ABSTRAK
Dalam rekayasa geoteknik, dibutuhkan dua jenis analisis, yaitu limit state analysis yang
menitikberatkan pada kelayakan konstruksi dan deformation analysis yang menitikberatkan pada
kenyamanan pengguna konstruksi. Untuk limit state analysis, dapat digunakan model konstitutif tanah
Mohr-Coulomb, namun untuk deformation analysis, dibutuhkan model konstitutif tanah yang lebih
lanjut, seperti model Hardening Soil. Penelitian yang dilakukan membahas perbandingan perilaku
tanah yang terjadi untuk kasus galian dalam pada konstruksi galian basement di Jakarta menggunakan
model Mohr Coulomb dan Hardening Soil, dengan analisis kondisi undrained maupun drained dan
dengan pengukuran di lapangan. Hal-hal yang ditinjau antara lain deformasi horizontal tanah dan
dinding penahan tanah, settlement, serta heave dengan menggunakan software PLAXIS 7.2.
Kata kunci : Galian dalam, deformasi horizontal tanah, deformasi dinding penahan tanah, settlement,
heave, Mohr Coulomb, Hardening Soil
LATAR BELAKANG
Ketersediaan lahan yang terbatas mendorong
manusia untuk melakukan pembangunan
secara vertikal, salah satunya adalah
pembangunan
basement,
yang
pada
pembangunannya
diperlukan
proses
penggalian yang dalam. Pada perhitungan
engineering dibutuhkan limit state analysis
dan deformation analysis untuk meninjau
kelayakan bangunan dan kenyamanan
pengguna. Kedua analisis tersebut dapat
dilakukan dengan pemodelan menggunakan
metode elemen hingga untuk model tanah
Mohr Coulomb dan Hardening Soil.
ANALISIS
Gambar 1 : Pemodelan
METODOLOGI
Gambar
1
menunjukkan
pemodelan
permasalahan yang disesuaikan dengan
tahapan konstruksi di lapangan.
Jenis
Clayey
Silt
Clayey
Silt
Silty
Sand
Silty Clay
Konsisten
si
soft
stiff
dense
stiff - very
stiff
dry
[kN/m3]
11
9,48
10,05
9,12
wet
[kN/m3]
15,25
15,17
16
15,33
c [kN/m2]
18
35
c' [kN/m2]
10
10
15
' [ ]
26
32
40
35
' [-]
0,35
0,25
0,25
0,3
k [m/day]
0,00001
0,00001
0,001
0,00001
E'
[kN/m2]
9000
30000
70000
40500
Secant Pile
Tipe
EA (kN/m)
EI (kNm2/m)
w (kN/m/m)
Mp (kNm/m)
Np (kN/m)
Ls (m)
Elastoplastis
9,35E+6
4,74E+5
10
0,2
927
4117,147
Ground
Anchor
Anchor
101300
2,92
Grout Body
Geotextile
252800
2,92
85
Jenis
Clayey
Silt
Clayey
Silt
Silty
Sand
Silty Clay
Konsisten
si
soft
stiff
dense
stiff - very
stiff
dry
[kN/m3]
11
9,48
10,05
9,12
wet
[kN/m3]
15,25
15,17
16
15,33
c [kN/m2]
18
35
c' [kN/m2]
10
10
15
' [ ]
26
32
40
35
' [-]
0,35
0,25
0,25
0,3
k [m/day]
0,00001
0,00001
0,001
0,00001
E50ref
9000
30000
70000
62500
Eoedref
7200
24000
70000
50000
Eurref
27000
90000
210000
187500
0,5
85
1
Clayey
Silt
2
Clayey
Silt
3
Silty
Sand
soft
stiff
dense
Silty Clay
stiff - very
stiff
11
9,48
10,05
9,12
15,25
15,17
16
15,33
c [kN/m2]
18
35
c' [kN/m2]
10
22
28
' [ ]
26
' [-]
k [m/day]
E'
[kN/m2]
Jenis
Konsisten
si
dry
[kN/m3]
wet
[kN/m3]
85
10
15
32
40
35
0,35
0,35
0,35
0,35
0,0001
6,480E+
04
0,0001
1,020E+
05
0,1
1,030E+
05
0,0001
2,950E+05
Gambar 5 : Settlement
Untuk heave di dasar galian, diperlihatkan
hasil analisis pada Gambar 6 dan 7. Dari
analisis tersebut, hasil pemodelan Mohr
Coulomb lebih kritis daripada pemodelan
Hardening Soil karena terdapat parameter Eurref
yang memperhitungkan kekakuan tanah akibat
pengurangan beban tanah (galian), dimana
nilai Eurref yang diinput lebih besar daripada E
yang digunakan pada model Mohr Coulomb.
REFERENSI
[1] Apoji, Dayu. (2011) : Respon Couple
Tegangan Efektid-Tekanan Pori dalam
Analisis Tegangan-Deformasi Tanah
Poroelastis
Menggunakan
Metode
Elemen Hingga, Tesis Program Magister,
Institut Teknologi Bandung
[2] Das, Braja M. (2002). Principles of
Geotechnical Engineering 5th Edition,
Thomson Learning, Inc.
[3] Data Tanah Gudang Garam Tower, Davy
Sukamta & Partners.
[4] Hacheem, Zuharie Abd. (2011). Simulation
of Deep Excavation in Sand by Finite
Element Using Hardening Soil Model
(HSM). Engineering College, University
of AL Mustansiriya.
[5] Kempfert, Hans-Georg., Gebreselassie,
Berhane. (2006). Excavations and
Foundation in Soft Soils, Springer.
[6] Lim, A., Ou., C. Y., & Hsieh, P. (2010).
Evaluation of clay constitutive models for
analysis of deep excavation under
undrained
conditions.
Journal
of
Geoengineering.
[7] Ou, Chang-Yu. (2006). Deep Excavation
Theory and Practice, London : Taylor &
Francis Group, London.
[8] Phienwej, N., & Gan, C. H. (2003).
Characteristics of ground movements in
deep
excavations
with
concrete
diaphragm walls in Bangkok soils and
their prediction. Journal of South East
Asian Geotechnical Society.
[9] PLAXIS. (2011). PLAXIS 2011 Versi
Manual.
[10] Schweiger, Helmut F. (2010). Modelling
of Deep Excavations. Graz University of
Technology
[11] Schweiger, Helmut F. (2010). Drained
and Undrained Soil Behaviour. Graz
University of Technology