Anda di halaman 1dari 3

Empat jurus andalan Zidane

Euforia penunjukan Zinedine Zidane sebagai manajer baru Real Madrid, untuk
sementara, harus terhenti lantaran hasil kurang memuaskan di pekan lanjutan La Liga.
Pasukan tim Ibukota hanya mampu membawa pulang satu poin dari lawatan ke kandang
Real Betis (24/01). Hasil tersebut menjadikan Los Blancos tertinggal empat poin dari
sang pemuncak klasemen, Barcelona, yang juga memiliki tabungan satu pertandingan
yang belum mereka mainkan lantaran keikutsertaan di Piala Dunia antarklub yang
dihelat pada akhir tahun 2015 lalu. Setidaknya, laju awal Zidane dalam mengarungi
tugasnya sebagai manajer belum berjalan mulus, lantaran baru bisa mencatatkan dua
kemenangan dari tiga laga.
Namun di sisi lain, performa Madrid di bawah Zidane masih akan terlalu dini untuk
dihakimi mengingat jumlah laga yang bakal dilakoni klub tergolong baru separuh jalan.
Melihat kondisi klub serta kemungkinan yang bakal terjadi, sebagai Manajer baru,
reputasi Zidane yang juga merupakan salah satu Legenda hidup Real Madrid dipercaya
bakal tetap menjanjikan. Sedikitnya ada empat poin utama yang bakal menjadi senjata
andalan Zidane dalam misinya mengembalikan performa Madrid dalam perebutan gelar
juara Liga maupun kompetisi Eropa :
1. Mental Juara
Sebagai pemain Zinedine Zidane tercatat sebagai pemain yang nyaris telah
mengoleksi berbagai gelar yang dapat dimenangkan, termasuk trofi individu dan
tim. Dua trofi bergengsi di level Internasional telah ia raih (Piala Dunia 1998 dan
Piala Eropa 2000). Begitu juga di tingkat klub, Zidane berhasil membawa Juventus
meraih Scudetto 2 kali secara berturut-turut (1996-97, 1997-98) dan kemudian
meraih puncak kejayaan setelah hijrah ke spanyol dan memperkuat Real Madrid,
dimana Zidane berhasil menjuarai La Liga (2002-03), Liga Champions (2001-02),
piala Super Eropa (2002) serta piala Intercontinental pada tahun yang sama.
Gelar Individu juga seakan menjadi langganan bagi Zidane. Gelar sebagai pemain
muda terbaik berhasil diraih Zidane (1994) kemudian dilanjutkan dengan Gelar
pemain terbaik Liga Perancis (1996). Di Italia, Zidane kembali menorehkan
performa menawan dan dinobatkan sebagai pemain asing terbaik (1998, 2001).

Selanjutnya dan yang paling prestisius tentunya adalah gelar pemain terbaik dunia
(sekarang FIFA Balon dOr) pada 1998 serta pemain terbaik turnamen (Piala Dunia)
1998 dan Eropa (2000).
Dengan sederet penghargaan tersebut, Zidane telah menunjukkan mental juara yang
sesungguhnya, yang mana juga diharapkan dapat diadaptasikan ke tim Real Madrid
saat ini yang haus akan performa juara.
2. Karisma Legenda
Kehebatan Zidane sebagai pemain telah menjadikan dirinya sebagai salah seorang
Legenda yang begitu dipuja oleh supporter. Reputasi tersebut seolah membuat
dampak yang menghipnotis terhadap persepsi banyak pihak, yang membuat
kepercayaan diri tim ikut terangkat. Dampak positif itulah yang menjadi
pertimbangan dewan direksi serta petinggi klub untuk segera mengangkat Zidane
sebagai manajer, setelah mensekolahkan Zidane sebagai manajer Akademi klub.
3. Pengalaman bermain
Melihat pengalaman bermain Zidane yang berposisi sebagai seorang gelandang
serang, tentunya tidak dapat dipungkiri, kemampuan mengkreasi strateginya akan
bervariasi. Seorang gelandang serang, diibaratkan sebagai tumpuan utama tim dalam
membangun serangan. Kemampuan dribel kelas atas, kejelian membongkar
pertahanan lawan, hingga kemampuan menciptakan gol adalah keahlian yang
identik dengan posisi ini. Dengan performa serta pengalamannya sebelum pensiun
,suporter Madrid sebetulnya tidak perlu khawatir dengan kemampuan Zidane untuk
meramu strategi yang dapat diterapkan untuk mengantisipasi lawan.
4. Dukungan petinggi klub
Presiden Real Madrid, Florentino Perez dikenal sangat lihai dalam urusan
pemasaran dan pengaturan keuangan klub. Menurut data yang dilansir forbes, Real
Madrid mampu konsisten memuncaki daftar Klub sepakbola dengan pendapatan
tertinggi. Real Madrid menjadi tim yang memiliki nilai tertinggi di dunia dengan
angka 3,26 Miliar Dollar, dengan angka pemasaran mencapai 746 juta Dollar. Angka
pemasaran klub serta pendapatan klub, mendapatkan banyak sumbangsih dari
performa hebat mereka di kompetisi eropa yang memberikan hadiah uang hingga
154 juta dollar, dari partisipasi mereka di Liga Champions.

Namun di sisi lain, Perez gagal memberikan jaminan kesinambungan kejayaan klub
dengan beberapa kebijakan yang tergolong ekstrim. Gemar gonta-ganti pelatih,
kebiasaan membeli pemain bintang, serta kurangnya perhatian pada penggunaan
pemain muda dari akademi adalah isu utama yang kerap mengiringi naik turun
performa klub.
Dengan diangkatnya Zidane sebagai manajer baru, Perez seakan memberikan respon
positif terhadap semua isu yang semakin sering mengemuka. Kebijakannya kali ini
adalah menunjuk Legenda hidup tim untuk menjadi manajer baru, dan memberikan
dukungan penuh untuknya. Hal yang berkebalikan melihat bagaimana panasnya
kursi pelatih, ketika dihuni oleh nama-nama yang bukan pemilik tradisi kuat di
Madrid, seperti Jose Morinho, Carlo Ancelotti dan yang terakir Rafael Benitez.

Anda mungkin juga menyukai