ARDS
ARDS
Disusun Oleh :
TISYA TOBARU
JOSUA KEVIN NAJOAN
NANCY V MARENTEK
INDRI LIMPELE
JEANET SIODO
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Sindrom gagal pernafasan merupakan gagal pernafasan mendadak yang timbul pada
penderita tanpa kelainan paru yang mendasari sebelumnya. Sindrom Gawat Nafas
Dewasa (ARDS) juga dikenal dengan edema paru nonkardiogenik merupakan sindroma
klinis yang ditandai penurunan progresif kandungan oksigen arteri yang terjadi setelah
penyakit atau cedera serius. Dalam sumber lain ARDS merupakan kondisi kedaruratan
paru yang tiba-tiba dan bentuk kegagalan nafas berat, biasanya terjadi pada orang yang
sebelumnya sehat yang telah terpajan pada berbagai penyebab pulmonal atau
nonpulmonal. Beberapa factor pretipitasi meliputi tenggelam, emboli lemak, sepsis,
aspirasi, pankretitis, emboli paru, perdarahan dan trauma berbagai bentuk. Dua kelompok
yang tampak menjadi resiko besar untuk sindrom adalah yang mengalami sindrom sepsis
dan yang mengalami aspirasi sejumlah besar cairan gaster dengan pH rendah.
Kebanyakan kasus sepsis yang menyebabkan ARDS dan kegagalan organ multiple karena
infeksi oleh basil aerobic gram negative. Kejadian pretipitasi biasanya terjadi 1 sampai 96
jam sebelum timbul ARDS.
ARDS pertama kali digambarkan sebagai sindrom klinis pada tahun 1967. Ini
meliputi peningkatan permeabilitas pembuluh kapiler pulmonal, menyebabkan edema
pulmonal nonkardiak. ARDS didefinisikan sebagai difusi akut infiltrasi pulmonal yang
berhubungan dengan masalah besar tentang oksigenasi meskipun diberi suplemen
oksigen dan pulmonary arterial wedge pressure (PAWP) kurang dari 18 mmHg.
ARDS sering terjadi dalam kombinasi dengan cidera organ multiple dan mungkin
menjadi bagian dari gagal organ multiple. Prevalensi ARDS diperkirakan tidak kurang
dari 150.000 kasus pertahun. Sampai adanya mekanisme laporan pendukung efektif
berdasarkan definisi konsisten, insiden yang benar tentang ARDS masih belum diketahui.
Laju mortalitas tergantung pada etiologi dan sangat berfariasi. ARDS adalah
penyebab utama laju mortalitas di antara pasien trauma dan sepsis, pada laju kematian
menyeluruh kurang lebih 50% 70%. Perbedaan sindrom klinis tentang berbagai etiologi
tampak sebagai manifestasi patogenesis umum tanpa menghiraukan factor penyebab.
2.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Rumusan Masalah
Apa yang dimaksud dengan Adult Respiratory Distress syndrome?
Bagaimana etiologi dari ARDS?
Bagaimana patofisiologi dari ARDS?
Bagaimana manifestasi klinis dari ARDS?
Bagaimana pemeriksaan Diagnostik dari ARDS?
Bagaimana Penatalaksanaan dari ARDS?
Bagaimana ASKEP dari ARDS?
3. Tujuan
- Agar mahasiswa memahami konsep dari ARDS
- Agar mahasiswa mampu membuat Asuhan Keperawatan pada penderita ARDS
- Agar mahasiswa mampu mengaplikasikan nya di dalam kehidupan.
TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi
Dispnu berat
Trauma
Cedera sistem saraf yang seri
Inhalasi gas beracun
(rokok, oksigen konsentasi tinggi ,tenggelam)
Kerusakan
pertukaran gas
Penurunan
pembentukan surfaktan
Gangguan
pertukaran
gas
Odema
interstisial
Perpindahan cairan
ke daerah lain
Kurang volume
cairan
Kolaps pada
alveolar
Komplians paru
menjadi menurun
Kurang informasi
Kesalahan persepsi
Defisit pengetahuan
5. Pemeriksaan diagnostik
Sinar X dada
Ansietas
6. Penatalaksanaan
Pengobatan ARDS yang pertama-tama adalah pencegahan,karena
ARDS tidak pernah merupakan penyakit primer tetapi timbul setelah
penyakit lain yang parah. Apabila ARDS tetap timbul, maka
pengobatannya adalah:
B. ASUHAN KEPERAWATAN
1.Pengkajian
Aktifitas / istirahat
Kaji adanya kekurangan energi / kelelahan/ insomnia
Sirkulasi
Gejala: adanya riwayat bedah jantung paru, fenomena embolik
Tanda: tekanan darah dapat normal atau meningkat pada awal
( berlanjut menjadi hipoksia ); hipotensi terjadi pada tahap lanjut
interstisial/area
alveolar.
Kehilangan
surfaktan
Ansietas/ketakutan[uraikan
tingkatan].
Dapat
3. Perencanaan
No
Diagnosa
Tujuan/Kriteria
Rencana Tindakan
Keperawatan/
1
Data Penunjang
Bersihan Jalan nafas
Tujuan :
dengan :
Kriteria :
penurunan ekspansi
dinding dada dan adanya
No
Diagnosa
Tujuan/Kriteria
Rencana Tindakan
Keperawatan/
Data Penunjang
- Peningkatan
dypsnea.
peningkatan fremitus.
jumlah/viskositas
- Pasien dapat
sekresi paru-paru.
mempertahankan
nafas.
- Peningkatan resistensi
(menetap, efektif/tidak
interstitial).
ronchi/suara nafas
bersih.
Data Penunjang :
- Pasien dapat
- Keluahan dyspnea.
mengeluarkan
- Perubahan
sputum tanpa
kesukaran.
kedalaman/kecepatan
pernafasan,
- Pasien menunjukkan
sesuai program.
penggunaan otot
perbaikan tingkah
bantu pernafasan.
laku yang
memperbaiki/
mempertahankan
produksi sputum.
kebersihan jalan
- Kecemasan/kelelahan.
nafas.
10
No
Diagnosa
Tujuan/Kriteria
Rencana Tindakan
Keperawatan/
Data Penunjang
Bantu dengan
memberikan fisioterapi
dada (postural drainage,
perkusi dada atau vibrasi
sesuai indikasi).
Pemberian
2
bronkodilator.
- Kaji status pernafasan
Gangguan pertukaran
Tujuan :
respirasi optimal.
interstitial/alveolar.
- Hipoventilasi alveolar.
Kriteria :
- Hilangnya surfaktan
- Pasien menunjukkan
yang menyebabkan
perbaikan ventilasi
kolapsnya paru-paru.
(crackles, wheezing) .
Data Penunjang :
- Observasi adanya
- Takhipnea, sianosis,
gangguan keseimbangan
pernafasan.
pernafasan.
- Perubahan hasil
astrup.
- Ventilasi/perfusi tidak
efektif.
- Pasien berpartisipasi
dalam program
pengobatan sesuai
situasi.
yang tenang.
- Demonstrasikan/dorong
pasien untuk
menggunakan pernafasan
11
No
Diagnosa
Tujuan/Kriteria
Rencana Tindakan
Keperawatan/
Data Penunjang
mulut.
- Kerjasama dengan tim
kesehatan:
Pemberian tambahan
oksigen dengan
kanula/masker sesuai
indikasi.
Siapkan treatment IPPB.
Pemeriksaan rontgen.
Monitor pemeriksaan
astrup.
Pemberian obat-obatan
3
Tujuan :
sehubungan dengan :
Keseimbangan cairan
- Penggunaan diuretik.
tubuh terpelihara.
Data Penunjang :
Kriteria :
karakter sputum.
- Tanda-tanda gejala
- Pasien menunjukkan
nyata.
24 jam.
- Urine berlebihan
dengan tekanan
darah, kecepatan
jantung, berat badan,
pengeluaran urine
12
No
Diagnosa
Tujuan/Kriteria
Rencana Tindakan
Keperawatan/
Data Penunjang
- Produksi urine 30-50
cc per jam.
kesehatan :
Pemberian cairan
dibawah pengawasan
yang ketat.
Monitor elektrolit.
Ansietas/Ketakutan
Tujuan :
sehubungan dengan :
Pasien dapat
- Krisis situasional.
menyatakan
ada.
- Ancaman perubahan
kecemasannya
berkurang.
mengenal dan
takut mati.
- Faktor fisiologis
(hypoksemia).
Kriteria :
perasaannya.
- Pasien menyatakan
- Pengenalan realita
perasaan, kecemasan
Data Penunjang :
- Ekspresi wajah
mengatasinya.
khawatir karena
perubahan pola hidup.
- Peningkatan tension
dan pasrah.
- Takut, lelah.
- Pasien mau
mendiskusikan rasa
takutnya.
- Pasien
mendemonstrasikan
memperbaiki kondisi
cara pemecahan
pasien.
masalah dan
- Identifikasi teknik-teknik
penggunaan sumber-
13
No
Diagnosa
Tujuan/Kriteria
Rencana Tindakan
Keperawatan/
Data Penunjang
berespons dengan cara
yang positif terhadap
5
pasien.
- Berikan informasi tentang
Kurang pengetahuan
Tujuan :
Pengetahuan pasien
penyebab/timbulnya
dan pengobatan
sehubungan dengan :
dan pengobatannya
- Kurangnya informasi
meningkat.
tentang proses
pencegahan jika
Kriteria :
yang dilakukan.
- Pasien dapat
- Misinterpretasi
informasi.
Data Penunjang :
- Permintaan pemberian
informasi.
- Pernyataan
kekhawatiran.
- Instruksikan tindakan
diperlukan.
- Diskusikan penghindaran
menjelaskan
hubungan proses
dan pentingnya
penyakit dengan
mempertahankan periode
- Pasien dapat
menghindari lingkungan
menggambarkan pola
aktifitas.
- Pasien dapat
mengidentifikasi
Kaji kemungkinan
merencanakan follow
up.
- Berikan informasi secara
verbal dan tertulis tentang
medikasi (tujuan, efek
14
No
Diagnosa
Tujuan/Kriteria
Rencana Tindakan
Keperawatan/
Data Penunjang
samping, dosis, jadwal)
pemberian obat.
- Sediakan petunjuk untuk
program aktifitas.
- Diskusikan rencana
perawatan follow up (visite
dokter, test fungsi paruparu dan tanda-tanda yang
menyertai kondisi darurat).
15
16