Ikan lele (Clarias gariepinus) merupakan salah satu komoditas perikanan yang cukup populer di masyarakat.Ikan ini berasal dari benua Afrika dan pertama kali didatangkan ke Indonesia pada tahun 1984.Lele dumbo termasuk ikan yang paling mudah diterima masyarakat karena berbagai kelebihannya.Kelebihan tersebut diantaranya adalah pertumbuhannya cepat, memiliki kemampuan beradaptasi terhadaplingkungan yang tinggi, rasanya enak dan kandungan gizinya cukup tinggi serta harganya murah. Komposisi gizi ikan lele meliputi kandungan protein (17,7 %), lemak (4,8 %), mineral (1,2 %), dan air (76 %) (Astawan, 2008). Keunggulan ikan lele dibandingkan dengan produk hewani lainnya adalah kaya akan leusin dan lisin. Leusin ( C6 H 13 NO 3 ) merupakan asam amino esensial yang sangat diperlukan untuk pertumbuhan anak - anak dan menjaga keseimbangan nitrogen.Leusin juga berguna untuk perombakan dan pembentukan protein otot.Sedangkan lisin merupakan salah satu dari 9 asam amino esensial yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perbaikan jaringan.Lisin termasuk asam amino yang sangat penting dan dibutuhkan sekali dalam pertumbuhan dan perkembangan anak (Zaki, 2009). Ikan lele merupakan salah satu jenis ikan air Tawar yang sudah dibudidayakan secara komersial oleh masyarakat Indonesia terutama di Pulau Jawa. Budidaya lele berkembang pesat dikarenakan : 1) dapat dibudidayakan di lahan dan sumber air yang terbatas dengan padat tebar tinggi, 2) teknologi budidaya relatif mudah dikuasai oleh masyarakat, 3) pemasarannya relatif mudah dan 4) modal usaha yang dibutuhkan relatif rendah. Pengembangan usaha budidaya ikan lele semakin meningkat setelah masuknya jenis ikan lele dumbo ke Indonesia pada tahun 1985. Keunggulan lele dumbo dibanding lele lokal antara lain tumbuh lebih cepat, jumlah telur lebih banyak dan lebih tahan terhadap penyakit.Namun demikian perkembangan budidaya yang pesat tanpa didukung pengelolaan induk yang baik menyebabkan lele dumbo mengalami penurunan kualitas. Hal ini karena adanya perkawinan sekerabat (inbreeding), seleksi induk yang salah atas penggunaan induk yang berkualitas rendah. 1
Penurunan kualitas ini dapat diamati dari karakter umum pertama matang gonad, derajat penetasan telur, pertumbuhan harian, daya tahan terhadap penyakit dan nilai FCR (Feeding Conversion Rate).
1.2 Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan dari pembuatan produk ini adalah untuk memanfaatkan ikan lele sebagai bahan baku penunjang dalam diversifikasi pangan dimana biasanya ikan lele hanya dikonsumsi dalam bentuk pecel dan mempunyai nilai jual yang rendah dan tidak mempunyai umur simpan yang lama. Selain itu ikan lele dapat di jadikan bahan baku penunjang pengganti daging sapi yang sulit didapat sekarang ini. Dengan dibuat produk ini dapat dihasilkan produk olahan ikan lele yang memiliki umur simpan yang cukup lama.
1.3 Segmentasi Pasar
Pasar produk SOSIS IKAN LELE kami dapat diperuntukan untuk sebagai umur mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, hingga orang tua.Produk SOSIS IKAN LELE kami dapat ditemukan dalam pasar-pasar tradisional yang memiliki mesin pendingin dan Pasar-pasar modern seperti minimarket dan supermarket.