Anda di halaman 1dari 11

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini menguraikan mengenai : (1) Pengertian Kepemimpinan, 2) Perbedaan Manajer dan
Pemimpin (3) Pola Hubungan Antar Tenaga Kerja Dalam Perusahaan, (4) Ciri-ciri pemimpin
yang Berhasil
1 Pengertian Kepemimpinan dalam Perusahaan
Pemimpin merupakan sumber daya manusia kunci dalam organisasi manapun. Tanpa
kepemimpinan sebuah organisasi hanyalah suatu kekacauan manusia dan mesin. Kebanyakan
definisi tentang kepemimpinan mempertalikan fungsi pemimpin dalam organisasi dengan
sasaran. Menurut Ordway Tead, Kepemimpinan adalah kegiatan untuk mempengaruhi orangorang agar orang-orang itu bekerjasama mencapai tujuan yang mereka inginkan. Sedangkan
menurut George R. Terry, kepemimpinan merupakan kegiatan untuk mempengaruhi orangorang agar orang-orang itu mencapai tujuan kelompok.
2 Perbedaan Manajer dan Pemimpin
Dalam bukunya On Becoming a Leader, Warren Bennis menulis tentang perbedaan
penting antara beberapa pemimpin dan manajer. Berikut adalah beberapa hal penting dari
buku ini, serta insight dari Gene Wade, pendiri CEO UniversityNow, dan Peter Drucker.
a. Leader melakukan inovasi, sedangkan manajer mengelola.
Ini berarti bahwa seorang leader atau pemimpin adalah orang yang datang dengan ideide baru dan menggerakkan seluruh organisasi ke dalam fase berpikir untuk maju. Orang ini
harus terus-menerus mengembangkan strategi-strategi dan taktik baru . Dia harus memiliki
pengetahuan tentang tren terbaru, penelitian, dan keahlian.
Di sisi lain, manajer mempertahankan apa yang telah ditetapkan. Orang ini harus
mempertahankan kontrol dan mengatasi gangguan dalam organisasi yang mungkin ada.
Dalam bukunya The Wall Street Journal Essential Guide to Management: Lasting Lessons
from the Best Leadership Minds of Our Time, Alan Murray mengutip Drucker bahwa seorang
manajer adalah seseorang yang menetapkan target yang tepat, tolok ukur, analisis, dan menilai
kinerja. Manajer memahami orang-orang yang bekerja bersama mereka dan tahu mana orang
yang terbaik untuk tugas-tugas tertentu.

b. Leader menginspirasi sementara manajer bergantung pada kontrol.


Seorang pemimpin adalah seseorang yang menginspirasi orang lain untuk menjadi
yang terbaik dan tahu cara yang tepat mengatur tempo serta kecepatan untuk seluruh
kelompok.
Kepemimpinan adalah bukan apa yang Anda lakukan-tetapi apa yang orang lain
lakukan sebagai respon dari Anda. Jika tidak ada yang muncul di barisan Anda, maka Anda
bukanlah seorang pemimpin. Dan jika orang memutuskan untuk ikut dalam kapal Anda
karena Anda telah menginspirasi mereka, maka itu berarti bahwa Anda telah membuat suatu
ikatan kepercayaan dalam perusahaan. Ini adalah hal yang penting karena jika bisnis berubah
dengan cepat dan membutuhkan orang untuk percaya dalam suatu misi, maka orang ini bisa
menjadi pilihan yang tepat.
Adapun manajer, Drucker menulis bahwa tugas mereka adalah untuk mempertahankan
kontrol atas orang dengan membantu mereka mengembangkan aset mereka sendiri dan
mengeluarkan bakat mereka yang terbesar. Untuk melakukan ini secara efektif, Anda harus
tahu orang-orang yang bekerja dengan dan memahami kepentingan mereka serta passionnya.
Manajer kemudian menciptakan keputusan tentang gaji, promosi penempatan, dan melalui
komunikasi dengan tim. Mengelola proyek adalah satu hal, memberdayakan orang lain adalah
hal lain.

c. Pemimpin bertanya what dan why, sedangkan manajer bertanya how.\


Untuk bertanya apa dan mengapa Anda harus mampu mempertanyakan mengapa
orang lain melakukan tindakan-tindakan tertentu yang terjadi. Kadang-kadang ini
mengharuskan Anda menantang atasan. Ini berarti bahwa mereka mampu stand up untuk
manajemen ketika mereka berpikir sesuatu yang perlu dilakukan bagi perusahaan. Pemimpin
tidak selalu benar tentunya.
Jika perusahaan Anda mengalami kegagalan, pekerjaan leader adalah untuk datang dan
berkata, Apa yang kita pelajari dari hal ini? Dan Bagaimana kita menggunakan kegagalan
ini untuk memperjelas tujuan kita atau mendapatkan sesuatu yang lebih baik? Sebaliknya,
manajer tidak benar-benar berpikir tentang apa artinya kegagalan. Tugas mereka adalah untuk
bertanya bagaimana dan kapan untuk memastikan mereka melaksanakan rencana yang
sesuai. Drucker menulis bahwa manajer menerima status quo dan lebih seperti tentara di

militer. Mereka tahu bahwa perintah dan rencana yang penting dan tugas mereka adalah untuk
menjaga visi mereka pada tujuan perusahaan saat ini.

Tabel 1. Perbedaan manajer dan pemimpin


Pimpinan (leader) memiliki fungsi dasar mengarahkan dan menggerakkan seluruh
bawahan untuk bergerak pada arah yang sama yaitu tujuan. Sedangkan fungsi seorang
manajer berkaitan dengan manajemen, yaitu kegiatan-kegiatan seputar perencanaan
(planning), pengorganisasian (organising), penempatan staff (staffing), pengarahan (directing)
dan kontrol (controlling). Dalam menjalankan fungsinya, seorang manajer lebih sering
memanfaatkan wewenang dan kekuasaan jabatan secara struktural yang memiliki kekuatan
mengikat dengan dapat melakukan paksaan atau hukuman untuk mengarahkan bawahan.
Sedangkan seorang pemimpin (leader) lebih menekankan pengaruh atau karisma yang
dimilikinya sehingga bawahan secara sadar untuk mengikuti arahan sang pemimpin. Ia
menstimulasi, memfasiltasi, dan berpastisipasi dalam setiap kegiatan yang menginginkan
bawahan mengikutinya. Tidak dengan hadiah, paksaan atau hukuman.
Pemimpin dan manajer merupakan salah satu intisari, sumber daya pokok, dan titik
sentral

dari

setiap

aktivitas

yang

terjadi

dalam

suatu

organisasi

ataupun

perusahaan. Bagaimana kreativitas dan dinamikanya seorang pemimpin atau manajer dalam
menjalankan wewenangnya akan sangat menentukan apakah tujuan organisasi atau
perusahaan tersebut dapat tercapai atau tidak. Hal yang perlu di tekankan adalah bahwa tidak
selamanya manajer buruk dan pemimpin adalah baik. Perlunya kombinasi dan campuran

yang tepat di antara keduanya, sangat dibutuhkan dalam organisasi, pada berbagai tingkat
jabatan yang berbeda-beda. Sehingga organisasi yang tengah dijalani dapat mencapai
tujuannya secara efektif dan efisien.

2.3 Tipe-tipe Kepemimpinan


a) Otoriter
Kepemimpinan otoriter atau bisa di sebut kepemimpinan otokratis atau kepemimpinan
diktator adalah suatu kepemimpinan dimana seorang pemimpin ber tindak sebagai diktator,
pemimpin

adalah

penguasa,

semua

kendali

ada

di

tangan

pemimpin.

Seorang diktator jelas tidak menyukai adanya meeting, rapat apalagi musyawarah karena bagi
seorang diktator tidak menghendaki adanya perbedaan dan pastinya suka dg memaksakan
kehendaknya.. Dengan kepemimpinan diktator semua kebijakan ada di tangan pemimpin,
semua keputusan ada di tangan pemimpin, semua bentuk hukuman, larangan peraturan dpt
juga brubah sesuai dg suasana hati pemimpin.
Tipe kepemimpinan otoriter jika di terapkan sekarang mungkin kurang relevan, namun
jika kita lihat lagi menurut gaya kepemimpinan situasional tipe kepemimpinan ini bisa di
terapkan terhadap anggota atau bawahan dengan tingkat kematangan rendah yaitu ketika
seorang pemimpin menghadapi bawahan yg blm bisa atau blm menguasai hampir semua
bidang yg menjadi tanggung jawabnya.
b) Demokratis
Pemimpin yang bertipe demokratis menafsirkan kepemimpinannya sebagai indikator,
hubungan dengan bawahannya bukan sebagai majikan terhadap pembantunya, melainkan
sebagai saudara tua diantara temen-teman sekerjanya. Pemimpin yang demokratis selalu
berusaha menstimulasi bawahannya agar bekerja secara kooperatif untuk mencapai tujuan
bersama. Dalam tindakan dan usaha-usahanya, selalu berpangkal pada kepentingan dan
kebutuhan

kelompoknya,

serta

mempertimbangkan

kesanggupan

serta

kemampuan

kelompoknya. Tipe kepemimpinan ini menempatkan manusia sebagai faktor utama dan
terpenting dalam organisasi. Tipe ini diwujudkan dengan dominasi perilaku sebagai pelindung
dan penyelamat dari perilaku yang ingin memajukan dan mengembangkan organisasi. Di

samping itu, diwujudkan juga melalui perilaku pimpinan sebagai pelaksana. Dalam
melaksanakan tugasnya, pemimpin yang demokratis mau menerima bahkan mengharapkan
pendapat dan saran-saran dari bawahannya, juga kritik-kritik yang dapat membangun dari
para bawahan yang diterimanya sebagai umpan balik dan dijadikan bahan pertimbangan
dalam tindakan-tindakan berikutnya.
c) Liberal
Tipe kepemimpinan ini pada dasarnya berpandangan bahwa anggota organisasinya
mampu mandiri dalam membuat keputusan atau mampu mengurus dirinya masing-masing,
dengan sedikit mungkin pengarahan atau pemberian petunjuk dalam merealisasikan tugas
pokok masing-masing sebagai bagian dari tugas pokok organisasi. Sehubungan dengan itu
Jenning dan Golembiewski mengatakan bahwa pemimpin membiarkan kelompoknya
memantapkan tujuan dan keputusannya. Pemimpin memberikan sedikit dukungan untuk
melakukan usaha secara keseluruhan. Kebebasan anggota kadang-kadang dibatasi oleh
pemimpin dengan menetapkan tujuan yang harus dicapai disertai parameter-parameternya.
Sedang yang paling ektrim dalam tipe free-rein ini adalah pemberian kebebasan sepenuhnya
pada anggota organisasi untuk bertindak pada anggota organisasi untuk bertindak tanpa
pengarahan dan kontrol, kecuali jika diminta. Dampaknya sering terjadi kekacauanya karena
tipe kepemimpinan itu memberikan setiap anggota organisasi tipe berbeda kepentingan dan
kemampuannya untuk bertindak ke arah yang berbeda-beda. Pemimpin hanya menyediakan
diri sendiri sebagai penasihat apabila diperlukan atau diminta.

BAB III
PEMBAHASAN
Sebelum 1 Oktober 1965, nama Soeharto tidak banyak di kenal atau disebut-sebut orang.
Namanya tiba-tiba muncul ke permukaan setelah atas inisiatifnya sendiri sebagai Panglima
Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) mengambil alih pimpinan
Angkatan Darat menyusul aksi penjemputan paksa enam perwira tinggi Angkatan Darat oleh
G30S-PKI. Soeharto menggunakan G30S-PKI sebagai dalih untuk merongrong legitimasi
Presiden Soekarno, sambil melambungkan dirinya ke kursi kepresidenan.
Tindakan ini diperkuat dengan turunnya Surat Perintah yang dikenal sebagai Surat Perintah 11
Maret (Supersemar) dari Presiden Soekarno yang memberikan kewenangan dan mandat
kepada Soeharto untuk mengambil segala tindakan untuk memulihkan keamanan dan
ketertiban. Langkah yang diambil Soeharto adalah segera membubarkan Partai Komunis
Indonesia (PKI) sekalipun sempat ditentang Presiden Soekarno, penangkapan sejumlah
menteri yang diduga terlibat G-30-S (Gerakan 30 September). Dalam aksi penumpasan ini
menyebabkan korban kurang lebih 500 ribu orang. Tindakan ini menurut pengamat
internasional dikatakan sebagai langkah menyingkirkan Angkatan Bersenjata Indonesia yang
pro-Soekarno dan pro-Komunis.
Soeharto kemudian menerima penyerahan kekuasaan pemerintahan dari Presiden Soekarno.
Melalui Sidang Istimewa MPRS, pada 12 Maret 1967, Soeharto ditunjuk sebagai pejabat
presiden hingga setahun kemudian akhirnya di lantik menjadi Presiden ke 2 Republik
Indonesia pada

27 Maret 1968.

Pada tahun-tahun awal kekuasaannya, banyak yang mengira Soeharto tidak akan
mempertahankan kekuasaannya untuk jangka waktu yang lama. Seiring berjalannya waktu,
ternyata Soeharto memiliki kemampuan politik yang sangat tinggi.

Tahun-tahun pemerintahan Suharto diwarnai dengan praktik otoritarian di mana tentara


memiliki peran dominan di dalamnya. Kebijakan dwifungsi ABRI memberikan kesempatan
kepada militer untuk berperan dalam bidang politik di samping perannya sebagai alat
pertahanan negara. Demokrasi telah ditindas selama hampir lebih dari 30 tahun dengan
mengatasnamakan kepentingan keamanan dalam negeri dengan cara pembatasan jumlah
partai politik, penerapan sensor dan penahanan lawan-lawan politik. Sejumlah besar kursi
pada dua lembaga perwakilan rakyat di Indonesia diberikan kepada militer, dan semua tentara
serta pegawai negeri hanya dapat memberikan suara kepada satu partai penguasa Golkar.
Soeharto memiliki karakter kepemimpinan yang kuat, di awal kepemimpinannya
Soeharto menentukan arah kebijakan pembangunan ekonomi Indonesia secara jelas,dengan
Trilogi pembangunannya yaitu stabilitas, pembangunan dan pemerataan. Soeharto juga
merupakan pemimpin yang tegas dan memiliki keberanian dalam memimpin. Gaya
Kepemimpinan Presiden Soeharto merupakan gabungan dari gaya kepemimpinan ProaktifEkstraktif dengan Adaptif-Antisipatif, yaitu gaya kepemimpinan yang mampu menangkap
peluang dan melihat tantangan sebagai sesuatu yang berdampak positif serta mempunyai visi
yang jauh ke depan dan sadar akan perlunya langkah-langkah penyesuaian.
Selain itu keberpihakan Soeharto pada petani sangat jelas, Soeharto lahir dari keluarga
petani sehingga mengenal betul bagaimana cara membangun pertanian. Keberpihakannya
pada petani itu berhasil menjadikan Indonesia maju di bidang pertaniannya. Presiden Soeharto
yang sukses mengantarkan Indonesia menjadi negara pengimpor beras terbesar di dunia.
Pada awal masa kekuasaan Soeharto, karakter kepemimpinan Soeharto yang kuat
efektif mempersatukan Indonesia di tengah kekacauan politik dan perpecahan, Soeharto juga
awalnya merepresentasikan pemimpin yang bersahaja dan merakyat.
Dalam masa kekuasaannya, yang disebut Orde Baru, Soeharto membangun negara yang
stabil dan mencapai kemajuan ekonomi dan infrastruktur. Suharto juga membatasi kebebasan
dan mendiskriminasi warganegara Indonesia keturunan Tionghoa, menduduki Timor Timur,
dan selain itu juga dianggap sebagai rezim paling korupsi sepanjang masa dengan jumlah $AS
15 miliar sampai $AS 35 miliar.
Pada masa pemerintahannya Soeharto banyak melakukan pembangunan-pembangunan
di berbagai bidang, seperti pembangunan jalan raya, pembangunan sekolah-sekolah,
universitas, mesjid, jembatan dan tempat-tempat umum lainnya, karena saking banyaknya tadi
melakukan pembangunan-pembangunan infrastruktur, Sehingga ia dijuluki sebagai Bapak
Pembangunan.Pada awal pemerintahan nya masyarakat hidup sejahtera, harga kebutuhan
pokok begitu stabil dan BBM di tekan harganya dengan subsidi yang cukup tinggi dari

pemerintah. Tetapi dibalik semua itu, ternyata Indonesia menanggung utang yang sangat
besar pada IMF dan Bank dunia, hal tersebut berimbas terhadap Indonesia kedepannya dan
menjadi bumerang bagi pemimpin selanjutnya. Indonesia harus mencicil utang tersebut 100
Triliun setiap tahunnya sampai saat sekarang ini. Sampai-sampai pesawat buatan Habibie pun
tidak dapat diproduksi oleh Indonesia karena hal tersebut.
Selain itu Soeharto juga disebut-sebut korupsi paling parah di Asia dan
menyelewengkan uang negara selama 32 tahun. Ia memiliki kekayaan di luar negeri yang
begitu banyak, ia juga banyak menyalahgunakan kekuasaan dan uang negara untuk
kepentingan anak-anaknya dan keluarganya. Ia juga menyelewengkan uang yayasan miliknya
sendiri. Adapun orang-orang berpendapat bahwa kekayaan Soeharto itu tidak akan habis tujuh
turunan karena terlalu banyaknya. Pada 1997, menurutBank Dunia, 20 sampai 30% dari dana
pengembangan Indonesia telah disalahgunakan selama bertahun-tahun. Krisis finansial
Asia di tahun yang sama tidak membawa hal bagus bagi pemerintahan Presiden Soeharto
ketika ia dipaksa untuk meminta pinjaman, yang juga berarti pemeriksaan menyeluruh dan
mendetail dari IMF. Menurut Transparency International, Soeharto menggelapkan uang
dengan jumlah terbanyak dibandingkan pemimpin dunia lain dalam sejarah dengan perkiraan
1535 miliar dolar A.S. selama 32 tahun masa pemerintahannya.
Soeharto juga merupakan orang yang ambisius terhadap kekuasaan, ia selalu tidak
puas atas apa yang ia dapatkan, ia juga selalu berusaha untuk menjatuhkan lawan-lawan
politiknya dengan taktik dan strategi-strateginya. Ia tidak mau memberi kesempatan untuk
orang lain untuk memegang kendali di negara ini. Untuk menjaga stabilitas nasional atau
lebih tepatnya memastikan semua di bawah kendali Soeharto, Presiden ke 2 RI itu melakukan
tindakan represif terhadap musuh politiknya, Komnas HAM menyatakan paling tidak ada 5
pelanggaran berat HAM yang dilakukan oleh pemerintah Soeharto Lima perkara yang
diindikasikan sebagai pelanggaran HAM berat adalah kasus Pulau Buru; Penembakan
Misterius (Petrus); Peristiwa Tanjung Priok; Kebijakan Daerah Operasi Militer di Aceh dan
Papua; serta Kasus 27 Juli. Selain itu Soeharto tidak memberikan kebebasan pers, berserikat,
berkumpul, berpendapat. Semua harus tunduk pada pemerintahan pusat.
Dengan banyaknya tindakan Soeharto yang menyimpang tersebut maka banyak
pihak-pihak dan masyarakat yang menentang dan meminta Soeharto turun dari tahtanya pada
tahun 1998. Tekanan politik , Kerusuhan dan demonstrasi terjadi dimana-mana,mahasiswamahasiswa dari berbagai universitas di Indonesia juga ikut dalam penuntutan kepada Soeharto
agar segera turun dari kekuasaannya. Peristiwa bersejarah yang masih di kenang sampai saat
ini adalah kematian empat orang mahasiswa Universitas Trisakti dalam aksi demonstrasi

tersebut, mereka meninggal karena terkena tembakan gas air mata oleh aparat keamanan,dan
mereka di kenang sebagai pahlawan revolusi.
Pada saat itu banyak masyarakat yang menghujat habis-habisan dan mencaci maki Presiden
Soeharto. Setelah sekian lama ia memimpin negara ini, namun hanya itu yang ia dapatkan
pada saat-saat terakhir jabatannya sebagai Presiden. Aksi masyarakat yang mengecam
Soeharto untuk turun terdengar dimana-mana. Pengunjuk rasa tersebut mengatakan tidak akan
berhenti melakukan aksinya sebelum Soeharto turun dari tahtanya. Aksi tersebut berpuncak
pada pendudukan gedung DPR/MPRRI, hingga akhirnya Presiden Soeharto mengundurkan
diri pada 21 Mei1998 untuk menghindari perpecahan dan meletusnya ketidakstabilan di
Indonesia. Pemerintahan dilanjutkan oleh Wakil Presiden Republik Indonesia, B.J. Habibie.
Namun di balik sisi kelam Soeharto tersebut, juga tidak dapat di pungkiri bahwa banyaknya
jasa-jasanya dan keberhasilannya selama memerintah 32 tahun itu, yaitu diantaranya:
1.

Bidang politik.

Sebagai presiden Indonesia selama lebih dari 30 tahun, Soeharto telah banyak memengaruhi
sejarah Indonesia. Dengan pengambil alihan kekuasaan dari Soekarno, Soeharto dengan
dukungan dari Amerika Serikat memberantas pahamkomunisme dan melarang pembentukan
partai komunis.

Dijadikannya Timor

Timur sebagai

provinsi

ke-27

(saat

itu)

juga

dilakukannya karena kekhawatirannya bahwa partaiFretilin (Frente Revolucinaria De Timor


Leste Independente/partai yang berhaluan sosialis-komunis) akan berkuasa di sana bila
dibiarkan merdeka.
2. Bidang kesehatan.
Untuk mengendalikan jumlah penduduk Indonesia, Soeharto memulai kampanye Keluarga
Berencana yang menganjurkan setiap pasangan untuk memiliki secukupnya 2 anak. Hal ini
dilakukan untuk menghindari ledakan penduduk yang nantinya dapat mengakibatkan berbagai
masalah, mulai dari kelaparan, penyakit sampai kerusakan lingkungan hidup.
3. Bidang pendidikan.
Dalam bidang pendidikan Soeharto mempelopori proyek Wajib Belajar yang bertujuan
meningkatkan rata-rata taraf tamatan sekolah anak Indonesia. Pada awalnya, proyek ini
membebaskan murid pendidikan dasar dari uang sekolah (Sumbangan Pembiayaan
Pendidikan) sehingga anak-anak dari keluarga miskin juga dapat bersekolah. Hal ini
kemudian dikembangkan menjadi Wajib Belajar 9 tahun.

4. Kelebihan sistem Pemerintahan Orde Baru perkembangan GDP per kapita Indonesia yang
pada tahun 1968 hanya AS$70 dan pada 1996 telah mencapai lebih dari AS$1.000
5. Kemajuan sektor migas.
Puncaknya adalah penghasilan dari migas yang memiliki nilai sama dengan 80% ekspor
Indonesia. Dengan kebijakan itu, Indonesia di bawah Orde Baru, bisa dihitung sebagai kasus
sukses pembangunan ekonomi.
Keberhasilan Pak Harto membenahi bidang ekonomi sehingga Indonesia mampu
berswasembada pangan pada tahun 1980-an, menurut Emil Salim, diawali dengan
pembenahan di bidang politik. Kebijakan perampingan partai dan penerapan azas tunggal
ditempuh pemerintah Orde Baru, dilatari pengalaman masa Orde Lama ketika politik multi
partai menyebabkan energi terkuras untuk bertikai.
6. Swasembada beras.
Seperti pepatah From Zero to Hero itulah kebijakan yang dilakukan oleh HM Soeharto pada
masa pemerintahannya. Saat itu Indonesia menjadi pengimpor beras terbesar didunia, namun
oleh Soeharto ini dijadikan motivasi untuk menjadikan Indonesia sebagai lumbung beras
dunia. Puncaknya adalah ketika pada 1984 Indonesia dinyatakan mampu mandiri dalam
memenuhi kebutuhan beras atau mencapai swasembada pangan. Prestasi itu membalik
kenyataan, dari negara agraria yang mengimpor beras, kini Indonesia mampu mencukupi
kebutuhan pangan di dalam negeri. Pada tahun 1969 Indonesia memproduksi beras sekitar
12,2 juta ton beras tetapi tahun 1984 bisa mencapai 25,8 juta ton.
7. Sukses transmigrasi.
Program transmigrasi era soeharto hanya kedok untuk melakukan politik javanisasi &
penggusuran sistematis mengalihan lahan-lahan pertanian di pulau jawa ke bentuk
industrialisasi & telah merusak tatanan kehidupan di p.jawa & menutupi ketamakan atas
pengelolaan hutan yang dikuasai kroni-2 soeharto dengan alasan untuk lahan transmigrasi.
hutan di kalimantan,sumatra,papua telah hilang tidak tahu rimbanya karena diambil oleh bob
hasan,dkk
8. Sukses Program KB.
Dana - dana keluarga berencana yang maha besar entah kemana,tetapi sekarang masih
menyisakan kroni soeharto yang terpercaya yaitu dr.haryono suyono-menko kesra & taskin
era orba yang seharusnya mempertanggung-jawabkan dana-dana tersebut ; angka-2
pertumbuhan penduduk yang dimanipulasi hanya untuk membuat seolah program kb
berhasil,padahal ledakan penduduk di era soeharto begitu besar.

9. Sukses memerangi buta huruf.


Ini menjadi bahan tertawaan semua orang,sebab kenyataannya buta huruf di desa-2 masih
sangat besar
10. Sukses swasembada pangan.
Angka riil import beras dari bulog tidak pernah transparan terbuka di era soeharto,bagaimana
bisa menyebut swasembada pangan.
11. Sukses REPELITA (Rencana Pembangunan Lima Tahun).
13. Sukses Gerakan Wajib Belajar.
Wajib belajar 9 tahun yang dicanangkan oleh soeharto adalah pembodohan kepada rakyat
,karena seharusnya rakyat harus mendapat kesempatan pendidikan hingga universitas,bukan
cuman sekedar setingkat smp!

14. Sukses Gerakan Nasional Orang-Tua Asuh.


ini lahan korupsi yang dilakukan oleh keluarga cendana (tutut,cs) dalam merongrong kocek
pengusaha,dana-dana gota sampai sekarang tidak pernah terbuka & transparan.
15. Sukses keamanan dalam negeri.
16. Investor asing mau menanamkan modal di Indonesia.
17. Sukses menumbuhkan rasa nasionalisme dan cinta produk dalam negeri.

Anda mungkin juga menyukai