SISTEM MUSKULOSKELETAL
KELOMPOK II
Anggota Kelompok:
1.
2.
3.
(131610101022)
(131610101073)
(131610101077)
SISTEM MUSKULOSKELETAL
Tubuh manusia adalah unit yang kompleks dan tersusun dari miliaran sel yang bergabung
memberntuk jaringan, organ sistem yang memiliki anatomi dan fisiologi. Salah satu sistem
tersebut adalah sisitem muskuloskletal. Sistem muskuloskeletal ialah sistem yang berfungsi
dalam pergerakan manusia yang terdiri dari muskulo (otot) yang merupakan alat gerak aktif
manusia dan skeletal (tulang) sebagai alat gerak pasif yang bekerja bersama-sama dalam
menopang tubuh, menciptakan gerakan dan sebagai tempat metabolisme zat yang diperlukan
tubuh seperti darah dan metabolisme karbohidrat (Ganong, 2015).
TULANG
Tulang tersusun oleh kristal-kristal mikroskopik fosfat kalsium, terutama hidroksiapatit di
dalam matriks kolagen. Tulang adalah jaringan hidup yang memiliki vaskularisasi baik dan aliran
darah total 200-400 ml/menit pada manusia dewasa. Karena tingginya kandungan kalsium dan
fosfat, tulang berperan penting dalam homeostasis kalsium. Organ ini melindungi organ-organ
vital dan menunjang beban beban terhadap gaya tarik bumi(Ganong, 2015).
Sebagian besar tulang tersusun dari satu lapisan luar tulang kompak yang mengelilingi
tulang trabecular yang terbentuk dari spikulum-spikulum tulang yang dipisahkan oleh ruangruang dan pada umumnya sebuah rongga sumsum tulang. Pada tulang berongga nutrien berdifusi
dari CES tulang ke dalam trabekula, tetapi pada tuang kompak nutrient disediakan melalui
kanalis Haversian yang mengandung pembuluh-pembuluh darah. Di sekeliling tiap kanalis
Haversian, kolagen disusun dalam lapisan konsentrik membentuk silinder-silinder yang disebut
osteon atau system Haversian (Ganong, 2015).
Sel-sel yang terutama berperan dalam pembentukan dan resorpsi tulang adalah osteoblast,
yaitu sel-sel pembentuk tulang yang berasal dari precursor sel stroma di sum-sum tulang dan
osteoklas, yaitu sel multinukleus yang menimbulkan erosi dan menyerap tulang yang
sebelumnya telah terbentuk. Mula-mula osteoklas menyerap tulang, lalu osteoblast meletakkan
tulang baru di daerah yang sama. Siklus ini memerlukan waktu sekitar 100 hari. Sintesa
osteokalsin dan osteopontin meningkat sejalan dengan dimulainya kalsifikasi (Ganong, 2015).
OTOT
Otot secara umum dibagi menjadi 3 jenis yaitu otot rangka, otot jantung, dan otot polos.
Otot rangka merupakan massa yang besar yang menyusun jaringan otot somatik. Gambaran
garis-lintang sangat jelas, tidak berkontraksi tanpa adanya rangsang dari saraf, dan secara uum
dikendalikan oleh kehendak (volunter). Otot jantung juga berpola garis-lintang, tetapi
membentuk sinsitium fungsional. Dapat berkontraksi ritmis walaupun tanpa persarafan eksternal,
karena adanya sel-sel picu di miokardium yang mencetuskan impuls spontan. Otot polos tidak
memperlihatkan gambaran garis-lintang. Jenis seperti ini, ditemukan hamper di semua alat visera
yang berongga, membentuk sinsitium fungsional dan memiliki sel-sel picu yang melepaskan
impuls tidak teratur (Ganong, 2015).
Kira-kira 40% dari seluruh tubuh terdiri atas otot rangka dan mungkin 10% lainnya
berupa otot polos dan otot jantung (Guyton, 2014).
Mekanisme Umum Kontraksi Otot
Timbul dan berakhirnya kontraksi otot terjadi dalam urutan tahap-tahap berikut:
1. Suatu potensial aksi berjalan di sepanjanag sebuah saraf motorik sampai ke ujungnya
pada serabut otot.
2. Disetiap ujung, saraf menyekresi zat neurotransmitter, yaitu asetilkolin dalam jumlah
sedikit.
3. Asetillkolin bekerja pada daerah setempat pada membrane serabut oto untuk
membuka banyak kanal kation berpintu asetilkolin melalui molekul protein yang
terapung pada membrane.
4. Terbukanya kanal berpintu asetilkolin memungkinkan sejumlah besar ion natrium
untuk berdifusi ke bagian dalam membaran serabut otot. Hal ini menyebabkan
depolarisasi setempat yang kemudian menyebabkan pembukaan kanal natrium
berpintu listrik (voltage gated sodium channels). Peristiwa ini akan menimbulkan
suatu potensial aksi pada membrane.
5. Potensial aksi akan berjalan di sepanjang membrane serabut otot dengan cara yang
sama seperti potensial aksi berjalan disepanjang membrane serat saraf.
6. Potensial aksi akan menimbulkan depolarisasi membrane otot, dan banyak aliran
listrik potensial aksi mengalir melalui pusat serabut otot. Disini, potensial aksi
Selain itu, otot dikelompokan sebagai volunter (otot rangka) dan involunter (otot jantung dan
otot polos) (Sherwood, 2014).
Sel otot rangka (serat otot) mengandung miofibril. Miofibril terdiri dari mikrofilamen
tebal (protein miosin) dan tipis (protein aktin). Miosin adalah protein yang terdiri dari dua
subunit identik. Aktin adalah protein struktural utama filamen tipis, berbentuk bulat (Sherwood,
2014).
Bagian serat otot memberikan gambaran garis-lintang yang khas apada otot rangka.
Susunan filament tebal dan tipis menimbulkan gambaran garis lintang. Filamen tebal berdiameter
lebih kurang 2 kali diameter filament tipis, tersusun dari myosin yaitu senyawa protein yang
berkaitan dengan aktin., filament tipis tersusun dari aktin, tropomiosin dan troponin. Filamen
tipis terdiri 2 rantai unit globular yang membentuk double helix yang panjang. Molekul-molekul
tropomiosin merupaka filament-filamen panjang yang terletak di sepanjang alur di antara 2 rantai
aktin. Tiap filamen tipis mengandung 300-400 molekul aktin dan 40-60 molekul tropomiosin.
Molekul troponin merupakan unit-unit kecil globular dengan jarak tertentu di sepanjang molekul
tropomiosin (Ganong, 2015).
Semua otot rangka dibentuk oleh sejumlah serabut yang diameternya berkisar dari 10-80
m. Masing-masing serabut ini terbuat dari rangkaian subunit yang lebih kecil. Sebagian besar
otot rangka, masing-masing serabutnya membentang di seluruh panjang otot. Kecuali pada
sekitar 2% serabut, masing-masing serabut biasanya hanya dipersarafi oleh satu ujung saraf,
yang terletak di dekat bagian tengah serabut (Guyton, 2014).
Metabolisme dan Jenis Serat Otot Rangka
Ada 4 langkah dalam proses eksitasi, kontraksi, dan relaksasi yang memerlukan ATP, yaitu :
1. Penguraian ATP oleh miosin ATPase menghasilkan energi untuk kayuhan kuat jembatan
silang
2. Pengikatan molekul ATP baru ke miosin memungkinkan jembatan silang terlepas dari
filamen aktin pada akhir kayuhan kuat sehingga siklus dapat diundang. ATP ini kemudian
terurai untuk menghasilkan energi bagi kayuhan jembatan silang selanjutnya
3. Transport aktif Ca2+ kembali ke dalam kantong lateral retikulum sarkoplasma selama
relaksasi bergantung pada energi yang berasal dari penguraian ATP
4. Transport aktif Na+ ke cairan ekstraseluler setelah potensial aksi penghasil-kontraksi di
sel otot dilaksanakan oleh pompa Na+, K+ dependen ATP (Sherwood, 2014).
Jalur metabolik yang menghasilkan ATP (digunakan selama kontraksi dan relaksasi otot)
dimulai selama kontraksi otot, ATP diuraikan oleh miosin ATPase untuk menjalankan kayuhan
kuat jembatan silang sebelum siklus lainnya dapat dimulai. Selama relaksasi, ATP diperlukan
untuk menjalankan pompa CA2+ yang memindahkan Ca2+ kembali kedalam kantung lateral
retikulum sarkoplasma. Jalur metaboolik yang memasok ATP yang diperlukan untuk
melaksanakan kontraksi dan relaksasi adalah pemindahan fosfat berenegi tinggi dari keratin
fosfat ke ADP, fosforilasi oksidatif dijalankan oleh glukosa yang berasal dari simpanan glikogen
otot atau oleh glukosa dan asam lemak yang disalurkan oleh darah, saat glikolisis piruvat
(produk akhir glikolisis) diubah menjadi laktat ketika keadaan oksigen menghambat pemrosesan
lebih lanjut piruvat oleh jalur fosforilasi oksidatif (Sherwood, 2014).
Berdasarkan kapasitas biokimiawinya, ada 3 jenis utama serat otot, yaitu serat oksidatif lambat,
serat oksidatif cepat, dan serat glikolitik cepat (Sherwood, 2014).
Kontrol Gerakan Motorik
Tiga tingkat masukan ke neuron motorik mengontrol keluarannya ke serta otot yang disarafinya,
yaitu
1.Masukan dari neuron aferen biasanya melalui antarneuron, terdapat refleks sinaps
2. Masukan dari korteks motorik primer. Serta serat yang berasal dari badan sel neuron yang
dikenal sel piramid di korteks motorik primer turun langsung tanpa interupsi sinaps untuk
berakhir di neuron motorik di medula spinalis. Serat ini membentuk sistem motorik
kortikospinal.
3. Masukan dari batang otot sebagai bagian dari siste motorik multineuron. Jalur-jalur yang
menyusun sistem motorik multineuron mencakup sejumlah sinaps yang melibatkan banyak regio
di otak (Sherwood, 2014).
OTOT JANTUNG
Serat lintang otot jantung serupa dengan otot rangka dan terdapat garis-garis. Banyak
terdapat mitokondria panjang berdekatan denagn fibril-fibril otot. Serat-serat otot bercabang dan
saling menguatkan (interdigitate) tetapi masing-masing merupakan unt lengkap dikelilingi oleh
membrane sel. Ditempat dimana ujung suatu serat otot berbatasan dengan yang lain, membrane
kedua serat otot terletak parallel satu sama lain berupa serangkaian lipatan yang luas daerah ini
dinamakan diskus interkalaris. Daerah ini membentuk ikatan yang kuat antar serat. Seperti pada
otot rangka, otot jantung mengandung myosin, aktin, tropomiosin dan troponin dalam berbagai
isoform. Juga mengandung distrofin. Salah satu penyebab kardiomiopati hipertrofik adalah
defisiensi distrofin di dalam jantung (Ganong, 2015).
Kontraksi otot jantung
Seperti halnya dengan otot rangka, bila potensial aksi menjalar sepanjang membran otot
jantung, potensial aksi akan menyebar ke bagian dalam serat otot jantung sepanjang membran
tubulus tranversus (T). Potensial aksi tubulus T selanjutnya bekerja pada membran tubulus
sarkoplasmik longitudinal yang menyebabkan pelepasan ion-ion kalsium kedalam sarkoplasma
otot dari retikulum sarkoplasmik. Ion kalsium ini akan berdifusi kedalam miofibril dan
mengatalisasi reaksi kimia yang mempermudah pergeseran filamen aktin dan miosin satu sama
lain, hal ini akan menimbulkan kontraksi otot (Guyton, 2014).
OTOT POLOS
Otot Polos secara anatomis berbeda dengan otot rangka dan otot jantung karena otot
polos tidak memperlihatkan gambaran garis melintang. Memiliki aktin dan myosin yang
menggeser satu pada yang lain untuk menghasilkan kontraksi. Tetapi filament-filamen itu tidak
tertata dalam susunan yang teratur seperti pada otot rangka dan jantung sehingga tidak
memperlihatkan gambaran garis lintang. Otot polos juga mengandung tropomiosin, tetapi
tampknya tidak memiliki troponin. Bentuk isoform aktin dan myosin berbeda dengan yang
terdapat pada otot rangka. Terdapat reticulum sarkoplasmik, tetapi tidak berkembang biak.
Secara umum otot polos mempunyai sedikit mitokondria dan sangat bergantung kepada proses
glikolisis untuk memenuhi kebutuhan metabolismenya (Ganong, 2015).