambuh jika pasien
-

sering bertukar barang dan menggunakan fasilitas umum bersama.


Menjelaskan kepada pasien untuk memberitahu teman lingkungannya agar

memeriksan diri guna mencegah penuluran lebih lanjut.


Kuratif
:
- Istirahat dan Personal hygiene perorangan dan lingkungan.
- Mengobati semua orang yang terjangkit di lingkungan pasien agar
penularan tidak meluas.
Konsultasi / Rujukan :
Pasien diharapkan kontrol kembali ke dokter untuk follow up penyakitnya.

Asembagus, 23 Januari 2015


Peserta

Pendamping

( dr. Ika Yulianti W )

(dr. Sindiana)

Anda mungkin juga menyukai