Anda di halaman 1dari 10

PENGKODEAN DATA

Agar dapat ditransmisikan data digital maupun data analog perlu dikodekan
menjadi sinyal digital maupun sinyal analog. Bentuk sinyal tergantung pada teknik
pengkodean yang tentunya disesuaikan dengan media transmisi yang akan
digunakan.

Teknik-teknik pengkodean dapat digambarkan sebagai berikut :

g(t)
Digital / Analog
x(t) g(t)
Encoder Decoder

m(t)
Digital / Analog
s(t) m(t)
Modulator Demodulator

Sumber data g(t) yang berupa data analog atau data digital dikodekan
menggunakan Encoder menjadi suatu sinyal digital x(t). Pada sisi penerima sinyal
tersebut dirubah kembali menjadi data semula oleh Decoder. Dalam prakteknya
perangkat encoder dan decoder dikemas menjadi satu paket dan sering disebut
Codec.

Untuk keperluan yang lain data m(t) dirubah menjadi sinyal g(t) oleh
1 Page

modulator. Sinyal g(t) adalah sinyal analog yang selanjutnya pada sisi penerima
sinyal tersebut dirubah kembali menjadi data semula oleh demodulator. Dalam
prakteknya modulator dan demodulator juga dikemas menjadi satu disebut modem.

Terdapat beberapa kombinasi pengkodean yang digunakan didalam


komunikasi data yaitu :

Mata kuliah : Teknik Komunikasi Data Dosen : Supriyoko Pramono, SKom, MM


Buku panduan : Dasar-dasar Komunikasi Data ( William Stallings)
a. Data Digital menjadi Sinyal Digital dengan maksud agar mudah pendeteksian
kesalahan, tidak komplek dan tidak mahal.

b. Data Analog menjadi Sinyal Digital dengan maksud agar dimungkinkan


menggunakan peralatan transmisi digital dan peralatan switching modem.

c. Data Digital menjadi Sinyal Analog dengan maksud agar dapat dilewatkan FO
dan media unguided.

d. Data Analog menjadi Sinyal Analog dengan maksud agar data dalam bentuk
elektrik dapat ditransmisikan sebagai sinyal baseband.

1. Data Digital menjadi Sinyal Digital :

a. Non Return to Zero (NRZ)  mentransmisikan sinyal digital dengan


menggunakan dua tingkat voltase yang berlainan untuk dua digit biner.
Terdapat dua macam NRZ yaitu :
1) Non Return to Zero – Level (NRZ-L)
0 = level tertinggi.
1 = level terendah.
2) Non Return to Zero – Inverted (NRZ-I)
0 = tanpa transisi pada permulaan interval.
1 = transisi pada permulaan interval Bipolar.
2

b. Multilevel Biner  kode ini menggunakan lebih dari dua level sinyal.
Page

Dalam kasus skema bipolar, biner 0 ditampilkan sebagai no line sinyal dan
biner 1 sebagai pulsa positip atau negatip yang berganti-ganti polaritasnya.
Terdapat beberapa keuntungan yaitu :

1) Menghindari kehilangan sinkronisasi bila muncul string panjang


karena masing-masing biner 1 menghasilkan sebuah transaksi,
meskipun string panjang biner 0 masih akan menjadi masalah.

Mata kuliah : Teknik Komunikasi Data Dosen : Supriyoko Pramono, SKom, MM


Buku panduan : Dasar-dasar Komunikasi Data ( William Stallings)
2) Tidak ada dc komponen murni karena sinyal-sinyal biner 1 berganti
voltase dari positif ke negatif.

3) Sifat pulsa yang berganti-ganti memungkinkan hanya diperlukan


alat sederhana untuk mendeteksi kesalahan.

Terdapat dua macam Multilevel Biner yaitu :

1) Bipolar – Alternate Mark Inversion (Bipolar-AMI)


0 = tanpa sinyal pada jalur.
1 = level positip atau negatip, alternatif untuk satu yang
berturut-turut
2) Pseudoternary
0 = level positip atau negatip, alternatif untuk nol yang
berturut-turut.
1 = tanpa sinyal pada jalur.

c. Bifase  merupakan teknik pengkodean yang lain. Dua dari teknik ini yang
paling banyak digunakan secara luas yaitu :

1) Manchester
0 = transisi dari tinggi kerendah dipertengahan interval.
1 = transisi dari rendah ketinggi dipertengahan interval.
2) Deferential Manchester
Selalu terdapat transisi dipertengahan interval.
0 = ada transisi dipermulaan interval.
3 Page

1 = tidak ada transisi dipermulaan interval.

Teknik-teknik Scrambling  digunakan untuk menjaga sinkronisasi pada


runtun data panjang dan konstant lebih dari satu oktaf (8 bit) yang dikirim
menggunakan pengkodean Bipolar – AMI.

Terdapat dua teknik yang umum digunakan yaitu :

Mata kuliah : Teknik Komunikasi Data Dosen : Supriyoko Pramono, SKom, MM


Buku panduan : Dasar-dasar Komunikasi Data ( William Stallings)
3) B8ZS  Bila satu oktap semua nol :
Pulsa sebelumnya positip  kode 000+-0+-
Pulsa sebelumnya negatip  kode 000-+0+-
4) HDB3  Bila satu oktap semua nol :
Pulsa sebelumnya positip  kode 000+-00-
Pulsa sebelumnya negatip  kode 000-+00+

Contoh format-format pengkodean data digital mejadi sinyal digital

4 Page

Mata kuliah : Teknik Komunikasi Data Dosen : Supriyoko Pramono, SKom, MM


Buku panduan : Dasar-dasar Komunikasi Data ( William Stallings)
2. Data Digital menjadi Sinyal Analog

a. Amplitudo Shift Keying (ASK)


A cos ( 2 πf c t )
1) Biner 1 =
2) Biner 0 = 0
b. Frequency Shift Keying (FSK)
A cos ( 2 πf 1 t )
1) Biner 1 =
A cos ( 2 πf 2 t )
2) Biner 0 =
c. Phase Shift Keying (PSK)
A cos ( 2 πf c t+ π )
1) Biner 1 =
A cos ( 2 πf c t )
2) Biner 0 =

Contoh format pensinyalan tersebut adalah sebagai berikut :

Amplitude Shift Keying (ASK)

0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0
5 Page

Mata kuliah : Teknik Komunikasi Data Dosen : Supriyoko Pramono, SKom, MM


Buku panduan : Dasar-dasar Komunikasi Data ( William Stallings)
Frequency Shift Keying (FSK)

0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0

Phase Shift Keying (PSK)

0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0
6 Page

Mata kuliah : Teknik Komunikasi Data Dosen : Supriyoko Pramono, SKom, MM


Buku panduan : Dasar-dasar Komunikasi Data ( William Stallings)
3. Data Analog menjadi Sinyal Digital

a. Pulse Code Modulation (PCM)

Pada PCM data analog dicacah menjadi bentuk persegi seperti pada
gambar diatas, kemudian masing-masing potongan yang berbentuk persegi
tersebut dikodekan menjadi sinyal digital dengan kesetaraan 4 bit biner atau
heksa desimal.
7 Page

Mata kuliah : Teknik Komunikasi Data Dosen : Supriyoko Pramono, SKom, MM


Buku panduan : Dasar-dasar Komunikasi Data ( William Stallings)
b. Delta Modulation (DM)

Pada teknik ini pengkodeaan dilakukan sangat sederhana. Sinyal


digital yang dihasilkan bentuknya tidak halus (lihat gambar diatas).
Pengkodean cara ini hanya cocok untuk data-data yang tidak menuntut presisi
tinggi mengingat distorsinya cukup besar.
8 Page

4. Data Analog menjadi Sinyal Analog

Agar data analog dapat ditransmisikan, data tersebut dimodulasikan


dengan gelombang pembawa (carrier). Dibawah ini contoh data analog
(gelombang sinus) yang akan domodulasikan dengan tiga cara.

Mata kuliah : Teknik Komunikasi Data Dosen : Supriyoko Pramono, SKom, MM


Buku panduan : Dasar-dasar Komunikasi Data ( William Stallings)
Gelombang Pembawa (carrier)

Gelombang sinus

a. Amplitudo Modulasi (AM), yaitu cara memodulasikan gelombang


berdasarkan amplitudonya. Hasil gelombang termodulasi seperti gambar
dibawah ini.
9 Page

b. Frequency Modulasi (FM), yaitu cara memodulasikan gelombang


berdasarkan frekuensi dari data gelombang analog. Dengan cara ini hasil
gelombang termodulasi mempunyai amplitudo yang tetap, sedangkan
frekuensinya berubah sesuai data yang dimodulasikan. Untuk data

Mata kuliah : Teknik Komunikasi Data Dosen : Supriyoko Pramono, SKom, MM


Buku panduan : Dasar-dasar Komunikasi Data ( William Stallings)
termodulasi dari gelombang sinus adalah seperti gambar dibawah ini.

c. Phase Modulasi (PM), yaitu cara memodulasikan gelombang dengan


menggeser-geser phase sesuai dengan data gelombang yang akan
dimodulasikan. Untuk data termodulasi dari gelombang sinus diatas adalah
seperti gambar berikut ini.
10 Page

Mata kuliah : Teknik Komunikasi Data Dosen : Supriyoko Pramono, SKom, MM


Buku panduan : Dasar-dasar Komunikasi Data ( William Stallings)

Anda mungkin juga menyukai