Anda di halaman 1dari 11

REFERAT PRAKTIKUM PATOLOGI ANATOMI

BLOK DERMATOMUSKULOSKELETAL
NEVUS PIGMENTOSUS

Kelompok 23 :
Ika Nur Hamidah
Ika Tyas Agus Prastiwi
Intan Candra Khoirina

G1A013118
G1A013121
G1A012132

Asisten :
Hanif Kun Cahyani
G1A012146

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PERGURUAN TINGGI


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
JURUSAN KEDOKTERAN UMUM
PURWOKERTO
2014

I . PENDAHULUAN
A.

Latar Belakang
Tumor jinak kulit merupakan benjolan pada kulit yang bersifat
jinak, tidak berhubungan dengan keganasan kulit yang berdiferensiasi
normal, pertumbuhannya lambat dan ekspansif dengan mendesak
jaringan normal disekitarnya. Tumor kulit dapat berkembang dari
struktur histologis yang menyusun kulit seperti epidermis, jaringan
ikat, kelenjar, otot, dan elemen-elemen saraf (Djuanda A, et al., 2007).
Tumor ini sering ditemukan, diantara tumor-tumor yang biasa
didapatkan pada manusia. Oleh karena perkembangan tumor kulit
dapat dilihat dan diraba sejak permulaan, tumor jinak yang
berkembang di kulit ini jarang menyebabkan gangguan fungsi, karena
sebagian besar diangkat dengan alasan estetik dan menghindari
terjadinya keganasan (Djuanda A, et al., 2007).
Tumor jinak di muka yang paling sering ditemukan
ialah

nevus

pigmentosus

(tahi

lalat).

nevus

pigmentosus merupakan tumor jinak melanosit yang


berasal dari sel-sel nevus yang berpotensi menjadi
melanoma

maligna.

Degenerasi

maligna

nevus

pigmentosus terjadi pada pasien diatas 35 tahun harus


dipikirkan

kemungkinan

melanoma.

Transformasi

maligna ditandai dengan pembesaran, khususnya bila


asimetris, perubahan warna, perubahan permukaan,
terjadi penebalan, adanya nyeri, tanda-tanda inflamasi
atau terjadinya lesi satelit. Nevus pigmentosus yang
memerlukan perhatian untuk dianjurkan lebih cepat
pengangkatannya ialah bila ditemukan di mukosa
(bibir, mata) dan daerah-daerah tertentu misalnya
ujung hidung, lipatan nasolabial atau batas antara kulit
dan mukosa (Djuanda A, et al., 2007).

B.
1.

Untuk

Tujuan
memenuhi

tugas

pembuatan

referat

pada

blok

Dermatomusculoskeletal 2014.
2.

Untuk mengetahui definisi dan epidemiologi nevus pigmentosus.

3.

Untuk mengetahui etiologi patomekanisme nevus pigmentosus.

4.

Untuk mengetahui patofisiologi dan penegakkan diagnosis nevus


pigmentosus.

5.

Untuk mengetahui penatalaksanaan dan prognosis dari nevus


pigmentosus.

II . TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Nevus pigmentosus merupakan tumor jinak yang tersusun dan sel-sel
nevus (Siregar, 2008).Kelainan kulit yang disertai dengan pigmentasi
merupakan masalah yang banyak ditemukan di klinik, salah satunya adalah
nevus pigmentosus. Hampir setiap orang mempunyai nevus, sedangkan nevus
yang mengalami perubahan mempunyai risiko 400 kali lebih tinggi untuk
menjadi ganas (Thomas VD, et al., 2008).
B. Etiologi
Sel-sel nevus kulit berasal dari neural crest, sel-sel ini membentuk sarangsarang kecil pada lapisan sel basal epidermis dan pada zona taut
dermoepidermal. Sel-sel ini membelah dan masuk dermis dan membentuk
sarang-sarang pada dermis (Thomas VD, et al., 2008).
Suatu lesi berpigmen yang sering dikaitkan dengan kelainan congenital
baik secara sel maupun jaringan. Nevus pigmentosus secara awam juga dikenal
dengan tahi lalat (mole). Sel-sel nevus kulit berasal dari neural crest, cenderung
berukuran besar, memproduksi melanin, dan tumbuh dalam pulau-pulau /
sarang sel nevus. Kelainan bermula pada daerah dermoepidermal junction
berupa sarang-sarang sel nevus yang kemudian meluas ke lapisan dermis
disertai maturasi. (Putra, 2008).
C. Epidemiologi
Angka kejadian antara pria dan wanita sama (Thomas VD, et al., 2008).
D. Faktor Resiko
Faktor resiko terjadinya nevus pigmentosus antara lain (Thomas VD, et
al., 2008):
a.

Kelainan congenital

b.

Genetic

c.

Gender / jenis kelamin

d.

Usia

e.

Rangsangan fisik berulang

f.

Hormon

g.

Infeksi

h.

Gaya hidup

i.

Karsinogenik (bahan kimia, virus, radiasi).

E. Tanda dan Gejala


Nevus pigmentosus dapat terjadi di semua bagian kulit tubuh, termasuk
membran mukosa dekat permukaan tubuh. Lesi dapat datar, papuler. Atau
papilomatosa, biasanya berukuran 2-4 mm, namun dapat bervariasi dari sebesar
peniti sampai sebesar telapak tangan. Pigmentasinya juga bervariasi dari warna
kulit sampai coklat kehitaman. Pada klasifikasi nevus pigmentosus, gejala dan
tanda dapat dibedakan yaitu (Thomas VD, et al., 2008) :
1.

Junction nevi
Secara umum tidak berambut, makula terang sampai coklat
kehitaman, ukuran diameter bervariasi dari 1 mm hingga 1 cm, permukaan
halus dan rata. Lesi bisa berbentuk bulat, elips, ada yang berbentuk kecil,
irreguler. Lokasi sering di telapak tangan, telapak kaki dan genital.
Junction nevi jarang setelah lahir, biasanya berkembang setelah berumur 3
tahun. Pembentukan aktif sel nevusnya hanya pada pertemuan epidermis

2.

dermis.
Compund nevi
Compund nevi hampir sama dengan junction nevi namun, sedikit
menonjol dan ada yang berbentuk papillomatous. Warnanya seperti warna
kulit sampai ke warna coklat. Permukaaan halus, lokasi banyak di wajah

3.

dan biasanya ditumbuh rambut sel nevi berada pada epidermis dan dermis
Intradermal nevi
Bentuk papel, ukuran bervariasi dari beberapa mm hingga 1 cm atau
lebih. Lokasi dimana mana, namun paling banyak di kepala, leher dan
biasanya ditumbuhi rambut kasar, berwarna coklat kehitaman. Sel nevus
berada pada dermis.

F. Penegakan Diagnosis
1. Anamnesis :

Lesi menjadi simptomatik seperti gatal, nyeri, iritasi atau perdarahan,


dapat menjadi indikator jika berpotensi menjadi maligna. Bukan semua
perubahan nevi adalah maligna, terutama jika perubahan disadari pada
pasien usia kurang dari 40 tahun. Namun, perubahan lesi yang disadari
terjadi dalam waktu singkat juga merupakan indikator berpotensi menjadi
maligna dan memerlukan tindakan biopsi untuk diagnosis pasti. Nevus
melanositik yang didapat biasanya kurang dari 1 cm (diameter) dan
biasanya berwarna gelap dan kecoklatan, tapi warnanya biasa bervariasi
dari seperti warna kulit (tidak berpigmen) sampai agak kehitaman.
2. Pemeriksaan Fisik :
Pada

pemeriksaan fisik, inspeksi yang teliti terhadap lesi harus

dilakukan dengan baik. Dokumentasikan dimensi dan warna dari semua


lesi dan lokasinya. Ukuran nevus melanositik kongenital bervariasi dan
biasanya diklasifikasikan sebagai kecil (< 1 cm), intermediat (1-3 cm),
atau besar/giant (>3 cm). Nevus melanositik kongenital biasanya
berpigmen, gelap dan coklat, terutama padalesi yang tipis. Sel dapat
meluas dari tingkat epidermis ke lemak subkutan. Lesi ini dapat memiliki
banyak warna, dan kadang-kadang sukar dibedakan dengan melanoma
berdasarkan pemeriksaan fisik saja. Nevus melanositik kongenital seperti
hamartoma, ia mengandung predominan dari melanosit, dan dapat
mempunyai penambahan folikel rambut, adanya folikel dan pertambahan
ukuran. Nevus melanositik didapat biasanya berdiameter kurang dari 1 cm
dan berpigmen merata. Namun beberapa tipe nevus melanositik seperti
Clark nevi mempunyai diameter lebih dari 1 cm. Junctional nevi berbentuk
makula atau papular tipis, warnanya coklat sampai dengan coklat
kehitaman. Compound nevi dan intradermal nevi mempunyai tampilan
dengan lesi sedikit elevasi. Compound nevi biasanya lebih terang
dari junctional nevi dan bervariasi dari gelap sampai coklat terang.
Beberapa compound nevi mempunyai area pigmentasi gelap, lebih sering
pada lesi bekas.
G. Patogenesis

Mutasi pada protein BRAF (protein yang berasal dari gen


RAS pada reseptor kinase) atau gen RAS sendiri (Thomas VD,
et al., 2008).
H. Patofisiologi
Kelainan congenital, genetic, gender / jenis kelamin, usia, rangsangan fisik
berulang, hormon, infeksi, gaya hidup, karsinogenik (bahan kimia, virus,
radiasi) dapat menimbulkan tumbuh atau berkembangnya sel tumor. Sel tumor
mendesak jaringan sehat sekitarnya secara serempak sehingga terbentuk simpai
(serabut pembungkus yang memisahkan jaringan tumor dari jaringan sehat).
Oleh karena bersimpai maka pada umumnya tumor jinak mudah dikeluarkan
dengan cara operasi (Price, 2006).
I. Gambaran Histopatologi
Secara histopatologi dapat dibedakan menjadi nevus junctional, nevus
compound, dan nevus intradermal. Pada nevus junctional, sel-sel nevus terletak
pada lapisan sel basal epidermis atau pada daerah taut dermo-epidermal,
sebagai sarang-sarang sel polygonal atau bundar dengan inti yang besar dan
pigmen yang nyata. Sering sel-sel nevus tampak pada ujung rete ridge yang
memanjang. Pada nevus compound atau tipe dermoepidermal, tampak sel-sel
nevus pada lapisan basal epidermis, zona taut dermo-epidermal, dan dermis.
Pada nevus intradermal, sarang-sarang sel nevus hanya tampak pada dermis.
Dari gambaran klinis nevus pigmentosus dapat diramalkan lokasi atau tipe
histologinya. Lesi datar, berwarna coklat sampai kehitaman, permukaan halus
dan tidak berambut biasanya sebagai nevus junctional. Sedangkan lesi yang
sedikit menonjol atau papilomatosa, berwarna kecoklatan, kadang-kadang
berambut biasanya sebagai nevus compound. Lesi berbentuk kubah atau
bertangkai hampir selalu berupa nevus intradermal (Putra, 2010).

Gambar 1. Gambaran Histopatologi pada Nevus Pigmentosus (Putra., 2010)


J. Penatalaksanaan
1.

Terapi Lama
Pasien dengan tumor jinak kulit biasanya datang dengan gangguan
kesehatan dan kosmetik, pembedahan biasanya menjadi pilihan yang
paling efektif.
a.

Tumor primer: eksisi sederhana

b.

Tumor residif: re-eksisi

2. Terapi Baru
Terapi medikamentosa tidak efektif dan tidak berperan dalam
diagnosis atau tatalaksana neoplasma jinak seperti nevus melanositik.
Nevus melanositik dapat diangkat dan dieksisi dengan operasi dengan
teknik biopsieksisi, shave excision, electrodesiccation dan ektirpasi
komplit, dengan alasan kosmetik atau karena atas indikasi berdasarkan
potensial biologik lesi untuk menjadi maligna. Nevus melanositik yang
diangkat karena alasan kosmetik biasanya dilakukan eksisi shave atau
tangensial, punch excision dilakukan untuk lesi yang kecil, dan lesi yang

besar mungkin memerlukan eksisi komplit dengan penutupan sutura


walaupun bersifat jinak karena lesi yang melebihi diameter 1 cm sukar
dilakukan dengan teknik shave excision (Siregar, 2004).
c. Komplikasi
Sebagian besar nevus pigmentosus merupakan lesi yang
tidak berbahaya kendati demikian, pada kasus-kasus yang
jarang dijumpai dapat terjadi perubahan maligna dan pada
lokai nevus tumbuh melanoma. Nevus yang memperlihatkan
perubahan warna atau ukuran, atau yang menjadi nevus yang
symptomatic (gatal) atau yang tepinya ireguler harus diangkat
untuk menentukan apakah sudah terjadi perubahan maligna
(Djuanda A, et al., 2007).
d. Prognosis
Pada umumnya baik. Tetapi pada nevus junctional dan nevus compound
harus mendapat perhatian karena ada kemungkinan berubah menjadi ganas
(Putra, 2010)

III. KESIMPULAN

1. Nevus pigmentosus merupakan tumor jinak yang tersusun dan sel-sel


nevus.
2. Sel-sel nevus kulit berasal dari neural crest, sel-sel ini membentuk sarangsarang kecil pada lapisan sel basal epidermis dan pada zona taut
dermoepidermal.
3. Pada klasifikasi nevus pigmentosus, gejala dan tanda dapat dibedakan
menjadi junction nevi, compund nevi dan intradermal nevi.
4. Umumnya tidak diperlukan pengobatan kecuali jika ada indikasi
kosmetika. Pengobatan yang dianjurkan adalah bedah insisi.

10

DAFTAR PUSTAKA

Kumar, Vinay., Cotran, Ramzi., S. Robbins, Stanley. L. 2007. Buku Ajar Patologi.
Jakarta: EGC.
Price, S.A. & Wilson, L.M., 2006. Patofisiologi, Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit Volume 2, Edisi 6. Jakarta: EGC
Putra, Imam Budi. 2010. Tumor Kulit Yang Berasal Dari Melanosytes System.
Sumatra Utara : USU
A, Djuanda, Hamzah M, Aisah S. 2007. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi
ke-5. Jakarta: Balai Penerbit FKUI
VD, Thomas, Swanson NA, Lee KK. 2008. Fitzpatricks Dermatology in General
Medicine 7th Edition. New York: McGraw Hill
Siregar, R.S. 2004. Saripati Penyakit Kulit. Jakarta : EGC
Graham-Brown, Robin. 2005. Lecture Notes Dermatologi. Jakarta : Erlangga
K , Wolff, et al. 2008. Fitzpatricks Dermatology in General Medicine 7th Edition.
New York: McGraw Hill
Casson P, Colen S. 2004. Dysplastic and Congenital Nevi Clinics in Plastic
Surgery. New York: McGraw Hill
J, Hanter, Savin J, Dahl M. 2003. Clinical Dermatology 3rd Edition. Massachusets,
USA: Blackwell Science

11

Anda mungkin juga menyukai