Anda di halaman 1dari 10

INTERFACE KOMUNIKASI DATA

Transmisi data yang merupakan suatu aliran bit dari satu perangkat
keperangkat yang lain sepanjang jalur transmisi melibatkan kerja sama dan
kesesuaian antara kedua perangkat. Salah satu persyaratan terpenting untuk itu
adalah sinkronisasi. Receiver harus mengetahui berapa rate pada posisi dimana bit
tersebut diterima sehingga dapat memeriksa jalur pada interval reguler untuk
menentukan setiap bit yang diterima. Ada dua teknik yang paling umum digunakan
untuk tujuan ini yaitu dengan transmisi synchronous dan tansmisi asynchronous.

Perangkat yang dipergunakan untuk mentransmisikan data melalui suatu


media juga harus dipasang pada suatu alat yang disebut interface. Interface tidak
hanya menentukan karakteristik-karakteristik sinyal tetapi juga menentukan alat-alat
fisik yang terpasang serta prosedur pengiriman dan penerimaan bit-bit data.

Transmisi Synchronous Dan Asynchronous

Penerapan teknik ini adalah untuk transmisi data seri, yakni data yang
ditransfer lebih dari satu sinyal. Hal ini berbeda dengan sinyal pada saluran parallel,
sebagaimana yang biasa dilakukan oleh perangkat I/O dan jalur sinyal computer
internal.

Seandainya pengirim mentransmisikan suatu deretan bit-bit data. Pengirim


1 Page

memiliki sebuah detak yang menentukan waktu bit-bit yang ditransmisikan. Sebagai
cotoh bila data ditransmisikan pada satu juta bit perdetik ( 1 Mbps ), maka satu bit
akan ditransmisikan setiap 1/106 = 1 mocrodetik (µs), seperti yang tercatat pada
detak pengiriman. Pada kasus ini receiver akan melakukan pememeriksaan kiriman
data setiap 1 µs. Apabila receiver menghitung waktu sample berdasakan detaknya
sendiri maka akan muncul masalah apabila detak pada transmitter tidak sama dengan
detak pada receiver. Contoh bila terdapat penggeseran sebesar 1% lebih cepat maka

Mata kuliah : Teknik Komunikasi Data Dosen : Supriyoko Pramono, SKom, MM


Buku panduan : Dasar-dasar Komunikasi Data ( William Stallings)
pemeriksaan pertama menjadi 0,01 bit waktu ( 0,01 µs) jauhnya dari pusat bit (pusat
bit adalah 0,5 µs). Setelah 50 sampel atau lebih maka receiver mengalami kesalahan
karena pemeriksaan dilakukan pada waktu yang salah ( 50 x 0,01 = 0,5 µs).

Transmisi Asynchronous

Setrategi dalam skema ini adalah menghindari problem yang berkaitan


dengan waktu, dengan cara tidak mengirimkan deretan bit yang panjang dan tidak
terputus-putus. Jadi data ditransmisikan satu karakter sekaligus, dimana setiap
karakter panjangnya lima sampai delapan bit. Waktu atau sinkronisasi harus
dipertahankan hanya didalam setiap karakter artinya receiver memiliki peluang
melakukan sinkronisasi setiap karakter baru. Bila tidak ada karakter yang
ditransmisikan jalur diantara transmitter dan receiver dinyatakan dalam status idle
yang bisa berupa tegangan negatip pada jalur tersebut atau sama dengan elemen
pensinyalan biner 1 (NRZ-L). Permulaan karakter ditandai dengan start bit dengan
nilai biner 0 kemudian diikuti dengan lima sampai delapan bit yang sebenarnya
merupakan karakter. Biasanya bit-bit data diikuti oleh sebuah bit paritas (parity bit)
yaitu bit yang digunakan oleh receiver untuk mendeteksi kesalahan. Kemudian pada
akhir karakter ditutup dengan stop element yang berupa biner 1. Panjang minimum
untuk element akhir biasanya lebih panjang dari bit data, misalnya 1,5 atau 2 kalinya.

Transmisi Synchronous

Dengan transmisi synchronous, suatu blok bit ditransmisikan dalam suatu


deretan yang cukup mantap tanpa kode start dan stop. Untuk mencegah ketidak
2

sesuaian waktu diantara transmitter dan receiver, detaknya dengan cara apapun harus
Page

dibuat sinkron. Salah satunya adalah dengan menyediakan sebuah jalur detak
terpisan diantara transmitter dan receiver. Namun dengan teknik ini hanya akan
bekerja dengan baik untuk jarak pendek, karena untuk jalur panjang pulsa detak akan
menjadi sasaran gangguan yang sama seperti yang terjadi pada sinyal data.

Mata kuliah : Teknik Komunikasi Data Dosen : Supriyoko Pramono, SKom, MM


Buku panduan : Dasar-dasar Komunikasi Data ( William Stallings)
Alternatif lain adalah dengan menyimpan informasi pewaktuan pada sinyal
data. Untuk sinyal-sinyal digital hal ini bisa diperoleh dengan pengkodean
Manchester atau Deferential Manchester.

Dengan transmisi synchronous terdapat level sinkronisasi lain yang


diperlukan agar receiver dapat menentukan awal dan akhir dari sebuah blok data.
Oleh karena itu setiap blok diawali dengan pola bit preamble dan diakhiri dengan
pola bit postamble. Selain itu bit-bit lain ditambahkan ke blok data yang berisi
informasi control. Data beserta preamble, postamble dan informasi control disebut
frame. Bentuk frame tergantung procedure control yang berlaku.

Biasanya frame diawali dengan suatu preamble yang disebut flag, yang
panjangnya 8 bit. Flag yang sama digunakan sebagai postamble. Receiver mencari
pola flag untuk menandai permulaan frame. Ini diikuti dengan beberapa bit control,
kemudian bit-bit data yang panjangnya bervariasi tergantung protocol yang
digunakan, kemudian bit-bit control lagi dan diakhiri dengan flag.

Untuk blok data yang besar, penggunaan transmisi synchronous lebih efisien
dibandingkan dengan transmisi asynchronous. Transmisi asynchronous memerlukan
tambahan minimal 20% untuk informasi control. Pada transmisi synchronous,
informasi control, preamble dan postamble bisanya kurang dari 100 bit. Sebagai
contoh untuk skema HDLC memuat 48 bit control, preamble dan postamble.
Sehingga untuk 1000 blok data, masing-masing frame berisikan 48 bit tambahan dan
1000 x 8 = 8.000 bit data. Dengan demikian prosentase kelebihannya adalah :
3

48
Page

×100 %
8000+48 = 0,6%

Mata kuliah : Teknik Komunikasi Data Dosen : Supriyoko Pramono, SKom, MM


Buku panduan : Dasar-dasar Komunikasi Data ( William Stallings)
Interface

Sebagian besar perangkat pengolah data memiliki kemampuan transmisi data


yang terbatas, oleh karena itu jarang sekali perangkat semacam itu dihubungkan
secara langsung dengan fasilitas transmisi atau jaringan. Perangkat yang akan
dibahas berikut ini termasuk terminal dan computer yang umumnya disebut sebagai
Data Terminal Equipment (DTE). DTE memungkinkan menggunakan system
transmisi dengan menggunakan perangkat yang disebut Data Circuit-terminating
Equipment (DCE), misalnya modem.

Pada satu sisi DCE bertanggung jawab mentransmisi dan menerima sinyal
dari sebuah media transmisi, disisi lain DCE harus berinteraksi dengan DTE.
Umumnya hal ini membutuhkan pertukaran informasi, control dan data. Untuk
skema ini diperlukan tingkat kerjasama yang tinggi. Pasangan DCE yang
memindahkan sinyal melalui media transmisi harus saling mengerti satu sama lain.
Selain itu pasangan DTE-DCE harus dirancang sedemikian rupa agar bisa
berinteraksi dengan bik. Untuk keperluan ini dikembangkan standar-standar yang
menentukan sifat interface antara DTE dan DCE. Interface semacam itu memiliki
empat karakteristik penting yaitu :

1. Mekanik : Adalah karakteristik yang menyangkut hubungan fisik antara DTE


dan DCE. Biasanya rangkaian pertukaran sinyal dan control dibendel dalam
sebuah kabel dengan suatu konektor terminator male dan female pada ujungnya.
DTE dan DCE harus menggunakan konektor sejenis yang berpasangan. Setiap
jenis konektor harus sudah distandarisasi.
4 Page

2. Elektrik : Adalah karakteristik yang berkaitan dengan level voltase dan waktu
perubahan voltase. Baik DTE maupun DCE harus menggunakan pengkodean
yang sama serta menggunakan level volase dan durasi elemen-elemen sinyal
yang sama. Karakteristik ini menentukan rate data dan jarak yang bisa dicapai.
3. Fungsional : Adalah karakteristik yang menentukan fungsi yang ditujukan
melalui penetapan arti untuk setiap rangkaian pertukaran. Fungsi-fungsi tersebut
diklasifikasikan kedalam beberapa kategori data, control, waktu dan ground.

Mata kuliah : Teknik Komunikasi Data Dosen : Supriyoko Pramono, SKom, MM


Buku panduan : Dasar-dasar Komunikasi Data ( William Stallings)
4. Prosedural : Adalah karakteristik yang menentukan urutan kejadian dalam
mentransmisikan data, didasarkan atas karakteristik fungsional interface.

Interface V.24 / EIA-232-F

Interface yang paling banyak digunakan adalah V.24 yang sudah


dispesifikasikan dalam standar ITU-T yang dikeluarkan pada tahun 1997.

Spesifikasi Mekanik

EIA-232-F menggunakan konektor 25 pin yang ditetapkan dalam ISO2110


dengan susunan seperti gambar dibawah ini.
5 Page

Pada tahun 1990-an konektor ini banyak digunakan untuk menghubungkan


DTE misalnya sebuah terminal atau komputer dengan DCE misalnya sebuah modem
atau printer, namun sekarang koneksi antara komputer ke-printer telah banyak yang
menggunakan kabel USB karena dipandang lebih praktis. Sedangkan pemakaian

Mata kuliah : Teknik Komunikasi Data Dosen : Supriyoko Pramono, SKom, MM


Buku panduan : Dasar-dasar Komunikasi Data ( William Stallings)
modem external sudah sangat jarang dijumpai karena instalasi komputer saat ini
sudah lebih praktis dengan internal modem.

Spesifikasi Elektrik

Pertukaran data menggunakan pensinyalan digital. Nilai-nilai elektrik


diterjemahkan sebagai data biner ataupun sebagai sinyal control. Dengan
pengkodean NRZ-L, voltase lebih negatif dari -3 volt diterjemahkan sebagai biner 1
dan voltase yang lebih positif dari +3 volt diterjemahkan sebagai biner 0. Interface
ini mempunyai rate sinyal <20 kbps dan jarak < 15 meter. Level voltase yang sama
juga dimaksudkan untuk sinyal control dimana voltase yang lebih negatif dari -3 volt
diterjemahkan sebagai kondisi OFF dan voltase yang lebih positif dari +3 volt
diterjemahkan sebagai kondisi ON.

Spesifikasi Fungsional

Rangkaian dikelompokkan kedalam kategori data, control, pewaktuan dan


ground. Dalam rangkaian pertukaran V.24 terdapat 4 macam sinyal-sinyal data, 16
macam sinyal control, 3 macam sinyal pewaktuan dan sebuah ground. Terlihat dalam
data tersebut bahwa sinyal control mempunyai fungsi yang paling banayk
macamnya. Dari 16 macam tersebut, sebanyak 10 macam berkaitan dengan transmisi
data sepanjang channel utama, 3 macam digunakan untuk tambahan penggunaan
transmisi asynchronous dan 3 macam digunakan untuk mengontrol penggunaan
channel sekunder yang bisa digunakan pula sebagai channel cadangan.

Sinyal pewaktuan menyediakan pulsa detak untuk transmisi synchronous.


6 Page

Bila DCE mengirim data synchronous sepanjang rangkaian data yang diterima, DCE
tersebut sekaligua mengirimkan transisi 0-1 dan 1-0 ke waktu elemen sinyal receiver,
dengan transisi ditentukan waktunya dipertengahan setiap elemen sinyal data yang
diterima.

Sinyal ground kembali menyediakan fungsi yang sama seperti yang


ditunjukkan rangkaian return untuk petunjuk-petunjuk seluruh data.

Mata kuliah : Teknik Komunikasi Data Dosen : Supriyoko Pramono, SKom, MM


Buku panduan : Dasar-dasar Komunikasi Data ( William Stallings)
Spesifikasi Prosedural

Spesifikasi procedural menetukan urutan atau procedure penggunaan


rangkaian untuk suatu aplikasi kusus. Berikut ini ilustrasi dari prosedur operasi dial
up pada V.24 / EIA-232.

7 Page

Mata kuliah : Teknik Komunikasi Data Dosen : Supriyoko Pramono, SKom, MM


Buku panduan : Dasar-dasar Komunikasi Data ( William Stallings)
8 Page

Mata kuliah : Teknik Komunikasi Data Dosen : Supriyoko Pramono, SKom, MM


Buku panduan : Dasar-dasar Komunikasi Data ( William Stallings)
9 Page

Mata kuliah : Teknik Komunikasi Data Dosen : Supriyoko Pramono, SKom, MM


Buku panduan : Dasar-dasar Komunikasi Data ( William Stallings)
10 Page

Mata kuliah : Teknik Komunikasi Data Dosen : Supriyoko Pramono, SKom, MM


Buku panduan : Dasar-dasar Komunikasi Data ( William Stallings)

Anda mungkin juga menyukai