Anda di halaman 1dari 10

TUGAS INISIASI 1

PENJASKES
NAMA

: Ni Wayan Sujiarti

NIM

: E1E 107014

KELAS/SEMESTER : A (LOBAR) / IV

SEJARAH PERKEMBANGAN ATLETIK INDONESIA


1. PENDAHULUAN
Pengertian tentang atletik
Istilah"atletik" berasal dari kata Yunani yang berarti "lomba"

atau"perlombaan".

Atletik adalah cabang olahraga yang terdiri dari 3 nomor perlombaan yaitu nomor
jalan, lari, lompat, dan lempar.
Adapun nomor-nomor dalam atletik dapat di perinci sebagai berikut:
A. Nomor jalan dan lari
1. Jalan cepat yang biasa di lombakan:
Untuk putri 5km, putranya 10km dan 20km, atau lebih tergantung
kebutuhan
2. Lari
a. Ditinjau dari jarak yang di tempuh dapat di bedakan
1). Lari jarak pendek atau sprint (sampai dengan jarak 400m)
2). Lari jarak sedang/ menengah atau middle distance (800 s/d 1500m)
3). Lari jarak jauh atau long distance (3000m ke atas)
b. Ditinjau dari lintasan atau jalan yang di lewati
1). Lari di lintasan tanpa melewati rintangan (100 m, 200m, 400 m, 800m,
1500 m dan lain-lain).
2). Lari lading atau cross-country,sering disebut juga lari lintas alam.
3). Lari 3000 m rintangan (steeplechase).
4). Lari gawang (100 m,110 m,200 m,400 m).
5). Lari marathon (lewat jalan raya dengan jarak 42,195km)
c. Ditinjau jumlah pelakunya :
1). Lari perorangan.
2). Lari bersambung, beranting (estafet).
3). Lari beregu.

B. Nomor lompat
1). Lompat tinggi
2). Lompat jauh
3). Lompat jangkit
4). Lompat tinggi galah
C. Nomor lempar
1).Tolak peluru
2). Lempar lembing
3). Lempar cakram
4). Lontar marti
Disamping nomor-nomor tersebut di atas sering pula terdapat di atas sering pula
terdapat perlombaan gabungan, yaitu : Septa lomba dan Dasa lomba, bahkan ada Tri
lomba.Sesuai dengan peraturan perlombaan PASI, Sapta lomba hanya khusus bagi atlet
Putri. Dasa lomba bagi atlet putra. Sedengkan Trilomba biasanya sangat sesuai bagi
anak-anak pelajar terutama tingkat SMPT dan SMTA.
Dengan demikian jelaslah, bahwa dalam suatu perlombaan atletik akan terdapat
lebih dari satu macam perlombaan, yaitu ada perlombaan jalan cepat, lari, lompat dan
lempar. Sudah barang tentu banyak sedikitnya jumlah nomor atau macam yang di
lombakan tergantung dari sifat dan tingkat perlombaan tersebut misalnya perlombaan
kejuraan nasional atletik, akan lebih banyak macam yang di lombakan dari pada
perlombaan atletik antar pelajar. Disamping itu dalam perlombaan atletik perlu pula
mengingat adanya penentuan tentang nomor dan jenis yang di lombakan sesuai dengan
kebutuhan, tingkat umur, jenis kelamin dan harus mengingat pula kondisi lapangan
maupun alat-alat serta perlengkapan tersedia.
Sebagai pelengkap uraian tersebut di atas, di bawah ini dapat di lihat nomornomor serta jenis yang biasa di kelompokan dalam perlombaan atletik.
A. Dalam Kejuaraan Nasional Atletik, juga dalam PON (Pekan OlahragNasional)
Putra

Putri

1.

100 m

1.

100 m

2.

200 m

2.

200 m

3.

400 m

3.

400 m

4.

800 m

4.

800 m

5.

1500 m

5.

1500 m

6.

5000 m

6.

3000 m

7.

10.000 m

7.

100 m gawang

8.

110 m gawang

8.

400 m gawang

9.

400 m gawang

9.

5 km jalan cepat

10. 3000 m steeple chase

10. 10 km jalan cepat

11. 10 km jalan cepat

11. estafet 4100 m

12. 20 km jalan cepat

12. Estafet 4 400 m

13. Estafet 4 100 m

13. Lompat Tinggi

14. Estafet 4400 m

14. Lompat Jauh

15. Marathon

15. Tolak peluru

16. Lompat tingi

16. Lempar lembing

17. Lompat jauh

17. Lempar cakram

18. Lompat jangkit

18. Lempar cakram

19. Lompat tinggi galah


20. Tolak peluru
21. Lempar lembing
22. Lempar cakrm
23. Lontar martil
24. Dass lomba
B. Dalam kejuaraan atletik pelajar seluruh Indonesia (POPSI) dan kejuaraan nasional
Atletik yunior :
Putra

Putri

1.

100 m

1.

100 m

2.

200 m

2.

200 m

3.

400 m

3.

400 m

4.

800 m

4.

800 m

5.

1500 m

5.

1500 m

6.

5000 m

6.

Estafet 4 100 m

7.

Estafet 4 100 m

7.

Estafet 4 400 m

8.

Estafet 4 400 m

8.

100m gawang

9.

110m gawang

9.

Lompat jauh

10. Lompat jauh

10. Lompat tinggi

11. Lompat tingi

11. Tolak peluru (4kg)

12. Lompat jangkit

12. Lempar lembing

13. Tolak peluru(5,75)

13 . Lempar cakram(1kg)

14. Lempar lembing

14. 5 km jalan cepat

15. Lempar cakram

15. 3000m

16. 10 km jalan cepat

16. 400m gawang(86cm)

17. 3000km
18. 400m gawang(86)
19. 2000m steeple chase
20. Lompat tinggi
2 . SEJARAH ATLETIK
Atletik yang terdiri dari nomor jalan dan lari, lompat dan lempar dapat
dikatakan sebagai cabang olahraga yang paling tua usianya dan disebut juga sebagai
ibu atau induk dari semua cabng olahraga. Alasan dari pendapat itu adalah
mengingat bahwa sejak zaman purba gerakan yang terdapat dalam atletik itu
merupakan gerakan-gerakan yang selalu dilakukan oleh semua orang pada waktu itu.
Jadi pada hakikatnya, sejak manusia ada di dunia mereka telah melakukan gerakan
berjalan, berlari, melompat atau melempar, yang semuanya itu merupakan gerakan
alami

yang

dilakukan

sehari-hari

baik

dalam

usaha

mempertahankan

dan

mengembangkan hidupnya maupun untuk menyelamatkan diri dari gangguan sekitar.


Kemudian semakin bertambahnya umur kemanusiaan dan seirama dengan
pasang surutnya kebudayaan di bumi ini, atletik juga mengalami perkembangan yang
tidak menentu. Sebagai contoh dapat dilihat beberapa catatan dibawah ini, yang
membuktikan adanya masa terang dan suram bagi kehidupan atletik dari masa ke masa.
1.

Tahun 1500 SM bangsa Mesir Purba sudah mengenal dan melakukan perlombaan
lari.

2.

Tahun 1000 SM Bangsa Asyria Purba dan Bangsa Babylonia di Mesopotamia


disamping perlombaan lari, juga mengenal perlombaan lompat dan lempar.

3.

Tahun 776 SM Bangsa Yunani Purba telah mengadakan pecan-pekan olahraga


diamana nomor lari, lompat dan lempar ikut serta dilombakan.

4.

Dari Yahun 338 sampai dengan 146 SM atletik boleh dikatakan mundur sama
sekali. Tetapi di kota Roma pada Tahun 186 SM pernah diadakan perlombaan
atletik yang pertama kali.

5.

Sampai dengan abad ke-12 sesudah Masehi sesudah masehi atletik mengalami
masa suram.

6.

Tahun 1154 di kota London (Inggris) banyak penduduk yang melakukan atletik.
Selanjutnya pada tahun 1817 perkumpulan atletik yang pertama didirikan di
Inggris

7.

Tahun 1878 di Negeri San Fansisco (Amerika) berdiri perkumpulan atletik yang
pertama kali di Negeri itu.

8.

Tahun 1878 di Negeri Belanda diadakan perlombaan atletik dan tahun 1901
didirikan suatu organisasi atletik di Negeri itu.

9.

Tahun 1912 berdiri induk organisasi atletik seluruh dunia (International Amateur
Athletic Federation).
Ssudah itu Atletik mulai tersebar ke seluruh penjuru dunia, khususnya ke Benua

Asia, termasuk Indonesia. Di Indonesia pada masa penjajahan Belanda tumbuh


beberapa atletik diantaranya : ISSV, JAC, ABA dan lain-lain, dengan NIAU
(Nederlands Indische Athletiek Unie). Sebagai organisasi yang berdiri pada tanggal 21
Juli 1917 sudah barang tentu hampir sebagian besar anggota pengurusnya maupun
atlet-atletnya terdiri dari orang-orang Belanda. Baru pada masa penjajahan Jepang,
atletik mulai lebih dikenal ole masyarakat, terutama para pelajar. Di sekolah-sekolah,
secara teratur atletik mulai diajarkan, bahkan sering pula diadakan lomba atletik antar
pelajar, baik antar sekolah maupun antar kota. Tahun 1950 boleh dikatakan sebagai
awal dunia atletik kita, karena pada tanggal 3 September d kota Semarang dibentuk
Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PASI). Pada ahkhir tahu itu juga, yaitu pada bulan
Desember 1950 di kota Bandung diselenggarakan kejuaraan nasional atletik yang
pertama. Sesudah itu setiap tahun sekali PASI mengadaka perlombaan kejuaraan
nasional atletik, misalnya : pada tahun 1952 di Surabaya, 1953 di Medan bersamaan
dengan PON III, 1954 dan 1955 di Jakarta, 1956 di Yogyakarta.
Pada tahun-tahun berikutnya atletik berkembang menurut iramanya. Usaha para
Pembina pada waktu itu boleh dikatakan tidak kenal lelah. Berbagai kejuaraan
diselenggarakan baik kejuaraan nasional maupun dalam rangka PON. Disamping itu
PASI juga telah berusah telah menunujukan kepada dunia luar bahwa Indonesia mampu
mengirimkan atlet-atletnya ke perlombaan tingkat internasional. Misalnya ke Asean
Games I tahun 1951 di New Delhi Olimpic Games di Helsinki, Asean Games II di
Manila dan Olimpic Games di Melbourne pada tahun 1954. sampai saat ini berbagai
macam kejuaraan atletik tingkat internasional yang diikuti oleh PASI.
Begitulah seterusnya dari tahun ke tahun dan hingga sekarang ini,baik dinegara
Negara yang maju maupun yang sedang berkembang ,atletik terus berkembang

pula.perkembangan itu tidak hanya pada segi penampilan saja ,namun dalam segi
prestasipun benar benar menunjukkan hasil yang semakin meningkat
3. ATLET-ATLET INDONESIA YANG PERNAH
MERAIH MEDALI CABANG ATLETIK
I. Event Putri 200 Meter
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Nama Atlet
Dessy, Sumigar
Serafi Anelis, Unani
Irene T, Joseph
Dedeh Erawati
Rostinah
Yulia, Novita
Indah Lisa, Widianti
Neli, Susanti

Tahun

Tim

Waktu

1989
1981
1979
1987
1983
1991
1989

Kaltim
Jatim
DKI Jakarta
DKI Jakarta
NTB
Riau
Jatim
NTB

24.45
24.70
24.71
24.75
25.11
25.17
25.53
25.68

Tahun

Tim

Waktu

1987
1977
1984
1982
1976
1983
1983
-

Maluku
Maluku
Papua
Papua
Jawa Barat
NTB
Jatim
DIY

55.80
57.21
57.58
57.76
58.08
58.22
58.47
58.53

Tahun

Tim

Waktu

Jateng
Kaltim
NTT
NAD
Kaltim
Jateng
Kalsel
Sulbar

34:41.63
37:03.79
39:31.07
40:32.77
40:41.68
41:49.46
DNF
DNF

Tahun

Tim

Waktu

1979
1984
1984
1990

DKI Jakarta
NTB
NTB
Kaltim
Sumut
Kaltim
Kalbar

13.74
14.27
14.40
14.71
15.05
17.93
18.27

II. Event Putri 400 Meter


No.

Nama Atlet

1. Viera Mellisa, Hethari


2. Lisa, Thenu
3. Herlince Tatogo
4. Fenina, Pelle
5. Raquel Pareira, Soseli
6. Kadek Wati
7. Musafidah
8. Daryanti
III.Event Putri 10.000 Meter
No.

Nama Atlet

1. Trianingsih
1987
2. Feri Marince, Subnafeu
3. Merry M, Paijo
4. Rumini, Sudragni
1980
5. Irma, Handayani
6. Unik, Setyorini
1984
7. Rahmawati
1994
8. Krisna, Fiolata
IV. Event Putri 100 Meter Gawang
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Nama Atlet
Dedeh Erawati
Maryati
Enung Neni, Meilani
Lina, Febriasari
Evi, Wulandari
Meliana Chandra, Dewi
Eva, Monica

IV. Event Putri 4x100 Meter Estafet


No.

1.

2.

3.

4.

5.

6.

Nama Anggota Tim

1.

2.

Tim

Waktu

DKI Jakarta

45.93

NTB

46.75

Jatim

47.20

Jabar

47.49

Kaltim

47.88

Maluku

48.23

Sumut

50.13

Tahun

Tim

Waktu

Maluku

3:48.92

Jatim

3:49.50

1. Dedeh Erawati
2. Irene T, Joseph
3. Betaria, Sahulata
4. Liesa, Yunita

1979
1981
1990
1987

1. Maryati
2. Rostinah
3. Kadek Wati
4. Supiati

1984
1987
1983
1981

1. Rina, Rindawati
2. Indah Lisa, Widi
3. Serafi Anelis
4. Tri Setya, Utami

1988
1991
1989
1991

1. Rini,Susanti
2. Enung Neni, Meila
3. Aditya Yule
4. Raquel Pareira, Soseli

1985
1982
1986
1976

1. Siwi, Khopsatun
2. Heru, Nurcahya
3. Dessy, Sumigar
4. Lina, Febriasari
1. Ana Maria, Kelani
2. Lisa, Thenu
3. Reni Carla, Tehup
4. Viera Mellisa

1. Akhirwanta, Harah
2. Evi, Wulandari
7.
3. Heri Andayani
4. Endang Sari
IV. Event Putri 4x400 Meter Estafet
No.

Tahun

Nama Anggota Tim

1990
1977
1990
1987

1. Reni Carla, Tehup


2. Carlarena, Gomies
3. Lisa, Thenu
4. Viera Mellisa

1990
1977
1977
1987

1. Indah Lisa, Widi


2. Musafidah
3. Ester, Sumah
4. Serafi Anelis

1991
1988
1966
1989

4. PERKEMBANGAN ATLETIK DI INDONESIA SAAT INI.


Proklamasi

Kemerdekaan

Indonesia

pada

tanggal

17 Agustus

1945

melenyapkan organisasi produk Jepang dan untuk kegiatan olahraga di laksanakan


dibawah Gelora Singkatan dari Gerakan Latihan Olah Raga yang mencakup Olahraga
SepakBola, Atletik, Bola Keranjang dan Bulu Tangkis.
Tahun 1945 hingga 1950 setelah berdiri suatu organisasi Persatuan Olahraga
Republik Indonesia atau di singkat PORI yang diketuai oleh Soemali Prawiro Soedirjo
dan Joesman Nadi bertindak sebagai Sekretaris, kegiatan Atletik dilakukan di daerahdaerah yang tidak didukung oleh NICA, sedangkan pusat kegiatannya adalah Surakarta
pada tahun 1948 para pemuda dalam Ikatan Pemuda Pelajar Indonesia disingkat IPPI
menyelenggarakan perlombaan atletik, yang pesertanya berdatangan dari kota-kota
yang tidak diduduki Belanda.
Lahirnya pekan olahraga nasional yang pertama diilhami dengan kegagalan
wakil-wakil Indonesia untuk turut serta dalam pesta olimpiade ke XIV tahun 1948 di
London, Pekan Olahraga yang pertama tersebut dilaksanakan di Surakarta pada tahun
yang bersamaan dengan pesta Olimpiade ke XIV. Selama berlangsungnya PON I
tersebut salah seorang wartawan dari harian Nasional yang mendukung dan mendorong
terwujudnya suatu organisasi yang mengayomi para pecinta Atletik di Tanah air.
Wartawan tersebut adalah Soepardi yang berasal dari Yogyakarta.
Kongres PSSSi di Kota semarang pada 3 September 1950 juga meresmikan
terbentuknya Organisasi Atletik Seluruh Indonesia dalam rapat komisi menunjuk wakilwakil dari Jakarta sebagai formatur yaitu Dr. Azis Saleh, Joesmanadi dan Soebiono, dan
akhirnya menjadi ketua PASI yang pertama Dr. Azis Saleh sebagai Sekretaris adalah
Joesmanadi, putusan penting dalam rapat tersebut adalah akan diadakan Kejurnas
Atletik dan Kota Bandung sebagai tempat penyelenggaraan.
Kejurnas yang pertama di lakukan di Kota Bandung, lapangan Tegal Lega pada
bulan Desember, Kepanitiaannya di Ketua oleh Mayjen Didi Karta Sasmita sedangkan
ketua perlombaannya adalah Ir. Efendi Saleh dalam penyelenggaraan kejuaraan Atletik
baik PON I maupun Kejurnas yang pertama menggunakan peraturan perlombaan yang
disusun Dr. Mohamad Abdullah dan Joemanadi.
Dengan keberhasilan bangsa kita menyelenggarakan Pekan Olahraga nasional
dan kejuaraan nasional PASI yang pertamameningkatkan martabat bangsa kedunia luar,
kesempatan berkembangnya Atletik lebih besar.

Pada tahun 1952 untuk pertama kalinya Indonesia mengirim wakilnya ke Pesta
Olimpiade Helsingki ibu kota Negara Finlandia, Indonesia mengirim 3 Atlit yaitu
Soedarmajo, untuk cabang olahraga Atletik, sedangkan dua lainnya cabang renang dan
angkat besi.
Peloncat tinggi Soedarmajo mampu melompat setinggi 1,80 meter dan
merupakan peringkat 20 dari 34 peserta.
Sampai saat ini sudah berbagai macam kejuaraan atletik tingkat Internasional
yang diikuti oleh PASI.
Begitulah seterusnya dari tahun ketahun dan hingga sekarang ini,baik dinegaranegara yang telah maju maupun yang sedang berkembang atletik harus berkembang
pula. Perkembangan itu tidak hanya pada segi penampilannya saja namun dalam segi
prestasinya benar-benar menunjukkan hasil yang semakin meningkat.
Disamping beberapa jenis permainan dan senam, maka cabang atletik sudah
sejak lama diajarkan di sekolah-sekolah di Indonesia baik di tingkat SD, SMTP,
maupun SLTA, kurang sesuai dengan yang kita harapkan, terutama disebabkan oleh
faktor alat-alat dan fasilitas yang kurang memungkinkan namun semuanya itu telah
memberikan bukti bahwa pihak pemerintah dan masyarakat benar-benar telah
menyadari tentang kegiatan atletik.
Bagi anak-anak dan kaum remaja dalam masa pertumubuhannya, disamping
kegiatan atletik bertujuan untuk menjaga dan meningkatkan kesegaran maupun
kesehatan jasmani serta meningkatkan prestasi, ternyata besar pula artinya bagi
pembentukan mental.
Ada 3 aspek mental yang diharapkan dapat dikembangkan melalui kegiatan
atletik dan olahraga pada umumnya.
1. Aspek Watak atau temperamen
2. Aspek Kejiwaan
-

Cipta

Rasa

Karsa

Unsur-unsur lain

3. Aspek Kepribadian
Secara umum perkembangan atletik di Indonesia saat ini semakin meningkat
seiring dengan lebih seringnya di adakan kejurnas atletik baik ditingkat daerah maupun

pusat. Namun dilihat dari hasil perolehan medali ditingkat Sea Games mengalami
kemunduran
5.

KESIMPULAN

Atletik merupakan salah satu cabang olahraga yang sangat penting, sebab ia
mengandung gerakan dasar dari hampir semua cabang olahraga yang kini kita kenal,
dan kegiatan olahraga itu bukan saja berguna untukmeningkatkan ketinggian mental
dan keluhuran budi, karena di dalam olahraga tersimpul semangat kesatria, saling
hormat menghormati dan percaya pada diri sendiri.
Sejalan dengan pendapat

tersedubut diatas, maka jelaslah bahwa melalui

kegiatan atletik kita dapat membentuk mental atau mendidik baik mendidik diri sendiri
maupun mendidik orang lain, terutama mereka yang secara langsung terlibat dalam
kegiatan tersebut.
Semua aspek yangterdapat dalam diri seseorang dapat dikembangkan kearah
nilai positif secara wajar dan terarah, namun untuk menanamkan nilai-nilai dan normanorma itu tidaklah semudah yang kita bayangkan semua itu akan tumbuh dan
berkembang pada diri seseorang, apabila situasi dan kondisi saat itu lembaga diatur
sedemikian rupa sehingga pihak atlit secara langsung menghayati maksud dan tujuan
kegiatan tersebut.
6.

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1978). Tuntunan Mengajar Atletik. Jakarta,


Dirjen PLS Pemuda dan Olahraga.
Hans Katzenbogner & Michael Meddler, Spiellichr Athletik, Laufen und Warfen.
Jess Jarver, Belajar dan berlatih atletik, Bandung CV. Pionir Jaya
PASI, (1995). Peraturan Perlombaan Atletik.
Soegito,Bambang Wijarko (1994). Pendidikan atletik. Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan, Dirjen Pendidikan dan Menengah.
Tamsir Riyadi (1979). Penerapan taktik dalam atletik. FPOK

IKP Yogyakarta.

Yogyakarta 1979. 48 hal.


Tamsir Riyadi (1985). Petunjuk atletik. FPOK IKIP Yogyakarta. Yogyakarta.
Victor G. Simanjuntak, dkk (2008),Bahan ajar cetak pendidikan Jasmani dan
Kesehatan. Jakarta ; Dirjen Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.

Anda mungkin juga menyukai