Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN DAN PENENTUAN LOKASI

1.1 Latar Belakang


Ikan lele (Clarias gariepinus) merupakan salah satu komoditas perikanan yang cukup
populer di masyarakat.Ikan ini berasal dari benua Afrika dan pertama kali didatangkan ke
Indonesia pada tahun 1984.Lele dumbo termasuk ikan yang paling mudah diterima masyarakat
karena berbagai kelebihannya.Kelebihan tersebut diantaranya adalah pertumbuhannya cepat,
memiliki kemampuan beradaptasi terhadaplingkungan yang tinggi, rasanya enak dan kandungan
gizinya cukup tinggi serta harganya murah. Komposisi gizi ikan lele meliputi kandungan protein
(17,7 %), lemak (4,8 %), mineral (1,2 %), dan air (76 %) (Astawan, 2008).
Keunggulan ikan lele dibandingkan dengan produk hewani lainnya adalah kaya akan leusin
dan lisin. Leusin ( C6 H 13 NO 3 ) merupakan asam amino esensial yang sangat diperlukan untuk
pertumbuhan anak - anak dan menjaga keseimbangan nitrogen.Leusin juga berguna untuk
perombakan dan pembentukan protein otot.Sedangkan lisin merupakan salah satu dari 9 asam
amino esensial yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perbaikan jaringan.Lisin termasuk asam
amino yang sangat penting dan dibutuhkan sekali dalam pertumbuhan dan perkembangan anak
(Zaki, 2009).
Ikan lele merupakan salah satu jenis ikan air Tawar yang sudah dibudidayakan secara
komersial oleh masyarakat Indonesia terutama di Pulau Jawa. Budidaya lele berkembang pesat
dikarenakan :
1) dapat dibudidayakan di lahan dan sumber air yang terbatas dengan padat tebar tinggi,
2) teknologi budidaya relatif mudah dikuasai oleh masyarakat,
3) pemasarannya relatif mudah dan
4) modal usaha yang dibutuhkan relatif rendah.
Pengembangan usaha budidaya ikan lele semakin meningkat setelah masuknya jenis ikan lele
dumbo ke Indonesia pada tahun 1985. Keunggulan lele dumbo dibanding lele lokal antara lain
tumbuh lebih cepat, jumlah telur lebih banyak dan lebih tahan terhadap penyakit.Namun
demikian perkembangan budidaya yang pesat tanpa didukung pengelolaan induk yang baik
menyebabkan lele dumbo mengalami penurunan kualitas. Hal ini karena adanya perkawinan
sekerabat (inbreeding), seleksi induk yang salah atas penggunaan induk yang berkualitas rendah.
1

Penurunan kualitas ini dapat diamati dari karakter umum pertama matang gonad, derajat
penetasan telur, pertumbuhan harian, daya tahan terhadap penyakit dan nilai FCR (Feeding
Conversion Rate).

1.2 Maksud dan Tujuan


Maksud dan tujuan dari pembuatan produk ini adalah untuk memanfaatkan ikan lele
sebagai bahan baku penunjang dalam diversifikasi pangan dimana biasanya ikan lele hanya
dikonsumsi dalam bentuk pecel dan mempunyai nilai jual yang rendah dan tidak mempunyai
umur simpan yang lama. Selain itu ikan lele dapat di jadikan bahan baku penunjang pengganti
daging sapi yang sulit didapat sekarang ini. Dengan dibuat produk ini dapat dihasilkan produk
olahan ikan lele yang memiliki umur simpan yang cukup lama.

1.3 Segmentasi Pasar


Pasar produk SOSIS IKAN LELE kami dapat diperuntukan untuk sebagai umur mulai
dari anak-anak, remaja, dewasa, hingga orang tua.Produk SOSIS IKAN LELE kami dapat
ditemukan dalam pasar-pasar tradisional yang memiliki mesin pendingin dan Pasar-pasar modern
seperti minimarket dan supermarket.

Anda mungkin juga menyukai