Anda di halaman 1dari 43

By :

PERPAJAK
AN

SUHIRMAN MADJID, SE.,MSi.,AK., CA.


HP : 081218888013

Email : suhirmanmadjid@ymail.com.

Dosen Tetap Fakultas Ekonomi

Univ. YARSI. Jakarta.


Owners Firma LS

Konsultan. Jakarta
Mahasiswa

Pascasarjana (S3
Doktor Ilmu Akuntansi
UNPAD)

PAJAK?
Pajak adalah : iuran rakyat pada kas negara

berdasarkan undang-undang (yang dapat


dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa timbal
(kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan
dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran
umum. ( Prof. Dr. Rochmat Soemitro, SH ).

Pajak adalah : kontribusi wajib kepada negara

yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang


bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang,
dengan tidak mendapatkan imbalan secara
langsung dan digunakan untuk keperluan negara
bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. ( UU
No.28 Th 2007 pasal 1 ).

UNSUR-UNSUR PAJAK
1. Iuran dari rakyat kepada negara
2. Bersifat memaksa berdasarkan

undang-undang
3. Tanpa jasa timbal yang secara
langsung dapat ditunjuk
4. Digunakan untuk membiayai rumah
tangga negara

Pajak, Retribusi, dan


Sumbangan
Pajak, yaitu:
Iuran dari rakyat kepada negara,
Berdasarkan undang undang,
Tanpa imbalan atau kontra prestasi dari negara secara
langsung dapat ditunjuk,
Digunakan untuk membiayai rumah tangga negara,
Retribusi : pembayaran yang mendapat imbalan prestasi
yang langsung kepada pembayarnya, misalnya
retribusi parkir.
Sumbangan : pembayaran yang sifatnya tertentu dan
tidak ada paksaan sedangkan imbalan prestasi tidak
dapat dirasakan secara langsung oleh pembayarnya.
Contoh sumbangan bencana alam.

Pajak dalam APBN

PENERIMAAN NEGARA DALAM


Penerimaan APBN diperoleh dari :
APBN
Penerimaan pajak :
Pajak penghasilan (PPh),
pajak pertambahan nilai (PPN),
Pajak Bumi dan Bangunan(PBB),
Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan

(BPHTB)
Cukai, danPajak lainnya,
Pajak Perdagangan (bea masuk dan
pajak/pungutan ekspor).

Penerimaan negara bukan pajak (PNBP)


Penerimaan dari sumber daya alam,
Setoran laba BUMN,
Penerimaan bukan pajak lainnya

Retribusi
Retribusi merupakan pungutan yang dilakukan oleh

pemerintah (pusat/daerah) berdasarkan undang-undang


(pemungutannya dapat dipaksakan) di mana pemerintah
memberikan imbalan langsung bagi pembayarnya.
Contoh, pelayanan medis di rumah sakit milik pemerintah,
pelayanaan perpakiran oleh pemerintah, pembayaran
uang sekolah, dll.

Keuntungan BUMN/BUMD
Sebagai pemilik BUMN, pemerintah pusat berhak
memperoleh bagian laba yang diperoleh BUMN.
Demikian pula dengan BUMD, pemerintah daerah sebagai
pemilik BUMD berhak memperoleh bagian laba BUMD.

Denda dan Sita


Pemerintah berhak memungut denda atau

menyita asset milik masyarakat, apabila


masyarakat (individu/kelompok/organisasi)
diketahui telah melanggar peraturan pemerintah
Misalnya: denda pelanggaran lalulintas, denda
ketentuan peraturan perpajakan, penyitaan
barang-barang illegal, penyitaan jaminan atas
hutang yang tidak tertagih, dl

Pencetakan Uang
Pencetakan uang umumnya dilakukan pemerintah

dalam rangka menutup defisit anggaran, apabila


tidak ada alternatif lain yang dapat ditempuh
pemerintah.
Penentuan besarnya jumlah uang yang dicetak
harus dilakukan dengan cermat, agar pencetakan
uang tidak menimbulkan inflasi

Pinjaman
Pinjaman pemerintah merupakan sumber penerimaan negara,
yang dilakukan apabila terjadi defisit anggaran.
Pinjaman pemerintah dikemudian hari akan menjadi beban
pemerintah, karena pinjaman tersebut harus dibayar kembali,
berikut dengan bunganya.
Pinjaman dapat diperoleh dari dalam maupun luar negeri
Sumber pinjaman bisa berasal pemerintah, institusi perbankan,
institusi non bank, maupun individu

Sumbangan, Hadiah, Dan Hibah


Sumbangan, hadiah, dan hibah dapat diperoleh pemerintah dari
individu, institusi, atau pemerintah
Sumbangan, hadiah, dan hibah dapat diperoleh dari dalam
maupun luar negeri
Tidak ada kewajiban pemerintah untuk mengembalikan
sumbangan, hadiah, atau hibah.
Sumbangan, hadiah, dan hibah bukan penerimaan pemerintah
yang dapat dipastikan perolehannya. Tergantung kerelaan dari
pihak yang memberi sumbangan, hadiah, atau hibah

Sumbangan, Hadiah, Dan Hibah


Sumbangan, hadiah, dan hibah dapat diperoleh
pemerintah dari individu, institusi, atau
pemerintah
Sumbangan, hadiah, dan hibah dapat diperoleh
dari dalam maupun luar negeri
Tidak ada kewajiban pemerintah untuk
mengembalikan sumbangan, hadiah, atau
hibah.
Sumbangan, hadiah, dan hibah bukan
penerimaan pemerintah yang dapat dipastikan
perolehannya. Tergantung kerelaan dari pihak
yang memberi sumbangan, hadiah, atau hibah

BEA DAN CUKAI

Bea Masuk : Bea yang dipungut dari jumlah harga barang


yang dimasukkan ke daerah pabean dengan maksud untuk
dipakai dan dikenakan bea menurut tarif tertentu.

Bea Keluar : Bea yang dipungut dari jumlah harga barangbarang tertentu yang dikirim keluar daerah Indonesia, dan
dihitung berdasarkan tarif tertentu

Cukai

: Pungutan yang dikenakan atas barang barang tertentu


berdasarkan tarif yang sudah ditetapkan untuk masing-masing jenis
barang tertentu. Cukai tidak dikenakan atas semua barang. Barang barang
yang dikenakan cukai antara lain adalah Tembakau dan minuman keras.

FUNGSI PAJAK :
1. FUNGSI BUDGETER

Pajak sebagai sumber dana atau


penerimaan bagi pemerintah untuk
membiayai pengeluaranpengeluarannya.
1. FUNGSI REGULER

Pajak berfungsi sebagai alat untuk


mengatur atau melaksanakan kebijakan
pemerintah dalam bidang sosial dan
ekonomi.

ASAS-ASAS PEMUNGUTAN PAJAK


(SYARAT-SYARAT PEMUNGUTAN PAJAK)

Syarat keadilan (Equqlity)


Syarat yuridis (Certainty)
Syarat ekonomis - Efesien
Syarat Waktu yang tepat (convenience)
Sistem pemungutan harus

sederhana

Azas pajak
EQUALITY Pajak

adil dan merata


Adil secara vertikal
Adik horisontal

CONVINIENCE
tidak menyulitkan,
Pay as you earn,
ex:withholding
system

ECONOMY
efisien ex:self
assesment
CERTAINTY tidak
sewenang-wenang,
berdasarkan undangundang yang
dilaksanakan

Adam Smith
dalam An Inquiri
into the nature
and cause of the
wealth of nations

TEORI PEMUNGUTAN PAJAK


(Asas menurut falsafah hukum )

1. TEORI ASURANSI
2. TEORI KEPENTINGAN
3. TEORI DAYA PIKUL
4. TEORI BAKTI
5. TEORI ASAS DAYA BELI

TEORI ASURANSI
Benarkah
?
Pembayaran pajak

disamakan dengan
pembayaran premi.
Masyarakat seakan
mempertanggungja
wabkan keselamatan
dan keamanan
jiwanya kepada
negara.

TEORI KEPENTINGAN
Negara melindungi

kepentingan harta
dan jiwa warga
negara dengan
memperhatikan
beban yang harus
dipungut dari
masyarakat

TEORI GAYA PIKUL

Tiap orang dikenakan pajak

dengan bobot yang sama (adil)


sesuai dengan daya pikul:
Unsur Obyektif (besarnya

penghasilan)
Unsur Subyektif (besarnya
pengeluaran)

TEORI GAYA BELI


Pajak untuk

memelihara
kepentingan
masyarakat
Pajak ditekankan
untuk fungsi
mengatur

TEORI BAKTI
Pajak dianggap sebagai

bentuk bakti rakyat kepada


negara
Teori kewajiban pajak
mutlak.
Pada jaman kerajaan,
pajak=ulubekti sebagai
bentuk kesetiaan rakyat
pada raja. Raja=wakil Dewa

PENGELOMPOKAN PAJAK

PENGELOMPOKKAN PAJAK
1.

2.

3.

Menurut golongannya:
a. Pajak langsung, yaitu pajak yang harus dipikul sendiri oleh wajib
pajak dan tidak dapat dibebankan atau dilimpahkan kepada orang
lain, contoh PPh.
b. Pajak Tidak langsung, yaitu pajak yang pada akhirnya dapat
dibebankan atau dilimpahkan kepada orang lain, contoh PPN & PPn
BM.
Menurut Sifatnya:
a Pajak Subyektif, adalah pajak yang berpangkal pada subyeknya,
yaitu dengan memperhatikan keadaan diri wajib pajak
Contoh PPh pasal 21.
b. Pajak obyektif, adalah pajak yang berpangkal pada obyeknya,
tanpa memperhatikan keadaan diri wajib pajak contoh PPN & PPn
BM.
Menurut lembaga yang memungutnya:
a. Pajak Pusat, yaitu pajak yang dipungut oleh pempus dan
digunakan untuk membiayai rumah tangga negara, contoh PPh,
PPn, PPn-BM, PBB.
b. Pajak Daerah, yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah
dan digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah, contoh PKB,
Pajak Hotel, Pajak Hiburan.

JENIS-JENIS PAJAK

PAJAK PUSAT

Pajak Penghasilan
Pajak Pertambahan Nilai & PPn BM
Bea Meterai
PAJAK
PROPINSI

PAJAK DAERAH
PAJAK
KABUPATEN

Bea Balik Nama KB


Pajak Kendaraan Bermotor
Pajak Hotel & Restoran
Pajak Hiburan
Pajak Reklame
PBB P2
BPHTB
etc

HUKUM PAJAK
Kumpulan peraturan-peraturan yang
mengatur hubungan antara
pemerintah sebagai pemungut pajak
dan rakyat sebagai pembayar pajak

KEDUDUKAN HUKUM PAJAK


1. Hukum perdata, mengatur hubungan

antara satu individu dengan individu


lainnya
2. Hukum publik, mengatur hubungan
antara pemerintah dengan rakyatnya.
Rinciannya:
a. Hukum tata negara
b. hukum tata usaha negara (hk admtif)
c. hukum pajak
d. hukum pidana

Hukum Pajak Materiil dan


Hukum Pajak Formil :
Hukum pajak mengatur hubungan antara pemerintah (fiscus)
selaku pemungut pajak dengan rakyat sebagai Wajib Pajak.

Hukum pajak materiil, memuat norma-norma yang


menerangkan al keadaan, perbuatan, peristiwa hukum
yang dikenai pajak (objek pajak), siapa yg dikebakan
pajak (subjek pajak), berapa besar tarif, timbul dan
nhapusnya utang pajak, dan hubungan hukum antara
pemerintah dan WP. Contoh: UU PPh
Hukum Pajak formil, memuat bentuk/tata cara untuk
mewujudkan hukum materiil menjadi kenyataan (cara
melaksanakan hukum pajak materiil). Hukum ini memuat:
a. tata cara penyelenggaraan (prosedur) penetapan suatu
utang pajak
b. hak-hak fiskus
c. kewajiban WP

Hukum Pajak
MATERIIL
Mengatur materinya:
Subjek
Objek
Tarif
Contoh:
UU No 36 Th 2008 (PPh)
UU No 42 Th 2009 (PPN)
UU No 47 Th 2009 (PBB DAN BPHTB)
UU No 13 Th 1985 (Bea Meterai)

FORMIL
Mengatur acaranya:
Cara mendata
Cara menetapkan
Cara membayar
Cara melapor, dll
Contoh:
UU No 16 Th 2009 (KUP)
UU No 19 Th 2000
(Penagihan pajak)

Megatur Kewajiban dan


Hak
WAJIB PAJAK

29

Kewajiban dan Hak Wajib


Pajak
Hak

Kewajiban
Mendaftar
Potong/pungut
Setor
Lapor
Pembukuan
Rundell Inc.
Statement of Cash Flows
For the Year Ended December 31, 2006

Cash flows from operating activities:


Net income
$108,000
Add: Depreciation
$ 7,000
Decrease in inventor.
8,000
Increase in accrued exp. 2,200
17,200
$125,000
Deduct: Increase in A/R
$9,000
Decrease in accts. Pay. 3,200
Decrease in ITP
500
Gain on sale of land
12,000
24,700
Net cash flow from operating act.
$100,500
Cash flows from investing activities:
Cash from sale of land
$72,000
Less: Cash paid to pur. land $15,000
Cash paid for bldg.
60,000
75,000 (3,000)
Cash flows from financing activities:
Cash received from sale of c.s.
$48,000
Less: Cash paid to retire b. $50,000
Cash paid for divid.
24,000
74,000
Net cash flow for financing
(26,000)
Increase in cash
$71,500
Cash at beginning of year
26,000
Cash at end of year
$97,500

Mencabut pendaftaran
Menunda penyampaian
SPT
Membetulkan SPT
Menunda penyetoran
Pengajuan keberatan
dan banding

30

STELSEL PAJAK
1) Stelsel nyata ( Riil stelsel ) ; pengenaan pajak

berdasarkan penghasilan yang sebenarnya


diterima sehingga pemungutannya baru dapat
dilakukan pada akhir tahun pajak, yaitu setelah
penghasilan sesungguhnya diketahui.
2) Stelsel anggapan ( fiectieve stelsel ) ;
pengenaan pajak didasarkan pada suatu anggapan
yang diatur oleh undang-undang. Misalnya:
penghasilan suatu tahun dianggap sama
dengantahun sebelumnya, sehingga pada awal
tahun sudah dapat ditentukan besarnya pajak
terutang untuk tahun berjalan
3) Stelsel campuran (Combination stelsel ); awal
tahun dihitung berdasar anggapan , akhir tahun
disesuaikan dengan penghasilan sesungguhnya
diterima. Apabila kurang, WP harus menambah
atau apabila lebih dikembalikan.

CARA(STELSEL) PEMUNGUTAN
PAJAK
Stelsel
Fiktif PPh ps 25
Riil PPh ps 21, 23
Campuran PPh ps 29

YURISDIKSI PEMUNGUTAN
PAJAK
Azas pemungutan pajak
Domisili / tempat tinggal
Sumber
Kebangsaan

ASAS PEMUNGUTAN PAJAK


1. ASAS DOMISILInegara berhak

mengenakan pajak atas seluruh


penghasilan WP yang bertempat tinggal
dlm wilayahnya, baik yang berasal dari
dalam maupun luar negeri. Asas ini
berlakubagi WP dalam negeri.
2. ASAS SUMBER negara berhak
mengenakan pajak terhadap penghasilan
yang bersumber dari wilayahnya tanpa
memperhatikan tempat tinggal WP.
3. ASAS KEBANGSAAN pengenaan pajak
didasarkan pada kebangsaan atau
kewarganegaraan seseorang.

SISTEM
PEMUNGUTAN PAJAK
OFFICIAL ASSESSMENT SYSTEM adalah suatu
sistem pemungutan yang memberi wewenang
kepada pemerintah (fiscus) untuk menentukan
besarnya pajak yang terutang oleh WP
2. SELF ASSESSMENT SYSTEM adalah suatu
sistem pemungutan pajak yang memberi
wewenang kepada WP untuk menentukan sendiri
besarnya pajak yang terutang.
3. WITH HOLDING SYSTEM adalah sistem
pemungutan pajak yang memberi wewenang
kepada pihak ketiga (bukan fiscus dan bukan WP)
untuk menentukan besarnya pajak yang terutang
oleh WP.
1.

SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK


Sistem pemungutan
Official assessment SKP, PBB
Self assessment PPh tahunan
Withholding system PPh 21, 23,

Timbul dan Hapusnya Utang


Pajak :
Ada dua ajaran timbulnya utang pajak:
1.
Ajaran formil, utang pajak timbul karena
dikeluarkannya Surat Ketetapan Pajak (SKP) oleh
Fiskus. Ajaran ini diterapkan pada official Assessment
System
2.
Ajaran materil, utang pajak timbul karena berlakunya
undang-undang. Seseorang dikenai pajak karena
suatu keadaan atau perbuatan. Ajaran ini diterapkan
pada self assessment system
Hapusnya utang pajak dapat disebabkan beberapa hal:
1.
Pembayaran
2.
Kompensasi
3.
Kadaluwarsa
4.
Pembebasan dan penghapusan

HAMBATAN-HAMBATAN
PEMUNGUTAN PAJAK
1. PERLAWANAN FASIF --- sistem

pemungutan pajak yang sulit dipahami


masyarakat, krisis ekonomi.
2. PERLAWANAN AKTIF --- WP sengaja
menghindari pajak.
a. Tax Avoidance, usaha meringankan
beban pajak dengan tidak melanggar
UU
b. Tax Evasion, usaha meringankan
beban pajak dengan cara melanggar
UU

Hutang pajak
Saat timbul hutang pajak
Materiil : saat diberlakukannya UU
Formal : saat ditagih / ditetapkan

oleh fiskus

Berakhirnya utang pajak


Pembayaran
Kompensasi
Daluwarsa
Pembebasan / penghapusan

JENIS TARIF PAJAK


Tarif Proporsional, tarif berupa persentase yang tetap

terhadap berapapun jumlah yang dikenai pajak


sehingga besarnya pajak yang terutang sebanding
dengan besarnya nilai yang dikenai pajak
Contoh : PPN & PPn BM tarif 10 %

Tarif Tetap, tarif berupa jumlah yang tetap terhadap

berapapun jumlah yang dikenai pajak sehingga


besarnya pajak yang terutang tetap
Contoh :Bea Meterai Tarif Rp 6.000 dan Rp 3.000

Proporsional

Tetap

Progresif
Degresif

Tarif Progresif, persentase yang digunakan

semakin besar sesuai dengan jumlah yang


dikenai pajak
Contoh : Tarif PPh untuk WP Orang Pribadi Dalam Negeri
(UU PPh Pasal 17)
Penghasilan Kena Pajak Tarif
s/d Rp 50 juta

5 %

< Rp 50 juta

s/d Rp 250 juta

< Rp 250 juta

s/d Rp 500 juta

> Rp 500 juta

15 %
25 %
30 %

Tarif Degresif, persentase tarif yang digunakan

semakin kecil sesuai dengan bertambahnya


jumlah yang dikenai pajak. Tarif Degresif tidak
digunakan lagi di Indonesia.

BELAJARLAH DENGAN SUNGGUH-SUNGGUH ANDA


YANG AKAN MENDAPATKAN MANFAATNYA

03/17/16

Tra
nsi

Sampai
Sampai Ketemu
Ketemu minggu
minggu
depan,
depan, INSYA
INSYAALLAH!!!
ALLAH!!!

The
The End
End
ThxS
ThxS

Anda mungkin juga menyukai